PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati
|
|
- Ratna Yuliana Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati a. Latar Belakang Pengembangan usaha budidaya ikan perlu memperhatikan beberapa aspek pendukung seperti benih, pakan, lingkungan perairan, manajemen kesehatan serta sistem dan teknologi budidaya ikan. Diantara kelima unsur tersebut pakan merupakan bagian eksternal yang penting karena berkaitan langsung dengan pertumbuhan ikan dan biaya produksi. Peranan pakan buatan dalam usaha budidaya ikan sangat dominan, terutama dalam budidaya ikan yang dikelola secara intensif dengan kepadatan tinggi. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan pakan tersebut cukup besar, bahkan pada budidaya ikan secara intensif dapat mencapai % dari total biaya produksi. Berkaitan dengan hal tersebut maka masalah penyediaan pakan buatan harus ditangani secara sungguh-sungguh karena sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Salah satu cara untuk mengurangi biaya pengadaan pakan adalah dengan memanfatkan azolla sebagai pakan tambahan (ektra feeding). a. Kandungan Gizi Azolla Azolla merupakan genus dari paku air yang mengapung. Saat kondisi optimal, azolla dapat tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35 % seriap harinya. Gambar. Budidaya Tanaman Azolla
2 Azolla sebagai sumber protein dapat digunakan sebagai sumber pakan tambahan untuk ikan. Kandungan protein azolla cukup tinggi ( %). Kandungan asam amino esensialnya, terutama lisin 0.42 % lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak dan beras pecah. Berdasarkan literatur, azolla ternyata memiliki 10 unsur asam amino esensial. Kandungan Asam Amimo Esensial No. Jenis Asam Amino % Berat Kering 1. Thereonine 4.7 g / 100 g protein 2. Valine 6.75 g / 100 g protein 3. Isoleusine 5.38 g / 100 g protein 4. Phenilalanine 5.64 g / 100 g protein 5. Tryptopan 2.01 g / 100 g protein 6. Glysine 5.78 g / 100 g protein 7. Lysine 6.45 g / 100 g protein 8. Leusine 9.05 g / 100 g protein 9. Arginine 6.62 g / 100 g protein 10. Histidine 2.31 g / 100 g protein Sumber : Lumpkin T.A dan Plucett (1982) di dalam Djojosuwito, S. (2000) b. Kebutuhan Ikan terhadap Asam Amino Ikan tidak dapat membuat asam-asam amino sehingga ikan perlu memperoleh zat-zat tersebut langsung dari makanan yang diperolehnya. Kualitas protein pada makanan ikan tidak hanya ditentukan oleh kandungan dalam makanan, sumbernya, ataupun daya cerna ikan, tetapi justru ditentukan oleh jumlah dan keseimbangan berbagai asam amino yang dikandungnya. Ketersediaan asam amino dalam pakan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan ketahanan (kesehatan) ikan secara maksimal. Asupan asam amino sangat berpengaruh terhadap ukuran / bobot dan keseimbangan tumbuh kembang ikan. Kebutuhan jenis dan kadar asam amino pada ikan berbeda-beda, tergantung pada spesies ikan, beratnya, usianya dan komposisi protein yang terkandung dalam makanan. Ada sepuluh jenis asam amino yang mutlak diperlukan ikan sejak menetas hingga akhir masa produktifitasnya. Sepuluh jenis asam amino ini disebut asam amino esensial karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh
3 ikan. Oleh karena itu, asam amino esensial tersebut harus ditambahkan melalui makanan. c. Pemanfaatan Azolla sebagai Pakan Tambahan Kualitas asam amino dalam pakan buatan sering mengalami penurunan yang drastis karena adanya perubahan temperatur ruangan dan lamanya di gudang, cara pengangkutan atau penyimpanan yang tidak sempurna terhadap bahan ataupun makanan itu sendiri. Dalam kondisi demikian, penambahan asamamino pengganti menjadi mutlak diperlukan. Penambahan asam amino tersebut dapat dipenuhi antara lain dengan pemberian pakan tambahan (ektra feeding) berupa Azolla. Pemberian azolla sebagai pakan tambahan (ektra feeding) pada budidaya ikan tersebut bersifat sebagai Suplementary Efek atau efek saling melengkapi sehingga kebutuhan ikan terhadap keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan ikan terutama asam amino menjadi lebih baik. Pemanfaatan asam amino dalam tubuh ikan akan jauh lebih efektif jika jika pada tubuh ikan terdapat terdapat kandungan vitamin yang cukup. Pentingnya vitamin dalam kaitannya dengan asam amino ini adalah sebagai berikut: 1) Beberapa jenis asam amino, misalnya tryptophan dalam keadaan defisiensi vitamin, akan dikonversikan menjadi vitamin biacin sehingga dapat mempengaruhi jumlah maupun kandungan asam amino yang dibutuhkan oleh ikan. 2) Pemanfaatan beberapa jenis asam amino oleh tubuh ikan sangat erat kaitannya dengan vitamin. Vitamin C, misalnya sangat berperan dalam sintesis dan metabolism asam amino phenilalanin dan tirosin. Adapun manfaat pemberian azolla sebagai pakan tambahan (ektra feeding) pada budidaya ikan yang dikelola secara intensif dalam hal ini antara lain : 1) Melengkapi kebutuhan nutrisi ikan budidaya terutama asam amino, vitamin dan mineral sehingga ikan sehat dan dapat tumbuh secara lebih baik. 2) Meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan pakan buatan sehingga dapat mengurangi biaya produksi. 3) Mengurangi peluang terjadinya kanibal (memangsa sesamanya) seperti pada ikan lele karena tanaman azolla dapat bertahan lebih lama (tidak
4 rusak) pada media budidaya sehingga kebutuhan terhadap pakan dapat terpenuhi. Tanaman azolla dapat diberikan secara langsung sebagai pakan tambahan (ektra feeding) pada ikan budidaya seperti lele, nila atau gurami. Waktu pemberian tanaman azolla sebaiknya diberikan pada siang hari. Sedangkan pagi, sore atau malam hari ikan diberi pakan buatan / pellet. Selain berfungsi sebagai pakan tambahan, keberadaan azolla pada saat siang hari dapat membantu menstabilkan kualitas air. Keberadaan azolla dalam perairan saat siang hari dapat berfungsi sebagai peneduh terhadap penetrasi sinar matahari sehingga dapat mengurangi terjadinya fluktuasi suhu perairan. Selain itu melalui proses fotosintesa tanaman azolla dapat menghasilkan oksigen dan membantu menetralkan zat beracun seperti nitrit dan nitrat. d. Cara Budidaya Azolla Budidaya Azolla dapat dilakukan di kolam tanah atau dikolam terpal. Penempatan kolam sebaiknya berada di lokasi terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Berikut tahapan budidayanya : 1) Taburi dasar kolam dengan tanah yang subur, kompos atau bokasi secara merata dengan ketebalan 5 10 cm. Bisa juga memanfaatkan lumpur kolam yang habis dipanen ikannya. 2) Genangi kolam dengan air hingga kedalaman cm dan tambahkan probiotik secukupnya. 3) Tebarkan benih Azolla diatasnya dan biarkan berkembang biak. 4) Setelah berumur sekitar hari, populasi Azolla berkembang pesat, bahkan populasinya bisa menutupi seluruh atau sebagian besar permukaan kolam. Setelah dewasa (daunnya bertumpuk) azolla siap digunakan sebagai pakan tambahan (ektra feeding). Setiap 1 m2 kolam dapat menghasilkan sekitar 3 5 kg Azolla. Sumber Referensi : 1) Djojosuwito, Soedijono, Azolla, Pertanian Organik dan Multiguna, Yokyakarta: Kanisius, ) Gunawan, RBG dan Bagus Harianto, Dongkrak Produksi Lele dengan Probiotik Organik. PT. Agro Media Pustaka
5
bio.unsoed.ac.id bio.unsoed.ac.id PEMANFAATAI{ LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN Azolla pinnata SEBAGAI PAKAN 'F)
PEMANFAATAI{ LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN Azolla pinnata SEBAGAI PAKAN 'F) Oleh: Drs. Sugiharto, M.Si **) 1. Latar Belakang Pemanfaatan lahan pekarangan dilakukan adalah lahan untuk dapat ditanami tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Rasa dagingnya
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id -/^ *) Dosen tetap Fak. Biologi, Unsoed Purwokerto L ditanami tumbuhan sebagai kebutuhan keluarga dan dirancang untuk
-/^ ; PENGEMBANGAN Azolla pinnata PADA LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI BAHAN PAKAN'}) Oleh: Drs. Sugiharto, M.Si **) l.latar Belakang Ketahanan pangan mempunyai arti terjaminnya akses Pangan bagi setiap individu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Perikanan, 2008) pemasarannya relatif murah. Kebutuhan ikan lele konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah di budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau
Lebih terperinciNutrisi Pakan pada Pendederan kerapu
Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Benih Ikan Lele Rata-rata tingkat kelangsungan hidup (SR) tertinggi dicapai oleh perlakuan naungan plastik transparan sebesar
Lebih terperinciMeningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)
Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Lingkungan Bisnis) Nama : Yogi Renditya NIM : 11.02.7920 Kelas : 11-D3MI-01 Abstrak Budi daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa. Budidaya lele berkembang pesat karena permintaan pasar yang tinggi,
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciPELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA
PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA Harwi Kusnadi Peneliti Pertama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil persilangan antara lele asli
Lebih terperinciKOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING
Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan potensial besar untuk usaha budidaya yang meliputi perairan umum seluas 141.690 hektar, sawah seluas seluas 88.500
Lebih terperinciUSAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)
USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia sekitar bulan November 1986 dari negara Taiwan. Beberapa tahun yang lalu orang tidak pernah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis hewan baik ukuran, kebutuhan protein, dan kebiasaan
Lebih terperinciEfektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)
Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Dian Puspitasari Program studi Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Asahan Email: di_dianri@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitan pengaruh variasi dosis tepung ikan gabus terhadap pertumbuhan dan hemoglobin ikan lele, dengan beberapa indikator yaitu pertambahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele dumbo berkembang pesat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tawes 2.1.1 Taksonomi Tawes Menurut Kottelat (1993), klasifikasi ikan tawes adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Classis Ordo Familia Genus Species : Pisces : Ostariophysi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Sorgum Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk ke dalam : Kingdom : Plantae Divisi Class Ordo Family Genus : Magnoliophyta : Liliopsida
Lebih terperinciPARAMETER KUALITAS AIR
KUALITAS AIR TAMBAK PARAMETER KUALITAS AIR Parameter Fisika: a. Suhu b. Kecerahan c. Warna air Parameter Kimia Salinitas Oksigen terlarut ph Ammonia Nitrit Nitrat Fosfat Bahan organik TSS Alkalinitas Parameter
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG
IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG Samsudin Hariyanto ) Sudjatmiko ) Maheno Sri Widodo 3) Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang ) Fakultas
Lebih terperinciSri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract
Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Lebih terperinciikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu.
1. PENDAHULUAN Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan ketahanan pangan termasuk di dalamnya kebutuhan akan protein hewani terus meningkat. Salah satu sumber protein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kegiatan pemeliharaan ikan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan. Pakan merupakan faktor penting dalam usaha budidaya ikan intensif dan
Lebih terperinciGambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama
Lebih terperinciBUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI
(Tema: 8 (Pengabdian Kepada Masyarakat) BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI Oleh Nuning Setyaningrum, Sugiharto, dan Sri Sukmaningrum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Itik merupakan sumber daya genetik yang tinggi keanekaragamannya, baik dalam hal jenis maupun potensi produksinya. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin
Lebih terperinciTUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Di Susun Oleh: NAMA : ELIZON FEBRIANTO NIM : 11.01.2829 KELAS : 11-D3TI-01 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Abstraksi dengan meningkatnya kebutuhan akan protein hewani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan organisme multiselular yang banyak tumbuh di alam bebas. Organisme ini berbeda dengan organisme lain yaitu dari struktur tubuh, habitat, cara makan,
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces
Lebih terperinciPeluang Usaha Budi Daya Ikan Lele
Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya kelautan yang melimpah, baik berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH
PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH Ferdinand H. Taqwa*, Yulisman, A. D Sasanti, M. Fitrani, Muslim, D. Apriadi PS Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian-Universitas
Lebih terperinciAlumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Orechromis niloticus) Oleh: Gita Rosyana 1),Nur Ilmiyati 2),Romdah Romansyah 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, Email :
Lebih terperinci"PRO-FISHTA" UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA LELE DESA SETONO KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI
"PRO-FISHTA" UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA LELE DESA SETONO KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI Klaudia Putri Nirmalasari 1), Anggun Karina Risti 2), Juwanita 3) 1 email : klaudia_putri@yahoo.co.id
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Perikanan Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Sedangkan
Lebih terperinciGROUPER FAPERIK ISSN
STUDI TENTANG PERBEDAAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILA (OREOCHOMIS NILOTICUS) YANG MENGGUNAKAN DAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR ENDAH SIH PRIHATINI Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5
TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Oryctolagus cuniculus) merupakan keturunan dari kelinci liar Eropa yang berasal dari negara sekitar Laut Mediterania dan dibawa ke Inggris pada awal abad 12 (NRC,
Lebih terperinciini bisa dilakukan di medan yang tidak memungkinkan untuk II. Budidaya Ikan tele di Kolam Terpal Kolam terpal
BTIDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Oleh: Dra. Sri Sukmaningrum' MSi I.Pendahuluan Di Indonesia ikan lole termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena memiliki banyak kelebihan, diantaranya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan hidup manusia. Ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin dan mineral. Protein
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan Bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nilem yang digunakan berasal dari Cijeruk. Pada penelitian ini digunakan ikan nilem berumur 4 minggu sebanyak 3.150 ekor dengan ukuran panjang 5,65 ± 0,62
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang
PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN TEPUNG TULANG IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DAN PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN LELE (Clarias sp.) Agus Tri Susanto, Trianik Widyaningrum ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Perubahan kandungan nutrisi daun mata lele Azolla sp. sebelum dan sesudah fermentasi dapat disajikan pada Gambar 1. Gambar1 Kandungan nutrisi daun mata lele Azolla
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang
Lebih terperinciBUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com
BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK WADAH BENIH AIR PERLAKUAN BIOFLOK PAKAN BOBOT WADAH / KOLAM WADAH / KOLAM Syarat wadah: Tidak
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1. Hasil 5.1.1. Bahan, Formulasi dan Komposisi Kimia Diet Percobaan Komposisi kimia bahan pakan yang digunakan dalam diet uji dapat dilihat pada Tabel 1. Tepung ikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017
Lebih terperinciPendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.
OLEH : Ir. SUPRATO Pendahuluan Budidaya lele telah berkembang sejak lama. Awalnya jenis ikan lele yang dibudidayakan adalah lele lokal (Clarias batrachus L.) dengan waktu pemeliharaan 6 8 bulan, dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
18 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan 19 Desember 2016 hingga 26 Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembenihan merupakan salah satu aspek yang menentukan berhasil atau tidaknya produksi perikanan, karena pada tahap ini benih ikan akan tumbuh dengan cepat seiring dengan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu sumber hayati, yang diketahui hidup liar di alam. Selama ini, jamur banyak di manfaatkan sebagai bahan pangan, dan dapat di manfaatkan sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Ikan merupakan hewan yang hidup di air, baik air laut, air payau atau air tawar. Ikan juga merupakan bahan makanan yang banyak
Lebih terperinciKULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.
KULIAH ke: 10 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mengikuti pertemuan ini mahasiswa akan dapat: 1. Menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan zat makanan pada ternak itik pedaging meliputi energi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakan alami memiliki peran penting dalam usaha akuakultur, terutama pada proses pembenihan. Peran pakan alami hingga saat ini belum dapat tergantikan secara menyeluruh.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Pengembangan usaha budidaya lele semakin meningkat setelah masuknya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing, menyebabkan ketersediaan produk hewani yang harus ditingkatkan baik dari segi
Lebih terperinciFita Septiana Sari dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): , September 2013
PENGARUH PENGGUNAAN Azolla microphylla DAN Lemna polyrhiza DALAM PAKAN ITIK PEKING PADA LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP BOBOT DAN PERSENTASE KARKAS DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS (THE EFFECT OF THE USE OF
Lebih terperinciPENGGUNAAN JAGUNG DAN RAGI TAPAI PADA JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch)
PENGGUNAAN JAGUNG DAN RAGI TAPAI PADA JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch) Cerria Inara 1, Adrien Jems Akiles Unitly 2,3 1 Mayor Akuakultur Sekolah
Lebih terperinciISBN: Seminar Nasional Peternakan-Unsyiah 2014
EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN FERMENTASI ASAL HIJAUAN DAN PROBIOTIK UNTUK MENEKAN BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN PRODUKSI ITIK PEDAGING KOMERSIAL FASE AWAL PERTUMBUHAN M. AMAN YAMAN, MUHAMMAD DAUD, ZULFAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Sayur
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber pangan yang bergizi. Selain sebagai sumber protein juga sebagai sumber asam lemak esensial yang menunjang perbaikan kualitas sumberdaya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1 Pertumbuhan benih C. macropomum Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari pemeliharaan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan C.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciPEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)
PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI) R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, budidaya ikan nila di beberapa wilayah di Sumatera Utara berkembang dengan pesat. Dalam skala rumah tangga pada masyarakat ada yang membuat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta memiliki wilayah kepulauan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan pakan, yang mana ketersedian pakan khususnya untuk unggas harganya dipasaran sering
Lebih terperinciGambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Perah Bandung Utara (KPSBU)
Lebih terperinci