BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses pengeluaran atau proses untuk mendorong hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

1. Bab II Landasan Teori

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB II. Tinjauan Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II LANDASAN TEORI. Lazarus dan Folkman (dalam Morgan, 1986) menyebutkan bahwa kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi

Jenis-jenis Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa stres (Zimet dalam Louw & Viviers, 2010). Menurut Zimet dan kolega, dukungan sosial yang dipersepsikan dapat diperoleh dari orang lain yang signifikan atau orang terdekat yang memiliki kontak dengan keseharian individu, keluarga, dan teman. 2.1.2 Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial Menurut Sarafino (2006) bentuk-bentuk dukungan sosial di bagi kedalam 4 bentuk, yaitu: 1. Dukungan Emosional (Emotional/Esteem Support) Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengar keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.

2. Dukungan Instrumental (Instrumental/Tangible Support) Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang bagi individu atau menghibur saat individu mengalami stres. Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya. 3. Dukungan Informatif (Informational Support) Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjukpetunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat, dan petunjuk. 4. Dukungan Persahabatan (Companionship Support) Dukungan persahabatan mencakup kesediaan waktu orang lain untuk menghabiskan waktu atau bersama dengan individu, dengan demikian akan memberikan rasa keanggotaan dari suatu kelompok yang saling berbagi minat dan melakukan aktivitas sosial bersama.

2.1.3 Sumber Dukungan Sosial Individu akan mendapatkan dukungan sosial dari sumber-sumber yang telah dipercaya, apabila individu mendapat dukungan sosial dari sumber yang salah maka dukungan sosial tersebut tidak akan berguna. Jadi individu harus mendapatkan sumber dukungan dari orang-orang yang dekat dengan individu tersebut. Menurut Tylor (2006) sumber dukungan sosial berasal dari pasangan, keluarga, teman-teman, dan komunitas yang memiliki hubungan akrab dengan individu. Jika individu mendapatkan dukungan dari orang yang sudah akrab, maka dukungan tersebut akan sangat membantu dalam mencapai keinginannya 2.2 Kecemasan 2.2.1 Definisi Menurut Spielberger (dalam Carducci, 2009) berpendapat bahwa kecemasan merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata yang disertai dengan perubahan sistem syaraf otonom dan pengalaman subjektif sebagai tekanan, ketakutan dan kegelisahan. Konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Spielberger disusun sebagai usaha untuk mempertemukan banyaknya pendapat mengenai kecemasan. Penjelasan mengenai kecemasan sebagai berikut : A-State will be use to refer the complex emotional reaction that are evoked in individuals who interpret specific situation as personality threatening (Spielberger, 1972).

State anxiety digunakan untuk merujuk pada reaksi emosional yang kompleks yang muncul pada diri individu yang menginterpretasikan dituasi spesifik sebagai situasi yang mengancam secara personal (Spielberger, 1972). Kecemasan sesaat akan meningkat apabila individu merasa dirinya dalam keadaan terancam dan akan menurun kembali jika individu sedah merasa aman. Individu menghayati kecemasan sesaat ini secara subjektif, mengalami perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah. Pada dasarnya, kecemasan sesaat melibatkan proses yang timbul karena adanya stimulus dari dalam (pikiran atau ide) maupun dari luar yang mengundang bahaya atau ancaman. Stimulus yang mengancam tersebut juga dipengaruhi oleh sikap dan kemampuan serta kecemasan dasar (trait anxiety) yang sifatnya menetap dalam diri individu. Pengertian kecemasan dasar menurut Spielberger, 1972 adalah : trait anxiety refers to stable personality differences in anxiety proneness. It is not manifested directly in behavior, rather it is inffered from the frequency and intensity of the individuals anxiety states (Spielberger, 1972). Kecemasan dasar mengacu pada perbedaan kepribadian dalam kecenderungan mengalami kecemasan. Kecemasan tidak terlihat langsung dalam perilaku, melainkan dilihat dari intensitas dan frekuensi kecemasan sesaat yang dialami oleh masing-masing individu (Spielberger, 1972).

