ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENULARAN PENYAKIT GONORE

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

APLIKASI MATRIKS LESLIE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN SUATU POPULASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DAN DUA STRAIN

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS. Dian Permana Putri, 2 Herri Sulaiman 1,2

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

PEMODELAN DINAMIKA KONSENTRASI TIMBAL DARI LIMBAH ELEKTRONIK PADA LINGKUNGAN HIDUP

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang

ANALISIS MODEL MATEMATIKA UNTUK PENYEBARAN VIRUS HEPATITIS B (HBV) Devi Larasati, Dr. Redemtus Heru Tjahjana, M.Si

Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

KESTABILAN TITIK TETAP MODEL PENULARAN PENYAKIT TIDAK FATAL

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS

MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MODEL NON LINEAR PENYAKIT DIABETES. Aminah Ekawati 1 dan Lina Aryati 2 ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

Eksistensi dan Kestabilan Model SIR dengan Nonlinear Insidence Rate

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA IMMUNOTERAPI BCG PADA KANKER KANDUNG KEMIH

ANALISIS KESTABILAN BEBAS PENYAKIT MODEL EPIDEMI CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION) PADA TANAMAN JERUK DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH. Oleh: Khoiril Hidayati ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PERILAKU MODEL MATEMATIKA PENULARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

II. LANDASAN TEORI. Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Taklinear)

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Unnes Journal of Mathematics

KESTABILAN GLOBAL BEBAS PENYAKIT FLU SINGAPURA (Hand, Foot and Mouth Disease) BERDASARKAN MODEL SEIRS

T 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

BAB I PENDAHULUAN. masalah penyebaran penyakit menular yang mewabah. Berdasarkan pasal 3

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

Model Matematika Jumlah Perokok dengan Nonlinear Incidence Rate dan Penerapan Denda

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal 173 182. ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS Idianto, Bayu Prihandono, Nilamsari Kusumastuti INTISARI Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh strain Mycobacterium tuberculosis. Ketika M.tuberculosis berpatogen tertular pada individu rentan, maka individu rentan akan mengalami gejala Tuberkulosis. Pembentukan model penularan Tuberkulosis satu strain dimulai dengan membagi populasi menjadi 3 sub-populasi, yaitu sub-populasi rentan (S), sub-populasi terjangkit (E), dan subpopulasi terinfeksi (I) berdasarkan progres cepat dan lambat, efektivitas chemoprophylaxis, serta pemberian terapi. Dari model yang terbentuk diperoleh 2 titik ekuilibrium yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik. Rasio reproduksi dasar (R 0 ) diperoleh dari titik ekuilibrium berguna untuk mengukur tingkat penularan strain M.tuberculosis. Untuk menganalisis kestabilan lokal digunakan nilai eigen dari matriks Jacobian dan Kriteria Routh-Hurwitz. Dari hasil analisis diketahui sistem di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit stabil asimtotik lokal pada saat R 0 <1 yang menunjukkan bahwa dalam waktu lama tidak ada individu yang terjangkit penyakit dan titik ekuilibrium endemik stabil asimtotik lokal pada saat R 0 >0 yang menunjukkan bahwa dalam waktu lama tetap ada individu yang terinfeksi penyakit Tuberkulosis. Berdasarkan simulasi dengan nilai parameter yang ditetapkan menunjukkan laju penyebaran penyakit dapat dihambat dengan adanya perlakuan terapi dan efektivitas Chemoprophylaxis. Kata Kunci : model tuberkulosis, titik ekuilibrium, nilai eigen, kestabilan, Kriteria Routh-Hurwitz PENDAHULUAN Model matematika merupakan representasi matematika yang menjelaskan perilaku-perilaku suatu permasalahan nyata. Model matematika dibentuk dari masalah nyata dan asumsi [1]. Pada bidang kedokteran model matematika digunakan untuk mengetahui pola penyebaran penyakit dan jumlah individu yang terserang penyakit. Dalam matematika, proses perubahan populasi terhadap waktu yang bersifat kontinu dideskripsikan dengan sistem persamaan diferensial. Sistem persamaan diferensial adalah suatu sistem yang didalamnya memuat n buah persamaan diferensial dengan n buah fungsi yang memuat variabel tak bebas, dengan [2]. Salah satu penyebab terjadinya perubahan dalam ukuran populasi adalah kematian akibat penyakit, salah satunya Tuberkulosis. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis [3],[4]. Penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia maupun di dunia. Berdasarkan laporan tahun 2012, WHO memperkirakan ada 8,7 juta kasus TB pada tahun 2011, turun dari 8,8 juta kasus pada tahun 2010, sedangkan jumlah angka kematian akibat TB masih sama sekitar 1,4 juta jiwa sehingga penyakit menular ini termasuk dalam penyebab kematian terbesar kedua setelah AIDS. WHO menjelaskan bahwa angka tersebut bukan angka pasti karena untuk mendapatkan jumlah pasti biayanya sangat mahal [5]. Pada akhir tahun 1800-an, penderita TB mendapatkan perlakuan terapi dengan menyerap sinar matahari (heliotherapy). Penelitian yang dipimpin oleh peneliti Inggris menemukan bahwa dosis tinggi vitamin D yang dibuat dalam tubuh saat terapi sinar matahari bersama dengan pengobatan antibiotik (Chemoprophylaxis) mampu membantu penderita pulih lebih cepat [6]. Pada tahun 2011, telah dilakukan penelitian mengenai model penularan Tuberkulosis satu strain [7]. Pada penelitian [7] dipaparkan analisis kestabilan global di sekitar titik ekuilibrium model dengan menggunakan fungsi Lyapunov. Selain kestabilan global dari model, juga perlu dibuktikan bagaimana kestabilan asimtotik lokal model di sekitar titik ekuilibrium dengan menggunakan Kriteria Routh- Hurwitz serta simulasi model untuk mengetahui perilaku dinamik dari masing-masing sub-populasi. 173

