PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI LEMBARAN DISKUSI SISWA (LDS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LENGAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SEPTIA RULIYANI NIM. 12010237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI LEMBARAN DISKUSI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LENGAYANG Septia Ruliyani, Armein Lusi Zeswita, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email: Septia ruliyanitia@yahoo.com ABSTRACT Results of studying Biology class VIII SMPN 1 Lengayang District of South Coastal District has not reached the minimum completeness criteria (MCC). One of the causes of learning outcomes have not yet reached MCC allegedly due to lack of teachers still use a variety of learning models in the learning process. Teachers usually describes learning to use the lecture method, which only focuses on the delivery of content by teachers without involving students. This study aims to determine the establishment of a model problem based learning with (LDS) on learning outcomes grade science students SMPN 1 South Pesisir subdistrict Lengayang Kabupaten.This type of research is an experiment with the entire population is a class VIII student enrolled in the academic year 2016/2017. Sampling method with total sampling technique. Determination of the experimental class and control by of of random method, the first class is drawn as an experimental class, while the second class as the control class, the obtained experimental class is class VIII4 and control classes, namely class VIII3. The instrument used is a written test to shape an objective matter. Analysis of the data used by the -t test. Based on the results of learning science test scores of students, average values obtained experimental class was 71.33 and the average value of the control class is 67.38. The results of t-test analysis, obtained t (0,71) <t table (1.67) which means that H1 is rejected. From this study it can be concluded that the learning model of problem based learning and improve learning outcomes biology and does not reach the minimum completeness criteria (MCC) class VIII SMPN 1 Lengayang District of South Coastal District Keyword: Guide Problem Based Learning Pendahuluan Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif ini terjadi antara guru, peserta didik dan antara sesama peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Untuk terjadinya interaktif dan edukatif yang baik dalam proses belajar mengajar guru harus mengetahui berbagai persyaratan, pendekatan, media, metode, kondisi, sarana dan prasarana dan mengenali perkembangan intelektual, psikologi peserta didik (Lufri, 2007:1). Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada bulan Mei tahun 2016 dengan guru biologi SMP N 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan terungkap bahwa mata pelajaran biologi siswa hanya mencatat dan menghafal sehingga siswa kurang termotivasi dan semangat untuk belajar biologi, selain itu guru biologi hanya cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Menyebabkan siswa sibuk mencatat atau mendengar ketika guru menjelaskan materi dalam proses pembelajaran, keadaan seperti inilah yang membuat siswa tidak aktif dan tidak termotivasi untuk belajar sehingga berdampak terhadap hasil belajar. Untuk mengatasi masalah yang terjadi di SMP N 1 Lengayang, guru diharapkan mampu menggunakan model. Dengan demikian siswa memiliki pemahaman yang tuntas terhadap materi yang disajikan. Untuk itu diperlukan model yang cocok dalam pembelajaran, salah satunya model problem based learning (PBL). Model pembelajaran yang berbasis pada masalah atau biasa disebut dengan Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan masalah yang nyata dalam kehidupan dan bersifat tidak terstruktur (ill-structured), terbuka. Melalui model Problem Based Learning (PBL) siswa dirangsang untuk
melakukan penyelidikan atau inkuiri dalam menemukan solusi-solusi terhadap masalah yang dihadapinya (Ibrahim dan Nur, 2012 : 3 ). Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka penulis telah melaksanakan Penelitian dengan tujuan untuk mengetahuai Penerapan Model Problem Based learning (PBL) Disertai Lembaran Diskusi Siswa (LDS) Terhadap aktifitas siswa dan ketrampilan siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lengayang kabupaten Pesisir Selatan. Metode Penelitian Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized control group only design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling karena sampel yang diambil meliputi keseluruhan unsur populasi. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan cara undian. Kelas yang pertama terambil ditetapkan sebagai kelas eksperimen. Kelas VIII 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 3 sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning disertai LDS, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kemudian kedua kelas ini dilakukan tes akhir untuk melihat hasil belajar siswa pada kedua kelas sampel tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah validitas soal, reliabilitas tes, daya pembeda, dan indeks kesukaran soal. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil analisis data nilai hasil belajar siswa pada kegiatan tes akhir diperoleh data nilai rata-rata tes, simpangan baku, dan varians kedua kelas sampel. Tabel 1. Tabel 8. Nilai Rata-rata Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Parameter 1.Nilai Rata 2.predikat 3.Uji Normalitas Rata 4.Uji Homogenitas 5.Uji Hipotesis Kelas Eksperimen 71,33 B L 0 = 0,0133 L t = 0,167 F tabel = 1,88 F hitung = 0,29 t tabel = 1,67 t hitung = 0,71 Kelas Kontrol 67,38 B- L 0 = - 0,2187 L t = 0,167 1. Ranah Afektif Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar. 2 Gambar. 1 Penilaian Afektif Siswa 1. Ranah Psikomotor Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil diskusi dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa tentang sistem gerak pada manusia pada saat proses belajar.pada kelas eksperimen setiap indikator memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini. Keterangan Eksperimen > kontrol Lo < L tabel F hitung <F tabel (Homogen) t hitung <t tabel makah 1 di tolak
Gambar.2 Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pembahasan 1. Penilaian Afektif Penilaian afektif di kelas eksperimen pada indikator berani dan santun dalam bertanya diperoleh nilai modus pada kelas eksperimen 2,90 dengan predikat baik, hal ini disebabkan kebanyakan siswa telah memiliki sikap berani dan santun dalam bertanya pada proses pembelajaran. Misalnya pada saat siswa melaksanakan diskusi kelompok mereka sudah mulai berani dan santun dalam bertanya. Kemudian pada indikator bekerjasama dalam kelompok diperoleh nilai modus 2,84 dengan predikat baik, pada saat siswa kelas di eksperimen melakukan diskusi kelompok mereka sudah mulai bekerja sama dengan kelompok dengan baik saat berdiskusi maupun menampilkan hasil diskusinya, namun pada saat diskusi ditemukan masih banyak siswa yang mengerjakan lembaran diskusi siswa hanya siswa yang pintar saja sedangkan siswa yang lain tidak ada yang mengerjakan dan pada indikator ketrampilan berkomunikasi saat belajar diperoleh nilai modus 2,90 dengan predikat baik, hal tersebut dikarnakan siswa sudah mulai terampil dalam berkomunikasi pada saat belajar. Selanjutnya pada indikator toleransi dan menghargai pendapat teman di peroleh nilai modus pada kelas eksperimen 3,09 dengan predikat baik, karena siswa sudah memiliki rasa toleransi dan menghargai pendapat teman. Sehingga didapatkan Nilai modus keseluruhan afektif pada kelas eksperimenyaitu 3,00. Penilaian afektif pada kelas kontrol dengan indikator berani dan santun dalam bertanya modus 2,53 dengan predikat baik, hal ini ditunjukan siswa pada saat belajar sudah mulai berani dan santun dalam bertanya maupun mengemukakan pendapat, sedangkan pada indikator terampil berkomunikasi saat belajar dengan diperoleh nilai modus 2,84 dengan predikat baik. Hal tersebut terbukti pada saat siswa belajar mereka sudah mulai terampil berkomunikasi saat belajar baik dengan guru maupun dengan teman nya, pada indikator toleransi dan menghargai pendapat orang lain diperoleh nilai modus 2,68 dengan predikat baik, minsalnya pada saat belajar siswa sudah mulai bersikap toleransi dan menghargai pendapat teman yaitu pada saat bertanya dan menyampaikan ide-ide. Sehingga didapatkan nilai modus keseluruhan afektif pada kelas eksperimen yaitu 2,68. 2. Ranah psikomotor Penilaian psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah lembar hasil diskusi siswa, hasil diskusi siswa ini diberikan pada akhir pembelajaran tentang materi sistem gerak pada manusia. Keterampilan siswa kelas eksperimen dalam hasil diskusi dari empat indikator indikator yaitu kerapian tulisan, kelangkapan isi, kebersihan dan kerapian, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,29 memperoleh predikat baik. Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kelengkapan isi sudah baik, dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran meskipun ada juga beberapa orang siswa yang kurang lengkap jawabannya, kemudian kelangkapan pengisian LDS sudah mulai lengkap dari sebagian siswa yang mengisi lembaran diskusi siswa selanjutnya pada indikator kebersihan hasil laporan pada kelas eksperimen dari sebagian siswa sudah sangat bersih dalam pengisian lembaran diskusi siswa. Namun sebagian tulisan siswa masih ada yang belum bersih dan rapi terkadang ada susah dibaca dan dimengerti dari hasil lembaran diskusi siswa Hal ini siswa telah mampu menunjukkan kesungguhan dalam menjawab lembaran diskusi siswa (LDS) yang diberikan. Penilaian pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan yang diberikan setelah menerangkan materi di kelas kontrol. Kelas
kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh adalah 3,03 berada pada predikat baik. Terdiri dari 4 indikator yaitu kerapian tulisan, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kelengkapan materi/isi catatan, kebersihan catatan. Pada kelas kontrol masih banyak catatan siswa yang kurang lengkap dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kerapian dan kebersihan sehingga banyak dari siswa yang catatannya sulit dibaca. Menurut kunandar (2013 : 249) hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dankemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecendrungankecendrungan untuk berprilaku atau berbuat). Hasil belajar kognitif dan afektif yang akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukan prilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam makna yang terkandung didalam ranah kognitif dan afektif Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Lengayang dengan penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) disertai lemebaran diskusi siswa (LDS) tidak dapat meningkatkan hasil pembelajaran kognitif biologi dan tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dari hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat memberikan masukan guna untuk meningkatkan hasil belajar biologi yaitu:guru bidang studi khususnya, dan guru bidang studi lainnya umumnya jika menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran harus memahami sintak dari PBL. Peneliti selanjutnya yang menerapakan pembelajran Problem Based Learning harus dapat menguasai kelas dengan baik dan disarankan untuk memperhatikan kondisi siswa sebelum melakukan penelitian dengan model problem based learning disertai LDS dan mampu menyesuaikan waktu yang ada agar penelitian memiliki pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa Daftar Kepustakaan Lufri,M.S.2007. metedologi penelitian. Padang : UNP Press. Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Kunandar. 2009. Guru profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Edisi Revisi). Jakarta : Rajawali Pres.