BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

PEMBUATAN PAKAN IKAN BERBAHAN BAKU LOKAL:

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE 3.1 Pakan Uji

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir. Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir

PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SUMBER NUTRIEN DAN ENERGI DLM MEMBUAT PAKAN IKAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

PERSIAPAN DAN PENYUSUNAN BAHAN BAKU LOKAL UNTUK FORMULASI PAKAN IKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

Tingkat Kelangsungan Hidup

PENGANTAR. Latar Belakang. dan negatif. Dampak positif yaitu meningkatkan perekonomian dan mengurangi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

KULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.

BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

II. BAHAN DAN METODE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KULIAH ke: 9. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Pedaging. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik pedaging.

I. PENDAHULUAN. Mikroalga merupakan jasad renik dengan tingkat organisasi sel yang

PEMANFAATAN AMPAS KELAPA LIMBAH PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MURNI MENJADI PAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

SUHARTO. Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Bogor RINGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

KADAR PROTEIN DAN PROFIL ASAM AMINO DAGING KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) JANTAN DAN PERANAKAN BOER (PB) KASTRASI

PEMBERIAN RANSUM BERBEDA LEVEL PROTEIN DAN LISIN TERHADAP PEMANFAATAN PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG SKRIPSI TAUFIK NURROHMAN

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

Metabolisme Protein - 2

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Media Kultur. Pendahuluan

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI HIJAUAN AIR AZOLLA PINNATA SEBAGAI PAKAN SUMBER PROTEIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

LAMPIRAN A: DATA PERSENTASE KULTUR HIDUP (%)

FORMULASI PAKAN IKAN

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

MATERI DAN METODE. Materi

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

PENGUJIAN KUALITAS BAHAN BAKU DAN PAKAN SITI ASLAMYAH

PEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN

I. PENDAHULUAN. Ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus) merupakan ikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TESIS NIM: satu syarat. Oleh

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Nutrien Ikan Lele

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

Transkripsi:

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1. Hasil 5.1.1. Bahan, Formulasi dan Komposisi Kimia Diet Percobaan Komposisi kimia bahan pakan yang digunakan dalam diet uji dapat dilihat pada Tabel 1. Tepung ikan rucah bergaram mengandung 57,12% protein, 5,27% lemak, 9,76% air, 27,19 abu dan 12,17% nitrogen free extract (NFE). Kandungan protein tepung ikan rucah bergaram ini hampir sama dengan tepung ikan konvensional, akan tetapi lemaknya lebih rendah dan abu serta NFE sedikit lebih tinggi. Rendahnya kadar lemak pada ikan rucah bergaram mungkin disebabkan pengaruh perebusan dan pengepresan karena ikan rucah bergaram sebelum diinklusi dalam diet direbus dan dipres untuk mengurangi kadar garamnya. Sewaktu perebusan dan pengepresan, lemak ikan rucah bergaram mungkin tercuci sehingga kandungannya bekurang. Keadaan yang sama juga dilaporkan pada penelitian komposisi kimia ikan rucah bergaram sebelumnya oleh Hasan et al (2016). Tabel 1. Analisis proksimat bahan pakan Komposisi Proksimat (% Berat Kering) Bahan Pakan Bahan kering Protein Lemak Abu NFE* Tepung ikan konvensional 91,52 57,12 11,86 20,50 10,52 Ikan rucah bergaram 90,24 55,37 5,27 27,19 12,17 Tepung Kedele 90,1 36,96 21,27 4,81 36,96 Dedak 93,17 12,11 8,51 12,52 66,85 *NFE=Nitrogen Free Extract dihitung berdasarkan 100- (Protein+Lemak+ Abu+Air) Formulasi dan komposisi kimia diet uji disajikan pada Tabel 2. Proporsi setiap komponen bahan pakan dalam setiap diet dibuat sama, kecuali tepung ikan rucah dan tepung ikan konvensional. Kandungan protein dan energi setiap diet juga diupayakan sama, yaitu 34% dan 3,20 kcal DE/g; dan minyak sawit digunakan untuk mempertahankan keseimbangan energi dalam setiap diet.

Komposisi protein dan energi diet percobaan relatif sama, kecuali diet komersial yang relatif lebih rendah. Kadar garam meningkat dengan semakin tinggi kandungan ikan rucah bergaram dalam diet. Profil asam amino esensial diet ikan rucah bergaram dan diet tepung ikan juga relatif sama. Rasio asam amino esensial dan total esensial asam amino (Tabel 3) baung yang dianggap sebagai indikator keseimbangan asam amino dalam diet (Arai 1981; Ogata et al 1983; Murai et al 1984; Khan et al 1994; Hasan et al 2001) juga sama antara diet ikan rucah dan diet tepung ikan. Oleh karena komposisi kimia proksimat dan profil asam amino diet ikan rucah bergaram dan diet tepung ikan adalah sama, konsentrasi garam dengan demikian merupakan faktor yang mencirikan diet ikan rucah bergaram berbeda dengan diet tepung ikan. Diet komersial memiliki lemak dan abu yang lebih rendah dan NFE yang lebih tinggi dibandingkan diet ikan rucah bergaram dan diet tepung ikan. Tabel 2. Formulasi dan komposisi proksimat diet uji Bahan Pakan Diet TI IRG-50 IRG-75 IRG-100 DK* Tepung ikan konvensiona 36 18 9 0 - Tepung ikan rucah 0 18 27 36 - bergaram Tepung kedele 28 24 24 24 - Dedak 38,5 39 39 38,5 - Minyak Sawit 1 0,5 0,5 1 - Vitamin dan mineral mix** 0,50 0,50 0,50 0,50 - Analisis proksimat Bahan Kering 89,80 87,90 88,08 87,21 90,39 Protein 34,09 34,04 33,57 33,75 31,79 Lemak 13,15 13,19 13,11 13,08 6,71 Abu 13,74 13,79 14,17 14,77 8,62 NFE*** 39,03 38,98 39,15 38,39 52,88 Energy (kcal DE/100g) 3,23 3,24 3,22 3,20 2,94 Garam 1,12 3,09 4,37 5,22 0,57 * DK=Diet komersial, tidak diketahuai bahannya **Vitamin dan mineral mix: Vit A, 2750 IU; Vit D, 550,000 IU; Vit E, 25,000 IU; Vit K, 5,000 mg; Choline, 250,000 mg; Niacin, 50,000 mg; Riboflavin, 10,000 mg; Pyridoxine, 10,000 mg; Calcium D-pantothenate, 25,000 mg; Biotin, 50 mg; Folacin, 2,500 mg; Cyanocoblamin, 10 mg; Ascorbic acid, 50,000 mg; K 2 HPO 4, 30%; KCL, 8.4%; MgSO 4, 14.8%; CaHPO 4.2H 2 O, 27.4%; FeCL 3, 1.4%; MnSO 4.7H 2 O, 0.2%; CaCO 3, 16.8%. ***NFE dihitung berdasarkan 100- (protein, lemak, air, abu)

