HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam mencapai Drajat Sarjana S1 Psikologi. Disusun Oleh : ANA ARIFA SARI F

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SISWI KELAS XII SMK NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

DEWI KUSUMA WARDHANI F

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

PERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Muhammadiyah Surakarta

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SMP NEGERI 4 CEPU S K R I P S I. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI

Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Penerimaan Teman Sebaya Dengan Konsep Diri

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (1987). Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Adhi, R Metropolitan. (11 Oktober 2003).

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MENYONTEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi hampir bersamaan antara individu satu dengan yang lain, dan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs AL HIDAYAH KARANGPLOSO. Jauharotul Maknunah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEDISIPLINAN DALAM PENGGUNAAN WAKTU NASKAH PUBLIKASI

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL

Bayu Prakoso F

Hubungan Konsep Diri Dengan Konformitas Teman Sebaya Dalam Kegiatan Perkuliahan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEMBOLOS

PROFIL PERMASALAHAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KOTA BOGOR. Weni Nur Wendari 1 Aip Badrujaman 2 Atiek Sismiati S.

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

BABV PENUTUP. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : NOVERANI KHESARI F100100036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas PsikologiUniversitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : NOVERANI KHESARI F100100036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA Noverani Khesari Achmad Dwityanto S.Psi M.Si Noverani92@gmail.com Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Surakarta Abstraksi Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa kedewasaan. Namun pada dasarnya masa remaja adalah masa dimana seseorang dituntut untuk memilih sikap atau dapat juga dikatakan belajar merubah sikap kekanak-kanakan menjadi lebih dewasa, dimana pada masa ini si individu dapat menentukan sendiri kearah mana ia akan memulai berjalan dalam kehidupannya. Faktor yang mempengaruhi konsep diri, diantaranya adalah teman sebaya (peer group). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri, serta mengetahui tingkat penerimaan kelompok teman sebaya dan konsep diri siswa SMP Negeri 17 Surakarta dan sumbangan efektif penerimaan kelompok teman sebaya terhadap konsep diri. Dengan hipotesis : ada hubungan positif antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri pada siswa SMP Negeri 17 Surakarta Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 17 Surakarta berjumlah 121 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sample nonrandom. Alat ukur yang digunakan adalah skala penerimaan kelompok teman sebaya dan skala konsep diri. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Kata Kunci : Penerimaan kelompok teman sebaya, konsep diri, siswa, remaja 1

PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan berbagai aspeknya, yaitu aspek fisik dan psikologis. Perubahan tersebut berdampak terhadap perkembangan mental dan sosial anak. Pola interaksi sosial menjadikan remaja mampu mengadakan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial maupun dengan dirinya sendiri. Terutama dengan lingkungan teman sebaya. Lingkungan teman sebaya ini banyak remaja membentuk kelompokkelompok baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Menurut Monks (1992), suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir. Kelompok teman sebaya di sekolah berpengaruh terhadap individu melalui konsep diri seorang siswa. Sebelum seorang siswa mengetahui mengapa orangorang menyukai atau menolak dirinya, siswa sudah dapat mengetahui pendapat mereka dan apa arti reaksi mereka. Bila reaksi teman sebaya menunjukkan sikap yang baik atau menerima, maka siswa tersebut akan mempunyai konsep diri yang baik atau positif, begitu juga sebaliknya. Konsep diri yang positif dalam diri remaja timbul akibat dari remaja yang memiliki penampilan fisik yang sehat, energik dan bentuk tubuh yang menawan, hubungan dengan orang tua dan teman sebaya yang harmonis dan kemampuan kognitif yang tinggi. Seseorang yang memiliki kematangan konsep dirinya merupakan orang yang tahu benar apa yang hendak dilakukannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sedangkan orang yang konsep dirinya rendah atau belum matang biasanya memiliki sifat kekanakkanakan, belum mampu memanage diri. Menurut Pudjjogyanti (1985, dalam Wiprana, 2006) konsep diri adalah sikap dan pandangan individu terhadap keadaan dirinya. Menurut Hall dan Lindzey (1993, dalam Pamungkas, 2007) konsep diri merupakan terjemahan dari self concept dan berkaitan erat dengan kepribadian individu karena konsep diri adalah suatu susunan (konstruk) dalam kepribadian. Jika kepribadian seseorang dapat diamati dari perilaku-perilakunya dalam berbagai situasi dari pola reaksinya, maka konsep diri tidak langsung dapat diamati seperti halnya perilaku dan ekspresi seseorang. Manifestasi konsep diri yang tercermin dalam pola reaksi seseorang, dapat diamati dari reaksi yang ajeg yang mendasari pola perilakunya. Rini (dalam Sarwono, 2012) mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri remaja adalah peran orang tua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Coopersmith (dalam Jahja, 2011) tentang peranan kondisi keluarga dibandingkan dengan konsep diri, membuktikan bahwa kondisi keluarga yang buruk dapat membentuk konsep diri yang negatif pada anak, dan konsep diri yang positif akan muncul pada keluarga yang memiliki tenggang rasa yang tinggi antar anggota. Dampak dari keluarga yang buruk akan mempengaruhi proses belajar atau prestasi remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Fink (dalam Pudjijogyanti, 1985) menunjukkan bahwa siswa yang tergolong berprestasi tinggi mempunyai konsep diri yang lebih positif, sebaliknya siswa yang tergolong berprestasi rendah mempunyai konsep diri yang negatif. Siswa yang kurang berprestasi akan memandang diri 2

mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan orang lain. Selain itu tanggapan positif guru akan membantu siswa bersikap positif terhadap dirinya dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berbagai studi yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa konsep diri mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat diramalkan dengan melihat konsep diri siswa. Fenomena yang didapat melalui observasi adalah seorang siswa yang bersekolah di sekolah menengah pertama adalah ketika bel masuk salah seorang siswa tidak segera masuk kelas, siswa cenderung berada diluar kelas sampai guru pelajaran yang bersangkutan datang, akibat dari siswa tersebut membuat satu per satu temannya juga ikut berada diluar kelar, ada juga yang pergi ke kantin. Fenomena lainnya adalah ketika siswa menghadapi ujian, tidak sedikit siswa yang melakukan contek menyontek, hal ini menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kepercayaan diri atas jawaban yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri, mengetahui tingkat konsep diri dan penerimaan kelompok teman sebaya, serta mengetahui sumbangan efektif penerimaan kelompok teman sebaya terhadap konsep diri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan positif antara Penerimaan Kelomok Teman Sebaya dengan Konsep Diri pada Remaja di SMP Negeri 17 Surakarta. METODE PENELITIAN Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sample nonrandom dengan mengambil 4 kelas dalam populasi. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala konsep diri dan skala penerimaan kelompok teman sebaya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 17 Surakarta yang duduk di kelas VIII sebanyak 125 siswa diambil dari 4 Kelas. Namun, terdapat 4 siswa yang tidak hadir, sehingga terdapat 121 siswa. Pengukuran konsep diri dalam penelitian ini menggunakan skala konsep diri yang disusun oleh peneliti. Skala konsep diri ini disusun berdasarkan teori tentang konsep diri yang dikemukakan oleh Hurlock (1993) dan Berzonsky (1991) yaitu; aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial dan aspek moral. Pengukuran penerimaan kelompok teman sebaya dalam penelitian ini menggunakan skala penerimaan kelompok teman sebaya yang disusun oleh peneliti. Skala penerimaan kelompok teman sebaya ini disusun berdasarkan aspek-aspek penerimaan kelompok teman sebaya menurut Parker (1993) dan Kristi (1992, dalam Asep Purnomo, 2006) yang mencakup perhatian dan kasih sayang, bantuan dan kesediaan, penghargaan dan penghormatan, kepercayaan, persahabatan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis product moment karena penelitian ini untuk menguji dua variabel apakah ada hubungan variabel yang diujikan tersebut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson dengan menggunakan SPSS 16 for windows dapat diketahui nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,635; p = 0,00 (p< 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan 3

antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri. Semakin tinggi penerimaan kelompok teman sebaya maka semakin tinggi konsep diri, sebaliknya semakin rendah penerimaan kelompok teman sebaya maka semakin rendah pula konsep diri siswa SMP Negeri 17 Surakarta. Dengan kata lain bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri. Sumbangan efektif dari penerimaan kelompok teman sebaya terhadap konsep diri sebesar 40,4%, ditunjukkan dengan koefisien determinan (r 2 ) sebesar 0,404 dan selebihnya 59,6% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang mempengaruhi konsep diri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Hurlock (1993) bahwa konsep diri juga dipengaruhi oleh faktor internal (usia kematangan, penampilan diri, kepatuhan sex, hubungan keluarga dengan orang tua) dan faktor eksternal (nama dan julukan, teman-teman sebaya, kreativitas). Faktor dari usia kematangan misalnya seseorang yang diperlakukan seperti orang dewasa, maka akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan dan juga akan menyesuaikan diri secara baik maupun sebaliknya. Penampilan diri, yaitu penampilan diri yang berbeda dengan orang lain yang dapat membuat seseorang merasa rendah diri. Teman-teman sebaya (peergroup), yaitu Adanya anggapan tentang konsep diri teman-teman sebaya mengenai dirinya dan juga oleh karena adanya tekanan pada dirinya untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya. Kreativitas, yaitu Seseorang yang didorong untuk lebih kreatif dalam bermain dan dalam tugastugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas, hal ini memberikan pengarah yang baik pada konsep dirinya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konsep diri siswa memiliki rerata empirik (RE) sebesar 64,19, sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 50, sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa konsep diri siswa tergolong tinggi. Dari hasil kategorisasi konsep diri diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki tingkat konsep diri rendah dan sangat rendah, terdapat 8 siswa yang memiliki tingkat konsep diri sedang, 88 siswa memiliki tingkat konsep diri tinggi dan 25 orang siswa memiliki tingkat konsep diri sangat tinggi. Hasil analisis data pada penerimaan kelompok teman sebaya menunjukkan bahwa rerata empirik (RE) sebesar 70,18, sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 55, hasil tersebut menunjukkan bahwa penerimaan kelompok teman sebaya siswa tergolong tinggi. Hasil kategorisasi penerimaan kelompok teman sebaya siswa menunjukkan tidak ada siswa yang memiliki penerimaan kelompok teman sebaya rendah dan sangat rendah, terdapat 5 siswa dengan tingkat penerimaan kelompok teman sebaya sedang, 87 siswa dengan tingkat penerimaan kelompok teman sebaya tinggi serta 29 siswa dengan tingkat penerimaan kelompok teman sebaya sangat tinggi. Dari uraian diatas didapat hasil bahwa penerimaan kelompok teman sebaya sangat berpengaruh dalam menentukan sikap siswa kaitannya dengan konsep diri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Horrock dan Benimoff (dalam Hurlock, 2002) kelompok teman sebaya merupakan dunia nyata kawula muda yang menyiapkan panggung dimana mereka dapat menguji, menjerumuskan dan memperbaiki konsep dirinya. Kemudian hasil ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fink (dalam Pudjijogyanti, 1985) bahwa Siswa yang 4

kurang berprestasi akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan orang lain. Siswa diharapkan memiliki kemampuan menyesuaikan diri di dalam kelompok maupun lingkungan yang positif agar mampu mendorong dirinya untuk memiliki konsep diri yang tinggi. Penerimaan kelompok teman sebaya yang baik harus memiliki aspek dalam setiap komponennya. Parker (1993) dan Kristi (1992) menyatakan aspek perhatian dan kasih sayang, bantuan dan kesediaan, penghargaan dan penghormatan, kepercayaan, persahabatan merupakan aspek-aspek dalam penerimaan kelompok teman sebaya. Seperti yang diungkapkan oleh Seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (1993) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah temanteman sebaya (peergroup) tanggapan mengenai dirinya. jika individu tersebut menganggap bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Oleh karena itu temanteman sebaya memegang peran dalam memunculkan atau membentuk konsep diri. Hal ini didorong pula dengan pendapat yang diungkapkan oleh Havighurts mengenai kelompok teman sebaya yang disebut sebagai geng atau kelompok. Anak-anak menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilakunya. Horrock dan Benimoff (dalam Hurlock, 2002) kelompok teman sebaya merupakan dunia nyata kawula muda yang menyiapkan panggung dimana mereka dapat menguji, menjerumuskan dan memperbaiki konsep dirinya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasi penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri memiliki hubungan positif yang sangat signifikan antara penerimaan kelompok teman sebaya dengan konsep diri pada remaja di SMP Negeri 17 Surakarta. Tingkat penerimaan kelompok teman sebaya pada remaja di SMP Negeri 17 Surakarta tergolong tinggi, dan tingkat konsep diri pada remaja di SMP 17 Surakarta juga tergolong tinggi. Terdapat juga pengaruh dari variabel penerimaan kelompok teman sebaya terhadap konsep diri sebesar 40,4 %, sehingga masih ada 59,6% variabel atau faktor lain yang mempengaruhi konsep diri diluar dari faktor penerimaan kelompok teman sebaya. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1. Siswa SMP Negeri 17 Surakarta Untuk selalu dapat mempertahankan sikap penyesuaian diri yang positif sehingga dapat selalu memiliki konsep diri yang tinggi, terlepas ada atau tidaknya faktor lain yang ada dalam diri siswa dan dapat menentukan perilaku mana yang dapat dilakukan dan perilaku mana yang tidak dapat dilakukan. 2. Bagi orang tua Karena kepribadian seorang siswa tidak terlepas dari pihak keluarga, peneliti berharap keluarga memiliki peran penting dalam meningkatkan konsep diri pada siswa. Keluarga mampu memberikan dorongan dan memberikan 5

citra positif dalam diri seorang siswa sehingga siswa lebih mampu mengembangkan nilai positif dalam dirinya dan mampu untuk berprestasi serta menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti halnya dukungan orang tua berupa apresisasi yang diberikan siswa ketika siswa memperoleh hasil belajar yang baik. 3. Bagi pihak sekolah Diharapkan mampu diadakannya bimbingan konseling secara rutin untuk siswa sehingga apabila siswa mengalami hambatan atau masalah dalam belajar maupun pergaulan pihak sehingga dapat membantu siswa yang memiliki konsep diri rendah dapat termotivasi, sedangkan untuk siswa yang sudah memiliki konsep diri tinggi pihak sekolah dapat terus memberikan arahan atau motivasi yang positif, sehingga konsep diri siswa yang tergolong tinggi dapat dipertahankan. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang berkaitan dengan tema konsep diri dapat mengungkap faktor yang mempengaruhi konsep diri selain faktor penerimaan kelompok teman sebaya, dan dapat memperdalam alat ukur dengan observasi maupun interview, selain itu dalam menentukan jumlah subjek penelitian lebih banyak sehingga hasil penelitian akan lebih komprehensif. Apabila menggunakan skala lebih diawasi dalam pengisiannya sehingga data yang diambil benar-benar apa yang dialami oleh siswa. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berzonsky, M.D. 1991. Adolescent Development. New York: Mc Milan. Burns, R. B. 1993. Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan, danperilaku). Alih bahasa: Eddy. Jakarta : Arcan. Calhoun, J. F., dan Acocella, J. R. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian danhubungan Kemanusiaan.Alih bahasa: Satmoko. Semarang : IKIP SemarangPress. Geldard Kathryn, dan Geldard David. 2011. Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Hurlock, E. B. 1978. Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E.B. 1997. Psikologi Perkembangan Anak ; Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan Anak ; Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga. 6

Malcom, Hardy & Steve, Heyes. 1988. Pengantar Psikologi : Edisi kedua. Jakarta: Erlangga. Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Monks, F.J.K dkk. 2006. Psikologi perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nazir, Moh, Ph.D. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nur Ghufron, M & Risnawita S, Rini. 2012. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Pamungkas, S. 2007.Minat Berwiraswasta Pada Mahasiswa Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Motivasi Berprestasi. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : UKS, Fakultas Psikologi. Parker, J. G, and Asher, S. R. 1993. Friendhip and Friendship Quality in Middle Chilhood: Links with Peer Group and Feelings of Loneliness and Social Dissatisfaction. American: Psychology Association. Pudjijogyanti,. C.R. 1985. Konsep diri dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Pusat Penelitian Unika AtmaJaya. diterbitkan). Surakarta: UMS, Fakultas Psikologi. Rahmat, J. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid 1 (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Santrock, J.W. 2007. Adolescence Perkembangan Remaja. Edisi Keenam (alih bahasa: ShintoB, Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga. Shavelson, R. J., Hubner, J. J. dan Stanton, G. C. 1976. Validation of Construct Interpretation. Walgito Bimo, Prof. Dr. 2007. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi Offset. Widodo, P. B. 2006. Reliabilitas dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri Untuk Mahasiswa Indonesia. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Program Studi Psikologi FK Universitas Diponegoro Semarang. Wiprana, Yanita Vony. (2006). Motivasi Berprestasi Dalam Bidang Akademik Pada Mahasiswi Pekerja Sales Promotion Girl Ditinjau dari Konsep Diri. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : UKS, Fakultas Psikologi. Purnomo Sidi, Asep. 2006. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perilaku Kenakalan Remaja. Skripsi (tidak 7