BAB 4 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penyusunan Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Bandar

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Biaya Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran

Universitas Sumatera Utara

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : APRIL 2012

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : MEI 2012

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

Struktur Organisasi PT. XL AXIATA Medan

SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT. OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan menerapkan sistem berbeda-beda yang disesuaikan dengan

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR...xiv. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

ANALISIS EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. YUDHISTIRA CABANG PALEMBANG

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN, PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab

BAB 3 GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN IMBALAN KERJA DI PT. PGN (Persero) Tbk.

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan skala usaha yang berbeda hingga jumlah modal yang ditanamkan juga

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Penggajian

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB 4 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Bandar Udara Soekarno-Hatta) Analisa tersebut memiliki dua sifat, yaitu bottom up budgeting dan top down budgeting. Tetapi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta hanya menggunakan satu sifat. Yaitu sifat bottom up budgeting. Tahapan anggaran yang bersifat bottom up disetiap bagian-bagian yaitu: 1. Menyusun RKAP nmengenai anggaran tahun lalu sebagai laporan dan mempersiapkan rencana anggaran yang akan datang. 2. Rancangan-rancangan yang sudah dibuat dari setiap-setiap bagian disampaikan kepada kepala bidang perusahaan. Pihak kepala bidang

(kabid) perusahaan melakukan pendataan mengenai laporan-laporan masa lalu, dari setiap bagian dan menampung rencana kegiatan anggaran perusahaan untuk kegiatan masa yang akan datang, dan mengevaluasi rencana-rencana uang yang dimaksud untuk dibahas didalam rapat anggaran. 3. Dalam mengavaluasi RAKP yang baru dilibatkan petugas-petugas administrasi umum, kepala divisi, kepala dinas, kemudian asisten kepala bidang menyusun dan mengirimkan realisasi anggaran tahunan dan RAKP yang akan datang ke PT.Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta. Dalam penyusunan anggaran biaya operasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta memiliki penyusunan anggaran yang telah ditetapkan yaitu penyusunan Rencana Anggaran Operasional (RAO) yang termasuk didalamnya anggaran biaya operasi. Jadi dapat dikatakan apabila membahas prosedur penyusunan rencana anggaran operasi berarti pula membahas prosedur penyusunan anggaran biaya operasional. Rencana anggaran biaya operasi disusun dengan menggunakan formulir-formulir yang telah ditetapkan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan maksud untuk keseragaman dan kesatuan pendapat sehingga pada saat penyusunan anggaran operasi akan lebih mudah. Formulir-formulir yang telah ditetapkan yaitu formulir yang berisi biayabiaya yang akan dianggarkan, serta data lainnya yang diperlukan dalam penyusunan anggaran.

Pada saat penyusunan rencana anggaran biaya operasi maupun anggaran lainnya PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta) memperhatikan sumber-sumber data yang berkaitan dengan rencana anggaran. Sumber-sumber data sebagai berikut: 1. Realisasi tahun yang lalu dari laporan akuntansi, 2. Realisasi anggaran tunai tahun yang lalu, 3. Realisasi anggaran tunai sampai bulan terkahir pada tahun anggaran berjalan, 4. Memprediksi angka untuk tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran mendatang, 5. Perkiraan kenaikan biaya operasi dihubungkan dengan target yang harus dicapai dan inflasi, 6. Kenaikan berkala dalam anggaran biaya dan kebijakan-kebijakan lainnya. Menurut analisis diatas bahwa perencanaan anggaran biaya operasi yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar udara Soekarno-Hatta cukup memadai, hal ini terlihat dengan telah dilaksanakannya prosedurprosedur anggaran secara seksama, cermat, dan terpadu. Dalam prosedur ini perusahaan menggunakan sifat bottom up budgeting untuk menyusun anggaran. Walaupun metode ini mempunyai kelemahan, yaitu bahwa didalam penyusunannya lebih banyak keterampilan peramalan, namun dari sifat ini lebih mendukung fungsi anggaran karena diikut sertakan dalam proses penyusunan anggaran.

Disamping itu juga bawahan akan lebih dapat memahami anggaran yang mereka susun sendiri sehingga akan dapat dilaksanakan dengan baik. Adanya pembentukan tim anggaran yang merupakan orang-orang pilihan yang mengetahui arah perusahaan serta sasaran yang ingin dicapai untuk periode anggaran tersebut. B. Pengendalian Biaya Operasi Yang Dilaksanakan Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Pada perusahaan pengendalian yang digunakan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan, dan standarstandar secara efisiensi seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan. Dengan adanya pengendalian biaya yang efektif, maka akan dapat dilakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga kemudian akan dapat pula segera dilakukan koreksi untuk memperbaiki. Langkah-langkah yang dilakukakan kepala bidang (kabid) dalam melakukan pengendalian biaya operasi: 1. Mengumpulkan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian mengenai anggaran biaya yang telah diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya untuk dijadikan sebagai acuan pada tahun selanjutnya. 2. Menganalisis Yaitu menganalisa data yang telah dikumpulkan melalui penelitian, untuk melihat apakah didalam pengendalian biaya operasi tersebut

terjadi kesalahan-kesalahan, sehingga dapat segera dilakukan koreksi untuk memperbaikinya. 3. Memproses Merupakan suatu langkah kegiatan yang sedang berjalan untuk mendapatkan suatu hasil, dimana hasil tersebut merupakan akhir dari sebuah langkah. Dalam melakukan proses pengendalian juga diperlukan beberapa prosedur, yaitu: a. Menetapkan tolak ukur standar sebagai dasar untuk melaksanakan pengukuran. b. Melaksanakan pencatatan hasil atas pelaksanaan yang sebenarnya. c. Melaksanakan perbandingan terhadap pelaksanaan hasil-hasil yang sebenarnya dengan standar- standar yang telah ditetapkan. 4. Hasil Suatu kesimpulan akhir yang didapat dari serangkaian langkah yang telah dilakukan guna mengetahui apakah pengendalian biaya operasi tersebut telah sesuai dengan rencana yang telah dianggarkan. Pengendalian biaya operasi yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari makin majunya perusahaan transportasi udara ini dalam mengembangkan perusahaannya. Sebagai salah satu Bandar udara terbesar di Indonesia PT. Angkasa pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta telah bekerjasama dengan banyak perusahaan lain,

misalnya perusahaan pesawat terbang, perusahaan makanan, perusahaan souvenir dan aksesoris. Perusahaan pesawat terbang dalam negeri yang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar udara Soekarno- Hatta yaitu, Garuda Indonesia, Batavia Air, Sriwijaya Air, Merpati, dan masih banyak lagi. Sedangkan dari luar negeri yaitu, Singapore Airlines, Saudi Arabia Airlines, dan masih banyak lagi. Perusahaan makanan yang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta yaitu, Hoka-hoka Bento, KFC, Dunkin Donnuts, Brownies Amanda, dan masih banyak lagi. Perusahaan souvenir dan aksesories yang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta yaitu, Batik Keris, Tupperware, dan lain-lain. C. Peran Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Pengendalian Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno- Hatta 1. Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Batas pengeluaran yang dilakukan agar menjadi pedoman sehingga biaya yang sebenarnya tidak melebihi dari jumlah yang telah ditentukan dalam rapat anggaran. Berikut ini adalah laporan anggaran biaya eksploitasi beban usaha yang ada pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta.

Tabel 4.1 Anggaran Biaya Eksploitasi Beban Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta 2006 Dalam 000 No Uraian Pencapaian Terhadap Realisasi Th 2006 Pencapaian Terhadap RKA Januari - Desember RKA Realisasi Deviasi % A. Beban Usaha 1 Beban Pegawai a Penghasilan Pegawai 62,450,747 62,504,025 53,278 100 b Tunjangan Kesejahteraan 35,675,910 34,344,998-1,330,912 96 c Beban Pendidikan 776,500 311,413-465,087 40 Jumlah 1. 98,903,157 97,160,436-1,742,721 98 2 Beban Bahan Pembantu 4,889,497 4,371,180-518,317 89 3 beban Operasi 80,039,450 91,202,547 11,163,097 114 4 Beban Pemeliharaan 43,739,262 28,111,863-15,627,399 64 5 Beban Umum 4,310,650 3,283,187-1,027,463 76 6 Beban Pajak 9,682,543 8,554,646-1,127,897 88 7 Beban Penyusutan 36,905,981 36,920,013 14,032 100 8 Beban Amortisasi 292,500 420,497 127,997 144 Total Jumlah Beban Usaha 278,763,039 270,024,369-8,738,670 97 Sumber : Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

Tabel 4.1.1 Beban Pegawai Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Penghasilan Pegawai : 1 Gaji dan Upah 26,292,839 26,680,758 387,919 2 Tunjangan Prestasi 36,157,908 35,823,267-334,641 Total 62,450,747 62,504,025 53,278 b. Tunjangan Kesejahteraan : 1 Pakaian Dinas - 331,465 331,465 2 Uang Transport 4,476,600 4,111,190-365,410 3 Tunj. Perumahan Akhir Masa Tugas 731,529 636,500-95,029 4 Tunj. Khusus - - - 5 Kelebihan Jam Kerja (Lembur) 3,437,097 4,775,069 1,337,972 6 Tunj. Makanan Kecil dan Makanan 2,577,533 2,404,220-173,313 7 Pengobatan/perawatan 4,881,816 3,365,968-1,515,848 8 Obat-obatan 1,443,750 1,217,421-226,329 9 Tunj. Cuti 4,520,127 5,634,715 1,114,588 10 Jasa Produksi atau Bonus - - - 11 Bantuan Sewa Rumah 4,906,418 5,438,870 532,452 12 Tunj. Profesi 2,343,039 2,251,573-91,466 13 Pajak Penghasilan Pegawai 9,577,585 21,195,734 11,618,149 14 Sumbangan kematian/kelahiran/perkawinan 108,000 81,173-26827 Total 35,675,910 34,344,998-1,330,912 c Biaya Pendidikan: 776,500 311,413-465,087 Total Beban Pegawai 98,903,157 97,160,436-1,742,721

Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Dari table 4.1.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Total gaji pegawai yang dianggarkan adalah sebesar Rp 62,450,747,000. Dan realisasi yang berhasil dicapai sebesar Rp 62,504,025,000. Dengan hasil realisasi yang lebih besar daripada RKA yang dianggarkan, maka perusahaan mendapatkan kerugian atau selisih unfavorable sebesar Rp 53,278,000. 2. Total dari tunjangan kesejahteraan yang dianggarkan adalah sebesar Rp 35,675,910,000 dan realisasi yang berhasil dicapai yaitu sebesar Rp 34,344,998,000. Dengan hasil realisasi yang lebih kecil, maka perusahaan mendapatkan selisih yang menguntungkan atau selisih favorable, selisih yang didapat perusahaan sebesar Rp 465,087,000. 3. Total biaya pendidikan yang dianggarkan adalah sebesar Rp 776,500,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai perusahaan hanya sebesar Rp 311,413,000. Realisasi yang lebih kecil daripada dana yang dianggarkan membuat perusahaan mengalami selisih favorable sebesar Rp465,087,000. Total dari RKA yang dianggarkan pada beban pegawai yang mencakup dari total gaji pegawai, total tunjangan kesejahteraan, dan total biaya pendidikan adalah sebesar Rp 98,903,157,000 dan total dana yang terealisasi hanyalah sebesar Rp 97,160,436,000. Perusahaan mendapatkan selisih favorable sebesar Rp 1,742,721,000 yang disebabkan dari kecilnya hasil

realisasi yang dapat dicapai bila dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan.

