HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJAAN PENGECORAN LOGAM DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

RUHYANDI DAN EVI CANDRA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERILAKU SELAMAT DAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Unnes Journal of Public Health

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA BURUH ANGKUT SAMPAH DI KOTA MANADO

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

ANALISIS SISTEM IJIN KERJA (SIKA) TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PT. BAKRIE CONSTRUCTION SERANG BANTEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT


JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PENGEMUDI ARMADA AGEN GAS ELPIJI DALAMPENERAPAN K3 PADA STASIUN PENGISIAN BULK ELPIJI PD

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh : Nuur Muqsit Nindriyawan J 410 130 108 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

ii

iii

iv

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN Abstrak Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju tetapi perkembangan itu belum diimbangi dengan kesadaran untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar supaya dapat mencegah terjadinya kecelakaan. PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten adalah industri pengecoran logam yang termasuk industri kecil nasional yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan kejadian kecelakaan kerja bagian produksi di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional analitik. Populasi penelitian berjumlah 74 orang pekerja, dengan jumlah sampel minimal sebanyak 65 responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan exhaustive sampling. Dari hasil penelitian didapatkan pekerja yang patuh terhadap instruksi kerja dan mengalami kecelakaan kerja sebanyak 14 orang (45,2%), sedangkan yang tidak patuh terhadap instruksi kerja dan mengalami kecelakaan kerja sebanyak 17 orang (50,0%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square menunjukkan tidak ada hubungan antara kepatuhan instruksi kerja dengan kejadian kecelakaan akibat kerja (p= 0,887) pada pekerja bagian produksi PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Kata Kunci : Kepatuhan Instruksi Kerja, Kecelakaan Kerja Abstract The development of industry in Indonesia is now more advanced and developed it has not been balanced with the awareness to understand and implement safety properly can be able to overcome the accident. PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten is a foundry industry including in national small industry which has a high risk in work accidents. The purpose of this research is to analyze the correlation between compliance work instruction and work accident at the production part in PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. The design of this research is observational quantitative study using cross sectional approach. The research population is 74 workers, with a minimum sample is 65 respondents. This research conducts sample by using total sampling. From the result of the research, it is found that the workers who are obedient to work instruction have work accident as many as 14 people (45,2 %), while the non-obedience to work instruction has accident of 17 people (50,0%). The result of statistical test using chi-square shows that there is no correlation between work instruction compliance and work accident incident (p= 0,887) to production worker of PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Keywords : Compliance Work Instructions, Work Accidents 1

1. PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju tetapi perkembangan itu belum diimbangi dengan kesadaran untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar supaya dapat mencegah terjadinya kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja belum dilakukan dengan baik. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik, seorang pekerja meninggal dari kecelakaan kerja atau penyakit. Setiap 15 detik, 153 pekerja mengalami kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Setiap hari, 6.300 orang meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, lebih dari 2,3 juta kematian per tahun serta 317 juta kecelakaan terjadi pada pekerjaan per tahun (ILO, 2017). Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja di Indonesia tahun 2011-2014 tercatat pada tahun 2011 sebanyak 9.891 pekerja, tahun 2012 sebanyak 21.735 pekerja, tahun 2013 sebanyak 35.917 pekerja dan tahun 2014 sebanyak 24.910 pekerja. Sedangkan kasus penyakit akibat kerja tahun 2011-2014 mengalami penurunan yaitu tercatat pada tahun 2011 sebanyak 57.929 pekerja, tahun 2012 sebanyak 60.322 pekerja, tahun 2013 sebanyak 97.144 pekerja, dan pada tahun 2014 sebanyak 60.694 pekerja (Depkes, 2009). Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat terjadi peningkatan data kecelakaan kerja tahun 2015 yaitu berjumlah 3.083 kecelakaan kerja dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 2.549 kecelakaan kerja (Dinaskertransduk, 2016). Menurut Henrich dalam Tarwaka (2015) kecelakan kerja 80% disebabkan akibat prilaku kerja yang tidak aman (unsafe act) dan 20% kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan faktor lainnya. Seperti tidak memakai APD, tidak mengikuti prosedur kerja, tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja dan bekerja tidak hati-hati. Perilaku manusia merupakan unsur yang memegang peran penting yang dapat mengakibatkan kecelakaan, sehingga cara yang efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari perilaku tidak aman dan selalu mentaati instruksi kerja (Budiono, 2003). PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten merupakan industri pengecoran logam yang termasuk industri kecil nasional yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan kerja, terlihat dari proses produksinya yang menggunakan mesin dari alat 2

berat serta bekerja dalam suhu tinggi. Memiliki potensi bahaya dalam setiap proses kerjanya seperti terpapar kebisingan, kejatuhan benda berat, terkena serpihan baja, terkena lelehan baja panas, dan percikan api oleh karena itu insruksi kerja harus ditaati oleh seluruh pekerja agar terhindar dari kecelakaan akibat kerja. PT. Aneka Adhilogam Ceper Klaten sudah menerapkan Instruksi Kerja (IK) kepada seluruh unit bagian kerja. Seluruh tindakan dan kegiatan proses kerja yang dilakukan oleh pekerja sehari-hari berdasarkan instruksi kerja yang telah diberikan kepada para pekerja yang diawasi oleh masing-masing kepala bagian. PT. Aneka Adhilogam Ceper Klaten memiliki bagian produksi terdiri dari 4 bagian yaitu bagian induksi (peleburan) dengan melakukan peleburan logam, bagian pencetakan yang melakukan proses pencetakan logam dan pengecoran logam dan proses menuangkan logam ke dalam cetakan, bagian pemesinan yang melakukan proses manufaktur, dan yang terakhir proses finishing yang merupakan proses penyempurnaan barang sebelum dipasarkan. Semua kegiatan tersebut memiliki Instruksi Kerja (IK) yang berbeda-beda dan harus dilakukan dengan benar. Berdasarkan hasil survei pendahuluan Instruksi Kerja (IK) yang terdapat di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten adalah dokumen milik perusahaan yang hanya bisa dilihat oleh pekerja sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan, seperti siapa yang bertugas melakukan pekerjaan, peralatan yang digunakan, tata cara melakukan pekerjaan, dan alat pelindung diri yang harus dipakai sesuai dengan bagian pekerjaan masing-masing. Hasil kuesioner kepada 10 pekerja yang telah dilakukan peneliti pada bagian produksi di PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten pada tanggal 20 April 2017 diketahui bahwa tingkat kepatuhan terhadap instruksi kerja sebesar 60%, dan sebanyak 40% tidak patuh terhadap instruksi kerja. Dikarenakan para pekerja sudah terbiasa dengan pekerjaannya sehingga mereka melakukan pekerjaannya sesuai dengan kebiasaanya setiap hari sehingga kurang mentaati instruksi kerja kerja yang diberikan oleh kepala bagian. Sebanyak 10 pekerja bagian produksi di PT. Aneka Adhilogam Ceper Klaten sebesar 40% pekerja tidak mengalami kecelakaan dan 60% pekerja mengalami kecelakaan seperti tersandung, kaki atau tangan terkena percikan api. Tangan atau kaki tergores oleh benda tajam, kaki terjepit baja, memegang besi panas dan mata terkena serpihan baja karena 3

tidak menggunakan alat pelindung diri. Kejadian kecelakaan kerja tersebut terjadi pada satu bulan terakhir sebelum dilakukan survei pendahuluan. Mayoritas pekerja melakukan pekerjaannya dengan sangat berhati-hati dan aman namun masih terdapat pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan kejadian kecelakaan kerja bagian produksi di PT. Aneka Adhilogam Ceper Klaten. 2. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional analitik yang mempelajari hubungan variabel independent yaitu kepatuhan instruksi kerja dengan variabel dependent yaitu kejadian kecelakaan kerja yang dinilai dan diukur secara bersamaan dalam satu saat. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017. Tempat penelitian ini dilakukan di bagian produksi PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Populasi penelitian yang akan diteliti ini adalah semua pekerja bagian produksi yaitu sejumlah 74 pekerja. Penelitian ini menggunakan teknik exhaustive sampling yang mana peneliti menggunakan semua subjek dari populasi untuk dijadikan sampel yang akan diteliti. Namun dalam penelitian ini responden yang bersedia hanya 65 orang dan 9 orang tidak dapat diwawancarai dikarnakan sedang tidak masuk kerja. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Univariat Karakteristik Responden Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, masa kerja, dan tingkat pendidikan dari pekerja di bagian produksi PT. Aneka Adhi Logam Karya ditampilkan pada tabel berikut: 4

Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi % Usia Masa remaja akhir 2 3,1 Masa dewasa awal 16 24,6 Masa dewasa akhir 22 33,8 Masa lansia awal 20 30,8 Masa lansia akhir 4 6,2 Masa manula 1 1,5 Masa Kerja Baru 23 35,4 Cukup Lama 17 26,2 Lama 7 10,8 Sangat Lama 18 27,7 Pendidikan Terakir Tidak Sekolah 0 0 Tamat SD 20 30,8 Tamat SMP 12 18,5 Tamat SMA 33 50,8 Jenis Kelamin Laki-laki 65 100,0 Perempuan 0 0 Berdasarkan Tabel 1, pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper Klaten sebanyak 65 (100%) orang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan kelompok usia, pekerja terbanyak adalah kelompok usia dewasa akhir yaitu sebanyak 22 (33,8%) sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok usia manula yaitu sebanyak 1 (1,5%) orang. Sebagian besar pekerja berpendidikan Sekolah Menengah Atas atau sederajat sebanyak 33 (50,8%) orang, dan tidak terdapat pekerja yang tidak sekolah atau tidak tamat SD. Berdasarkan masa kerja, paling banyak yang bekerja pada bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya termasuk dalam kelompok masa kerja baru yaitu sebanyak 23 (35,4%) orang, dan paling sedikit adalah pekerja yang tergolong dalam masa kerja lama yaitu sebanyak 7 (10,8%) orang. 3.2 Analisis Bivariat Berdasarkan hasil pengukuran kepatuhan instruksi kerja dengan kejadian kecelakaan kerja terhadap pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Pengukuran Kepatuhan Instruksi Kerja dengan Kecelakaan Kerja 5

Kecelakaan kerja p Total Kepatuhan Tidak Ada value Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tidak 17 54,8 14 45,2 31 100 Ya 17 50,0 17 50,0 34 100 0,887 Total 34 52,3 31 47,7 65 100 Berdasarkan Tabel 7, hasil uji Chi square diketahui p value sebesar 0,887 >0,05 yang berarti Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara kepatuhan instruksi kerja dengan kejadian kecelakaan kerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper Klaten yang tidak patuh terhadap instruksi kerja dan tidak mengalami kecelakaan kerja sebanyak 17 orang (50%), jumlah tersebut sama dengan jumlah pekerja yang tidak patuh terhadap instruksi kerja dan mengalami kecelakaan kerja. Sedangkan pekerja yang patuh terhadap instruksi kerja cenderung tidak mengalami kejadian kecelakaan kerja yaitu terdapat sebanyak 17 (54,8%) orang, dan pekerja yang patuh terhadap instruksi kerja dan mengalami kecelakaan kerja sebanyak 14 (45,2%) orang. Berdasarkan hasi uji statistik pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan instruksi kerja tidak berhubungan kejadian kecelakaan akibat kerja. Hal ini dapat terjadi karena dimungkinkan terdapat faktor lain selain kepatuhan instruksi kerja yang dominan memberikan pengaruh pada kejadian kecelakaan ditempat kerja bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya. Faktor lain yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja ada sebab umum atau asal mula dan sebab utama, didalam sebab utama ada beberapa faktor yaitu faktor manusia atau dikenal sebagai tindakan tidak aman (Unsafe Actions), faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Conditions) dimana kondisi tempat kerja di PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten cenderung memiliki risiko terjadi kecelakaan kerja. Pada bagian produksi PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten tempat kejanya masih memiliki potensi bahaya kecelakaan kerja yang sangat besar seperti pada bagian peleburan baja yang tidak memiliki pembatas antara tungku peleburan dengan pekerja sehinga potensi terjadinya kecelakaan kerja sangat tinggi 6

seperti terkena percikan api dan percikan lelehan baja terpleset ke dalam tungku dan lain sebagainya. Selain itu pada saat penuangan cairan baja ke dalam cetakan juga sangat berbahaya dikarenakan jarak antara cairan baja dengan pekerja yang sangat dekat sehingga apabila terjadi kesalahan maka pekerja akan terkena tumpahan cairan baja yang panas dan pada saat penuangan lelehan baja ke dalam cetakan baja yang dituang mengeluarkan percikan percikan api yang sangat banyak. Lalu pada bagian mesin bubut di sana juga memiliki potensi terjadinya kecelakaan kerja seperti tangan terpotong oleh mesin, mata terkena percikan baja, tergores oleh baja yang tajam dan tertimpa barang yang akan diproduksi. Selain itu perlu dilakukan pengecekan terhadap alat yang digunakan secara teratur agar para pekerja ketika melakukan pekerjaannya tidak mengalami kecelakaan dikarnakan mesin yang tidak berfungsi atau macet sehingga membahayakan para pekerja yang bekerja menggunakan mesin tersebut. Jenis kecelakaan di PT. Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten pekerja bagian produksi kebanyakan mengalami kecelakaan kerja ringan seperti tergores sebanyak 15 orang, sedangkan untuk yang palin sedikit dialami oleh pekerja adalah jatuh terpleset sebanyak 1 orang, kontak langsung dengan suhu panas ada 1 orang, dan kejatuhan benda dari atas sebanyak 1 orang. Pada saat dilakukan penelitian tidak terdapat kecelakaan pada pekerja yang parah atau fatal, namun saat survei pendahuluan diketahui pernah terjadi kecelakaan pada pekerja yang tergolong parah yaitu seperti jari tangan terpotong oleh mesin dan kejatuhan benda yang mengakibatkan cacat fisik. Antisipasi untuk kecelakaan kerja yang ringan bisa dengan menggunakan APD yang sesuai dengan bagian tempat kerja, seperti penggunaan wearpack, sarung tangan dan memakai sepatu yang safety sehingga potensi untuk tergores, terkena percikan api dan lelehan baja bisa di minimalisir dengan APD tersebut. Untuk pengendalian kecelakaan yang dialami oleh pekerja bagian produksi di PT. Aneka Adhilogam Karya, kepala bagian harus memberi motivasi agar pekerja dapat bekerja dengan baik, mentaati instruksi kerja dan dapat mencapi target yang ditentukan. Memberi reward kepada pekerja yang bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja para pekerja dalam melakukan pekerjaannya. 7

Memberikan pengarahan kepada pekerja agar memakai APD yang sesuai dengan pekerjaannya supaya dapat meminimalisir kecelakaan kerja. Melakukan pengecekan atau inspeksi terhadap tempat kerja dan peralatan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh mesin ataupun lingkungan kerja. 4.PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.1. Pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya sebagian besar berusia dewasa akhir yaitu sebanyak 22 orang (33,8%). Masa kerja pekerja bagian produksi kebanyakan masa kerjanya baru sebanyak 23 orang (35,4%). Pekerja sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas atau sederajat sebanyak 33 orang (50,8%). 4.1.2. Pekerja yang patuh terhadap instruksi kerja berdasarkan hasil penelitian yaitu sebanyak 31 orang (47,7%). 4.1.3. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berdasarkan hasil penelitian yaitu sebanyak 31 orang (47,7%). 4.1.4. Tidak terdapat hubungan yang antara kepatuhan instruksi kerja dengan kejadian kecelakaan kerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. 4.2. Saran 4.2.1. Bagi Pekerja 4.2.1.1. Pekerja diharapkan tetap menjaga kebersihan dan merawat peralatan kerja maupun alat pelindung diri yang sudah disediakan agar selalu dalam kondisi yang baik sehingga tercipta kondisi kerja yang selalu aman. Dan saling memotivasi antar pekerja untuk tetap menjaga lingkungan kerja aman. 4.2.1.2. Pekerja meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi kerja seperti menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan pekerjaannya. 4.2.1.3. Pekerja diharapkan lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja agar terhindar dari risiko kecelakaan kerja. 8

4.2.2. Bagi Perusahaan 4.2.2.1. Perusahaan diharapkan dapat membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menjamin kinerja K3 di perusahaan. 4.2.2.2. Perusahaan diharapkan melakukan pemeriksan rutin kondisi tempat kerja dan peralatan yang digunakan pekerja seperti melakukan inspeksi informal yang dapat dilakukan setiap hari dan inspeksi terencana yang dapat dilakukan setiap satu bulan sekali dilakukan pada tempat kerja yang tidak berisiko tinggi, namun pada tempat yang memiliki risiko tinggi terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja inspeksi harus lebih sering dilakukan. 4.2.2.3. Perusahaan diharapkan dapat memberikan safety talk kepada pekerja saat akan memulai pekerjaan agar pekerja termotivasi dan berhati-hati dalam bekerja 4.2.2.4. Perusahaan diharapkan dapat memberi pembatas antara pekerja yang bekerja di bagian peleburan atau induksi dengan tungku yang digunakan untuk meleburkan baja agar pekerja tidak terpleset kedalam tungku dan tidak terkena percikan api atau percikan lelehan baja dari tungku 4.2.2.5. Perusahaan diharapkan dapat mendesain alat yang digunakan pekerja untuk membawa lelehan baja dan menuangkan kedalam cetakan lebih baik dan jarak dengan pekerja sedikit lebih jauh kira-kira tidak terkena percikan lelehan baja yang dituangkan 4.2.2.6. Perusahaan diharapkan dapat memberikan teguran dan sanksi tegas bagi pekerja yang tidak berperilaku aman seperti tidak menggunakan alat pelindung diri dengan benar, merokok di area tempat kerja dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Budiono, S. (2003). Bunga Rampai Hiperkes dan Kecelakaan Kerja. Semarang: Universitas Diponegoro. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Depkes RI. 9

Dinas Ketenagakerjaan Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. (2016). Data Pengawasan Tenaga Kerja. Diakses 12 Maret, 2017. http://www.nakertransduk.jatengprov.go.id/index.php/page/details/page1462172869/ data-pengawasan-tenaga-kerja-2013-2015.html. International Health Organization. (2017). Safety and Health at Work. 12 Maret. 2017.http://www.ilo.org/g;obal/topics/safety-and-health-at-work/lang--en/index.htm. Tarwaka. (2015). Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E) dalam Prespektif Bisnis. Surakarta: Harapan Press. 10