174 Idianto, B.Prihandono, N.Kusumastuti Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji model penularan Tuberkulosis satu strain dengan terapi dan efektivitas Chemoprophylaxis, menentukan titik ekuilibrium, dan menganalisis kestabilan lokal asimtotik model di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik dengan membagi populasi menjadi sub-populasi rentan, sub-populasi terjangkit, dan sub-populasi terinfeksi, serta menginterpretasikannya dalam bentuk grafik. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah studi pustaka. Penelitian dimulai dengan mengkaji kasus penularan Tuberkulosis, menyusun asumsi, dan mendefinisikan parameter yang digunakan. Asumsi yang digunakan dalam pembentukan model adalah total populasi tetap, individu yang lahir langsung masuk dalam sub-populasi rentan, penularan yang diakibatkan strain dapat berlangsung cepat dan lambat, penyakit bersifat fatal, terapi diberikan pada sub-populasi terinfeksi sehingga sub-populasi terinfeksi berkurang, pemberian Chemoprophylaxis pada sub-populasi terjangkit dapat menghambat pertumbuhan M.tuberculosis. Setelah itu, dibentuk diagram transfer model penularan Tuberkulosis satu strain. Berdasarkan diagram transfer dibentuk model penularan Tuberkulosis satu strain [7]. Setelah model terbentuk, ditentukan titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik dengan menggunakan definisi titik ekuilibrium [8]. Setelah diperoleh titik ekuilibrium, untuk menentukan kestabilan asimtotik lokal terlebih dahulu dilakukan linearisasi dengan membentuk matriks Jacobian. Berdasarkan matriks Jacobian yang diperoleh, kestabilan asimtotik lokal ditentukan oleh setiap nilai eigen matriks Jacobian dengan menggunakan definisi nilai eigen dan Teorema kestabilan [9], [10]. Untuk nilai eigen yang tidak dapat difaktorkan digunakan Kriteria Routh-Hurwitz [10], [11]. Langkah terakhir adalah memberikan interpretasi model dalam bentuk grafik. PEMBENTUKAN MODEL PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN Proses pembentukan model penularan Tuberkulosis satu strain dimulai dengan membagi populasi menjadi tiga sub-populasi, yaitu sub-populasi rentan, sub-populasi terjangkit, dan subpopulasi terinfeksi. 1. Pembentukan model sub-populasi rentan Pembentukan model sub-populasi rentan dimulai dengan memperhatikan tingkat kelahiran alami. Diasumsikan setiap kelahiran baru langsung masuk pada sub-populasi rentan, dideskripsikan oleh: (1) Persamaan (1) termasuk persamaan input model sub-populasi rentan. Setiap makhluk hidup yang terlahir pasti akan mengalami kematian, sehingga sub-populasi rentan juga mengalami tingkat kematian alami yang mengakibatkan penurunan jumlah individu pada sub-populasi rentan. Pada suatu waktu, penurunan jumlah individu rentan juga dipengaruhi oleh tingkat kontak yang terjadi antara sub-populasi rentan dengan sub-populasi terinfeksi. Diasumsikan sub-populasi rentan yang mengalami kontak dengan sub-populasi terinfeksi mengalami progres cepat dan lambat. Pada progres cepat mengakibatkan individu rentan masuk dalam sub-populasi terinfeksi, sedangkan progres lambat mengakibatkan individu masuk dalam sub-populasi terjangkit yang suatu saat bisa terinfeksi, dideskripsikan oleh: (2) Persamaan (2) merupakan persamaan output model sub-populasi rentan. Berdasarkan persamaan input dan output pada persamaan (1) dan (2), diperoleh model sub-pupulasi rentan, yaitu: 2. Pembentukan model sub-populasi terjangkit Pembentukan model yang kedua adalah model sub-populasi terjangkit. Sub-populasi rentan yang mengalami kontak dengan sub-populasi terinfeksi sangat mungkin untuk terjangkit Tuberkulosis. Berdasarkan asumsi diketahui individu rentan yang mengalami kontak dapat mengalami progres lambat yang mengakibatkan individu rentan masuk dalam sub-populasi terjangkit, dideskripsikan oleh: (4)

