2 Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency Nia Ayu Salpia*Helfia Edial** Farida** Students of Geography Education Departement of STKIP PGRI West Sumatra* Lecturer Of Departement of Geography Education Departement STKIP PGRI West Sumatra** ABSTRAK This study aimed to obtain data and information and discuss data on the condition of groundwater quality around the sand mining in rivers Timbulun in Kenagarian Aur Duri Surantih, Pesisir Selatan Regency which includes the terms of physics (temperature, taste, odor, color and turbidity), the terms chemical (ph, Fe and Mn), the terms of biology (E-coli), and affordability / ease of getting groundwater community. This study was classified as a quantitative descriptive research is to describe the condition of groundwater quality with figures obtained from observations in the field and laboratory, from the result that the condition of groundwater quality in the area of research tailored to the requirements of drinking water quality according to the Decree of the Minister of Health No. 492/Menkes/Per/IV/2010. The results showed 1). physical quality (temperature and color) ground water meets the standards, whereas (taste, odor and turbidity) ground water does not meet the standard 2). In terms of ground water chemistry is ph meet the standards while in terms of Fe and Mn does not meet the standards 3). In terms of biological groundwater does not meet the standard 4). Keterjangkaun/Ease of people to obtain clean groundwater in the study area is relatively difficult to obtain clean groundwater for use as drinking water. Key Word: Groundwater, Water Quality PENDAHULUAN Kegiatan penambangan khususnya pasir dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selalu benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya. Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 28 Maret 2015 yang penulis lakukan di Sungai Timbulun yang berada di Kenagarian Aur Duri Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, air sungai timbulun dimanfaatkan sebagai tempat MCK dan kegiatan Penambangan pasir juga dilakukan di sungai tersebut yang mengakibatkan bertambahnya kedalaman pada badan sungai. Menurut salah seorang warga, penambangan pasir dilakukan masyarakat dengan menggunakan sampan dan mesin. Bila sampan dan mesin bekerja dengan mengambil material berupa pasir membuat air sungai dan air tanah menjadi keruh kekuningan, selain itu warga pengguna air tanah mengalami gatal-gatal dan air tanah keruh kekuningan tersebut dapat membuat warna kuning pada cucian terutama kain, piring dan peralatan masak rumah tangga. Air tanah yang dilihat melalui sumur yang berada pada pemukiman di sekitar sungai timbulun yang biasanya menurut warga dengan kedalaman 2-4 meter sumur sudah ditemukan air yang bersih namun sekarang dengan adanya 1
2 penambangan pasir mengakibatkan kedalaman sumur tersebut sudah sulit menemukan air yang bersih, kini warga terpaksa menggali sumur sampai kedalaman yang mencapai 6-8 meter. Untuk mengungkap hal diatas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian yang sehubungan dengan permasalahan di atas dengan judul Kondisi Kualitas Air Tanah Di sekitar Penambangan Pasir Pada Sungai Timbulun Di Kenagarian Aur Duri Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk memperlihatkan keadaan sebagaimana adanya sesuai kenampakan yang berdasarkan atas perhitungan rata-rata presentase dan statistik lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah air tanah yang ada pada sumur warga dan Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan satuan geologi yang ada pada daerah penelitian, ada 5 sampel sumur berdasarkan satuan geologi Qal, Qot, Qyu, Tgdr dan Tomp Untuk pengambilan sampel air yang akan diuji di labotorium berdasarkan metode Purposive Sampling. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kualitas Air Tanah Dilihat Dari Segi Fisik tanah dilihat dari segi fisik dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Suhu Hasil pengukuran suhu air dan suhu udara di lapangan didapat suhu air berkisar antara 25 0 C-32 0 C dan suhu udara berkisar antara 27 0 C-32 0 dari 5 geologi yang ada pada daerah penelitian. b. Rasa Hasil pengamatan rasa air tanah di lapangan dengan menggunakan indera perasa atau lidah dari 5 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi rasa air tanah pada sampel sumur 3 dan 5 agak asam dan sampel sumur 1 da 4 agak pahit tapi pada sampel sumur 2 air tanahnya tidak berasa. c. Bau Air tanah warga yang berada pada daerah penelitian berbau korosi. Ini diketahui dengan menggunakan indera pembau (hidung) dari 5 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi yaitu sampel sumur 1, 3,4 dan 5 airnya bau korosi dan sampel sumur 2 tidak berbau airnya. d. Warna Berdasarkan pengamatan di lapangan dengan menggunakan indera penglihatan dan hasil analisa laboratorium dari 5 geologi yang ada pada daerah penelitian warna air tanah berkisar antara 2-19 TCU. e. Kekeruhan Hasil pengukuran di laboratorium didapat kekeruhan air tanah warga di daerah penelitian dari 5 geologi airnya keruh berkisar antara 2,25-11,80 NTU. 2. Kualitas Air Tanah Dilihat Dari Segi Kimia tanah dilihat dari segi kimia yang dilakukan di Laboratorium dapat dijelaskan sebagai berikut: a. ph (Derajat Keasaman) Hasil pengukuran di laboratorium menunjukkan bahwa ph air tanah di daerah penelitian berkisar
3 antara 6,71-7,15 dari 5 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi, ph airnya memenuhi syarat kualitas ph air minum berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI 2010. b. Fe (besi) Pengukuran zat besi dilakukan di Laboratorium yang hasil pengukuran Fe menunjukkan bahwa jumlah zat besi yang terdapat pada air tanah warga di daerah penelitian berkisar antara 0,4204-5,786 Mg/L, c. Mn (Mangan) Pengukuran mangan dilakukan di Laboratorium, hasil pengukuran menunjukkan bahwa jumlah mangan yang terdapat dalam air tanah yang ada di daerah penelitian berkisar antara 0,338-0,956 Mg/L. 3. Kualitas Air Tanah Dilihat Dari Segi Biologi Hasil pengukuran dari laboratorium menunjukkan bahwa jumlah bakteri biologis (Total E-coli MPN Coli Tinja) yang terdapat dalam air tanah yang ada pada 5 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi yang ada di daerah penelitian berkisar antara 21-2400 MPN Coli Tinja/100 ml. 4. Keterjangkauan/Kemudahan Masyarakat Mendapatkan Air Tanah Hasil pengukuran keterjangkauan/kemudahan masyarakat mendapatkan air tanah yang di ukur menggunakan meter ke dalam sumur warga berdasarkan 5 sampel sumur dari 5 satuan geologi di daerah penelitian berkisar antara 2,5-3,8 m dengan kedalaman sumur 6-8 m. B. Pembahasan Dari analisa di Lapangan dan Laboratorium yang telah dilakukan maka untuk lebih rincinya dapat penulis jelaskan sebagai berikut: 1. Kualitas Air Tanah Dilihat Dari Segi Fisik tanah dilihat dari segi fisik dapat dilakukan langsung di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Suhu Hasil pengamatan di lapangan didapat hasil pengukuran suhu air dan suhu udara di daerah penelitian berdasarkan 5 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi tidak melebihi syarat kualitas suhu air yang diperbolehkan yaitu ±3 C sehingga memenuhi syarat kualitas air minum menurut Keputusan Menkes RI 2010 yang ditetapkan. penelitian yang dilakukan oleh Siska, tentang Analisis Potensi Air Tanah Dangkal Untuk Kebutuhan Masyarakat Di Padang Aro Kabupaten Solok Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran suhu air dan suhu udara memenuhi syarat untuk air minum. b. Rasa Rasa air tanah warga di daerah penelitian menunjuk bahwa dari 4 geologi rasa airnya agak asam dan pahit sehingga tidak memenuhi syarat standar kualitas air minum, tetapi pada sampel sumur 2 pada satuan geologi Qot (Lava) air tanahnya tidak berasa sehingga memenuhi syarat untuk air minum berdasarkan Keputusan Menkes RI 2010. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hera, (2014) di dalam penelitiannya adalah tentang Studi Kualitas Air Sumur Untuk Konsumsi Penduduk Di Kenagarian Tanah Bakali Indera Pura Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran rasa pada air sumur untuk konsumsi penduduk memenuhi syarat kualitas air