Kecemasan sesaat pada individu sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara individu menilai stimulus yang masuk ke dalam dirinya, proses penilaian individu terhadap stimulus yang masuk ke dalam dirinya ini dinamakan oleh Spielberger sebagai Cognitive Appraisal. Spielberger (1972) mengungkapkan bahwa terdapat dua karakteristik individu yang dapat mempengaruhi cognitive appraisal yang dimilikinya yaitu commitment dan belief. Commitment memberikan makna penting dari suatu situasi bagi individu. Apabila seseorang telah membuat commitment yang kuat terhadap suatu situasi, maka hal atau situasi tersebut akan menjadi sangat bermakna bagi individu. Belief merupakan suatu pengolahan kognitif yang terbentuk karena pemikiran individu. Terdapat dua macam belief yang sangat berpengaruh terhadap cognitive appraisal seseorang, yaitu : 1) Belief tentang control diri, belief ini mencerminkan penghayatan individu mengenai sejauh mana individu yang bersangkutan merasa mampu mengendalikan lingkungan atau dapat bertahan terhadap sesuatu kejadian yang mengancam dirinya. 2) Eksistensial belief, merupakan belief yang bersifat umum, yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan makna kehidupan bagi dirinya, serta untuk menumbuhkan harapan positif pada individu yang mengalami kesulitan, misalnya berupa keyakinan akan tuhan, nasib, takdir, dan

sebagainya. Dengan kata lain menjelaskan apa yang diyakini sebagai suatu kebenaran oleh individu, tanpa yang bersangkutan perlu menyukainya ataupun membuktikan kebenarannya. Menurut Spielberger (1972) terdapat dua bentuk stressor yang dapat memberikan implikasi yang berbeda terhadap individu yang berbeda, berkaitan dengan tingkat kecemasan dasar dalam diri individu : 1. Individu dengan tingkat kecemasan dasar yang tinggi akan menganggap keadaan dimana individu tersebut sedang atau akan dinilai, sebagai keadaan yang mengancam bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat kecemasan dasar yang rendah. 2. Keadaan yang dikarakteristikan secara fisik membahayakan, tidak mengakibatkan perbedaan reaksi pada individu yang memiliki tingkat kecemasan dasar yang tinggi maupun yang rendah, artinya keduanya akan menampilkan reaksi yang sama. Terjadinya kecemasan sesaat melalui beberapa proses yang bertahap. Proses tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kecemasan sesaat merupakan tingkah laku cemas yang tampak pada individu. Kecemasan sesaat terjadi karena adanya rangsang yang mengenai individu dan diri individu tersebut.

2. Rangsang itu dianggap sebagai suatu rangsang yang berbahaya dan mengancam. Rangsang tersebut dapat berasal dari luar ataupun dari dalam diri individu. 3. Penilaian individu terhadap rangsang yang berbahaya dipengaruhi oleh pengalaman dan keberhasilan individu tersebut dalam mengatasi rangsang sejenis dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri, perasaan subjektif individu terhadap bayangan-bayangan yang mencemaskan terhadap rangsang yang dihadapinya dan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya trait anxiety yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. 4. Suatu stressor yang tidak mendapat makna subjektif sebagai hal yang mengancam tidak akan menimbulkan state anxiety pada individu dan tingkah laku cemas tidak akan muncul. Sedangkan stressor yang mempunyai makna mengancam akan meningkatkan trait anxiety, baik pada individu yang kecemasan dasarnya besar maupun yang kecemasan dasarnya (trait anxiety) kecil. Akan tetapi peningkatantrait anxiety tidak secara otomatis merupakan peningkatan state anxiety individu juga. 5. Penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat dapat meredakan peningkatan kecemasan dasar. Hal ini mungkin tidak meningkatkan kecemasan sesaat individu dan tingkah laku yang ditampilkan individu bukan merupakan tingkah laku cemas sekalipun individu mempunyai kecemasan sesaat yang besar. Intensitas tergugahnya kecemasan

sesaat sebanding dengan besar kecilnya ancaman yang dihayati individu. Semakin besar ancaman yang dirasakan, semakin besar intensitas kecemasan sesaat. Sedangkan lamanya suatu rangsang dirasakan mengancam tergantung pada pengalaman individu dalam menghadapi situasi tersebut di masa lalu. 6. Kecemasan sesaat yang tergugah akan mengaktifkan sistem syaraf otonom dalam diri individu sehingga terjadi reaksi-reaksi fisiologis tubuh tertentu. Individu yang dihadapkan pada rangsang yang mengancam dan meningkatkan kecemasan sesaatnya akan berusaha untuk mengindari dan mereduksi kecemasan tersebut sebagai upaya untuk menyesuaikan diri. Keberhasilan ataupun kegagalan individu dalam penggunaan mekanisme pertahanan diri ini akan merupakan umpan balik yang mempengaruhi penilaian kognitif individu sehingga individu menjadi lebih selektif dalam menggunakan mekanisme pertahanan diri di masa yang akan datang. 2.2.2 Faktor Pencetus Kecemasan Menurut Stuart and Sundeen (1998:181), pencetus timbulnya kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal maupun sumber eksternal, hal tersebut dibedakan menjadi: a. Ancaman terhadap integritas fisik Merupakan ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi,

lingkungan, ancaman keselamatan, sedangkan sumber internal merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan. b. Ancaman terhadap self esteem Merupakan sesuatu yang terjadi yang dapat merusak identitas harapan diri dan integritas fungsi sosial, meliputi sumber eksternal yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, teman dekat, perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial, sedangkan sumber internal yaitu kesulitan dalam hubungan interpersonal di dalam rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat. 2.3 Persalinan 2.3.1 Definisi Menurut Bobak, dkk (2004) persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau ari) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998). Persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah pada usia kehamilan antara 37-42 minggu, presentasi belakang kepala, persalinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan, setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.

2.3.2 Bentuk Persalinan Bentuk persalinan menurut Manuaba (1998) sebagai berikut: a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan diberi rangsangan.

2.4 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir ini menggambarkan tentang fenomena yang terjadi. Dalam persalinan ada beberapa metode yang dapat dipilih ibu, yaitu proses persalinan normal atau alami adapula yang melalui operasi, tidak jarang ibu memilih melahirkan dengan cara operasi yang dianggapnya lebih tidak terasa menyakitkan, namun tidak jarang pula ibu yang memilih untuk melahirkan melalui jalan normal atau alami yang biasa disebut juga dengan persalinan pervaginam. Ibu yang akan menghadapi persalinan, baik itu melalui operasi atau normal akan merasakan kecemasan. Pada ibu yang memilih melahirkan

normal biasanya akan mengalami kecemasan-kecemasan atau kekhawatiran akan proses persalinannya, cemas akan rasa sakit luar biasa yang akan dirasakan saat melahirkan sang bayi. Sebagian besar ibu yang akan menghadapi proses melahirkan akan mengalami kecemasan sesaat, karena ibu merasa dirinya dalam keadaan terancam, akan tetapi jika ibu memang merupakan seorang yang pencemas, ia akan tetap merasakan cemas, baik dalam menghadapi proses persalinan maupun tidak. Kecemasan sesaat akan meningkat apabila individu merasa dirinya dalam keadaan terancam dan akan menurun kembali jika individu sudah merasa aman. Individu menghayati kecemasan sesaat ini secara subjektif, mengalami perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah. Sedangkan kecemasan dasar mengacu pada perbedaan kepribadian dalam kecenderungan mengalami kecemasan. Kecemasan tidak terlihat langsung dalam perilaku, melainkan dilihat dari intensitas dan frekuensi kecemasan sesaat yang dialami oleh masing-masing individu (Spielberger, 1972). Saat ibu merasa cemas, dukungan dari keluarga terdekat sangatlah diperlukan bagi ibu untuk memberikan rasa nyaman, dengan cara memberikan perhatiannya saat ibu merasa mulas, mendampingi ibu pada saat proses melahirkan, dll. Disini peneliti ingin melihat apakan ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan ibu untuk melahirkan secara normal. Dari definisi yang disebutkan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dukungan sosial bermanfaat dalam pengendalian seseorang terhadap tingkat kecemasan dan dapat pula mengurangi tekanan-tekanan yang ada pada konflik

yang terjadi pada dirinya. Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan didapatkan dari keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun keluarga dekat lainnya. Dukungan keluarga dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa puas, rasa nyaman dan membuat orang yang bersangkutan merasa mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesejahteraan jiwa manusia. 2.4 Hipotesis ho1 = Tidak Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan Trait ibu untuk melahirkan secara normal ha1 = Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan Trait ibu untuk melahirkan secara normal. Ho2 = Tidak Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan State ibu untuk melahirkan secara normal Ha2 = Ada korelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan State ibu untuk melahirkan secara normal.