Tabel 3. Rasio A/E (% essential amino acid/total essensial amino acid) diet experimen dan baung Asam amino essential Arginine Histidine Isoleucine Leucine Lysine Methionine Alanine Phenylalanine Threonine Valine Tryptophan * ND: Not determined. Diet Ti IRG-50 IRG-75 IRG-100 DK 7,15 6,34 7,03 6,78 5,80 7,81 8,01 8,01 7,49 8,69 12,34 13,62 11,72 13,72 13,89 18,54 17,78 17,75 17,39 17,63 17,79 15,17 15,65 14,95 15,93 7,05 6,95 6,89 7,207 5,82 5,05 6,33 6,67 6,63 6,76 7,33 7,73 7,77 7,91 7,92 9,03 9,61 9,52 9,92 8,77 7,90 8,43 8,99 7,99 8,78 ND* ND ND ND ND Baung 7,72 7,10 14,02 17,48 13,88 6,54 7,61 8,15 9,68 7,82 ND 5.1.2. Stabilitas Diet Pellet dalam Air Stabilitas diet pellet percobaan dalam air di tampilkan pada Table 4. Stabilitas pellet diukur berdasarkan persen kehilangan bahan kering atau loss of dry matter (LDM) setelah 10 dan 30 menit dalam air, dan stabilitas yang terbaik adalah pellet dengan kehilangan bahan kering minimum. Nilai LDM pellet dalam penelitian ini tidak berbeda antara diet pellet ikan rucah bergaram dan diet pellet tepung ikan (p > 0.05), yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh inklusi ikan rucah bergaram terhadap stabilitas pellet. Nilai LDM diet tepung ikan dan ikan rucah bergaram adalah 2.02-2.04% selama 10 menit dan 6.37-6.38% selama 30 menit. Nilai ini dianggap sangat stabil karena nilai LDM minimum untuk pakan catfish adalah < 10% selama 5 menit (Wood et al 1985; Fagbenro & Jauncey 1995). Tabel 4. Stabilitas diet pellet dalam air (% Loss of Dry Matter, LDM) selama 10 dan 30 menit Diet (pellet) Qualitas air (% LDM) LDM-10 Minutes LDM-30 Minutes TI 2.04±0.07 a 6.38±0.07 a STF-50 2.03±0.05 a 6.37±0.05 a STF-75 2.03±0.08 a 6.37±0.06 a STF-100 2.04±0.07 a 6.38±0.04 a Note: Rata-rata dalam kolam dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata(p < 0.05).

5.1.3. Water Quality Management. Nilai kualitas air selama percobaan pakan ditampilkan pada Tabel 4. Oksigen terlarut pada pagi dan sore berturut-turut adalah 3.40-5.50 mg L -1 and 3.40-5.50 mg L -1 ; temperatur berturut-turut 28-28.9 o C and 31-33.3 o C dan ph was berturut-turut 6.9-7.3 and 6.9-7.3. Nilai tersebut berada dalam rentang syarat pertumbuhan untuk budidaya ikan tropis. Oksigen terlarut yang merupakan parameter penting yang mempengaruhi respon ikan dianggap baik karena nilai yang direkomendasikan untuk pertumbuhan catfish lebih tunggi dari 3 mg L -1 (Weeks & Ogburn 1977). Tabel 5. Qualitas air selama percobaan pakan Parameter Qualitas air Pagi Sore Dissolved oxygen (mg L -1 ) 4.30-6.40 4.40-6.30 Temperature ( o C) 28.0-29.8 32.0-33.4 ph 6.7-7.1 6.9-7.3 5.1.4. Pertumbuhan, Efisiensi dan Utilisasi pakan Tingkat kelansungan hidup, pertambahan berat dan pertumbuhan spesifik selama percobaan pakan ditampilkan pada Tabel 6 dan 7. Substitusi tepung ikan konvensional secara keseluruhan (100%) dengan ikan rucah bergaram dalam diet ikan tidak mempengaruhi tingkat kelansungan hidup, pertambahan berat, tingkat pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, efisiensi protein, akan tetapi menurunkan retensi protein dibandingkan diet kontrol. Inklusi ikan rucah bergaram sampai 75% tidak mempengaruhi retensi protein dibandingkan diet kontrol. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana substitusi tepung ikan konvensional dengan ikan rucah bergaram lebih dari 50% memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan dan utilisasi nutrien (Hasan et a., 2016). Perbedaan mungkin disebabkan oleh ukuran ikan yang lebih besar dan durasi pemberian pakan yang lebih panjang sehingga ikan semakin beradaptasi pada diet tersebut. Dibandingkan dengan diet komersial, ikan rucah bergaram memberikan pertambahan berat, pertumbuhan spesifik, konsumsi pakan yang lebih rendah; retensi protein yang lebih tinggi, namun tidak terdapat