4 minum berdasarkan Keputusan Menkes RI 2010. c. Bau Bau di daerah penelitian menunjukan bahwa pada umumnya air tanah di Kenagarian Aur Duri Surantih pada sampel sumur 1, 3, 4 dan 5 bau airnya bau korosi sehingga tidak memenuhi syarat standar kualitas air minum, tetapi pada sampel sumur 2 satuan geologi Qot (Lava) air sumurnya tidak berbau sehingga memenuhi syarat untuk air minum. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siska, tentang Analisis Potensi Air Tanah Dangkal Untuk Kebutuhan Masyarakat Di Padang Aro Kabupaten Solok Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengamatan bau air di daerah penelitian memenuhi syarat untuk air minum. d. Warna Warna air tanah di daerah penelitian menunjukan bahwa pada sampel sumur 1, 2, 3, 4 dan 5 berdasarkan 5 satuan geologi yang terdapat pada daerah penelitian setelah melihat hasil laboratorium tidak melebihi syarat kualitas air yang diperbolehkan 50 TCU, sehingga air tanah tersebut memenuhi syarat kualitas air minum berdasarkan Keputusan Menkes RI 2010. e. Kekeruhan Dari hasil pengukuran di lapangan dan analisa laboratorium didapat Dari 5 sampel sumur 1, 2, 3 dan 5 yang kekeruhan air tanahnya tidak memenuhi syarat kualitas air minum, tetapi pada sampel sumur sumur 4 dengan satuan Tgdr (Dranodiorit) tidak keruh airnya sehingga memenuhi syarat kualitas air minum berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukini (2014) dalam penelitiannya adalah tentang Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Untuk Konsumsi Berdasarkan Satuan Litologi Di Kenagarian Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kekeruhan air tanah dangkal di daerah penelitian setelah diuji Laboratorium melebihi kadar maksimum kekeruhan air minum yaitu 5 NTU yang diperbolehkan sehingga tidak memenuhi syarat untuk kualitas air minum berdasarkan Keputusan Menkes RI 2010. 2. Kualitas Air Tanah Dilihat Dari Segi Kimia tanah dilihat dari segi kimia tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. ph (Derajat keasaman) Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Laboratorium menunjukkan bahwa ph air tanah di daerah penelitian pada umumnya memenuhi syarat kualitas air yang telah ditentukan Peraturan Menkes RI 2010. penelitian yang dilakukan Hera, (2014) di dalam penelitiannya adalah tentang Studi Kualitas Air Sumur Untuk Konsumsi Penduduk Di Kenagarian Tanah Bakali Indera Pura Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ph air sumur untuk konsumsi penduduk setelah analisa di Laboratorium memenuhi syarat untuk kualitas air minum berdasarkan b. Fe (besi) Berdasarkan pengukuran zat besi (Fe) yang dilakukan di laboratorium, dimana hasil menunjukkan bahwa jumlah zat besi yang terdapat dalam air tanah di daerah penelitian melebihi syarat kualitas air
5 minum yaitu 0,3 Mg/L maka tidak memenuhi syarat untuk kualitas air minum telah ditetapkan. penelitian yang dilakukan oleh Syefrina, tentang Kualitas Air Tanah Dangkal Di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran Fe (Besi) setelah analisa di Laboratorium tidak memenuhi syarat untuk kualitas air minum berdasarkan c. Mn (Mangan) Pengukuran mangan dilakukan di Laboratorium, hasil pengukuran menunjukkan bahwa jumlah mangan yang terdapat pada air tanah dari 5 geologi di daerah penelitian tidak memenuhi syarat kualitas air minum karena melebihi 0,1 Mg/L. Dengan demikian cara menanggulanginya dengan memakan makanan yang mengandung Mn tinggi seperti : wortel, brokoli, jahe, kacang, nanas, telur dan padi (Suyanti dalam Siska, 2013). penelitian yang dilakukan oleh Syefrina, tentang Kualitas Air Tanah Dangkal Di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran Mn setelah diuji Laboratorium tidak memenuhi syarat kualitas air tanah berdasarkan Menkes RI 2010. 3. Kualitas Air Tanah dilihat dari segi biologi Kandungan bakteri E-coli yang terdapat di daerah penelitian 4 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi tidak memenuhi syarat yang ditetapkan tetapi pada sampel 2 yang memenuhi syarat. Untuk menanggulangi adanya bakteri E-coli dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran dengan sinar ultraviolet sehingga bakteri dan virus yang terdapat di dalam air akan mati. penelitian yang dilakukan oleh Siska, tentang Analisis Potensi Air Tanah Dangkal Untuk Kebutuhan Masyarakat Di Padang Aro Kabupaten Solok Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran E-coli setelah analisa di Laboratorium terdapat ± 2400 sehingga tidak memenuhi syarat kualitas air minum berdasarkan 4. Keterjangkauan/Kemudahan Masyarakat Mendapatkan Air Tanah Berdasarkan hasil penelitian keterjangkauan/kemudahan masyarakat mendapatkan air tanah yang diukur denagan meter tersebut dari 5 sampel sumur berdasarkan 5 satuan geologi, air tanah yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup masih belum bersih walaupun dengan kedalaman sampai 8 m sehingga setiap sumur yang ada pada pinggir sungai timbulun menggunakan penyaringan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada hasil pengamatan lapangan dan uji laboratorium yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Kualitas air tanah dilihat dari segi fisik yaitu: suhu dan warna air tanah memenuhi syarat, sedangkan rasa, bau dan kekeruhan tidak memenuhi syarat kualitas air minum. 2. Kualitas air tanah dilihat dari segi kimia, rata-rata hasil pengukuran ph air adalah 6,93 memenuhi syarat untuk air minum, sedangkan dari segi rata-rata hasil pengukuran Fe adalah 3,17328 dan rata-rata
6 hasil pengukuran Mn adalah 0,621 tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan. 3. Kualitas air tanah dilihat dari segi biologisnya rata-rata hasil pengukuran E-coli MPN Coli Tinja adalah 698,2 tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan. 4. Keterjangkaun/kemudahan masyarakat untuk mendapatkan air tanah yang bersih di daerah penelitian tergolong sulit karena rata-rata keterjangkauan masyarakat untuk mendapatkan air tanah yaitu 3,14 m dengan kedalaman sumur 6,8 m. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, air tanah agar dapat di manfaatkan oleh masyarakat maka penulis menyarankan: 1. Sebaiknya warga penambang pasir di sungai Timbulun diberi pengarahan tentang jarak penambangan pasir dengan rumah warga. 2. Menjaga kualitas air tanah agar tetap bagus sehingga warga tidak kesulitan mendapatkan air bersih dikemudian hari. 3. Air tanah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 4. Air tanah bisa dikonsumsi dan sesuai dengan kriteria baku mutu air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI 2010, perlu dilakukannya penanggulangan untuk rasa, bau, dan kekeruhan dapat diatasi dengan menambah larutan kapur Ca(OH) 2 dan kaporit sehingga air menjadi netral, untuk besi (Fe) yang tidak memenuhi syarat dapat dilakukan dengan cara memberikan kapur, tawas, kaporit. Kekurangan mangan (Mn) dapat ditanggulangi dengan memakan makanan yang mengandung Mn tinggi seperti : wortel, brokoli, jahe, kacang, nanas, telur, dan padi. Untuk menanggulangi adanya bakteri E-coli dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyiaran dengan sinar ultraviolet sehingga bakteri dan virus yang terendap dalam air akan mati. DAFTAR PUSTAKA Hera. (2014). Studi Kualitas Air Sumur Untuk Konsumsi Penduduk Di kenagarian Tanah Bakali Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan (Skripsi). Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Kusnaedi. 2010. Mengelolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Swadaya. MenKes RI No. 492/MENKES/ Per/IV/2010. Sukini. 2013. Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Untuk Konsumsi Berdasarkan Satuan Litologi Di Kenagarian Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. (Skripsi). Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Syefrina. (2013). Kualitas Air Tanah Dangkal Di Kanagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok (Skripsi). Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Widyawati, Siska. (2013). Analisis Potensi Air Tanah Dangkal Untuk Kebutuhan Masyarakat Di Padang Aro Kabupaten Solok Selatan (Skripsi). Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat