PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 GUNUNG TALANG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) OLEH VONNY APRETESIA NIM. 12010240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 GUNUNG TALANG Vonny Apretesia, RRP. Megahati, dan Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email: Vonnyapretesia@yahoo.co.id ABSTRACT Results of studying Biology class VIII SMPN 1 Gunung Talang has not reached the Minimum Completeness Criteria (MCC). Low student learning outcomes for students are less active in learning. Lack of student interaction with teachers. Teachers rarely use media and learning methods still less varied. One way to overcome this problem is to apply the learning model Think-Pair Share (TPS) with media images. This study aims to determine the application model Think-Pair-Share accompanied by media images in the learning process in the biology class VIII SMPN 1 Gunung Talang. The research is a randomized experimental design Posttest Only Design, the population is the entire eighth grade students enrolled in the academic year 2016/2017. The sampling technique by purposive sampling technique. Determination of the experimental class and control by means of a lottery, the first class is drawn as an experimental class, while the second class as the control class, the obtained experimental class that VIII2 class and control class is the class VIII5. The instrument used is a written test to shape an objective matter. Based on the analysis of cognitive assessment values obtained average value of final test grade students experiment was 66.81 and the average value of the control class is 58.02. The results of t-test analysis, obtained t (2.93) > t table (1.68) which means that H1 is accepted. From this study it can be concluded that the application of the learning model Think-Pair-Share with media images can improve learning outcomes biology class VIII SMPN 1 Gunung Talang on material Digestive System. Keyword: Learning begins with a teacher s question Pendahuluan Pembelajaran yang kondusif penuh interaksi timbal balik sangat didambakan oleh setiap pihak pada lingkungan pendidikan khususnya di dalam pembelajaran biologi. Proses pembelajaran melibatkan banyak hal salah satunya adalah subjek yang dibimbing (peserta didik) dan orang yang membimbing (pendidik/guru). Guru sebagai seorang pendidik harus mampu menggunakan model yang tepat dalam proses pembelajaran. Dengan model yang digunakan di dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga memperlihatkan hasil yang memuaskan (Lufri, 2007:1). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru mata pelajaran biologi SMPN 1 Gunung Talang pada bulan Januari 2016, masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pembelajaran masih terpusat pada guru. Pada pembelajaran tersebut masih banyak siswa yang kurang berperan aktif. Metode yang lebih dominan digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah, siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang diberikan guru. Jika diadakan kerja kelompok hanya beberapa siswa yang berpartisipasi, sedangkan yang lainnya diam dan mengandalkan siswa yang pandai. Hal ini menyebabkan hasil belajar biologi masih tegolong rendah. Untuk mengatasi masalah yang terjadi di SMPN 1 Gunung Talang, guru diharapkan mampu menggunakan model yang tepat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan model yang cocok dalam
Nilai Rata-Rata pembelajaran, salah satunya Think-Pair- Share (TPS). Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk memikirkan sendiri permasalahan yang disampaikan guru, dan meminta siswa untuk berpasangan untuk berdiskusi, kemudian meminta pasangan untuk berbagi ide dan informasi secara bergiliran (Istarani, 2014:68). Berdasarkan uraian di atas maka penulis telah melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Gunung Talang. Metode Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian ini akan menggunakan rancangan Randomized Postest Only Design.teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling karena sampel yang diambil meliputi keseluruhan unsur populasi. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara undian. Kelas VIII2 sebagai kelas eksperimen dan VIII5 sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan pembelajaran pada kelass eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) disertai media gambar, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Kemudian kedua kelas ini dilakukan tes akhir untuk melihat hasil belajar siswa pada kedua sampel. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah validitas soal, daya pembeda, indeks kesukaran, dan reliabilitas tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu unji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis nilai hasil belajar siswa pada kegiatan tes akhir diperoleh data nilai rata-rata tes, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipitesis. 1. Ranah kognitif Nilai rata-rata nilai kelas eksperimen 66,81 dan kelas kontrol 58,02. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dimana L0 < Ltabel maka dapat dikatakan data berdistribusi normal, uji hipotesis didapatkan hasil F hitung < F tabel maka dapat dikatakan kedua data bervarias homogen. Uji hipotesis didapatkan t hitung = 2,93 dan t tabel = 1,68. Jika t hitung > t tabel maka dapat dinyatakan hipotesis diterima. Hasil belajar biologi siswa diperoleh dari tes akhir pada materi sistem pencernaan. tes hasil belajar berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan empat optin. Jumlah soal tes akhir yang diberikan adalah 40 soal. Pada tes akhir kelas eksperimen diikuti oleh 22 siswa dan kelas kontrol 22 siswa. Berdasarkan Gambar 2 nilai rata-rata kognitif pada kelas eksperimen yaitu 66,81 dan kelas kontrol 58,02. 80 60 40 20 0 66,81 VIII.2 58,02 VIII.5 Kelas Sampel Eksperimen Kontrol Gambar 2.Nilai Rata-rata Kognitif Kelas Sampel 2. Ranah Psikomotor Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil penilaian lembar media gambar setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Nilai Rata-rata capaian optimum Kelas Sampel Pembahasan 1. Ranah kognitif Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMPN 1 Gunung Talang, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share disertai media gambar yaitu 66,81 dan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah yaitu 58,02. Dengan demikian, t hitung > t tabel maka hipotesis diterima dan dapat dinyatakan penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran Think-Pair- Share disertai media gambar didapatkan nilai siswa yang di atas KKM 5 orang dengan persentase 23,8%, sedangkan siswa yang dibawah KKM yaitu 17 orang dengan persentase 76,2%. Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah didapatkan nilai siswa yang di atas KKM 1 orang dengan persentase 4,5%, sedangkan nilai siswa yang dibawah KKM 21 orang dengan persentase 95,5%. Rendahnya persentase siswa yang tuntas pada kelas eksperimen dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan model yang digunakan. Ketika berpasangan siswa banyak yang sibuk berbicara dengan pasangannya. Hal yang dibicarakan tidak ada hubungannya dengan pelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang di inginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani (2014: 69) kekurangan pembelajaran Think-Pair-Share yaitu siswa kurang terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan yang ril atau nyata, siswa banyak meribut ketika berpasangan, bagi guru sulit untuk menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran siswa. Dari kedua kelas sampel hanya 6 orang yang mencapai KKM, keberhasilan yang didapat kurang maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zein (2010:107) menyatakan bahwa apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa, maka tingkatan keberhasilan tergolong kurang baik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, jika dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat memotivasi siswa untuk mempelajari materi dalam proses pembelajaran, selain itu siswa dapat bertukar fikiran dengan temannya melalui diskusi, dan dapat meningkatkan percaya diri siswa dengan cara mengemukakan hasil diskusi di depan kelas. Sesuai yang disampaikan oleh Istarani (2014:67) pembelajaran Think-Pair-Share dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa, dan analisis siswa terhadap suatu permasalahan, meningkatkan kerjasama, menghargai pendapat teman, dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Selain model yang digunakan, media gambar juga dapat memotivasi siswa untuk mempelajari materi sistem pencernaan, karena pada media gambar terdapat simbol-simbol, poin-poin yang jelas dan menarik. Hal ini sesuai dengan pendapat Fathurrohman dan Sukitno (2007:19) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi tentu sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Selain itu dengan adanya gambar dalam pembelajaran
tersebut membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah, siswa hanya mendengarkan guru menerangkan pembelajaran, dan mencatat apa yang dicatatkan oleh guru dipapan tulis dan ketika ditanya siswa hanya diam dan tidak mau mengeluarkan pendapatnya pada saat belajar. Sehingga tidak ada aktivitas antar sesama siswa dan usaha siswa dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Lufri (2007: 32) penggunaan metode ceramah memiliki beberapa kelemahan seperti materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan terbatas, kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme, ceramah sering dianggap sebagai metode membosankan, metode ceramah juga kurang menggairahkan belajar siswa bila guru kurang cakap berbicara, metode ceramah sering sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti atau belum, selain itu juga membuat anak didik tergantung pada guru. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Megahati (2015:89) metode pembelajaran ceramah dapat menyebabkan sebagian besar siswa bersifat pasif, kurang kreatif, enggan mengeluarkan pendapat dan merasa semuanya sudah cukup diperoleh dari penjelasan dari guru. 2. Ranah psikomotor Data penelitian pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen adalah mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada lembar media gambar sedangkan pada kelas kontrol yaitu dengan mencatat apa yang sudah dijelaskan guru. Penilaian psikomotor siswa diambil melalui nilai capaian optimum siswa sehingga terjadi peningkatan rata-rata pada pencapaian optimum pada kelas eksperimen 3,39 dengan predikat B+ dan pada kelas kontrol 3,21 dengan predikat B+. Tingginya keterampilan siswa kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol disebabkan karena pada jawaban media gambar sudah baik dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran meskipun ada juga beberapa kelompok yang kelengkapan hasil diskusi masih kurang lengkap karena dalam pembelajaran siswa banyak bermain-main. Menurut Hamdani (2011:250) Pembelajaran dengan menggunakan media dapat memperjelas suatu permasalahan dan relatif menunjukkan pokok permasalahan. Sedangkan pada kelas kontrol masih banyak siswa membuat catatan tidak lengkap dan tidak rapi, ada sebagian siswa malas mencatat dan tidak bersungguh-sungguh dalam belajar. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Gunung Talang maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think-Pair Share (TPS) disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang pada materi Sistem Pencernaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat memberikan masukan guna untuk meningkatkan hasil belajar biologi yaitu:guru bidang studi khususnya, dan guru bidang studi lain diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Think- Pair-Share disertai media gambar dalam proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.peneliti hendaknya melihat kondisi kelas jika menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share disertai media gambar. Daftar Pustaka Djamarah, S dan Zein, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrahman, P dan Sukitno, S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Adiatama. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV Pustaka Setia. Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan:Media Persada. Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.Padang : UNP Press. Megahati, R.R.P. M, Wati. E, Safitri. 2015. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Dengan Penerapan Metode Diskusi Kelompok Pleno pada Mata Kuliah Evolusi. STKIP PGRI SUMBAR: e-journal Penelitian Pendidikan IPA. Vol 1, No, 2: 82-92.