perbedaan konsumsi pakan, rasio konversi pakan dan rasio efisiensi protein antara ikan yang diberimakan diet ikan rucah bergaram dan diet komersial. Table 6. Tingkat kelansungan hidup (TKH), pertambahan berat (PB) dan tingkat pertumbuhan spesifik (TPS) ikan baung yang diberi makan diet ikan rucah bergaram level berbeda Diet Berat ikan awal (g) Berat ikan akhir (g) TKH (%) PB (%) TPS (%) TI 45,67 119,04 94,67a 73,88a 1,06a IRG-50 47,00 120,34 83,33a 74,06a 1,05a IRG-75 46,23 118,35 92,67a 72,11a 1,04a IRG-100 44,44 115,67 96,12a 71,23a 1,05a DK 44,67 136,07 87,82a 91,40b 1,24b Note: Rata-rata dalam kolam dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata(p < 0.05). Table 7. Konsumsi pakan (KP), rasio konversi pakan (RKP), rasio efisiensi protein (REP) dan retensi protein (RP) ikan baung yang diberi makan diet ikan rucah bergaram level berbeda Diets KP (g/fish) RKP REP RP TI 165,06a 2,26a 1,30a 20,79a IRG-50 166,85a 2,27a 1,31a 20,13a IRG-75 163,24a 2,28a 1,32a 20,07a IRG-100 161,16a 2,20a 1,31a 15,92b DK* 177,53a 1,94a 1,62b 14,55b Note: Rata-rata dalam kolam dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata(p < 0.05). *DK= Diet komersial 5.1.5. Pengaruh Diet Ikan Rucah Bergaram terhadap Komposisi Proksimat dan Profil Asam Amino Tubuh Ikan Inklusi ikan rucah bergaram menggantikan tepung ikan sampai 75% tidak mempengaruhi komposisi proksimat tubuh ikan, akan tetapi inklusi lebih tinggi menurunkan kadar protein dan meningkatkan kandungan lemak tubuh ikan. Tidak terdapat perbedaan profil asam amino esensial antara yang diberi makan diet ikan rucah bergaram dan kontrol. Penurunan kandungan protein ikan akibat inklusi ikan rucah bergaram lebih dari 75% mungkin ada hubungannya dengan utilisasi protein yang lebih rendah akibat mutu protein dan kandungan garam ikan rucah bergaram yang lebih tinggi dari tepung ikan konvensional. Penurunan

pertumbuhan, utilisasi nutrien akibat inklusi ikan rucah bergaram yang berlebihan juga dilaporkan dalam penelitian sebelumnya (Hasan et al., 2016). Dibandingkan diet komersial, diet ikan rucah bergaram menghasilkan pertambahan berat, tingkat pertumbuhan spesifik, rasio efisiensi protein dan kandungan lemak yang lebih rendah; akan tetapi retensi protein, kandungan protein, rupa, tekstur, bau, rasa dan mutu overall yang lebih tinggi. Tidak terdapat perbedaan profil asam amino, edible flesh dan dress-out percentage antara ikan yang diberi makan ikan rucah bergaram dan diet komersial. Ikan rucah bergaram dapat diinklusikan dalam diet baung menggantikan tepung ikan konvensional sampai 75%. Komposisi proksimat dan profil asam amino tubuh ikan yang diberi makan diet ikan rucah bergaram ditampilkan pada Tabel 8. Kandungan protein dan air tubuh ikan cenderung menurun dan lemak meningkat dengan semakin tinggi inklusi ikan rucah dalam diet, khususnya inklusi lebih 75%; akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar abu. Dibandingkan dengan ikan yang diberi makan diet komersial, ikan yang diberi makan diet ikan rucah bergaram memiliki kandungan protein lebih tinggi, lemak yang lebih rendah dan air serta abu yang tidak berbeda. Profil asam amino esensial tubuh ikan, terutama lisin, methionin dan arginin tidak banyak bervariasi antar ikan yang diberi makan diet ikan rucah dan diet tepung ikan konvensioanal (kontrol). Profil asam amino juga hampir sama antara ikan yang diberi makan diet ikan rucah bergaram dan diet komersial. 5.1.6. Pengaruh Diet Ikan Rucah Bergaram terhadap Karakteristik Fisik dan Sensoris Daging Ikan Karaktristik fisik dan sensoris daging ikan yang diberi makan diet ikan rucah bergaram ditampilkan pada Tabel 9. Tidak terdapat pengaruh inklusi ikan rucah bergaram terhadap edible flesh, dress-out percentage dan carcass waste ikan baung. Begitu juga tidak terdapat perbedaan edible flesh, dress-out percentage dan carcass waste antara ikan yang diberi makan diet ikan rucah bergaram dan diet komersial. Inklusi ikan rucah dalam diet juga tidak berpengaruh terhadap nilai rupa, tekstur, bau, rasa dan overall daging ikan; dan nilai rupa, tekstur, bau, rasa dan overall ikan yang diberi makan ikan rucah bergaram lebih tinggi dari yang diberi makan diet komersial.