Analisis Kestabilan Lokal Model Dinamika Penularan Tuberkulosis Satu Strain... 175 Selain itu, penambahan individu sub-populasi terjangkit juga dipengaruhi oleh adanya upaya pencegahan dan pengobatan penyakit Tuberkulosis, diantaranya pemberian terapi dan efektivitas Chemoprophylaxis. Chemoprophylaxis merupakan kombinasi obat Tuberkulosis. Diasumsikan pemberian terapi pada individu terinfeksi mengakibatkan bakteri M.tuberculosis menjadi dorman, sehingga individu sub-populasi terinfeksi berpindah ke dalam sub-populasi terjangkit [6]. Penambahan individu sub-populasi terjangkit ini dideskripsikan oleh: (5) Persamaan (4) dan (5) merupakan persamaan input dari model sub-populasi terjangkit. Selanjutnya, banyaknya individu pada sub-populasi terjangkit yang menerima efektivitas Chemoprophylaxis dinotasikan dengan. Diasumsikan adanya pemberian Chemoprophylaxis dapat menghambat proses pertumbuhan M.tuberculosis [4]. Tetapi, suatu saat sub-populasi yang terjangkit akan menjadi terinfeksi dengan adanya faktor pertumbuhan pada M.tuberculosis. Dinotasikan k sebagai faktor individu sub-populasi terjangkit yang kehilangan efektivitas Chemopophylaxis dan masuk menjadi sub-populasi terinfeksi. Selain itu, pengurangan sub-populasi terjangkit juga dipengaruhi oleh tingkat kematian alami, dideskripsikan oleh: (6) Persamaan (6) merupakan persamaan output model sub-populasi terjangkit. Berdasarkan persamaan input dan output pada persamaan (4), (5), dan (6) diperoleh model sub-populasi terjangkit, yaitu: 3. Pembentukan model sub-populasi terinfeksi Pembentukan model sub-populasi terinfeksi dimulai dengan sebagian kecil individu pada subpopulasi terjangkit yang kehilangan efektivitas Chemoprophylaxis dan menjadi individu terinfeksi. Selain itu, penambahan jumlah individu terinfeksi juga dikarenakan banyaknya individu rentan yang mengalami progres cepat menjadi individu terinfeksi yang disebabkan adanya tingkat kontak antara sub-populasi rentan dengan sub-populasi terinfeksi, dideskripsikan oleh: (8) Persamaan (8) merupakan persamaan input pada model sub-populasi terinfeksi. Selanjutnya, diasumsikan penyakit bersifat fatal, artinya individu yang terinfeksi dan tidak mendapat perlakuan dapat menyebabkan kematian. Dalam jangka waktu tertentu, sub-populasi terinfeksi akan menurun. Pemberian terapi, tingkat kematian alami dan tingkat kematian karena penyakit adalah faktor menurunnya jumlah individu pada sub-populasi terinfeksi sehingga diperoleh persamaan output dari model sub-populasi terinfeksi, yaitu: (9) Berdasarkan persamaan input (8) dan output (9) diperoleh model sub-populasi terinfeksi, yaitu: (10) Total populasi ( ) dideskripsikan dengan persamaan dibawah ini. Model penularan Tuberculosis satu strain digambarkan dalam diagram transfer dibawah ini. Gambar 1 Diagram Transfer Model Penularan Tuberculosis satu strain Berdasarkan persamaan (3), (7), dan (10) maka model penularan Tuberkulosis dengan satu strain yang

176 Idianto, B.Prihandono, N.Kusumastuti diperkenalkan oleh [7] adalah: (11) dan adalah konstanta positif. ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM Titik ekuilibrium model (11) dapat diperoleh pada saat. Dalam model epidemologi terdapat dua titik ekuilibrium, yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan titik ekuilibrium endemik. Titik ekuilibrium bebas penyakit diperoleh pada saat dan titik ekuilibrium endemik pada saat. (12) Untuk, maka: Dari Sistem (12) diperoleh: Sehingga diperoleh titik ekuilibrium ( ). Karena maka titik ekuilibrium ( ) disebut titik ekuilibrium bebas penyakit. Untuk proses linearisasi dilakukan dengan matriks Jacobian. Matriks Jacobian Model (11), yaitu: ] [ ] [ Matriks Jacobian di titik ekuilibrium ( ) adalah [ ] Dengan menggunakan ekspansi kofaktor, diketahui mempunyai. Selanjutnya diselidiki nilai eigen dari sub-matriks : [ ] Sistem di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit akan stabil jika sub-matriks mempunyai trace negatif dan determinannya positif. Oleh karena itu, diperoleh: Untuk pertidaksamaan pada ruas kiri disebut rasio reproduksi dasar dengan Rasio reproduksi dasar menyatakan rasio potensi penularan penyakit pada sub-populasi rentan akibat tingkat kontak yang terjadi, baik karena progress cepat maupun karena ketidakefektivitas Chemoprophylaxis terhadap terapi, kematian alami dan penyakit. Selanjutnya, untuk model persamaan tuberkulosis dapat ditulis kembali sebagai berikut. (13)

Analisis Kestabilan Lokal Model Dinamika Penularan Tuberkulosis Satu Strain... 177 Dari Sistem (13) diperoleh: Subsitusikan pada persamaan ke-2 Sistem (13), diperoleh: Substitusikan dan pada persamaan ke-3 Sistem (13) maka diperoleh: [ ] [ ] Substitusikan pada dan, diperoleh: Jadi, titik ekuilibrium adalah Karena maka titik ekuilibrium disebut titik ekuilibrium endemik. Titik ekuilibrium endemik adalah titik ekuilibrium sistem dengan adanya individu terinfeksi dan menularkan penyakit tuberkulosis. ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL Untuk menyelidiki kestabilan lokal model, terlebih dahulu diberikan Teorema 1 mengenai kestabilan asimtotik model yang berkaitan dengan nilai eigen. Teorema 1 [10] Sistem stabil asimtotik jika dan hanya jika semua nilai eigen dari A mempunyai bagian real yang negatif. Selanjutnya, untuk membantu dalam menyelidiki setiap nilai eigen digunakan Kriteria Routh-Hurwitz [11] dan Lemma 2. Lemma 2 [12] Diberikan adalah bilangan-bilangan real. Bagian real dari setiap nilai eigen persamaan karakteristik adalah negatif jika dan hanya jika positif dan. Bukti: Akan dibuktikan jika dan dan bilangan real maka positif dan. Dari persamaan, maka dan untuk yang lain. Berdasarkan Kriteria Routh-Hurwitz [11], maka bagian real dari setiap akar polinomial adalah negatif jika dan hanya jika positif, yaitu:, Karena A,, & maka. Akibatnya.

178 Idianto, B.Prihandono, N.Kusumastuti Dengan demikian, bagian real dari setiap akar polinomial adalah negatif maka. Akan dibuktikan jika positif dan dengan A,B, dan C bilangan real maka. Diketahui positif dan maka Akibatnya, & Berdasarkan Kriteria Routh-Hurwitz [11], jika determinan dari semua matriks Hurwitz adalah positif maka semua akar-akar dari polinomial adalah negatif atau mempunyai bagian real negatif. Atau dengan kata lain. Terbukti. Berdasarkan matriks Jacobian titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik, dianalisis kestabilan sistem di sekitar titik ekuilibrium pada Teorema 4 dan Teorema 5 sebagai berikut. Teorema 4 (Kestabilan titik ekuilibrium bebas penyakit) Jika pada model (11) maka sistem di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit ( ) stabil asimtotik lokal. Bukti: Matriks Jacobian di titik ekuilibrium ( ) adalah ( ) [ ] Persamaan karakteristiknya adalah, diperoleh: [ ( )] [ ( ) ( )] ( ) ( ) Berdasarkan persamaan karakteristik di atas diperoleh: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Perhatikan bahwa Karena maka Selanjutnya, ( ) ( ) [ ( )] karena dan maka ( ) ( ) Selanjutnya ditunjukkan ( ) ( ) [( ) ( )] ( ) [( ) ( )] ( ) [ ( )]

Analisis Kestabilan Lokal Model Dinamika Penularan Tuberkulosis Satu Strain... 179 Terbukti Berdasarkan Lemma 3 jika positif dan maka bagian real dari setiap nilai eigen adalah negatif. Dengan demikian, semua bagian real nilai eigen pada matriks bernilai negatif jika. Akibatnya, Sistem di sekitar titik ekuilibrium ( ) stabil asimtotik lokal. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu yang lama individu yang ada dalam populasi menuju titik ( ) atau tidak ada individu yang terjangkit dan terinfeksi penyakit. Selanjutnya, kestabilan sistem di sekitar titik ekuilibrium endemik diberikan pada Teorema 5. Teorema 5 (Kestabilan titik ekuilibrium endemik) Jika pada Model (11) maka sistem di sekitar titik ekuilibrium endemik stabil asimtotik lokal. Bukti: Matriks Jacobian di titik ekuilibrium adalah ( ) [ Persamaan karakteristiknya adalah, diperoleh: [ [ ]] ] [[ ] ] Berdasarkan persamaan karakteristik di atas diperoleh: [ ] [[ ] ] Perhatikan bahwa [ ] Diambil Karena maka Akibatnya maka Selanjutnya akan ditunjukkan, Diambil dari persamaan, yaitu: Ambil dari persamaan, yaitu:

180 Idianto, B.Prihandono, N.Kusumastuti [ Karena, maka Akibatnya maka Selanjutnya, Karena, maka ] [ ] Karena. Karena maka akan ditunjukkan. [[ ] ] [ [ ] ] Terbukti. Berdasarkan Lemma 3 jika positif dan maka bagian real dari setiap nilai eigen adalah negatif. Dengan demikian, semua bagian real nilai eigen pada matriks ( ) bernilai negatif jika. Akibatnya, sistem di sekitar titik ekuilibrium stabil asimtotik lokal. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu yang lama kondisi epidemi penyakit Tuberkulosis tetap ada. INTERPRETASI MODEL Untuk memperoleh simulasi dan interpretasi model disubstitusikan nilai untuk setiap parameter pada persamaan diferensial model penularan Tuberkulosis satu strain, yaitu: = 0.03/tahun, = 0.70/tahun, = 0.01/tahun, = 0.55/tahun, = 8/tahun, = 0.00013/tahun, = 0.3/tahun, dan = 0.033/tahun. Nilai awal yang digunakan untuk kondisi bebas penyakit adalah, dan kondisi endemik. Pada Gambar 2(a) sub-populasi rentan pada kondisi bebas penyakit bergerak naik terus menerus. Hal ini dikarenakan dalam beberapa tahun tidak terdapat penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan hanya mengalami kematian alami sekitar 1% per tahun. Pada Gambar 2(b) mulai terlihat adanya sub-populasi terjangkit dan sub-populasi terinfeksi yang melakukan kontak dengan sub-populasi rentan. Akan tetapi tidak diberikan penanganan medis, seperti pemberian Chemoprophylaxis maupun terapi sehingga menyebabkan jumlah individu sub-populasi rentan dalam kurun waktu 1 tahun bergerak turun sangat cepat menuju titik ekuilibrium. Setelah beberapa tahun mencapai titik ekulibrium sub-populasi rentan terlihat bergerak naik terus-menerus yang disebabkan oleh menurunnya sub-populasi terjangkit maupun sub-populasi terinfeksi. Pada Gambar 2(c) diberikan Chemoprophylaxis sebesar 0.70 pertahun dan terapi ( ) sebesar 0.55 pertahun. Pada grafik ini sub-populasi terjangkit dan sub-populasi terinfeksi terlihat bergerak lebih cepat dibandingkan grafik tanpa adanya perlakuan. Hal ini dikarenakan Chemoprophylaxis pada individu terjangkit dan terapi pada individu terinfeksi mulai bekerja. Pada Gambar 2(d) dilakukan peningkatan pemberian terapi pada sub-populasi terinfeksi, yaitu dari 0.55 menjadi 3.00. Dengan adanya peningkatan terapi dapat dilihat penurunan sub-populasi terinfeksi dan sub-populasi terjangkit sangat cepat yang mengakibatkan sub-populasi rentan bergerak naik lebih cepat.

x x x x Analisis Kestabilan Lokal Model Dinamika Penularan Tuberkulosis Satu Strain... 181 1.4 1.2 Rentan Terjangkit Terinfeksi 2.5 2 Rentan Terjangkit Terinfeksi 1 0.8 1.5 0.6 1 0.4 0.2 0.5 0 0 5 10 15 t (a) 0 0 5 10 15 t (b) 3 2.5 Rentan Terjangkit Terinfeksi 3 2.5 Rentan Terjangkit Terinfeksi 2 2 1.5 1.5 1 1 0.5 0.5 0 0 5 10 15 t (c) Gambar 2 Grafik Perilaku dinamik masing-masing sub-populasi pada saat (a) bebas penyakit (b) tanpa perlakuan (c) = 0.70 dan = 0.55 (d) = 0.70 dan = 3.00 Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui laju penyebaran penyakit Tuberkulosis dapat dihambat dengan adanya perlakuan terapi dan pemberian Chemoprophylaxis secara teratur. Semakin tinggi tingkat perlakuan terapi dan keteraturan dalam mengkonsumsi Chemoprophylaxis maka tingkat kematian akibat penyakit akan semakin berkurang, sehingga sub-populasi terinfeksi juga berkurang. PENUTUP Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat menarik kesimpulan, yaitu: 1. Model matematika penularan penyakit Tuberkulosis satu strain dengan penambahan parameter terapi dan Chemoprophylaxis adalah Dengan rasio reproduksi dasar 2. Jika maka sistem di sekitar titik ekuilibrium ( ) stabil asimtotik lokal. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu yang lama individu yang ada dalam populasi menuju titik ( ) atau tidak ada individu yang terjangkit dan terinfeksi penyakit. 0 0 5 10 15 t 3. Jika maka sistem di sekitar titik ekuilibrium stabil asimtotik lokal. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu yang lama kondisi epidemi penyakit Tuberkulosis tetap ada dalam arti lain masih ada individu yang terinfeksi penyakit Tuberkulosis. (d)

182 Idianto, B.Prihandono, N.Kusumastuti DAFTAR PUSTAKA [1] Neuhauser, Claudia. Calculus for Biology and Medicine. New Jersey: Pearson Education;2004. [2] Finizio N, Ladas G. Persamaan Diferensial Biasa. Jakarta: Erlangga; 1982. [3] Suryo J. Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Jogyakarta: Bentang Pustaka; 2010. [4] Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI; 2006. [5] Penyakit Menular Paling Mematikan Setelah AIDS [Internet] 2012 Oct 18 [updated 2013 Jan 12, cited 2013 Jan 15]. Available from: http://health.kompas.com/read/2012/10/18/0728359/tb.penyakit.menular.paling.mematikan.set elah.aids. [6] Obat Andalan TBC Adalah Sinar Matahari [Internet] 2012 Sept 04 [updated 2013 Jan 12, cited 2013 Jan 15]. Available from: http://health.detik.com/read/2012/09/04/110120/2007292/763/obat-andalan-tbc-adalah-sinarmatahari. [7] Bowong S, Tewa JJ, Kamgang JC. Stability Analysis of The Transmission Dinamics of Tuberculosis Models : World Journal of Modelling and Simulation. World Academic Press. 2011; 7(2):83-89. [8] King AC, Billingham J, Otto SR. Differential Equations. New York: Cambridge University Press; 2003. [9] Anton H, Rorres CW. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi Edisi Kedelapan [Indriasari R, trans]. Jakarta: Erlangga; 2004. [10] Chen C-T. Linear System Theory and Design. Japan: Holt, Rinehart and Winston;1984. [11] Gantmacher FR. The Theory of Matrices Vol 2. New York: AMS Chelsea Publishing; 1960. [12] Tu P N V. Dynamical System An Introduction with Application in Economics and Biology Second Revised and Enlarged Edition. Berlin: Springer Verlag; 1994. IDIANTO : Jurusan Matematika FMIPA UNTAN, Pontianak, idianto_18oke@yahoo.co.id BAYU PRIHANDONO : Jurusan Matematika FMIPA UNTAN, Pontianak, beiprihandono@gmail.com NILAMSARI KUSUMASTUTI : Jurusan Matematika FMIPA UNTAN, Pontianak, uminilam@yahoo.com