memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian
|
|
- Yenny Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Selanjutnya, pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik (Mukhtar, 2009:159). Untuk mewujudkan itu semua, maka dituntut pula adanya waktu khusus dan tempat khusus bagi anak, yang berbentuk lembaga sosial atau di kenal juga dengan lembaga kemasyarakatan. Salah satu lembaga kemasyarakatan tersebut biasa kita kenal dengan lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan terdiri dari lembaga formal yaitu pendidikan yang didapat dibangku sekolah, informal yaitu pendidikan yang didapat di luar sekolah, misalnya dilingkungan keluarga dan masyarakat setempat, sedangkan pendidikan non formal yaitu pendidikan diperoleh dari kursus-kursus. Secara global definisi sekolah dapat diartikan sebagai institusi sosial yang diciptakan untuk masyarakat untuk melaksanakan sejumlah fungsi sosial yang berhubungan dengan pendidikan anak menuju kearah kedewasaan (Ahmadi, 1991:162). Di sekolah, anak mendapatkan pendidikan dari guru. Peranan guru tidak lagi terbatas pada pembagi tugas dan pengdrill. Guru dewasa ini hendaklah menjadi anggota kelompok yang belajar dan sekaligus menjadi sumber pertanyaan dan sumber pengetahuan (Soeitoe, 1982:26). Keluarga merupakan lembaga pertama sekali dikenal oleh seorang individu dalam masa pertumbuhannya. Di dalam pelaksanaan pendidikan peranan keluarga juga tidak kalah pentingnya. Keluarga adalah unit sosial terkecil yang paling efektif menanamkan nilai-nilai budaya, karena didalam lingkungan keluarga hubungan emosional terjalin dengan akrab dan intensif, sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pendidikan. Melalui proses pendidikan dalam lingkungan keluarga anak-anak dapat disiapkan dan dilatih untuk memenuhi fungsi dan pernannya dan dapat dipersiapkan untuk memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. Pada hakekatnya, para orang tua mempunyai harapan agar anak-anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tahu membedakan apa yang baik dan yang tidak baik, tidak mudah terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun merugikan orang lain. Harapan ini kiranya akan lebih mudah terwujud apabila sejak semula, orang tua telah menyadari peranan mereka sebagai orang tua yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak (Gunarsa, 1987:60). Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi yang sejak dahulunya sektor pertanian menepati sektor utama, karena keadaan geografisnya sangat cocok untuk pertanian. Usaha pertanian yang dilakukan mulai dari pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Pertanian lahan basah yaitu seperti padi, dan pertanian lahan kering seperti karet, sawit, dan kopi. Kedua jenis pertanian tersebut merupakan tanaman komoditi perkebunan yang diandalakan dan dibudidayakan oleh rakyat. Memiliki lahan pertanian seperti, karet yang tersebar di beberapa Kabupaten yang dibudidayakan pada lahan kosong, dataran, dan lahan sawah. Di Sumatera Barat lokasi berpotensial berada di Kabupaten Pasaman, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Pesisir Selatan (Badan Agribisnis Deperteman Pertanian, 2003:18-19). Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi yang besar untuk maju. Selain mengandalkan pertanian, masyarakat juga bekerja di sektor lain. Hal ini disebabkan Kabupaten Dharmasraya kaya dengan sumber daya alam meliputi: tanah, air, hutan, dan mineral lainnya. Salah satu potensinya adalah perkebunan karet yang dikelola oleh masyarakat setempat. Selain mata pencaharian, bisa juga dilihat dari kondisi bangunan rumahnya yang permanen dan milik sendiri, serta kepemilikan harta benda dan perlengkapan rumah tangga pun terbilang sudah lengkap. Bahkan, rata-rata masyarakat nagari ini memiliki kendaraan setiap satu keluarga. Dengan adanya ekonomi yang baik tersebut idealnya pendidikan anak-anak mereka juga baik, namun hal tersebut sangat bertolak belakang dengan harapan. Di tengah-tengah
2 perkembangan ekonomi yang cukup pesat di daerah tersebut serta adanya kebijakan bebas biaya pendidikan ternyata ada satu masalah yang perlu ditangani secara serius yaitu masalah putus sekolah. Khususnya di Nagari Gunung Selasih merupakan daerah berpotensi kepada perkebunan karet, karena masyarakat di daerah ini pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani karet. Petani karet di Nagari Gunung Selasih yang merupakan petani pemilik, memiliki lahan rata-rata 1-2 hektar. Dilihat secara ekonomi pendapatan petani karet bagus yaitu dengan rentang penghasilan 1,5-2,5 juta perbulan. Hal ini tergantung pada banyak atau sedikitnya karet yang di produksi oleh petani setiap harinya. Namun tidak sejalan dengan tingkat pendidikan anak-anak yang masih rendah bahkan sampai putus sekolah. Berdasarkan fakta yang ditemui di lapangan banyaknya jumlah anak yang putus sekolah dari anak petani perkebun karet, jika dilihat secara ekonomi orang tua mereka mampu untuk membiayai pendidikan anak mereka. Seharusnya dengan kondisi penghasilan petani karet yang mampu, anak-anak dari petani karet bisa melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih optimal. Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Untuk mengetahui lebih jelas tentang persepsi petani karet, dalam kaitannya dengan pendidikan anak di Nagari Gunung Selasih Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. B. Tujan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan profil petani karet di Nagari Gunung Selasih. 2. Mendeskripsikan persepsi petani karet tentang pendidikan anak C. Kajian Teoritik Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi, dimana pada teori ini ditekankan pada bagaimana individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka (Soelaiman, 1987:177). Dalam penelitian ini persepsi diartikan sebagai pengetahuan untuk melihat, memahami dan penafsiran oleh masyarakat (keluarga petani karet) terhadap rendahnya pendidikan anak bahkan sampai putus sekolah di Nagari Gunung Selasih Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Persepsi itu terjadi dengan adanya interaksi sosial, sikap-sikap, dan perasaanperasaan suatu kelompok manusia atau orangperseorangan dapat diketahui oleh kelompokkelompok lain atau orang-orang lainnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dikategorikan ke dalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2010:15), pendekatan penelitian kualitatif sering disebut naturalistik. Karena penilaiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisanya lebih bersifat kualitatif. Prinsip dasar pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dimulai dengan persoalan seperti mengapa, bagaimana, apa, dimana, dan bilamana tentang suatu fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang terjadi di lapangan dan peneliti dapat memberi suatu makna kepada suatu peristiwa. Selanjutnya, pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan yang bertitik tolak pada pandangan berpikir yang menekankan pada pengalaman-pengalaman yang bersifat subjektif manusia (Moleong, 2010:6). Dengan pendekatan kualitatif permasalahan pada persepsi petani karet tentang pendidikan anak di Nagari Gunung Selasih Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya yang telah dirumuskan dapat terjawab. Hanya dengan pendekatan penelitian kualitatif dapat digali fakta-fakta yang bersifat empiris. Fakta-fakta yang tidak tampak akan sulit diungkap, maka dengan pendekatan kualitatif dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti, sehingga memiliki kredibilitas yang lebih tinggi. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk mengukapkan gambaran yang mendalam dan mendetail mengenai persepsi petani karet tentang pendidikan anak. Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar dari pada angka-angka (Moleong, 2010:11).
3 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persepsi Petani Karet Tentang Pendidikan Anak Persepsi masyarakat adalah seluruh proses manusia yang sadar ditentukan oleh faktor dalam dirinya dan faktor situasi yang mengenainya. Dengan demikian persepsi seseorang merupakan proses yang aktif dimana yang memegang peranan penting adalah bukan hanya stimulus yang hanya mengenainya, tetapi juga sebagai kesatuan pemahaman, motivasi dan sikap yang relevan dengan keadaan tersebut. Dari beberapa pendapat masyarakat yang peneliti kumpulkan diketahui bahwa, persepsi merupakan aspek psikologis dari cara seseorang dalam menanggapi sesuatu hal, dan bagaimana tindakannya setelah memahami hal tersebut. B. Pendidikan Sebagai Modal Masa Depan Anak Selasih terhadap pendidikan anak dari aspek positif merupakan pandangan para masyarakat petani, yang menjadikan pendidikan ataupun materi sebagai indikator sukses. Beberapa petani karet di Nagari Gunung Selasih menganggap bahwa pendidikan yang dijalani oleh anaknya dapat merubah nasib anaknya di masa yang akan datang.persepsi sebagian petani karet di Nagari Gunung Selasih ada yang lebih mengutamakan pendidikan anak sehingga mengupayakan pendidikan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Dari persepsi tersebut terlihat sebagian besar petani karet berpandangan positif terhadap pendidikan anak Menurut Manan (1989:61), bahwa, keharusan pengembangan pendidikan itu seringkali diungkapkan dengan menyatakan bahwa pendidikan akan membuka pintu untuk menuju ke dunia modern, karena hanya dengan pendidikan dapat dilakukan perubahan sosial budaya, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian nilai-nilai dan sikap-sikap yang mendukung pembangunan, dan penguasaan berbagai keterampilan. Tetapi pembangunan pendidikan memerlukan biaya yang besar dan hasilnya sangat tergantung pada ketepatan pemilihan isi dan cara serta jenis pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan sosial ekonomi suatu masyarakat. Pendidikan memang meningkatkan pengetahuan, merobah nilai dan sikap, meningkatkan keterampilan, tetapi bersamaan dengan itu juga meningkatkan tuntutan dan harapan-harapan, yang bertujuan untuk masa depan (Manan, 1989:61). C. Pendidikan Tidak Berpengaruh Pada Masa Depan Anak Selasih terhadap pendidikan anak dari aspek negatif terlihat dari sebagian masyarakat mempunyai pandangan bahwa pendidikan anak hanya sebagai sesuatu yang membuang waktu dan uang, karena pendidikan dianggap cara untuk memperoleh pengetahuan untuk mendapatkan pekerjaan, padahal juga bisa didapatkan dengan cara ikut membantu orang tua bekerja. Namun ada juga petani karet yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, dalam artian tidak melarang dan juga tidak mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan. Sebahagian petani karet yang menganggap bahwa pendidikan anak hanya sebagai sesuatu yang membuang waktu dan uang, karena pendidikan dianggap cara untuk memperoleh pengetahuan untuk mendapatkan pekerjaan, padahal juga bisa didapatkan dengan cara ikut membantu orang tua bekerja. Namun ada juga petani karet yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, dalam artian tidak melarang dan juga tidak mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan. Dari persepsi tersebut terlihat sebagian besar petani karet berpandangan negatif terhadap pendidikan anak. Apabila ditinjau dari teori fenomenologi dimana struktur dan cara-cara bekerjanya kesadaran manusia dari pengalaman inderawi maksudnya bermakna kepada dunia yang penuh dengan objek-objek yang bermakna. Hal itu menjadikan pendidikan tidak menarik bagi mereka, karena sikap yang tidak mempunyai cita-cita, kurang berambisi, dan merasa terasing dari masyarakat luas, serta memiliki sedikit tujuan hidup dan cenderung hanya menerima nasib, sehingga menilai uang lebih baik daripada pendidikan. Sebagian anak-anak dari masyarakat petani karet di Nagari Gunung Selasih menganggap pendidikan yang diikutinya bukanlah hal yang penting, karena pada dasarnya tujuan pendidikan itu adalah untuk mencari uang, walaupun orang tua menginginkan mereka
4 dapat melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Sebaliknya, sebagian anak-anak masyarakat petani menginginkan untuk terus melajutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, walaupun orang tua kurang memperhatikan masalah pendidikan mereka. Kehidupan adalah sesuatu yang tidak begitu digubris oleh teori-teori sosial yang professional, dan paling tidak ia diturunkan dari atas (manakala diangkat menjadi teori sosial yang resmi), maka apa yang dilakukan teori sosial adalah mengambil alih realitas kehidupan. Pandangan bahwa tidak ada sesuatu yang menjadi penyebab sosial sebenarnya tidak sepenuhnya berasal dari teori sosial yang amatir. Seseorang tidak bisa mempercayai hal itu dan hidup dalam kehidupan manusia. Khayalan tentang berbagai penyebab yang membayangi dunia sosial, suatu dunia yang dengan gamblang mengemukakan bahwa kehidupan yang ada didalamnya tidaklah perlu mempunyai kebutuhan atau mencari kesempatan untuk percaya, adalah semata pembiusan, karena kehidupan itu tergantung kepada kepercayaan (Dahrendorf, 1986: ). Nilai penting dari kehidupan adalah kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Menurut Walter Friandler, Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang teroganisir dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan (Rukminto, 1994:3). Selanjutnya kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang teroganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya mencakup pula kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi, budaya, dan lain sebagainya (Rukminto, 1994:4). Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, nilai penting dari kehidupan adalah untuk memperoleh kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual. Hal itu akan dapat diperoleh dari mengikuti pendidikan yang akan dipahami melalui proses belajar di jalur pendidikan. Pandangan terhadap pendidikan dalam kehidupan bagi seseorang tidaklah sama, karena ada yang menilai peningkatan taraf hidup seseorang hanya bisa diperoleh dari pengetahuan yang didapatkan melalui pendidikan. Namun sebagian berpendapat bahwa ukuran keberhasilan hanya bisa diperoleh dari usaha dan kerja keras yang tidak membutuhkan pendidikan. Hal tersebut terlihat dari kelalaian anak dalam mengikuti pendidikan dan juga kelalaian orang tua dalam menyelenggarakan pendidikan anak. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Profil petani karet yang menjadi informan penelitian adalah petani yang cukup baik dalam sisi ekonomi, karena telah memiliki lahan sendiri minimal 1,5 hektar yang memberikan penghasilan Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta perminggunya. Alasan menjadi petani karet pada umumnya hampir sama, yaitu untuk tujuan mendapatkan penghasilan dari panenan tanaman karet yang lebih baik dibandingkan hasil yang didapatkan panenan tanaman lainnya. Selasih dapat dilihat dari dua aspek yaitu; 1) aspek positif terlihat dari sebagian petani karet di Nagari Gunung Selasih ada yang lebih mengutamakan pendidikan anak sehingga mengupayakan pendidikan anaknya sampai ke perguruan tinggi. 2) aspek negatif terlihat dari sebahagian petani karet yang menganggap bahwa pendidikan anak hanya sebagai sesuatu yang membuang waktu dan uang, karena pendidikan dianggap cara untuk memperoleh pengetahuan untuk mendapatkan pekerjaan, padahal juga bisa didapatkan dengan cara ikut membantu orang tua bekerja. Namun ada juga petani karet yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, dalam artian tidak melarang dan juga tidak mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan.
5 B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada instansi-instansi terkait, untuk dapat terjun ke lapangan bukan hanya memberi masukan mengenai kondisi pertanian saja, akan tetapi juga memberi masukan tentang pentingnya pendidikan anak dengan harapan petani karet dapat lebih memperhatikan keberadaan pendidikan anak-anak mereka. 2. Disarankan kepada masyarakat petani karet, agar lebih memperhatikan pendidikan anakanak disebabkan pendidikan anak juga lebih penting, walaupun nantinya anak akan dididik menjadi seorang petani, namun dengan mengikuti pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi diharapkan anak mampu menjadi petani modern yang memungkinkan memperoleh penghasilan yang lebih besar dibandingkan menjadi petani tradisional yang tidak memerlukan pendidikan tinggi. DATAR PUSTAKA Ahmadi, Abu Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Agribisnis Deperteman Pertanian Potensi Dan Peluang Investasi Agribisnis Provinsi Sumatera Barat. Yogyakarta: Kanisius. Gunarsa, Singgih D Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mukhtar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. Soeitoe, Samuel Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Indonesia. Soelaiman, Munandar Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
PERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG
PERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG Dewi Surya Deni 1 Ardi Abbas 2 Yenni Melia 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan
Lebih terperinciSOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )
SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. Upaya pemenuhan kebutuhan ini, pada dasarnya tak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu: A. Metode Penelitian
Lebih terperinciPERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA & KEARIFAN LOKAL. Benyamin Lakitan 2017
3 PERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA & KEARIFAN LOKAL Benyamin Lakitan 2017 Pertanian berbasis Sumberdaya & Kearifan Lokal Kuliah ke Sumberdaya Pertanian 3 Urgensi, Legalitas & Konsepsi Sumberdaya Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang tepat harus digunakan agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana strategi membangun loyalitas pelanggan PT. ISS Indonesia cabanga
Lebih terperinciBAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dicapai semata-mata dengan menyingkirkan hambatan yang menghalang kemajuan ekonomi. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi ialah upaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Negara Indonesia merupakan negara agraris (pertanian) oleh karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris (pertanian) oleh karena prioritas pembangunan hingga saat ini tetap diletakkan pada sektor pertanian. Pembangunan ini ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Tahap-tahap Penelitian. Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui mengetahui studi dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Nek Sawak terdapat satu sekolah dasar bernama SD N 11 Nek Sawak, meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang ingin melanjutkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam kemiskinan, baik di desa maupun di kota masyarakat sama-sama mengalami hidup dibawah garis kemiskinan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebenarnya negara ini diuntungkan karena dikaruniai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi jenis Arabika masuk ke Jawa dari Malabar pada tahun 1699 dibawa oleh kapitalisme Belanda perkembangannya sangat pesat dan hal ini tidak bisa dilepaskan dari sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebanyak jiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sosial ekonomi keluarga sangat menentukan kedudukanya ditengah-tengah masyarakat. Sosial ekonomi keluarga menggambarkan bagaimana kedudukan keluarga berada.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumber daya alam. Hasil bumi yang berlimpah dan sumber daya lahan yang tersedia luas, merupakan modal mengembangkan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dalam hal ini, peneliti ingin menggambarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan alat atau sarana yang menentukan sampai di mana kemampuan tersebut dapat dicapai. Dalam konteks lebih luas bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal untuk memudahkan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud dari judul ini, maka perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehiduan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rajabasa dan merupakan desa pesisir pantai, secara geografis Desa Hargo
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hargo Pancuran merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan Rajabasa dan merupakan desa pesisir pantai, secara geografis Desa Hargo Pancuran merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA N I Jogonalan SMA Negeri 1 Jogonalan berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada tahun 1990, dimulai dengan Tahun Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena disini peneliti sebagai instrumen kunci, serta hasil penelitian lebih menekankan makna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan. Sebagai suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif
Lebih terperinciETOS KERJA PETANI. (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI
ETOS KERJA PETANI (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI YOWAN TAMU S.Ag MA PROGRAM STUDI SI SOSIOLOGI ABSTRAK SUMIATI PAKAYA. 281 409 106. Etos
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu manusia pasti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan bahwa masalah yang diteliti adalah gejala
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian ini menggunakan dua variable. Berbagai macam definisi tentang penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Komunikasi Nonverbal Dalam Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh Nasiri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif-Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan penelitian, dan teknik analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun bertambah dengan pesat sedangkan lahan sebagai sumber daya keberadaannya relatif tetap. Pemaanfaatan
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR
PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: M. LUTHFI EKO NUGROHO NIM L2D 001 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mayoritas penduduk di negara berkembang adalah petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petani ikan dan sebagainya. Menurut Loekman (1993:3) Besarnya fungsi sektor pertanian bagi masyarakat Indonesia tentu saja harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik bertani sayuran, padi, holtikultura, petani ikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikankan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan dalam menyelenggarakan roda pemerintahan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hutan merupakan bagian penting dari negara Indonesia. Menurut angka
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan bagian penting dari negara Indonesia. Menurut angka resmi Kementerian Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2012 luas kawasan hutan di Indonesia sekitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati disistematikan untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB IV DISKUSI TEORITIK
BAB IV DISKUSI TEORITIK Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami apakah yang menjadi alasan para buruh petani garam luar Kecamatan Pakalmelakukan migrasi ke Kecamatan Pakal, Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 1 sehingga dapat
39 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 1 sehingga dapat memecahkan suatu masalah. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian dilakukan untuk mengembangkan apa yang ada di balik peristiwa, latar belakang pemikiran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Kualitatif Metode penelitian adalah teknik spesifik dalam penelitian. Metodologi penelitian adalah sebuah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan nasional abad ke-21, masih akan tetap berbasis pertanian secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, khususnya untuk pemulihan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melayu dengan nama ibu kotanya Pulau Punjung. Kabupaten ini dibentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Pada kawasan ini dahulunya pernah berdiri sebuah Kerajaan Melayu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan wilayah geografi dataran tinggi dan dataran rendah yang didalamnya mencakup keragaman iklim, memiiki peluang yang besar
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Universitas Sumatera Utara
EKSISTENSI MASYARAKAT WILAYAH PESISIR SUMATERA UTARA DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN * (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara) Sismudjito **
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi
60 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif denganmetode studi kasus. Nasution (2003: 5) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam
2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi interaksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode atau pendekatan kualitatif yaitu; penelitian yang tidak menggunakan perhitungan statistik.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan
Lebih terperinciRINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017
RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017 I. RENCANA INVESTASI PMDN/ PMA Tabel 1. Perkembangan PMDN & PMA Satuan nilai rencana investasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma deskriptif-kualitatif,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma deskriptif-kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebelum tahun 1970-1980-an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan Brebes adalah sebagai petani atau buruh tani, mereka bercocok tanam padi dan bawang merah.
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II)
No. 53/11/13/Th.XVIII, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi tahun 2015 diperkirakan
Lebih terperinciFAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG
FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
Lebih terperinci