RUHYANDI DAN EVI CANDRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RUHYANDI DAN EVI CANDRA"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA KARYAWAN BAGIAN PRESS SHOP DI PT. ALMASINDO II KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2008 RUHYANDI DAN EVI CANDRA ABSTRAK Angka kecelakaan kerja di PT. Almasindo II mencapai 16,2 % atau 17 kasus dari 150 tenaga kerja di bagian Press Shop dan salah satu penyebabnya yaitu karena pekerja mengabaikan penggunaan APD yang telah disediakan oleh perusahaan. Kepatuhan menggunakan APD memiliki peran yang penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja. Perilaku (tindakan) tidak aman yang sering ditemukan di tempat kerja adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja/operasi, seperti menjalankan mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan keamanan, tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Kepatuhan (compliance) pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri di industri terutama yang high risk, memerlukan komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) baik dari pihak perusahaan atau manajemen maupun pekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian diambil dari jumlah total populasi pekerja pada bagian Press Shop yaitu sebanyak 150 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Analisis data melalui dua tahapan, yaitu univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan bivariat untuk melihat hubungan (chi-square) serta besarnya hubungan. Hasil memperlihatkan bahwa faktor internal yang terdiri dari variabel pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna (p=0,000) terhadap perilaku kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD, serta variabel sikap memiliki hubungan yang bermakna (p=0,000) terhadap perilaku kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD, dan pada faktor eksternal yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD adalah penyuluhan (p=0,039). Sedangkan variabel pengawasan dan kelengkapan APD tidak terbukti memiliki hubungan bermakna dengan perilaku kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 150 responden didapatkan 66% pekerja tidak patuh menggunakan APD. Disarankan hendaknya perusahaan lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang penggunaan APD dan mempertahankan pemberian safety talk sebelum bekerja agar pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan tidak melupakan prosedur keselamatan kerja khususnya tentang penggunaan APD. Bagi pekerja, perlunya perhatian yang tinggi dari setiap pekerja untuk saling mengingatkan rekan kerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja. Kata Kunci : Cross Sectional, Kepatuhan Penggunaan APD Kepustakaan : 38, A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang senantiasa terjadi tidak saja dialami oleh negara industri tetapi juga oleh negara yang sedang berkembang, lebih-lebih dalam era globalisasi dewasa ini. Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian di dunia yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 29

2 akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Badan pendidikan Nasional, diperoleh tanggal 15 Februari 2008). ILO menyimpulkan Indonesia menempati peringkat kedua terbawah dari 53 negara yang menimbulkan kasus kecelakaan kerja. Tingginya angka kecelakaan kerja merupakan petunjuk tentang lemah atau kurangnya berbagai perusahaan melindungi para pekerjanya dari bahaya, termasuk dalam hal penggunaan Alat Pelindung Diri. Data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan selama tahun 2007, terjadi kasus kecelakaan kerja terjadi di wilayah Kabupaten Bandung (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, 2008 PBHI News, Jakarta 3 diperoleh tanggal 20 Februari 2008 ). Data kecelakaan kerja Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat tahun 2008, menyebutkan bahwa di wilayah kerja Kabupaten Bandung Barat masih terdapat kasus kecelakaan kerja di tiap perusahaan dengan penyebab kecelakaan berbeda-beda. Jumlah seluruh kasus kecelakaan yang terjadi di perusahaan wilayah kerja Bandung Barat yaitu sebanyak 118 kasus. Dari data tersebut salah satu perusahaan yang memiliki angka kecelakaan terbanyak adalah PT. Almasindo II, perusahaan ini bergerak di bidang manufacture yang memiliki kasus kecelakaan kerja sebanyak 16,2 % atau 17 kasus dari 150 tenaga kerja di bagian Press Shop. Kecelakaan ini sebagian besar terjadi pada karyawan yang bekerja pada malam hari karena adanya beberapa faktor seperti kelelahan, ngantuk dan lain-lain yang mengakibatkan kecelakaan terjadi, dan faktor lain yaitu mengabaikan penggunaan APD yang telah disediakan oleh perusahaan. Data ini merupakan data kecelakaan kerja tertinggi di perusahaan wilayah kerja Kabupaten Bandung Barat yang sebagian besar kecelakaan kerjanya disebabkan oleh alat. Walaupun pada dasarnya penyuluhan telah dilakukan oleh pihak perusahaan namun faktor risiko di tempat kerja yaitu salah satunya berupa kecelakaan kerja yang terjadi pada tangan pekerja tidak dapat dihindari. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tanggal 5 Juni 2008 didapatkan keterangan bahwa 16,2% kecelakaan kerja disebabkan oleh alat, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena faktor manusianya itu sendiri. Kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan APD, meskipun APD telah disediakan oleh perusahaan, dan adanya kelalaian yang dilakukan oleh karyawan (lelah, ngantuk dan lain-lain) dalam bekerja (Data Kecelakaan Kerja, 2008). Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi karena karyawan kurang memahami pentingnya penggunaan Alat pelindung Diri. Dengan demikian walaupun upaya pemakaian APD merupakan upaya terakhir yang dapat dilakukan, namun hal itu dapat membantu mengurangi tingkat kecelakaan kerja (Suardi, 2005). Kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama yakni tindakan tidak aman (unsafe action) seperti tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan dan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 30