Tabel 4.1.2 Beban Bahan Pembantu (Supplies) Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Keperluan Bahan Bakar 1,604,520 1,460,531-143,989 b. Keperluan KPK.PK 597,500 263,980-333,520 c. Keperluan Telekomunikasi 150,000 145,003-4,997 d Keperluan Bengkel 6,900 5,839-1,061 e Keperluan Kantor 1,877,998 1,993,963 115,965 f Obat-obatan UGD 30,000 - -30,000 g Keperluan Komputer 522,577 401,295-121,282 h Keperluan Lain-lain 100,002 100,569 567 Total Beban Pembantu 4,889,497 4,371,180-518,317 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Dari tabel 4.1.2 didapat kesimpulan bahwa total beban bahan pembantu (supplies) yang dianggarkan adalah Rp 4,889,497,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai adalah sebesar Rp 4,371,180,000. Perusahaan mengalami selisih favorable sudah terlihat dari beberapa keperluan yang mencapai target yang diharapkan. Misalnya, keperluan bahan bakar, RKA yang dianggarkan sebesar Rp 1,604,520,000 namun realisasi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp 1,460,531,000. Dari hasil tersebut didapat selisih sebesar Rp 143,989,000. Keperluan PKP.PK (Pertolongan Pertama

Pada Pemadam Kebakaran) yang dianggarkan sebesar Rp597,500,000, tetapi hasil yang terealisasi hanya sebesar Rp 263,980,000. Maka perusahaan memperoleh selisih sebesar Rp 333,520,000.

Tabel 4.1.3 Beban Operasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Listrik 49,335,651 59,607,299 10,271,649 b. Air 6,760,939 6,578,084-182,855 c. Saluran/VSAT 3,289,800 2,529,655-760,145 d. Telepon 870,000 788,550-81,450 e. Kendaraan 4,122,396 3,504,206 `-618,190 f. Latihan PGD - - - g. Pegawai Meteorologi 253,980 290,002 36,022 h. Pegawai Adbandara/KODAL 138,527 158,174 19,647 i. Operasi Lain-lain 375,000 363,000-12,000 j. Kontribusi PJP Kepada BMG - - - k. Kontribusi Kepada PEMDA - - - l. Collection Fee - - - 1 Pengelolaan Parkir 2,349,782 3,250,127 900,345 2 Psc 4,697,312 5,039,386 342,074 3 Common use Check in - - - Total 7,047,093 8,289,513 1,242,420 m. Operasi keamanan 6,509,000 7,748,861 1,239,861 n. Asuransi Airport Liability - - - o. Asuransi Asset - - - p. Outsourching Tenaga Kerja 1,337,065 1,345,203 8,138 q. Outsourching Komputer - - - Total Beban Operasi 80,039,450 91,202,547 11,163,097 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

Dari tabel 4.1.3 dapat diambil kesimpulan bahwa total beban operasi yang dianggarkan adalah sebesar Rp 91,202,547,000. Hasil realisasi yang lebih besar daripada RKA yang dianggarkan membuat perusahaan mendapatkan selisih unfavorable sebesar Rp 11,163,097,000 dan ini merupakan suatu ketidak beruntungan yang didapat oleh perusahaan.

Tabel 4.1.4 Beban Pemeliharaan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Landasan, Taxiway, Apron 3,142,173 1,780,571-1,361,602 B Lapangan, Jalan, Taman, Pagar 3,944,448 2,389,643-1,554,805 C Gedung/Kantor/Terminal 2,326,593 1,565,853-760,740 D Alat-alat Pengangkutan, Alatalat Besar, Alat-alat PKP.PK 1,846,843 1,143,107-703,736 E Alat-alat Penghubung Udara 5,500,000 5,306,191-193,809 F Alat-alat Kantor 239,250 71,495-167,755 G Instalasi Listrik 4,424,889 2,057,324-2,367,565 H Air Condition/Mekanikal 7,745,555 3,027,840-4,717,715 I Alat-alat Bengkel 6,900 - -6,900 J Instalasi Air 1,103,195 484,010-619,185 K L M Peralatan Komputer/Elektro Bandara 2,909,470 2,120,341-789,129 Pemeliharaan Lain-lain Aktiva Tetap 400,000 132,975-267,025 Kebersihan Total Beban Pemeliharaan 10,149,946 8,032,513-2,117,433 Total Beban Pemeliharaan 43,739,946 28,111,863-15,627,399 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

Dari tabel 4.1.4 total beban pemeliharaan yang dianggarkan adalah sebesar Rp 43,739,946,000. Tetapi total pencapaian realisasi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp28,111,863,000. Perusahaan mengalami selisih favorable atau selisih yang menguntungkan sebesar Rp 15,627,399,000. Selisih favorable yang didapat perusahaan terlihat jelas pada keperluan air condition/mekanikal, dana yang dianggarkan pada RKA adalah sebesar Rp 7,745,555,000 dan terealisasi hanya sebesar Rp 3,027,840,000. Dengan hasil yang demikian maka perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan sebesar Rp 4,717,715,000.

Tabel 4.1.5 Beban Umum Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Olah Raga & Binrohmas 250,000 86,132-163,868 b Honor Team Eksternal 250,000 43,221-206,779 c Asuransi Pensiunan, Kendaraan dan lain-lain 1,433,500 847,385-586,115 d Konsultan - - - e Akuntan Publik - - - f Promosi 180,000 135,614-44,386 g Beban Perjalanan Dinas: 1 Dalam Negeri 498,252 498,576 324 2 Luar Negeri - - - h Dewan Komisaris - - - i Beban Umum Lainnya 273,900 294,559 20,659 j Direksi - - - k Piutang Ragu-ragu - - - l Administrasi Bank 75,000 69,118-5,882 m Consumeable Supplies 1,349,998 1,308,582-41,416 n Bina Lingkungan - - - Total Beban Umum 4,310,650 3,283,187-1,027,463 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

Dari data pada tabel 4.1.5 yaitu total beban umum yang telah dianggarkan dalam RKA adalah sebesar Rp 4,310,650,000. Pada kenyataannya dana yang terealisasi hanyalah Rp 3,283,187,000. Selisih yang didapat berupa selisih favorable atau selisih yang menguntungkan sebesar Rp 1,027,463,000. Selisih terbesar terlihat dari pengeluaran untuk asuransi pensiunan, kendaraan, dan lain-lain sebesar Rp 586,115,000.

Tabel 4.1.6 Beban Pajak Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Pajak Penghasilan Sewa ruang/tanah 9,582,793 8,415,298-1,167,495 b Pajak Kendaraan 99,750 132,768 33,018 c Pajak Bumi dan Bangunan - 6,580 6,580 Total Beban Pajak 9,628,543 8,554,646-1,127,879 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Dari tabel diatas pada Beban Pajak, realisasi yang berhasil dicapai adalah sebesar Rp 8,554,646,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 9,628,543,000. Terjadi selisih sebesar Rp 1,127,879,000. Selisih tersebut merupakan selisih favorable atau selisih yang menguntungan.

Tabel 4.1.7 Beban Penyusutan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Penysutan 36,905,981 36,920,013 14,032 Total Beban Penyusutan 36,905,981 36,920,013 14,032 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Pada tabel Beban Penyusutan perusahaan mengalami selisih yang berupa selisih unfavorable atau selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 14,032,000. Dana yang dianggarkan pada beban ini adalah sebesar Rp 36,905,981,000 dan realisasinya sebesar Rp 36,920,013,000

Tabel 4.1.8 Beban Amortisasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Amortisasi 292,500 420,497 127,997 Total Beban Amortisasi 292,500 420,497 127,997 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Pada beban amortisasi terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp 127,997,000. Realisasi yang berhasil dicapai oleh perusahaan adalah sebesar Rp 420,497,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan adalah Rp 292,500,000.

Tabel 4.2 Anggaran Biaya Eksploitasi Beban Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta 2007 Dalam 000 Pencapaian Terhadap Pencapaian Terhadap RKA No Uraian Realisasi Th 2007 Januari - Desember RKA Realisasi Deviasi % A. Beban Usaha 1 Beban Pegawai a Penghasilan Pegawai 67,763,265 64,714,188-3,049,077-4 b Tunjangan Kesejahteraan 39,160,506 39,306,346 145,840 0 c Beban Pendidikan 350,000 656,184 306,184 87 Jumlah 1. 107,273,771 104,676,718-2,597,053-2 2 Beban Bahan Pembantu 5,305,442 4,441,878-863,564-16 3 beban Operasi 93,696,925 93,611,243-85,681 0 4 Beban Pemeliharaan 44,515,271 32,918,829-11,596,442-26 5 Beban Umum 4,018,269 3,234,999-783,270-19 6 Beban Pajak 32,278,804 26,003,728-6,245,076-19 7 Beban Penyusutan 37,857,923 30,386,712-7,471,211-20 8 Beban Amortisasi 489,901 353,647-136,254-28 Total Jumlah Beban Usaha 325,436,305 295,657,754-29,778,550-9 Sumber Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007)

Tabel 4.2.1 Beban Pegawai Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Penghasilan Pegawai : 1 Gaji dan Upah 28,476,963 27,374,236-1,102,727 2 Tunjangan Prestasi 39,286,302 37,339,953-1,946,349 Total 67,763,265 64,714,188-1,540,434 b. Tunjangan Kesejahteraan : 1 Pakaian Dinas 3,382,062 95,700-3,286,362 2 Uang Transport 4,019,604 3,992,128-27,477 3 Tunj. Perumahan Akhir Masa Tugas 1,575,000 1,355,000 220,000 4 Tunj. Khusus - - - 5 Kelebihan Jam Kerja (Lembur) 3,509,860 5,706,450 2,196,590 6 Tunj. Makanan Kecil dan Makanan 2,575,722 2,405,916-169,805 7 Pengobatan/perawatan 3,347,665 4,203,117 855,453 8 Obat-obatan 1,891,796 2,100,836 209,040 9 Tunj. Cuti 3,797,557 6,254,807 2,457,250 10 Jasa Produksi atau Bonus - - - 11 Bantuan Sewa Rumah 6,760,4209 6,935,120 174,700 12 Tunj. Profesi 2,753,468 2,030,345-723,123ss 13 Pajak Penghasilan Pegawai 5,426,603 4,074,950-1,351,653 14 Sumbangan kematian/kelahiran/perkawinan 120,750 151,977 31,227 Total 39,160,506 39,306,346 145,840 C Biaya Pendidikan: 350,000 656,184 306,184

Total Beban Pegawai 107,273,771 104,676,718-2,597,053 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Beban pegawai untuk: 1. Penghasilan pegawai, perusahaan dapat mencapai target realisasi sebesar Rp 64,714,188,000. Sedangkan RKA yang sudah dianggarkan lebih tinggi dari realisasi yang terjadi sebesar Rp 67,763,265,000. Dan selisih yang didapat oleh perusahaan berupa selisih favorable sebesar Rp 1,540,434,000 atau selisih yang menguntungkan. 2. Tunjangan kesejahteraan, perusahaan mendapatkan selisih. Selisih ini berupa unfavorable atau ketidak untungan sebesar Rp 145,840,000. Ketidak untungan didapat karena hasil realisasi lebih besar dari RKA yang sudah dianggarkan. RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 39,160,506,000. Sedangkan realisasi yang didapat mencapai Rp 39,306,346,000. 3. Biaya pendidikan, dalam biaya pendidikan perusahaan mendapat selisih yang menguntungkan atau selisih unfavorable dari RKA yang dianggarkan dengan realisasi yang berhasil dicapai. RKA yang telah dianggarkan sebesar Rp 350,000,000. Dan realisasi yang mampu dicapai oleh perusahaan sebesar Rp 656,184,000. Selisihnya sebesar Rp 306,184,000. Kesimpulan yang dapat diambil dari total beban pegawai yang mencakup penghasilan pegawai, tunjangan kesejahteraan, dan biaya pendidikan yaitu perusahaan mendapatkan selisih yang menguntungkan. Selisih yang terjadi sebesar Rp 2,597,053,000. Realisasi yang mampu dicapai perusahaan

hanyalah sebesar Rp 104,676,718,000. Padahal RKA yang telah dianggarkan sebesar Rp 107,273,771,000.

Tabel 4.2.2 Beban Bahan Pembantu (Supplies) Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Keperluan Bahan Bakar 1,517,536 1,551,802 34,267 b. Keperluan KPK.PK 833,353 280,651-552,702 c. Keperluan Telekomunikasi 149,283 158,734 9,451 d Keperluan Bengkel - - - E Keperluan Kantor 2,040,590 1,861,388-179,202 F Obat-obatan UGD 30,000 29,550-450 G Keperluan Komputer 634,681 454,087-180,549 H Keperluan Lain-lain 100,000 105,666 5,666 Total Beban Bahan Pembantu 5,305,442 4,441,878-863,564 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada beban bahan pembantu supplies perusahaan mendapatkan selisih favorable atau selisih yang menguntungkan. Selisih tersebut sebesar Rp 863,465,000. Selisih terjadi diakibatkan realisasi yang dicapai oleh perusahaan lebih kecil jika dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan. Realisasi yang berhasil dicapai perusahaan hanya sebesar Rp 4,441,878,000, sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 5,305,442,000. Selisih yang paling besar terjadi untuk keperluan KPK.PK yaitu sebesar Rp 552,702,000. Selisih ini jauh sekali jika dibandingkan dengan realisasi

yang berhasil dicapai. Realisasi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp 280,651,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 833,353,000.

Tabel 4.2.3 Beban Operasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Listrik 58,520,532 59,339,275 818,743 b. Air 7,790,000 7,361,662-428,338 c. Saluran/VSAT 1,791,817 1,677,578-114,239 d. Telepon 870,000 805,403-64,597 e. Kendaraan 4,123,386 3,718,915 `-404,471 f. Latihan PGD 500,000 - -500,000 g. Pegawai Meteorologi - - - h. Pegawai Adbandara/KODAL 162,840 165,500 2,660 i. Operasi Lain-lain 350,000 4350,293 293 j. Kontribusi PJP Kepada BMG - - - k. Kontribusi Kepada PEMDA - - - l. Collection Fee 1 Pengelolaan Parkir 2,159,421 2,091,453-67,969 2 Psc 5,302,338 4,763,650-538,688 3 Common use Check in - - - Total 7,461,759 6,855,103-606,657 m. Operasi keamanan 20,756,902 18,172,919-184,869 n. Asuransi Airport Liability - - - o. Asuransi Asset - - - p. Outsourching Tenaga Kerja 10,349,961 9,225,332-1,395,794 q. Outsourching Komputer - - - Total Beban Operasi 205,914,930 195,422,787-85,681

Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada tabel 4.2.3 total beban operasi pada perusahaan mengalami selisih yang lumayan besar. Selisih favorable yang didapat perusahaan sebesar Rp 85,681,000. Realisasi yang dapat dicapai perusahaan sebesar Rp 195,422,787,000. Dan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 205,914,930,000.

Tabel 4.2.4 Beban Pemeliharaan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Landasan, Taxiway, Apron 2,788,262 1,580,509-1,207,753 B Lapangan, Jalan, Taman, Pagar 4,065,223 2,116,998-1,948,226 C Gedung/Kantor/Terminal 3,954,254 2,645,354-1,308,900 D Alat-alat Pengangkutan, Alat-alat Besar, Alat-alat PKP.PK 1,623,971 1,757,139-133,168 E Alat-alat Penghubung Udara 5,892,634 5,356,274-536,361 F Alat-alat Kantor 160,250 47,608-112,642 G Instalasi Listrik 4,283,962 2,596,264-1,687,696 H Air Condition/Mekanikal 4,164,748 3,356,999-807,749 I Alat-alat Bengkel 6,375 3,280-3,095 J Instalasi Air 1,139,657 738,794-400,863 K L M Peralatan Komputer/Elektro Bandara 2,984,541 1,996,478-988,063 Pemeliharaan Lain-lain Aktiva Tetap 363,016 177,344-185,672 Kebersihan Total Beban Pemeliharaan 13,088,378 10,545,790-2,542,589 Total Beban Pemeliharaan 44,515,271 32,918,829-11,596,442 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007)

pada beban pemeliharaan, perusahaan mengalami selisish yang berupa favorable. Selisih yang terjadi disebabkan karena hasil realisasi lebih kecil daripada anggaran yang telah dianggarkan. Realisasi yang tercapai hanyalah Rp 32,918,829,000. Sedangkan RKA yang sudah dianggarkan adalah sebesar Rp 44,515,271,000. Selisih yang terjadi sebesar Rp 11,596,442,000. Pada beban pemeliharaan tahun ini, untuk seluruh keperluan perusahaan mengalami selisih favorable, karena seluruh biaya keperluan yang termasuk kedalam beban pemeliharaan tidak mendapatkan hasil realisasi yang mampu melebihi dari RKA yang dianggarkan oleh perusahaan. Beban pemeliharaan yang didapat oleh perusahaan pada tahun ini dan tahun sebelumnya sama. Perusahaan sama-sama mengalami selisih yang menguntungkan dari setiap keperluannya.

Tabel 4.2.5 Beban Umum Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Olah Raga & Binrohmas 100,000 63,743-36,257 B Honor Team Eksternal 250,000 55,471-194,529 C Asuransi Pensiunan, Kendaraan dan lain-lain 1,247,297 785,267-462,030 d Konsultan - - - E Akuntan Publik - - - F Promosi 250,000 255,970 5,970 G Beban Perjalanan Dinas: 1 Dalam Negeri 509,916 589,334 79,418 2 Luar Negeri - - - H Dewan Komisaris - - - I Beban Umum Lainnya 250,000 268,546 18,546 J Direksi - - - K Piutang Ragu-ragu - - - L Administrasi Bank 75,000 55,194-19,806 m Consumeable Supplies 1,336,056 1,161,475-174,582 N Bina Lingkungan - - - Total Beban Umum 4,018,269 3,234,999-783,270 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007)

Perusahaan mendapatkan selisih sebesar Rp 783,270,000. Selisih ini menguntungkan untuk perusahaan. Ini disebabkan karena hasil realisasi lebih rendah dari RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan oleh perusahaan sebesar Rp 4,018,269,000. Sedangkan pada kenyataannya realisasi yang dapat dicapai hanya sebesar Rp 3,234,999,000.

Tabel 4.2.6 Beban Pajak Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Pajak Penghasilan Sewa ruang/tanah 11,111,220 4,904,009-6,207,212 B Pajak Kendaraan 167,583 120,683-46,900 C Pajak Bumi dan Bangunan 21,000,000 21,009,036 9,036 Total Beban Pajak 32,278,804 26,033,728-6,245,076 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada beban pajak RKA yang dianggarkan oleh perusahaan mencapai Rp 32,278,804,000. Namun pada kenyataannya realisasi yang dapat dicapai hanya sebesar Rp 26,033,728,000. Dengan adanya realisasi yang lebih rendah dari RKA yang dianggarkan, perusahaan mendapatkan selisih yang menguntungkan sebesar Rp 6,245,076,000.

Tabel 4.2.7 Beban Penyusutan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Penysutan 37,857,923 30,386,712-7,471,211 Total Beban Penyusutan 37,857,923 30,386,712-7,471,211 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada beban penyusutan perusahaan medapatkan selisih favorable sebesar Rp 7,471,211,000. Hal ini terjadi diakarenakan RKA yang lebih besar dari realisasi yang dicapai. RKA yang dianggarkan sebesar Rp 37,857,923,000. Sedangkan realisasi yang dapat dicapai hanya Rp 30,386,712,000.

Tabel 4.2.8 Beban Amortisasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Amortisasi 489,901 353,647-136,254 Total Beban Amortisasi 489,901 353,647-136,254 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada tabel 4.2.8 terlihat bahwa perusahaan mengalami selisih sebesar Rp 136,254,000. Selisih tersebut merupakan selisih favorable. Hal ini disebabkan oleh realisasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan.rka yang dianggarkan sebesar Rp 489,901,000, sedangkan realisasi yang tercapai hanya Rp 353,647,000.

Tabel 4.3 Anggaran Biaya Eksploitasi Beban Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta 2008 Dalam 000 No Uraian Pencapaian Terhadap Realisasi Th 2008 Pencapaian Terhadap RKA Januari Desember RKA Realisasi Deviasi % A. Beban Usaha 1 Beban Pegawai a Penghasilan Pegawai 124,165,163 122,624,729-1,540,434 99 b Tunjangan Kesejahteraan 86,182,008 100,147,830 13,865,823 116 c Beban Pendidikan 700,000 602,367-97,633 86 Jumlah 1. 211,047,171 223,274,927 12,227,756 106 2 Beban Bahan Pembantu 9,966,154 11,720,236 1,754,082 118 3 beban Operasi 205,914,930 195,422,787-10,492,143 95 4 Beban Pemeliharaan 82,583,134 83,364,092 780,958 101 5 sbeban Umum 27,820,111 55,705,573 27,885,462 200 6 Beban Pajak 57,487,842 57,472,219-15,623 100 7 Beban Penyusutan 85,000,000 76,712,442-8,287,558 90 8 Beban Amortisasi 979,802 1,406,958 427,156 144 Total Jumlah Beban Usaha 680,799,144 705,079,233 24,280,089 104 Sumber Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008)

Tabel 4.3.1 Beban Pegawai Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Penghasilan Pegawai : 1 Gaji dan Upah 7,193,450 43,794,984-3,398,466 2 Tunjangan Prestasi 76,971,713 78,829,745 1,858,032 Total 124,165,163 122,624,729-1,540,434 b. Tunjangan Kesejahteraan : 1 Pakaian Dinas 3,320,160 2,948,217-371,943 2 Uang Transport 10,761,249 9,190,491-1,570,758 3 Tunj. Perumahan Akhir Masa Tugas 2,914,500 2,042,500-872,000 4 Tunj. Khusus 9,761,549 9,460,170-301,379 5 Kelebihan Jam Kerja (Lembur) 8,088,000 9,442,599 1,354,599 6 Tunj. Makanan Kecil dan Makanan 5,150,571 6,712,095 1,561,524 7 Pengobatan/perawatan 8,092,190 8,763,101 670,911 8 Obat-obatan 4,566,554 5,433,855 867,301 9 Tunj. Cuti 9,661,549 9,324,625-336,924 10 Jasa Produksi atau Bonus - - - 11 Bantuan Sewa Rumah 9,231,228 10,132,446 901,218 12 Tunj. Profesi 4,657,273 4,995,938 338,665 13 Pajak Penghasilan Pegawai 9,577,585 21,195,734 11,618,149 14 Sumbangan kematian/kelahiran/perkawinan 399,600 406,060 6,460 Total 86,182,008 100,047,830 13,865,823

c Biaya Pendidikan: 700,000 602,367-97,633 Total Beban Pegawai 211,047,171 223,274,927 12,227,756 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada Beban Pegawai untuk: 1. Penghasilan pegawai, perusahaan mendapatkan selisih favorable sebesar Rp 1,540,434,000. Hal ini terjadi dikarenakan realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 124,165,163,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai hanyalah sebesar Rp 122,624,729,000. 2. Tunjangan kesejahteraan perusahaan mendapatkan selisih sebesar Rp 13,865,823,000. Selisih tersebut merupakan kerugian untuk perusahaan, dari RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 86,182,008,000. Sedangkan realisasi yang dapat dicapai oleh perusahaan adalah Rp 100,047,830,000. 3. Biaya pendidikan perusahaan mengalami selisih sebesar Rp 97,633,000. Selisih tersebut menguntungkan untuk perusahaan. Realisasi yang mampu dicapai hanyalah sebesar Rp 602,367,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan adalah Rp 700,000,000. Pada beban pegawai tahun 2008 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 ini selisih yang didapat oleh perusahaan berupa selisih unfavorable atau selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 12,227,756,000. Total RKA yang dianggarkan untuk beban pegawai ini adalah sebesar Rp 211,047,171,000.

Sedangkan realisasi yang tercapai adalah sebesar Rp 223,274,927,000. Dengan adanya hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan berusaha untuk mencapai laba yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Tetapi perusahaan belum mampu mendapatkan laba yang tinggi, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 4.3.2 Beban Bahan Pembantu Supplies Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Keperluan Bahan Bakar 3,831,943 4,166,579 334,636 b. Keperluan KPK.Pk 1,003,850 1,122,195 118,345 c. Keperluan Telekomunikasi 258,000 360,839 102,839 d Keperluan Bengkel - - - e Keperluan Kantor 3,770,000 5,156,382 1,386,382 f Obat-obatan UGD 60,000 57,750-2,250 g Keperluan Komputer 742,361 657,858-84,503 h Keperluan Lain-lain 300,000 198,633-101,367 Total Beban Bahan Pembantu 9,966,154 11,720,236 1,754,082 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada tabel beban bahan pembantu (supplies) perusahaan kembali berhasil mencapai realisasi yang diinginkan. Perusahaan mendapatkan selisih yang tidak menguntungkan atau selisih unfavorable sebesar Rp 1,754,082,000. Ketidak untungan pada tahun ini didapat dari hasil realisasi yang lebih besar dari tahun sebelumnya, realisasi yang berhasil dicapai sebesar Rp 11,720,236,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 9,966,154,000.

Tabel 4.3.3 Beban Operasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Listrik 124,255,740 121,489,973-2,765,767 b. Air 15,547,400 15,082,493-464,907 c. Saluran/VSAT 6,284,880 4,404,733-1,880,147 d. Telepon 1,740,000 1,524,343-215,657 e. Kendaraan 8,246,830 7,600,292 `(646,538) f. Latihan PGD - - - g. Pegawai Meteorologi - - - h. Pegawai Adbandara/KODAL 575,360 432,616-142,744 i. Operasi Lain-lain 5,008,528 4,257,393-751,135 j. Kontribusi PJP Kepada BMG - - - k. Kontribusi Kepada PEMDA - - - l. Collection Fee 1 Pengelolaan Parkir 3,649,329 3,839,194 189,865 2 Psc 9,500,000 9,393,499-106,501 3 Common use Check in - - - Total 13,149,329 13,232,692 83,363 m. Operasi keamanan 20,756,902 18,172,919-2,583,983 n. Asuransi Airport Liability - - - o. Asuransi Asset - - - p. Outsourching Tenaga Kerja 10,349,961 9,225,332-1,124,629 q. Outsourching Komputer - - - Total Beban Operasi 205,914,930 195,422,787-10,492,143

Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada tabel beban operasi untuk collection fee perusahaan mendapatkan selisih yang berupa unfavorable sebesar Rp 83,363,000 dari realisasi yang berhasil. Realisasi yang berhasil dicapai sebesar Rp 13,232,692,000. Dan RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 13,149,329,000. Sedangkan untuk total beban usaha perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan sebesar Rp 10,492,143,000 dari realisasi yang hanya berhasil dicapai sebesar Rp 195,422,787,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 205,914,930,000.

Tabel 4.3.4 Beban Pemeliharaan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Landasan, Taxiway, Apron 5,032,283 9,076,074 4,043,791 B Lapangan, Jalan, Taman, Pagar 7,753,993 7,447,613-306,380 C Gedung/Kantor/Terminal 6,333,940 7,823,184 1,489,243 D Alat-alat Pengangkutan, Alat-alat Besar, Alat-alat PKP.PK 3,235,237 3,514,535 279,298 E Alat-alat Penghubung Udara 10,137,980 6,941,287-3,196,694 F Alat-alat Kantor 316,654 118,607-198,047 G Instalasi Listrik 7,374,819 7,734,598 359,779 H Air Condition/Mekanikal 7,733,011 8,650,508 917,498 I Alat-alat Bengkel 12,500 11,840-661 J Instalasi Air 2,876,839 1,991,347-885,492 K L M Peralatan Komputer/Elektro Bandara 5,300,150 5,207,262-92,888 Pemeliharaan Lain-lain Aktiva Tetap 730,000 437,551-292.449 Kebersihan Total Beban Pemeliharaan 25,745,727 24,409,685-1,336,041 Total Beban Pemeliharaan 83,583,134 83,364,092 780,958 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008)

Pada tabel 4.2.4 untuk beban pemeliharaan perusahaan mendapatkan selisih sebesar Rp 780,958,000. RKA yang dianggarkan pada beban ini sebesar Rp 83,583,134,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai lebih tinggi dari RKA yang dianggarkan sebesar Rp 83,364,092,000.

Tabel 4.3.5 Beban Umum Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Olah Raga & Binrohmas 500,000 236,175-263,826 b Honor Team Eksternal 500,000 296,414-203,586 c Asuransi Pensiunan, Kendaraan dan lain-lain 2,523,381 1,694,771-828,611 d Konsultan 60,000 - -60,000 e Akuntan Publik - - - f Promosi 500,000 503,407 3,407 g Beban Perjalanan Dinas: 1 Dalam Negeri 1,086,729 1,065,554-21,175 2 Luar Negeri - - - h Dewan Komisaris - - - i Beban Umum Lainnya 500,000 512,019 12,019 j Direksi - - - k Piutang Ragu-ragu 20,000,000 49,513,383 29,513,383 l Administrasi Bank 150,000 155,047 5,047 m Consumeable Supplies 2,000,000 1,728,803-271,197 n Bina Lingkungan - - - Total Beban Umum 27,820,111 55,705,573 27,885,462 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008)

Pada tabel 4.2.5 untuk beban umum perusahaan mendapatkan selisih unfavorable, selisih yang didapatkan 2 kali lipat lebih besar dari RKA yang dianggarkan. Ketidak untungan yang didapatkan oleh perusahaan sebesar Rp 27,885,462,000. Realisasi yang berhasil dicapai adalah sebesar Rp 55,705,573,000. Dan RKA yang dianggarkan hanya sebesar Rp 27,820,111,000.

Tabel 4.3.6 Beban Pajak Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Pajak Penghasilan Sewa ruang/tanah 12,823,794 13,638,373 814,579 b Pajak Kendaraan 301,000 275,017-25,983 c Pajak Bumi dan Bangunan 44,363,048 43,558,829-804,219 Total Beban Pajak 57,487,842 57,472,219-15,623 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada beban pajak RKA yang dianggarkan oleh perusahaan sebesar Rp 57,487,842,000. Namun hasil realisasi yang tercapai hanya sebesar Rp 57,472,219,000. Dengan hasil realisasi yang lebih kecil dari RKA yang dianggarkan maka perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan atau selisih favorable sebesar Rp 15,623,000.

Tabel 4.3.7 Beban Penyusutan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Penysutan 85,000,000 76,712,442-8,287,558 Total Beban Penyusutan 85,000,000 76,712,442-8,287,558 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Total Beban penyusutan yang terjadi pada tahun 2008 mengalami selisih yang menguntungkan atau selisih favorable. Hal tersebut terjadi karena hasil realisasi lebih kecil dari RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan sebesar Rp 85,000,000,000. Sedangkan realisasi yang tercapai hanyalah sebesar Rp 76,712,442,000. Selisih yang terjadi sebesar Rp 8,287,558,000.

Tabel 4.3.8 Beban Amortisasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Amortisasi 979,802 1,406,958 427,156 Total Beban Amortisasi 979,802 1,406,958 427,156 Su mber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada beban amortisasi perusahaan mendapatkan selisih yang tidak menguntungkan atau selisih unfavorable sebesar Rp 427,156,000 dari realisasi yang tercapai. Realisasi yang tercapai sebesar Rp 1,406,958,000. Hasil realisasi yang terjai pada tahun 2008 jauh lebih tidak baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada beban amortisasi tahun 2008 RKA yang dianggarkan sebesar Rp 979,802,000.

Berikut adalah kesimpulan dari data yang telah diuraikan diatas. Data didapat dari anggaran biaya eksploitasi beban usaha pada tahun berjalan. Pencapaian terhadap realiasasi pada tahun berjalan merupakan hasil penjumlahan dari pencapaian terhadap realisasi perbulan dari bulan Januari- Desember tahun tersebut. Biaya eksploitasi pada tahun 2006, 2007, 2008 mengalami perubahan yang berbeda-beda. 1. Pada tahun 2006 realisasi yang berhasil dicapai oleh perusahaan hanya sebesar Rp 270,024,369,000, sedangkan RKA yang direncanakan adalah sebesar Rp 278,763,039,000. Dengan RKA yang lebih besar tersebut, membuktikan bahwa pada tahun 2006 tersebut perusahaan dapat mencapai target sesuai dengan rencana, dan ini menyebabkan perusahaan mengalami selisih favorable sebesar (8,738,670,000). Salah satu penyebab perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan ini dikarenakan biaya sewa listrik mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan RKA tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 ada pos biaya yang mengalami peningkatan lebih dari 10%, misalnya beban bahan pembantu (supplies) mengalami kenaikan sebesar Rp 518,317,000 dibandingkan anggaran tahun sebelumnya 2. Pada tahun 2007 realisasi yang dicapai oleh perusahaan hanya sebesar Rp 295,657,754,000. Sedangkan RKA yang direncanakan

pada awal tahun adalah sebesar Rp 325,436,305,000. Hal ini disebabkan pendapatan non aeronautika mengalami keuntungan sebesar Rp 29,778,550,000. Tetapi bila dibandingkan dengan RKA tahun 2006, meningkat sebesar Rp 46,673,266,000. 3. Pada tahun 2008 realisasi yang dicapai oleh perusahaan adalah sebesar Rp 705,079,233,000. Sedangkan RKA yang dianggarakan adalah sebesar Rp 680,799,144,000. Tentu saja ini membawa dampak yang baik bagi perusahaan, karna perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan atau selisih favorable sebesar Rp 24,280,089,000. Tentu saja kenaikan yang diperoleh pada tahun 2008 ini diharapkan akan terjadi lagi pada tahun-tahun berikutnya, sehingga perusahaan bisa berkembang lebih baik lagi.

Follow up (tindak manajemen) atas selisih unfavorable (selisih tidak menguntungkan) Follow up (tindakan manajemen) atas selisih unfavorable yang didapatkan oleh perusahaan yaitu, 1. perusahaan harus lebih teliti dalam mengambil keputusan untuk menentukan RKA yang akan dianggarkan agar hasil realisasi yang berhasil dicapai dapat melebihi RKA yang sudah dianggarkan oleh perusahaan pada awal rapat yang dilakukan oleh direksi. 2. Perusahaan harus mampu memperkirakan apakah biaya-biaya yang telah dianggarkan dalam RKA akan dapat tercapai dengan realisasi yang akan didapat nantinya. Dengan demikian perusahaan mampu meminimalisasikan kerugian (ketidak untungan) yang akan terjadi nantinya. Karena apabila RKA yang dianggarkan lebih besar dari realisasi yang mampu dicapai, membuktikan bahwa perusahaan belum dapat melakukan pengendalian biaya operasi dengan baik. Perusahaan harus bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi didalam perusahaan.

Follow up (tindakan manajemen) atas selisih favorable (selisih menguntungkan). Follow up (tindakan manajemen) atas selisih favorable (selisih menguntungkan) yang didapatkan perusahaan yaitu, 1. perusahaan harus dapat mempertahankan keuntungan yang sudah diperoleh. Agar keuntungan bisa tetap didapatkan, maka perusahaan harus meningkatkan kinerja manajemen dalam mengambil keputusan untuk RKA yang akan dianggarkan selanjutnya. Dengan demikian perusahaan dapat memaksimalisasikan keuntungan yang akan dicapai nantinya. Dengan adanya peningkatan yang dicapai oleh perusahaan, ini membuktikan bahwa perusahaan telah berhasil dalam melakukan pengendalian biaya operasi dengan baik. 2. Dan perusahaan harus mampu mengantisipasi dan memperbaiki masalah-masalah yang akan timbul dari RKA yang sudah dianggarkan agar RKA yang sudah dianggarkan tersebut tidak melebihi realisasi yang sudah dapat dicapai.

2. Peran Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Pengendalian Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Anggaran yang dibuat oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta ternyata belum berperan dengan baik didalam pengendalian biaya operasi perusahaan, hal ini terlihat dari data anggaran yang ada pada tahun 2006, 2007, 2008. 1. Pada tahun 2006, total RKA pada jumlah anggaran yang dianggarkan jauh lebih besar daripada total realisasi yang terlaksana. 2. Pada tahun 2007, total RKA pada jumlah anggaran yang dianggarkan jauh lebih besar daripada total realisasi yang terlaksana, tetapi total realisasi yang terjadi pada tahun 2007 meningkat daripada total realisasi pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2006. 3. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan yang lumayan baik. Dimana total realisasi yang dihasilkan lebih besar dari total RKA yang dianggarkan. 4. Tindakan perusahaan terhadap hasil selisih yang didapat oleh perusahaan adalah favorable. Sebab karena banyak selisih yang menguntungkan yang menyebabkan perusahaan mengalami keuntungan. Banyak beban yang dianggarkan dalam RKA melebihi hasil realisasi yang dicapai. Hasil yang mampu dicapai oleh perusahaan belum sepenuhnya maksimal. Ada beberapa beban yang dianggarkan pada RKA namun kenyataannya pada tingkat realisasinya tidak ada.