Table 8. Komposisi proksimat dan profil asam amino tubuh ikan baung yang diberi makan diet ikan rucah bergaram level berbeda Komposisi Diets (%) Proksimat TI IRG-50 IRG-75 IRG-100 DK Protein 16,30c 15,89c 15,87c 14,04b 11,37a Lemak 12,05a 12,11a 12,26a 12,71b 13,85c Air 67,98a 70,25b 69,68b 68,69a 67,55a Abu 0,48a 0,33a 0,47a 0,39a 0,35a Amino acid (% sampel) Asp 2,15 2,01 1,92 1,89 1,98 Glu 3,55 3,25 3,23 3,48 3,37 Serin 0,59 0,64 0,89 0,58 0,59 Glisin 2,09 1,97 2,01 1,98 1,98 Prolin 1,57 1,39 1,64 1,71 1,87 Tirosin 0,86 0,84 0,64 0,76 0,87 Sistein 0,72 0,75 0,68 0,64 0,69 Histidin 2,08 1,95 2,04 2,01 1,98 Arginin 1,32 1,25 1,32 1,28 1,33 Alanin 0,59 0,55 0,56 0,45 0,51 Valin 0,72 0,66 0,71 0,63 0,62 Methionin 0,60 0,60 0,66 0,60 0,63 Threonin 0,83 0,55 0,52 0,76 0,55 Isoleusin 1,04 1,06 1,00 0,98 1,01 Leusin 1,55 1,61 1,52 1,57 1,56 Phenilalanin 0,65 0,80 0,77 0,72 0,76 Lisin 1,39 1,30 1,13 1,39 1,22 Total 10,77 10,32 10,23 10,39 10,17 Note: Rata-rata dalam kolamn dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata(p < 0.05). Tabel 9. Mutu karkas dan sensoris daging ikan ikan baung yang diberi makan diet ikan rucah bergaram level berbeda Karakteristik Diets daging ikan TI IRG-50 IRG-75 IRG-100 DK Edible flesh 38,89a 38,35a 38,10a 39,72a 38,07a Dress-out percentage 53.36a 53.28a 53.20a 53.95a 54.15a Carcass waste 58,72a 58,65a 58,27a 58,63a 58,45a Hematosomatic Index 1,12a 1,23a 1,13a 1,22a 1,16a Rupa 8.61b 8.78b 8.72b 8.67b 7.50a Tekstur 8.28b 8.44b 8.50b 8.22b 7.67a Bau 8.67b 8.78b 8.72b 8.61b 7.72a Rasa 8.39b 8.67b 8.61b 8.33b 7.78a Overall 8.50b 8.72b 8.72b 8.50b 7.72a Note: Rata-rata dalam kolamn dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata(p < 0.05).

5.2. Luaran Tabel 10. Kontribusi dan Target Capaian Tahunan No Jenis Luaran Indikator Capaian TS 1) TS+1 1 Publikasi ilmiah2) Internasional Accepted Publikasi 2 Pemakalah dalam temu ilmiah3) 3 Inivited speaker dalam temu ilmiah4) Nasional Terakreditasi Internasional Terlaksana Terlaksana Nasional Internasional Nasional 4 Visiting Lecturer5) Internasional 5 Paten 6 Teknologi Tepat Guna7) Paten sederhana Hak Cipta 7 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial8) 8 Buku Ajar (ISBN)9) Draft Siap Cetak 9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10)