3 kondisi yang tidak aman (unsafe conditions) yaitu keadaan yang akan menyebabkan kecelakaan (Budiono, 2003). Suma mur (1996), membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan terjadi karena akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok yaitu kecelakaan merupakan akibat langsung dari pekerjaan dan kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Dalam melakukan pengendalian, hal yang harus dilakukan adalah memulai dari tindakan yang terbesar, jika tidak dapat dilakukan maka dilakukan pengendaliannya ke tingkat yang lebih rendah atau mudah (Suardi, 2005). Kesadaran akan manfaat penggunaan APD perlu ditanamkan pada setiap tenaga kerja, karena perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) merupakan salah satu alasan mengapa seorang pekerja tidak menggunakan APD. Pembinaan yang terus menerus dapat meningkatkan kesadaran dan wawasan mereka. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pelatihan. Peningkatan pengetahuan dan wawasan akan menyadarkan tentang pentingnya penggunaan APD, sehingga efektif dan benar dalam penggunaannya (Budiono, 2003 : 335). Perusahaan membuat peraturan-peraturan kerja, berbagai alat pelindung diri dikembangkan, dan prosedur kerja disusun, maka masalah yang timbul selanjutnya adalah bagaimana membuat pekerja patuh. Selanjutnya, upaya-upaya promosi kesehatan di tempat kerja mulai dikembangkan agar pekerja dapat mematuhi peraturan-peraturan kerja, misalnya penggunaan alat pelindung diri ketika bekerja (Notoatmodjo, 2005:344). Kepatuhan pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri di industri terutama yang high risk, memerlukan komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) baik dari pihak perusahaan, manajemen, maupun pekerja. Kepatuhan (compliance) merupakan salah satu bentuk perilaku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Penggunaan Alat Pelindung Diri menurut Geller 2000 dalam Riyadi, 2007 termasuk faktor lingkungan. Jadi, kepatuhan terhadap penggunaan APD merupakan perilaku keselamatan spesifik terhadap objek lingkungan kerja. Kepatuhan menggunakan APD memiliki peran yang penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja. Berbagai contoh perilaku (tindakan) tidak aman yang sering ditemukan di tempat kerja pada dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja/operasi, seperti menjalankan mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan keamanan, kesalahan kecepatan pada saat mengoperasikan peralatan, tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dan memperbaiki peralatan yang sedang bergerak atau dengan kata lain tidak mengikuti prosedur kerja yang benar (Riyadi, 2007). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan, sikap, penyuluhan, pengawasan dari supervisor, dan kelengkapan APD dengan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 31

4 perilaku kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. 2. Tujuan Penelitian a. Mengetahui gambaran karakteristik faktor internal yang meliputi pengetahuan, dan sikap. b. Mengetahui gambaran karakteristik faktor eksternal yaitu penyuluhan, pengawasan dari supervisor, dan kelengkapan APD. c. Mengetahui gambaran kepatuhan karyawan di bagian Press Shop dalam penggunaan APD. d. Mengetahui hubungan faktor internal yang meliputi pengetahuan, dan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD. e. Mengetahui hubungan faktor eksternal yang meliputi penyuluhan, pengawasan dari supervisor, dan kelengkapan APD dengan kepatuhan penggunaan APD. 3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Memberikan masukan pada instansi terkait terutama di PT. Almasindo II mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II. b. Memberikan masukan untuk peneliti sendiri sejauh mana faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan survey cross sectional atau potong lintang dimana pengukuran variabel dependen dan variabel independen dilakukan pada saat yang sama, faktor risiko serta efek diukur menurut keadaan/status waktu diobservasi serta tanpa memberikan perlakuan pada masing-masing sampel yang diambil (Murti, 1997 ). Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus, konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui variabel (Notoatmodjo, 2005). Perilaku patuh terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan salah satu bentuk perilaku keselamatan kerja yang mendapat perhatian. Kemungkinan perilaku tersebut dapat dilihat dari faktor Internal (pengetahuan, sikap) pada pekerja dan faktor eksternal (penyuluhan, pengawasan, kelengkapan APD) dari pihak perusahaan. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 32

5 Faktor Internal : Pengetahuan Sikap Faktor Eksternal : Penyuluhan Pengawasan dari Supervisor Kelengkapan APD Perilaku kepatuhan penggunaan APD pada karyawan Keterangan : Variabel Independent Variabel Dependent Gambar 1. Kerangka Konsep 2. Hipotesa Penelitian a. Ada hubungan antara faktor internal yang meliputi pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kepatuhan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di PT. Almasindo II b. Ada hubungan antara faktor eksternal yang meliputi penyuluhan, pengawasan dari supervisor, dan kelengkapan APD terhadap perilaku kepatuhan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri di PT. Almasindo II 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di bagian Press Shop yaitu sebanyak 150 karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap total populasi atau studi kasus. Sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan di bagian Press Shop PT. Almasindo II. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner, yaitu memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab melalui wawancara langsung yang sebelumnya telah dilakukan uji coba (uji validitas dan reliabilitas) sehingga ada penyempurnaan data. Pertanyaan pada kuesioner terdiri dari pertanyaan untuk faktor internal yaitu pengetahuan dan sikap serta faktor eksternal yaitu penyuluhan, pengawasan dari supervisor, dan kelengkapan APD. Untuk pertanyaan pengetahuan sebelum dilakukan perhitungan setiap pertanyaan diberi Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 33

6 skor, yaitu : skor 0, jika jawaban salah dan skor 1 jika jawaban benar. Setelah dilakukan skoring kemudian pertanyaan tersebut dihitung dengan cara persentase (%) jawaban pertanyaan, untuk mengetahui pengetahuan dari responden maka dengan menggunakan kriteria absolute : Keterangan : a P = % b P : Persentase a : Jumlah pertanyaan benar b : Jumlah semua pertanyaan Dengan kriteria persentase sebagai berikut (Arikunto, 2006) a. Dikategorikan baik, jika 76- % jawaban benar b. Dikategorikan cukup, jika jawaban % jawaban benar c. Dikategorikan kurang, jika jawaban < 74 % jawaban benar Setelah diperoleh hasil dengan cara perhitungan seperti yang telah diuraikan diatas kemudian nilai akhir tersebut diasumsikan kedalam kriteria pengetahuan sebagai berikut : a. Jika nilai pengetahuan 75% : baik b. Jika nilai pengetahuan 74% : kurang Sedangkan untuk mengukur sikap pekerja terhadap kepatuhan yaitu dengan menggunakan skala likert. Dimana masing-masing pertanyaan mempunyai lima kemungkinan jawaban untuk pertanyaan positif (vaforable) dan negatif (unvaforable), kriteria pemberian skor untuk pertanyaan positif (vaforable) adalah : (5) Sangat setuju, (4) Setuju, (3) Ragu-ragu, (2) Tidak setuju, dan (1) Sangat tidak setuju. Sedangkan kriteria pemberian skor untuk pertanyaan negatif (unvaforable) adalah : (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Tidak setuju, dan (5) Sangat tidak setuju. Setelah diperoleh hasil dengan cara perhitungan seperti yang telah diuraikan diatas kemudian nilai akhir tersebut diasumsikan kedalam kriteria sikap sebagai berikut : a. Jika nilai sikap median : mendukung b. Jika nilai sikap < median : tidak mendukung 5. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini memakai sistem komputerisasi dengan menggunakan perangkat lunak statistik yang meliputi analisis univariat dan bivariat. a. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel variabel penelitian, guna mendapatkan gambaran data variabel dependen (kepatuhan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 34

7 penggunaan APD) dan variabel independen (pengetahuan, sikap, penyuluhan, pengawasan dari supervisor, dan kelengkapan APD) b. Analisis Bivariat Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square, karena untuk mengadakan pendekatan (mengestimate) dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak (Sumartiningsih dkk, 2007). Nilai p (value) merupakan nilai yang menunjukan besarnya peluang salah menolak Ho dari data penelitian. Nilai p dapat digunakan untuk keputusan uji statistik, yaitu dengan cara membandingkan nilai p dengan nilai alpha 0,05 (95 %) dengan keputusan uji sebagai berikut 1. Bila nilai p < nilai alpha (0.05), maka keputusanya adalah Ho ditolak. Atau ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. 2. Bila nilai p > nilai alpha (0,05), maka keputusanya Ho gagal ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. 6. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di bagian Press Shop PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli Tahun C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Kepatuhan Penggunaan APD Dari 150 responden didapat distribusi responden berdasarkan kepatuhan penggunaan APD seperti terlihat pada tabel 1 sebagai beikut : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepatuhan Penggunaan APD Di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat Kepatuhan Penggunaan APD Frekuensi (%) 1. Patuh 2. Tidak patuh Total 150 Tabel hasil penelitian diatas menunjukan bahwa sebagian besar 99 pekerja (66%) tidak patuh terhadap penggunaan APD. Hal ini menunjukkan masih cukup banyak pekerja yang belum sepenuhnya mematuhi penggunaan APD sebagaimana mestinya secara lengkap dan benar. Alasan responden menggunakan APD sehingga cenderung patuh, yaitu sebagian Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 35

8 besar sudah memiliki kesadaran bahwa penggunaan APD dapat mencegah terjadinya kecelakan dan mendorong keselamatan kerja. Selain itu beberapa diantaranya responden menganggap bahwa penggunaan APD merupakan suatu aturan sehingga harus dipatuhi. Adapun responden yang belum selalu atau sepenuhnya menggunakan APD sebagaimana mestinya diantaranya beralasan bahwa menggunakan APD tidak selalu lengkap, alasan lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan tersebut seperti responden merasa terganggu atau tidak nyaman ketika menggunakan APD. Kepatuhan (complying) merupakan bentuk perilaku yang ditujukan terhadap suatu objek, dalam hal ini kepatuhan penggunaan APD. Mengikuti prosedur (follow procedure) penggunaan APD adalah bagian penting dalam aspek keselamatan kerja. Menurut Geller (1997,dalam Riyadi 2007) perilaku kepatuhan berhubungan dengan faktor orang (pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kecerdasan, motivasi dan kepribadian) dan faktor lingkungan, seperti sarana prasarana (Alat Pelindung Diri), mesin-mesin dan standar atau prosedur. b. Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini meliputi : pengetahuan dan sikap, seperti terlihat pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal Dalam Penggunaan APD Di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat No Faktor Internal Frekuensi (%) 1. Pengetahuan 1. Kurang (skor 74%) 2. Baik (skor 75%) Sikap 1. Tidak mendukung (median < 30) 2. Mendukung (median 31 ) Secara umum dari hasil penelitian sebanyak 150 responden 78 pekerja (52%) diantaranya memiliki pengetahuan yang baik mengenai APD. Dan pada variabel sikap diperoleh sebagian besar 84 pekerja (56%) tidak mendukung terhadap perilaku kepatuhan penggunaan APD c. Faktor Eksternal Faktor eksternal dalam penelitian ini meliputi : penyuluhan, pengawasan dan kelengkapan APD, seperti pada tabel 3 sebagai berikut : Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 36

9 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal Dalam Penggunaan APD Di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat No Faktor Eksternal Frekuensi (%) 1. Penyuluhan 1. Tidak pernah 3. Pernah Pengawasan 1. Tidak ada 3. Ada 3. Kelengkapan APD 1. Tidak lengkap 2. Lengkap ,3 44,7 Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa sebagian besar pekerja yaitu 111 pekerja (74%) tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang penggunaan APD. Dan pada variabel pengawasan dalam penelitian ini terlihat sebagian besar 83 pekerja (55,3%) tidak mendapatkan pengawasan mengenai penggunaan APD selama pekerjaan berlangsung mengenai penggunaan APD selama proses kerja berlangsung. Sedangkan pada variabel kelengkapan APD, di dapatkan hasil bahwa sebagian besar 81 pekerja (54%) mengatakan bahwa sarana APD di tempat kerja tidak tersedia atau tidak lengkap Analisis Bivariat a. Faktor Internal Faktor internal yang berhubungan dengan penggunaan APD meliputi : pengetahuan dan sikap seperti terlihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4 Hubungan Faktor Internal Dengan Penggunaan APD Pada Karyawan Bagian Press Shop PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat No Faktor Internal 1 Pengetahuan 1. Kurang 2. Baik 2 Sikap 1. Tidak Mendukung 2. Mendukung Kepatuhan Menggunakan APD Jumlah p Value Patuh Tidak Patuh N % N % N % ,1 48,7 16,7 56, ,9 51,3 83,3 43, ,000 0,000 Hasil analisis hubungan antara kepatuhan penggunaan APD dengan pengetahuan pekerja tentang APD diperoleh data bahwa sebagian besar responden yang tidak patuh menggunakan APD dengan pengetahuannya kurang sebanyak 59 orang (81,9%), dengan p Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 37

10 value (0,000). Berdasarkan hasil uji Chi-square maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p=0,000<0,05) antara pengetahuan dengan perilaku kepatuhan menggunakan APD. Pengetahuan tentang APD yang kurang pada pekerja sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dalam penggunaan APD disebabkan karena pekerja banyak yang tidak mengikuti ataupun menyimak penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas P2K3 yang ada di perusahaan. Penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elfrida (2006) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,003 < 0,05) antara pengetahuan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD pada saat bekerja. Dan menurut Bennet (1991:71) bahwa potensi manusia semakin lama seorang bekerja maka semakin banyak pengalamannya dan semakin tinggi pengetahuan dan keterampilannya. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Dari penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan bersifat langgeng, sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). Sehingga diperlukan kesadaran pekerja sendiri untuk dapat menciptakan perilaku kerja yang sehat dan selamat. Terdapat 6 tingkatan pengetahuan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pengetahuan yang dimiliki responden dapat termasuk dalam salah satu tingkat pengetahuan tersebut sesuai tingkat pertanyaan pada variabel pengetahuan tentang penggunaan APD. Dalam penelitian ini kaitan pengetahuan dengan perilaku responden sudah tepat bahwa pekerja yang mempunyai pengetahuan kurang tentang penggunaan APD dapat berpengaruh terhadap kepatuhan penggunaan APD (Notoatmodjo, 2003). Sahab (1997) menerangkan bahwa faktor manusia sangat menentukan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Menyesuaikan pekerjaan, alat dan lingkungan dengan manusia berarti memperhatikan batas-batas kemampuan manusia, dilihat dari segi fisik, fisiologik dan psikologik. Pada dasarnya karyawan pada bagian Press Shop telah diberikan informasi tentang APD oleh pihak perusahaan, namun terkadang kecelakaan bukan hanya disebabkan oleh mesin tapi disebabkan oleh manusia itu sendiri (unsafe act). Menurut Bennet (1991) perbuatan berbahaya biasanya disebabkan oleh kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja khususnya pekerja dalam menggunakan APD. Hasil analisis hubungan antara perilaku kepatuhan penggunaan APD dengan sikap pekerja terhadap penggunaan APD diperoleh data bahwa responden yang tidak patuh menggunakan APD dengan sikap tidak mendukung terdapat 70 orang (83,3%), dengan p Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 38

11 value (0,000). Berdasarkan hasil uji Chi-square maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p=0,000<0,05) antara sikap dengan perilaku kepatuhan menggunakan APD. Sikap baik terhadap suatu nilai tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi tertentu, pengalaman orang lain dan pengalaman dirinya, serta nilai-nilai yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo,2003). Ismani, 2001 menerangkan bahwa dalam bersikap dapat diajarkan melalui beberapa cara diantaranya : Memberi contoh, teladan, atau model peran; membujuk atau meyakinkan seseorang dengan mempunyai dasar kognitif, hal ini terlepas dari aspek emosional dari perilaku seseorang ; menetapkan melalui peraturan-peraturan dan lain-lain. Dengan mengetahui sikap seseorang tidaklah berarti kita dapat memprediksikan perilakunya dengan akurasi yang tinggi. Namun demikian, sikap tetap mendasari bentuk-bentuk perilaku yang secara konsisten diperlihatkan seseorang terhadap objek-objek sosial dalam jangka waktu tertentu (Azwar, 2005). Sikap seseorang akan timbul karena dipengaruhi oleh bantuan fisik dan bantuan mental. Bantuan mental seperti perinth harus berangsur-angsur dikurangi dan ditukar dengan pengarahan berarti atau dukungan. Sedangkan bantuan fisik dalam kerja harus bersifat terus menerus. Pekerja yang bekerja di daerah yang high risk memerlukan Alat Pelindung Diri untuk mengurangi terpaparnya suatu penyakit atau mencegah kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di tempat kerja, hal ini akan terus dilakukan karena merupakan suatu kebutuhan. Demikian juga lingkungan kerja harus tetap sesuai dengan dengan batas-batas kemampuan fisik dan mental pekerja (Bennet, 1991:72). Sikap mendukung dalam penggunaan APD seharusnya dapat diterapkan di setiap perusahaan namun bagaimana cara penyampaiannya dan penerimaannya tergantung faktor yanng mendukung dari terbentuknya sikap tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan kurangnya sikap yang mendukung dari perilaku pekerja dalam penggunaan APD, hal ini bisa saja terjadi karena pekerja kurang peka terhadap lingkungan kerjanya b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berhubungan dengan penggunaan APD meliputi : penyuluhan, pengawasan dan kelengkapan APD seperti terlihat pada tabel 5 sebagai berikut : Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 39

12 Tabel 5 Hubungan Faktor Eksternal Dengan Penggunaan APD Pada Karyawan Bagian Press Shop PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat No Faktor Internal 1 Penyuluhan 1. Tidak pernah 2. Pernah 2 Pengawasan 1. Tidak ada 2. Ada 3 Kelengkapan APD 1. Tidak Lengkap 2. Lengkap Kepatuhan Menggunakan APD Jumlah p Value Patuh Tidak Patuh N % N % N % ,8 48,7 38,6 28,4 33,3 34, ,2 51,3 61,4 71,6 66,7 65, ,039 0,255 0,989 Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel penyuluhan dihubungkan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD diperoleh data bahwa responden yang tidak patuh menggunakan APD dan tidak pernah mendapatkan penyuluhan yaitu sebanyak 79 orang (71,2%) mempunyai dengan p value (0,039). Berdasarkan hasil uji Chisquare maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p=0,039<0,05) antara penyuluhan dengan perilaku kepatuhan menggunakan APD. Menurut Green (1980, dalam Notoatmodjo,2002) penyuluhan tentang APD merupakan salah satu faktor yang mendorong terbentuknya perilaku dan faktor penguat (reinforcing factors), oleh karena itu penyuluhan tentang APD sangat penting peranannya untuk meningkatkan penggunaan APD saat bekerja. Media yang digunakan dalam penyuluhan dapat berupa leaflet, poster, atau bisa dilakukan dengan suatu pelatihan khusus untuk karyawan di bagian produksi yang memang sangat membutuhkan pengetahuan tersebut (Notoatmodjo, 2003). Dengan diberikannya penyuluhan pekerja akan lebih memahami dan dapat berperilaku sehat, baik di dalam tempat kerja maupun di luar tempat kerja. Kepuasan kerja meningkat ketika mereka meyadari bahwa perusahaan peduli dengan kesehatan dan keselamatan mereka. Selain penyuluhan dapat pula dilakukan pelatihan mengenai penggunaan APD yang baik dan benar pada saat bekerja, karena dengan pelatihan adalah salah satu metode terbaik yang dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku pekerja terutama dalam hal penggunaan APD ketika bekerja. Pada variabel pengawasan dapat diketahui bahwa pekerja yang menjawab tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas terhadap penggunaan APD lebih besar 55,3% dibandingkan pekerja yang menjawab ada pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 40

13 44,7%. Dari hasil uji Chi-square menunjukkan pula bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,255>0,05) antara pengawasan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa perilaku tidak patuh menggunakan APD tertinggi didapatkan pada pekerja yang menyatakan ada pengawasan yang dilakukan tim pengawas terhadap penggunaan APD (71,6%) dibandingkan dengan pekerja yang menyatakan tidak ada pengawasan terhadap penggunaan APD (61,4%). Hasil penelitian ini sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeny (2007) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,343 > 0,05) antara pengawasan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD. Walaupun menurut data yang diperoleh secara informal dari bagian P2K3 di PT. Almasindo II bahwa pengawasan sudah dilakukan setiap hari oleh tim pengawas, namun hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna. Hal ini dikarenakan oleh sikap pekerja yang menganggap tim pengawas sebagai rekan kerja (teman) sehingga kurang disegani. Pengawasan itu tidaklah perlu berupa kehadiran fisik tugas melainkan cukup rasa takut terhadap sanksi yang berlaku, kegiatan tersebut artinya bahwa tindakannya dilakukan selama masih ada pengawasan petugas, tetapi begitu pengawasan kurang maksimal maka perilaku itupun ditinggalkan (Kelman, 1958 dalam Elfrida 2006). Menurut Handayaningrat, 1994 pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Begitu pula yang diharapkan dalam hal kepatuhan penggunaan APD, walaupun pengawasan telah dilakukan namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pekerja. Dengan demikian keberadaan pengawasan di perusahaan tidak memepengaruhi pekerja dalam hal penggunaan APD. Hasil analisis hubungan antara kepatuhan penggunaan APD dengan kelengkapan APD diperoleh data bahwa responden yang tidak patuh dalam menggunakan APD dengan responden yang mengatakan APD tidak lengkap sebanyak 54 orang (66,7%) dengan p value (0,989). Berdasarkan hasil uji Chi-square maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,989 > 0,05) antara kelengkapan APD dengan perilaku kepatuhan menggunakan APD pada saat bekerja. Tidak adanya hubungan kelengkapan APD yang disediakan di tempat kerja yaitu sarung tangan, kacamata pelindung, masker, earplug, sepatu keselamatan (safety shoes) dan yang lainnya. Dari penelitian ini jawaban responden yang terbanyak menjawab kelengkapan APD tidak lengkap, mempunyai arti bahwa tidak semua responden menggunakan fasilitas APD secara lengkap, mungkin terdapat responden yang memakai hanya dua APD dari APD yang telah disediakan oleh perusahaan. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 41

14 Menurut ILO (2000 dalam Elfrida 2006) menggunakan APD tidak hanya baik tetapi juga harus nyaman digunakan tidak mengganggu aktivitas serta modal pemeliharaannya tidak terlalu ketat dan longgar karena tidak akan melindungi pekerja secara efektif dan menyebabkan ketidaknyamanan sehingga pengguna tidak berminat menggunakan APD secara teratur. APD akan terus digunakan jika APD tersebut sesuai dengan keinginan penggunanya. APD umumnya tersedia dalam ukuran yang bervariasi. Jika upaya pengendalian secara teknis (Engineering Control) dan upaya pengendalian secara administratif, tidak dapat melindungi atau memberikan pengendalian yang cukup, maka harus disediakan Alat Pelindung Diri yang sesuai secara memadai untuk mengendalikan pemajanan (Budiono, 2003). Ketersediaan APD di tempat kerja harus menjadi perhatian pihak perusahaan dan manajemen. Pada dasarnya perusahaan telah menyediakan APD untuk pekerja namun APD yang disediakan tidak dipergunakan oleh pekerja secara maksimal, misalnya saja di bagian Press Shop pekerja hanya menggunakan sarung tangan untuk melindungi diri dari kecelakaan. Padahal jika dilihat dari lingkungan kerjanya yang bising dan panas, seharusnya pekerja dapat menggunakan APD lainnya, jadi tidak hanya sarung tangan dan masker saja yang digunakan pekerja pada saat bekerja. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Secara umum kepatuhan penggunaan APD pada karyawan bagian Press Shop PT. Almasindo II masih kurang, dari 150 responden didapatkan 99 pekerja (66%) tidak patuh dalam hal penggunaan APD. Gambaran faktor internal yaitu pengetahuan sebanyak 52% pekerja memiliki pengetahuan yang baik, dan sikap sebanyak 56% pekerja tidak mendukung terhadap perilaku kepatuhan penggunaan APD. Sedangkan gambaran faktor eksternal yaitu sebanyak 74% pekerja tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang penggunaan APD, sebanyak 55,3% pekerja tidak mendapatkan pengawasan mengenai penggunaan APD dan sebanyak 54% pekerja mengatakan bahwa sarana APD di tempat kerja tidak lengkap b. Hubungan faktor internal (pengetahuan dan sikap) dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD menunjukkan bahwa : Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 42

15 1) Terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,000 < 0,05) antara pengetahuan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. 2) Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,000 < 0,05) antara sikap dengan perilaku penggunaan APD pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. c. Hubungan antara faktor eksternal (penyuluhan, pengawasan, dan kelengkapan APD) dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD menunjukkan bahwa : 1) Terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,039 < 0,05) antara penyuluhan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. 2) Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,255 > 0,05) antara pengawasan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. 3) Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,989 > 0,05) antara kelengkapan APD dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD pada karyawan bagian Press Shop di PT. Almasindo II Kabupaten Bandung Barat. 2. Saran a. Bagi pekerja perlunya perhatian yang tinggi dari setiap pekerja untuk saling mengingatkan rekan kerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja, dan dengan peran serta pekerja untuk mau menggunakan APD. b. Bagi Perusahaan 1) Karena masih adanya pekerja yang tidak mengikuti penyuluhan tentang APD maka sebaiknya pihak perusahaan meningkatkan frekuensi penyuluhan serta dapat mempertahankan dan atau lebih meningkatkan pemberian safety talk sebelum bekerja agar pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan tidak melupakan prosedur keselamatan kerja khususnya tentang penggunaan APD. Kemudian diberikan pelatihan pada saat hari pertama bekerja dan harus terus diberikan secara periodik setiap 1 tahun sekali, pelatihan adalah salah satu metode terbaik yang dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia. 2) Memberikan penghargaan (reward) pada pekerja yang secara rutin selalu menggunakan APD saat bekerja dan pemberian sanksi atau hukuman (punishment) pada pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja lebih diperhatikan. 3) Lebih di maksimalkan pengawasan terhadap penggunaan APD, mengingat bagian P2K3 sudah terbentuk di perusahaan, maka seyogyanya dapat lebih di tingkatkan upaya pengawasannya. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 43

16 DAFTAR PUSTAKA Anggraeny, P. 2007, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan APD Pada Pekerja Di Unit Stamping PT. IPPI, Skripsi, FKM-UI ; Jakarta Azwar, S., 2006, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset. Budiono, 2003, Hiperkes dan Kesehatan Kerja, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Bidang Ketenagakerjaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, 2008, Data Kecelakaan Kerja Tahun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat. Elfrida, N. 2006, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan APD pada Pekerja di Bagian Produksi Packing PT. KCI (Kangan Consolidated Industries), Jakarta, Skripsi, FKM-UI; Jakarta Format Referensi Elektronik direkomendasikan oleh Pengawasan Kesehatan Kerja, 2008, Utamakan Selamat. Files. Co.id., diperoleh tanggal 28 Mei 2008., Yusmardiansyah, 2005, Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Bagian Produksi Unit Chlor Alkali, PT. Indah Kiat Pilp & Paper Perawang Tbk. Tahun 2005, Tersedia di http.www. adlin.lib.unair.ac.id, diperoleh tanggal 15 Februari Hastono, S.P., 2007, Analisis Data Kesehatan, Jakarta, FKUI. Notoatmojo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rieneka Cipta Suardi, 2005, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta; PPM Suma mur, 1996, Hiegene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta; PT. Toko Gunung Agung Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 44

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja telah berkembang menjadi isu global saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya menjamin kualitas barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat

BAB 5 : PEMBAHASAN. 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu : a. Hasil penelitian

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Bagian Pengecatan Bus PT. Mekar Armada Jaya Magelang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Bagian Pengecatan Bus PT. Mekar Armada Jaya Magelang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Bagian Pengecatan Bus PT. Mekar Armada Jaya Magelang *) **) Nur Salas Feriana *), Ida Wahyuni **), Ekawati **) Mahasiswa

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Cendekia Utama Kudus ABSTRACT

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Cendekia Utama Kudus ABSTRACT PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN APD DI UNIT COATING PT. PURA BARUTAMA KUDUS Eko Prasetyo 1 1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi asset perusahaan. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin keutuhan dan kesempatan baik jasmani maupun rohani. Keselamatn

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin keutuhan dan kesempatan baik jasmani maupun rohani. Keselamatn BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempatan baik jasmani maupun rohani. Keselamatn dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP PENGGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RW 01/03 DESA SIALANG PANJANG KECAMATAN TEMBILAHAN HULU TAHUN 2016 Indrawati Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah, dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalahmasalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang paling utama dalam melakukan aktivitas pekerjaan. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%

Lebih terperinci

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MAHASISWA PRODI DIII ANALIS KESEHATAN STIKes BTH TASIKMALAYA Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Umur Masa Kerja Penggunaan APD Beban Kerja Kejadian Kecelakaan Kerja Variabel Pengganggu 1. Penerangan 2. Kebisingan Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang merupakan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan, keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan hasil analisis data yang telah diperoleh peneliti selama tanggal 7 Mei - 16 Mei 2008 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang. Responden penelitian

Lebih terperinci

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

Universitas Diponegoro   2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 13, Volume, Nomor 1, Tahun 13 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEKERJA DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatanya dan melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri memegang peranan penting dalam memacu perekonomian nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional untuk mengetahui tingkat kelelahan (fatigue) kerja akibat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Masa kerja Pengetahuan Sikap kerja Variabel Terikat Kecelakaan kerja Perilaku berbahaya Lingkungan berbahaya Penggunaan APD Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi rancang bangun, pengadaan material dan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Pekerjaan konstruksi termasuk padat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya perbedaan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 37 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran umum Laboratorium Klinik di Cilegon Pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di industri menuntut penerapan teknologi maju dan penggunaan mesin mesin pengganti tenaga manusia yang memberikan kemudahan dalam proses produksi

Lebih terperinci

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta kecelakaan kerja yang kemungkinan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk. peleburan besi baja PT. Gunung Gahapi Sakti Medan. 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian APD pada pekerja bagian peleburan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN 2012. Rahwan Ahmad Abstract Alat Pelindung Diri (APD)

Lebih terperinci

ABSTRAK. tempat kerja sudah mencapai 85 db diatas 8 jam/hari. Alat pelindung pendengaran

ABSTRAK. tempat kerja sudah mencapai 85 db diatas 8 jam/hari. Alat pelindung pendengaran HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELATIHAN TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG PENDENGARAN (STUDI PADA BAGIAN METAL FORMING PT.DIRGANTARA INDONESIA, INDONESIA AEROSPACE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Unsafe Action : Posisi gadget. Jarak pandang gadget Lamanya waktu gadget. Keluhan Subyektif Gangguan Kesehatan Mata Pencahayaan

Lebih terperinci

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Compliance Use of Personal Protective Equipment in Las Workers in Indramayu Riyan Suprianto, Aman Evendi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO THE

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT Semen Bosowa Maros Tahun 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT Semen Bosowa Maros Tahun 2014 Al-Sihah : Public Health Science Journal 437-449 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT Semen Bosowa Maros Tahun 2014 Sitti Raodhah 1, Delfani

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok.

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Unsafe Action Kejadian Kecelakaan Kerja Unsafe Condition Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pekerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu industri, karena majunya suatu industri sangatlah dipengaruhi pula adanya suatu jaminan keselamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan teknologi dan peradaban manusia, kegiatan dan lapangan kerja manusia makin beraneka ragam. Selain sumber daya alam, sumber daya

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG Dewi Nugraheni Restu Mastuti (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015 M. Diky Fatkhur Rohman* ), MG Catur Yuantari ** ) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan, dan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Industri konstruksi di Indonesia memiliki peluang pertumbuhan yang baik. Hal tersebut terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV. MAJU ABADI GARMENT SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non eksperimental atau observasional yang merupakan metode penelitian secara observasional

Lebih terperinci

INFORMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

INFORMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN INFORMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Selva Prasanti dengan Nomor Induk Mahasiswa 2014-31-135 mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul bermaksud melakukan

Lebih terperinci

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Hal ini dimungkinkan karena di PT. Pertamina (Persero) RU V selalu

BAB V PEMBAHASAN. Hal ini dimungkinkan karena di PT. Pertamina (Persero) RU V selalu BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Pengetahuan hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 39.66%, pengetahuan sedang sebesar 60.34% dan pengetahuan buruk sebesar 0%.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA Urai Yuniarsih, Sunarsieh dan Salbiah Jurusan Kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan teknologi tinggi,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya 116 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengukuran faktor-faktor yang menimbulkan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo,2010). Pendekatan penelitian ini menggunakan cross

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo,2010). Pendekatan penelitian ini menggunakan cross 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel. Kemudian melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP RESIKO KECELAKAAN KERJA DAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PURI MANDIRI KEDOYA 2013 Petunjuk Pengisian:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT Novie E. Mauliku dan Eka Wulansari ABSTRAK Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi. Hal ini ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah : VARIABEL BEBAS 1. Kelengkapan APD 2. Lama Penyemprotan 3. Frekuensi Penyemprotan 4. Dosis Penyemprotan 5. Arah

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN Danik Dwiyanti, Erni Susilowati Akademi Kebidanan YAPPI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI OLEH KHAIRI YANTI BP. 0910335151 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci