Motivasi Masyarakat Melakukan Penanaman Jagung di Kenagarian Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Mike Sepdina Putri*Yeni Erita ** Nila Afryansih** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan secara mendalam tentang motivasi masyarakat melakukan penanaman jagung, kurangnya pendapatan masyarakat memotivasi dalam melakukan penanaman jagung, tingginya harga jagung memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung, dan pengolahan tanaman jagung memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang dilakukan di Kenagarian Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Informan dalam penelitian ini adalah walinagari, pemungka masyarakat yang melakukan penanaman jagung yang merasa tahu dilibatkan dalam penelitian ini. Sumber data primer diperoleh dari informan penelitian yang telah disiapkan, data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pedoman wawancara. Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisa data melalui reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kurangnya pendapatan masyarakat memotivasi dalam melakukan penanaman jagung ini karena sebelum bertanam jagung kebutuhan masyarakat kurang terpenuhi. 2) tingginya harga jagung memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung karena harga jagung pertonnya saat ini cukup tinggi, dan harga bibit jagungpun saat ini juga sedang stabil. 3) Pengolahan tanaman jagung memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung karena pengolahannya cukup mudah, dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Kata Kunci: Motivasi, masyarakat melakukan penanaman jagung
Motivation Society Do Cultivation Of Maize in Kenagarian Garagahan District of Lubuk Basung Agam Mike Sepdina Putri*Yeni Erita ** Nila Afryansih** ABSTRACT This co aim to to know and lay open exhaustively about society motivation do/conduct cultivation of maize, lack of earnings of society motivate in conducting cultivation of maize, maize price height motivate society in conducting cultivation of maize, and processing of maize crop motivate society in conducting cultivation of maize. This Research type is research qualitative, which is done/conducted in Kenagarian Garagahan District Of Deep Hollow of Basung Immeasurable Sub-Province. Informan in this research is walinagari, pemungka of society conducting cultivation of maize which feel soybean cake involved in this research. Source of primary data obtained from research informan which have been prepared the, the data obtained to pass/through interview by using questionnaire or guidance of interview. Method data collecting use observation technique, interview, and documentation. Technique analyses data pass/through data discount, displayed by data, and intake of verification or conclusion Result of research indicate that 1) Lack of earnings of society motivate in doing/conducting cultivation of this maize because before planting maize requirement of society less fulfilled 2) maize price height motivate society in doing/conducting cultivation of maize because its maize price of him in this time high enough, and seed price of corn here and now is stabilizing 3) Processing of maize crop motivate society in doing/conducting cultivation of maize because its processing enough easy to, as well as do not require time old ones Keyword: Motivation, society do cultivation of maize.
PENDAHULUAN Disetiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam bidang pertanian. Mengingat bahwa sektor pertanian yang memegang peran dalam perekonomian Indonesia, pemerintah telah memperbaiki pembangunan sektor pertanian. Dengan adanya pertanian yang maju efisien dan tangguh akan mampu meningkatkan mutu dan derajat produksi sehingga menunjang pembangunan wilayah. Hampir seluruh wilayah di Indonesia menjadikan pertanian sebagai andalan masyarakat. Sebagian besar masyarakat bekerja dan menggantungkan hidup pada sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumatera Barat termasuk salah satu daerah yang termasuk agraris. Petani di Sumatera Barat sebenarnya mempunyai potensi dan kesempatan yang besar untuk mengembangkan dan meningkatkan penghasilan karena luasnya lahan untuk daerah pertanian dan perikanan, tapi taraf hidup petani tetap rendah. Rendahnya tingkat pendapatan tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan petani tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun kebutuhan akan pendidikan. Sektor pertanian di Kenagariaan Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam memegang peran yang sangat penting dalam sektor perekonomian, dengan demikian peningkatan produktifitas usaha tani penting bagi usaha pemerataan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat pedesaan sebagai negara agraris. Sektor pertanian merupakan paling utama peningkatan ekonomi kerakyatan, strategi yang diterapkan disektor ini adalah meningkatkan daya saing dan menjaga komoditas produksi yang dihasilkan subsektor tanaman pangan. Salah satu faktor penting dalam meningkatkan pendapatan pertanian melalui panca usaha tani adalah pengairan, karena air merupakan salah satu syarat utama dalam usaha tani padi sawah. Padi sawah sangat membutuhkan air untuk bisa tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal bagi petani. Dengan adanya hasil padi yang maksimal, maka dapat memenuhi kebutuhan hidup petani, kalau kebutuhan hidup terpenuhi, maka hidup petani akan sejahtera. Tetapi apabila pengairan tidak lancar, maka kebutuhan petani tidak akan terpenuhi. Kenyataan yang terjadi di lapangan malah sebaliknya sebagiaan petani padi masih belum sejahtera, petani padi mengalami banyak permasalahan dalam kegiatan pertanianya seperti: banyaknya gangguan hama, kurangnya perairan, dan harga pupuk yang semakin mahal sementara produksi padi semakin menurun dan harga padi pun disesuaikan dengan kualitas padi, jika kualitas padi bagus maka harga padi pun akan mahal. Salah satu peluang yang dapat dilakukan adalah dengan menggantikan padi sawah menjadi lahan tanaman palawija. Hal ini dikarenakan produktifitas padi sawah yang rendah, dimana musim tanaman dilakukan ketika musim hujan. Karena tanaman padi membutuhkan asupan air yang cukup banyak jika dibandingkan dengan tanaman palawija yang musim tanaman dapat dilakukan sepanjang tahun. Penanaman jagung pada saat ini dijadikan sebagai pertanian utama, karena tanaman jagung merupakan mata pencaharian utama bagi petani. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan jagung pun semakin meningkat pula. Selain sebagai bahan pangan utama setelah padi (beras), jagung banyak digunakan sebagai bahan baku industri pakan ternak, dan juga bahan baku industri makanan. Di daerah Kenagarian Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam penduduknya sebahagian besar bertani padi sawah, untuk mencukupi kehidupan sehariharinya. Seperti halnya di atas, bahwa padi sawah sangat membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan padi tersebut. Di daerah Garagahan pengairannya kurang karena semenjak terjadinya gempa besar 2009 yang melanda Sumatera Barat, semenjak itu masyarakat kesulitan air untuk penanaman padi sawah. Dengan hasil yang diperoleh tersebut kebutuhan sehari-hari petani tidak terpenuhi, maka petani mencari solusi yang bagus supaya dapat mengatasi masalah tersebut dengan tanaman palawija. Salah satu penanaman jagung yang tidak begitu banyak membutuhkan air. Jagung juga dapat tumbuh pada berbagai
macam tanah, bahkan pada tanah yang agak kering. Jadi penanaman jagung merupakan pilihan yang tepat yang diambil oleh para petani Garagahan, dan proses pekerjaannya juga lebih mudah jika dibandingkan dengan padi sawah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai Motivasi Masyarakat Melakukan Penanaman Jagung di Kenagarian Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini menggambarkan serta dijelaskan dalam bentuk uraian dan analisis yang mendalam suatu keadaan dan situasi nyata yaitu motivasi masyarakat melakukan penanaman jagung. Metode penelitian kualitatif sering juga disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dimana objeknya berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Menurut Sugiyono (2011) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci yang akan melakukan pengambilan data tertentu demi kelancaran sebuah penelitian. Jadi penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami masalah atau gejala apa yang dialami oleh subjek penelitan yang dilakukan secara natural atau alamiah, dimana tanpa memanipulasi data dan berkembang apa adanya demi kelancaran sebuah penelitian. HASIL PENELITIAN Pertama, kurangnya pendapatan masyarakat dapat memotivasi dalam melakukan penanaman jagung di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Menurut hasil wawancara penulis dengan masyarakat dilapangan bahwa berkurangnya pendapatan masyarakat yaitu semenjak terjadinya pengairan atau kekeringan air, karena hanya dari bertanilah mereka bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Kalau tidak melakukan penanaman jagung ini maka kebutuhan hidup mereka tidak akan tercukupi, dan juga tidak ada pendapatan yang masuk yang bisa mereka dapatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Edial dalam Rona (2010) pendapatan adalah pendapatan yang merupakan sumber dasar bagi keluarga untuk menentukan tingkat pengeluaran, selanjutnya pendapatan adalah gambaran yang lebih tentang posisi ekonomi keluarga termasuk semua barang dan hewan peliharaan. Kedua, tingginya harga jagung dapat memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Menurut hasil wawancara penulis dilapangan bahwa kondisi harga jagung saat ini sedang stabil, walaupun adanya peningkatan harga dari waktu ke waktu namun mereka tetap bertahan untuk bertanaman jagung ini. Karena harga jagung ini per tonnya juga cukup tinggi, apalagi kalau jagungnya itu dalam kondisi kering menjualnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa harga secara umum merupakan nilai pertukaran dari suatu produk atau jasa. Jadi harga adalah jumlah yang mau dibayar oleh konsumen untuk suatu produk atau jasa. Hal ini juga merupakan nilai yang diminta oleh produsen dari produk atau jasa yang ditawarkan untuk dijual. Ketiga, pengolahan tanaman jagung dapat memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Menurut hasil wawancara penulis dengan masyarakat dilapangan bahwa cara atau langkah-langkah dalam pengolahan tanaman jagung ini lebih mudah jika dibandingkan dengan proses penanaman padi, dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama mulai dari menggarap sampai memanennya. Kalau untuk memupuknya tunggu sampai jagung berumur 7-10 hari, sedangkan untuk panennya tunggu daun dan buahnya menguning atau berkisar antara umur 110-120 hari untuk bisa dipanen. Dan alat-alat yang digunakan untuk penanaman jagung ini tidak terlalu banyak, rata-rata hanya menggunakan tali untuk meluruskan lorongnya, kayu yang agak runcing untuk
membuat lubang-lubangnya dan juga dengan menggunakan ember. Hal ini sesuai dengan pendapat Banowdjaya (2002) bahwa perbaikan dan perluasan lahan tanah pertanian merupakan faktor-faktor pelancar pembangunan atau memperjelas pertumbuhan ekonomi dengan mengadakan perubahan-perubahan sehingga memberikan suasana yang baik dalam rangka meningkatkan produksi. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari temuan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kurangnya pendapatan masyarakat dapat memotivasi dalam melakukan penanaman jagung di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam karena sebelum bertanam jagung kebutuhan mereka kurang terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari setelah masyarakat melakukan penanaman jagung, karena sebelum bertanam jagung ini mereka hanya bertanam padi sawah. Semenjak kesulitan untuk mendapatkan air tidak ada pemasukan yang mereka dapatkan, oleh sebab itu masyarakat mulai bertanam jagung sehingga kebutuhan masyarakat bisa cukup terpenuhi. 2. Tingginya harga jagung dapat memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa masyarakat yang masih bertahan untuk bertanam jagung, walaupun adanya peningkatan harga bibit jagung dari waktu ke waktu. Harga pertonnya pun dijual juga cukup mahal, apalagi kalau jagungnya dalam kondisi kering. 3. Pengolahan tanaman jagung dapat memotivasi masyarakat dalam melakukan penanaman jagung di Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam ini cukup mudah. Hal ini dapat dilihat dari cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penanaman jagung, dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pengolahannya mulai dari proses menggarap sampai memanen. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Seharusnya masyarakat yang memiliki lahan yang kosong, agar bisa memanfaatkan lahannya untuk melakukan penanaman yang lain misalnya bertanam sayur-sayuran, tidak hanya bertanaman jagung dan padi sawah saja. 2. Seharusnya masyarakat dalam penanaman jagung ini lebih memperhatikan petunjuk penyuluh dan pemilihan bibit atau pupuknya, agar bisa menghasilkan jagung yang lebih bagus juga. 3. Seharusnya pemerintah memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam melakukan penanaman jagung, agar dapat meningkatkan produksi tanaman jagung. DAFTAR PUSTAKA Arief, Prahasta. 2009. Agribisnis Jagung. Bandung: CV Pustaka Grafika. Moleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sheraden. 2006. Aset Untuk Orang Miskin. Jakarta: Raha Grafindo Winardi. 2011. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada