BAB IV PEMBAHASAN Jenis jenis pajak koperasi XYZ.

dokumen-dokumen yang mirip
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

menggunakan PTKP lama dan baru serta penghitungan kompensasi kelebihan bayar pph 21 akibat perubahan PTKP pada PT. PJK.

BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5

PPh Pasal 21. Maksud. Dasar Hukum. Objek Pemotongan Pemotong PPh Pasal 21. Bukan Pemotong PPh Pasal 21. Penerima Penghasilan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. (PERSERO) JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI area Semarang

NPWP dan Pengukuhan PKP

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Keuangan Sub. Bidang Perpajakan pada PT. INTI (Persero) Bandung.

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Surat Keterangan Penelitian

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

AGENDA. PPh Pasal 26

Dalam system pemungutan pajak, dikenal beberapa system antara. lain :

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

PROSEDUR, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. BANI RADIKSA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN. Nomor : SE-42/PJ/2013 TENTANG

Panduan Pengisian E-Filing 1770S (Penghasilan Bruto lebih dari 60 juta rupiah)

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR I.1 SPT MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) (F )

PAJAK WP ORANG PRIBADI

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

PJ.091/KUP/S/006/

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT MASA PPN UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. 4.2 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan pada PT Kumboro Terkait Jasa Penyiaran Radio PPh Pasal 23

BAB III ANALISIS SISTEM. Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh kedalam

PPh Pasal 25. Rp Rp. Angsuran PPh pada tahun Berjalan

BAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PETUNJUK PENGISIAN DAN PELAPORAN SPT DENGAN E-FILLING. (Untuk penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah)

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-32/PJ/2009 TANGGAL : 25 MEI 2009

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

Landasan Hukum: Pasal 25 UU PPh PMK No. 208/ PMK.03/ 2009 Keputusan Dirjen Pajak No. KEP.537/ PJ./ 2000

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5% x Rp ,00 Rp150, luran Pensiun 2% x Rp 60,000. Rp2,790,000.00

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Jenis jenis pajak koperasi XYZ. Koperasi Karyawan XYZ dikenakan beberapa jenis pajak, sehubungan statusnya sebagai wajib pajak badan. Terkait operasionalnya sehari hari, koperasi karyawanxyzberkewajiban secara masa mengenakan PPh pasal 21, PPh pasal 4(2), dan Pajak Pertambahan Nilai. Dalam menyelesaikan kewajiban perpajakannya Koperasi KaryawanXYZ menyerahkan kewajibannya tersebut kepada konsultan pajak Heri Sutrisno. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai kegiatan pemajakan Koperasi KaryawanXYZ. 4.1.1. Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari, Koperasi Karyawan XYZ dibantu oleh beberapa orang karyawan yang terdiri dari 7 karyawan tetap. Gaji para karyawan yang bekerja tersebut dikenakan Pajak Penghasilan, yaitu Pajak Penghasilan Pasal 21(PPh pasal 21). Pajak penghasilan Pasal 21 ini dikenakan kepada seluruh karyawan Koperasi XYZ. Pembayaran gaji karyawan pada Koperasi Karyawan XYZ adalah setiap bulan, rata rata pegawai Koperasi Karyawan XYZ adalah bagian staff. Karyawan Koperasi XYZ tidak semuanya memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hanya terdapat sebagian karyawan saja yang memiliki NPWP. Dalam tahun 2015 terdapat perubahan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang semula Rp. 24.300.000 menjadi Rp. 36.000.000. Berikut ini adalah penghitungan PPh pasal 21 atas karyawan Koperasi XYZ masa Januari-Juni 2015. Penghitungan PPh pasal 21 masa Januari-Juni ini menggunakan PTKP lama. 27

Tabel 4.1. Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap Koperasi karyawan XYZ Menggunakan PTKP lama Nama Ny. S Ny. W Bp. M NPWP Memiliki Memiliki - NPWP NPWP Gaji Pokok 4.049.980 2.840.679 2.100.000 Premi Kecelakaan Premi Kematian Penghasilan Bruto 4.049.980 2.840.679 2.100.000 Biaya jabatan 192.685 135.270 100.000 Penghasilan Sebulan Penghasilan setahun Netto Netto 3.857.295 2.705.409 2000.000 46.287.540 32.464.900 24.000.000 PTKP 24.300.000 24.300.000 24.300.000 PKP 21.897.540 8.164.900 NIHIL Pembulatan PPh Terutang 5% 1.094.877 408.245 PPh pasal 21 Sebulan 91.293 34.020 NIHIL Nama Sdr. A Sdr. S Sdri. M NPWP - - - Gaji Pokok 2.205.000 2.100.000 2.100.000 28

Premi kecelakaan Premi Kematian Penghasilan Bruto 2.205.000 2.100.000 2.100.000 Biaya Jabatan 105.000 100.000 100.000 Penghasilan Sebulan Penghasilan Setahun Netto Netto 2.100.000 2000.000 2.000.000 25.200.000 24.000.000 24.000.000 PTKP 24.300.000 24.300.000 24.300.000 PKP NIHIL NIHIL NIHIL Pembulatan PPh Terutang 5% PPh Pasal 21 Sebulan Nama NIHIL NIHIL NIHIL Bp. M Gaji Pokok 2.108.400 Premi Kecelakaan Premi Kematian Penghasilan Bruto 2.108.400 Biaya Jabatan 100.400 Penghasilan Sebulan Netto 2.008.000 Penghasilan Netto 24.096.000 29

Setahun PTKP 24.300.000 PKP NIHIL Pembulatan PPh Terutang 5% PPh Pasal 21 NIHIL Sumber: Data diolah, 2016 Tabel di atas adalah tabel penghitungan gaji karyawan koperasi Karyawan XYZ dengan menggunankan PTKP lama. Penghitungan PPh pasal 21 masa Januari-Juni menggunakan PTKP lama, yaitu Rp. 24.300.000 untuk wajib pajak sendiri (status TK). Sedangkan penghitungan dengan menggunakan PTKP yang baru dilakukan setelah keluarnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Pengitungan PPh pasal 21 dengan PTKP yang baru ini dilakukan secara surut sejak Januari 2015, sehingga PPh pasal 21 atas gaji karyawan harus dihitung ulang. Berikut ini adalah tabel penghitungan PPh pasal 21 atas gaji karyawan dengan menggunakan PTKP yang baru. Tabel 4.2. Penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap Koperasi karyawan XYZ menggunakan PTKP baru. Nama Ny. S Ny. W Bp. M NPWP Memiliki Memiliki - NPWP NPWP Gaji Pokok 4.049.980 2.840.679 2.100.000 30

Premi Kecelakaan Premi Kematian Penghasilan Bruto 4.049.980 2.840.679 2.100.000 Biaya jabatan 192.685 135.270 100.000 Penghasilan Sebulan Penghasilan setahun Netto Netto 3.857.295 2.705.409 2000.000 46.287.540 32.464.900 24.000.000 PTKP 36.000.000 36.000.000 36.000.000 PKP 10.287.540 NIHIL NIHIL Pembulatan PPh Terutang 5% 514.400 PPh pasal 21 Sebulan 42.867 NIHIL NIHIL Nama Sdr. A Sdr. S Sdri. M NPWP - - - Gaji Pokok 2.205.000 2.100.000 2.100.000 Premi kecelakaan Premi Kematian Penghasilan Bruto 2.205.000 2.100.000 2.100.000 Biaya Jabatan 105.000 100.000 100.000 Penghasilan Sebulan Netto 2.100.000 2000.000 2.000.000 31

Penghasilan Setahun Netto 25.200.000 24.000.000 24.000.000 PTKP 36.000.000 36.000.000 36.000.000 PKP NIHIL NIHIL NIHIL Pembulatan PPh Terutang 5% PPh Pasal 21 Sebulan Nama NIHIL NIHIL NIHIL Bp. M Gaji Pokok 2.108.400 Premi Kecelakaan Premi Kematian Penghasilan Bruto 2.108.400 Biaya Jabatan 100.400 Penghasilan Sebulan Penghasilan Setahun Netto Netto 2.008.000 24.096.000 PTKP 36.000.000 PKP NIHIL Pembulatan PPh Terutang 5% PPh Pasal 21 NIHIL 32

Sumber: Data diolah, 2016 Dalam tahun berjalan 2015 ada peubahan besarnya PTKP pada bulan Juli 2015. Hal ini berimbas pada besarnya PPh Pasal 21 yang dipotong dari gaji karyawan Koperasi XYZ. Pajak yang sudah terlanjur dihitung hingga disetor dari bulan Januari sampai Juni menggunakan PTKP lama harus diubah menggunakan PTKP baru, sehingga menimbulkan adanya pembetulan SPT yang telah dilaporkan dari bulan Januari sampai Juni tahun 2015.Kenaikan PTKP menimbulkan pajak yang terutang semakin kecil, sehingga mungkin terjadi kelebihan bayar pajak terutang. Berikut ini adalah penghitungan lebih bayar PPh pasal 21 bagi pegawai tetap. Tabel 4.3. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Dengan Menggunakan PTKP Lama dan PTKP Baru (masa pajak 6 bulan) Nama PPh 21 dengan PTKP Lama PPh 21 dengan PTKP Baru Keterangan Ny. S 547.758 257.202 Lebih bayar Rp. 290.556 dikompensasikan ke bulan Juli sampai Desember 2015. Bahkan masa Januari 2016 masih mendapatkan kompensasi sebesar Rp. 33.354 Ny. W 204.120 NIHIL Lebih bayar sebesar 204.120 direstitusikan Bp. M NIHIL NIHIL NIHIL 33

Sdr. A. NIHIL NIHIL NIHIL Sdr. S NIHIL NIHIL NIHIL Sdri. M NIHIL NIHIL NIHIL Bp. M NIHIL NIHIL NIHIL Sumber : Data diolah Dari penghitungan data lebih bayar PPh pasal 21 atas gaji karyawan di atas, jumlah lebih bayar masa Januari sampai Juni 2016 dikompensasikan ke masa masa selanjutnya, yaitu mulai masa Juli 2015 hingga habis. Pembayaran PPh pasal 21 terutang ini dilakukan di bank presepsi atau Kantor Pos setempat. Pembayaran PPh pasal 21 terutang ini dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dari hasil wawncara dengan staff KKP Heri Sutrisno bagian SPT masa atau tahunan yang menangani penyetoran dan juga pelaporan PPh pasal 21 Untuk masa pajak Januari sampai Desember 2015, Koperasi Karyawan XYZ melalui Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno melakukan pembayaran sebelum tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam hal Pelaporan pajak penghasilan pasal 21 harus dilakukan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. Dalam hal ini, Kantor konsultan Pajak Heri Sutrisno melakukan pelaporan PPh pasal 21 sebelum tanggal 20 bulan berikutnya. 4.1.2. Pajak Penghasilan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 Dalam kegiatan usahanya tersebut Koperasi Karyawan XYZ menghasikan omset atau penghasilan per tahun. Koperasi Karyawan XYZ berkewajiban membayar pajak Penghasilan final sesuai dengan 34

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Koperasi Karyawan XYZ dikenakan PPh Final karena omset dari satu tahun pajak Koperasi Karyawan XYZ kurang dari 4,8 miliar. Oleh karena itu PPh badan dibayar secara masa per bulan sebesar 1% dari omset. Omset Koperasi Karyawan XYZ masa Desember 2015 adalah Rp. 274.580.400. Berikut ini adalah penghitungan PPh final sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. PPh (Final)=1% X Omset = 1% X Rp. 274.580.400 =Rp. 2.745.804 Maka dari penghitungan pajak tersebut dapat diketahui bahwa pajak penghasilan badan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang harus di bayar pada bulan Desember adalah Rp. 2.745.804. 4.1.3. Pajak Pertambahan Nilai Dalam kegiatan usahanya yang juga menjual barang dagangan, Koperasi Karyawan XYZ mengenakan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN atas barang yang dijualnya kepada anggota. Koperasi Karyawan XYZ melayani pengadaan barang barang kebutuhan kantor, seperti kertas, seragam, dan perlengkapan kantor lainnya. Sebagai contoh untuk mengetahui besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus dibayarkan oleh Koperasi Karyawan XYZ bulan Desember tahun 2015, maka harus terlebih dahulu dihitung besarnya Pajak Masukan dan Pajak Keluaran bulan Desember tahun 2015. Berikut ini adalah perhitungan pajak masukan dan pajak keluaran Koperasi Karyawan Bank Indonesia bulan Desember 2015 35

Tabel 4.4. Daftar Pajak Keluaran Koperasi Karyawan XYZ bulan Desember 2015 Nama Pembeli BKP DPP PPN (DPP X 10%) Bank Indonesia 8.636.636 886.363 Bank Indonesia 9.068.182 906.818 Bank Indonesia 1.184.545 118.451 Bank Indonesia 3.988.909 398.890 Bendahara Kenegaraan OJK Bendahara Kenegaraan 3.122.545 312.254 3.155.818 315.581 OJK Koperasi BI 6.818.182 681.818 Bank Indonesia 7.636.364 763.636 Bank Indonesia 8.242.727 824.272 Bank Indonesia 5.000.000 500.00 Bank Indonesia 6.212.182 621.218 Bendahara Anggaran 1.959.991 195.909 OJK Bank Indonesia 32.186.818 3.218.681 Bendahara anggaran 755.636 75.563 Ojk Bank Indonesia 16.050.000 1.605.000 Bank Indonesia 25.409.091 2.540.909 36

Bank Indonesia 4.850.000 485.000 Bendahara Anggaran OJK 856.182 95.618 Total 145.359.908 14.535.984 Sumber: Data Diolah, 2016 Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa pajak keluaran bulan desember adalah sebesar Rp. 14.535.984. selanjutnya adalah tabel daftar pajak masukan Koperasi Karyawan Bank Indonesia. Tabel 4.5. Daftar Pajak Masukan Koperasi Karyawan XYZ masa Desember 2015 Nama Pembeli BKP DPP PPN (DPP X 10%) Lotte Mart 1.186.818 118.682 PT. Tirta Investama 352.273 35.227 PT. Tirta Investama 1.079.819 107.892 PT. Tirta Investama 281.455 28.146 PT. Bima San Prima 76.499 7.650 Tritunggal Mulya 559.003 55.900 PT. Supralita Mandiri 155.520 15.552 Intidaya Rajawali 743.168 74.317 Nirmala Sumber 28.090 2.809 Nirmala Sumber 451.650 45.165 Nirmala Sumber 1.444.445 114.444 37

Lotte Mart 1.439.410 143.940 PT. GA Tiga Belas 3.756.273 375.627 CV. Mega Anugrah 2.555.870 255.587 CV. Mega Anugrah 433.417 43.341 CV. Mega Anugrah 1.175.414 175.441 PT. Bima San Prima 499.256 9.926 Ultramilk Industry & Trading 219.364 21.936 Sinarmas Distribusi 278.182 27.818 Sinarmas Distribusi 472.663 47.266 PT. Intan Alam Indah 297.160 29.716 PT. Pura Barutama 5.556.000 555.600 PT. Pura Barutama 168.000 16.800 PT. Niaga Jaya 255.572 25.557 Dimas Surya 363.273 36.327 Mitra Sarana 667.803 66.780 PT. Untung Jaya 315.498 31.549 Enseval Putra 87.024 8.702 Dimas Surya 242.182 24.218 Distribusi Surya 332.025 33.202 Renatha Prima 271.842 27.184 PT. Supralita Mandiri 387.172 38.716 38

Ultramilk Industry & Trading 298.545 29.855 CV. Moderen 18.500.000 1.850.000 CV. Moderen 2.272.727 227.272 Graha Kerindo 359.919 35.991 CV. Makin Jaya 227.732 22.773 CV. Makin Jaya 155.818 15.582 Enseval Putra 124.266 12.426 Bukit Inti Makmur 241.007 24.101 PT. Atri Distributor 56.818 5.681 Cahaya Agung 1.597.011 159.701 PT. Supralita Mandiri 278.792 27.879 PT. Cipta Niaga semesta 359.500 35.950 Enseval Putra 90.984 9.098 PT. Krisboe Indonesia 1.087.414 108.741 CV. Bangkit Maju Jaya 310.000 31.000 PT. Supralita Mandiri 143.963 14.395 Sinar Mas Distribusi 556.364 55.636 Sinar Mas Distribusi 675.893 67.589 Indomarco Adi 64.612 6.461 39

PT. Supralita Mandiri 292.692 29.269 Graha Kerindo 170.918 17.092 Total 54.276.115 5.427.599 Sumber: Data Diolah, 2016 Dari tabel-tabel pajak masukan Koperasi Karyawan XYZ bulan Desember 2015 dapat diketahui bahwa pajak masukan Koperasi Karyawan XYZ bulan Desember 2015 adalah sebesar Rp. 5.427.599. Setelah diketahui besarnya pajak masukan dan pajak keluaran Koperasi Karyawan XYZ bulan Desember 2015, maka jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayarkan oleh Koperasi Karyawan XYZ tersebut sudah dapat dihitung. Berikut ini adalah penghitugan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus dibayarkan oleh Koperasi Karyawan XYZ bulan Desember 2015 PPN Terutang= Pajak Keluaran - Pajak Masukan =Rp. 14.535.984-5.427.599 =Rp. 9.108.385 Dari penghitungan PPN terutang di atas dapat disimpulkan masa Desember memiliki status kurang bayar, karena nilai dari pajak keluaran masa Desember 2015 lebih besar dari pajak masukan masa Desember 2015. 4.1.4. Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat 2 Koperasi KarywanXYZ merupakan koperasi yang bergerak bidang perdagangan dan juga simpan pinjam. Dalam kegiatan simpan pinjam terdapat bunga simpanan yang didapatkan oleh setiap anggotanya yang menyimpan uang di koperasi. Bunga simpanan 40

tersebut dikenakan pajak, yaitu PPh pasal 4(2) sebesar 10% dengan batasan bunga yang diterima setiap bulan melebihi dari Rp.240.000.00. PPh pasal 4(2) merupakan Pajak Penghasilan yang bersifat final atau tidak bisa dikreditkan. Sebagai contohdalam PPh final pasal 4 ayat 2 atas bunga simpanan Koperasi Karyawan XYZ ini nihil, karena pada bulan Desember bunga simpanan Koperasi Karyawan XYZ tidak ada yang mencapai angka Rp. 240.000 Namun jika ada anggota koperasi yang mempunyai bunga tabungan lebih dari Rp. 240.000 maka harus dipotong PPh final pasal 4 ayat 2. Sebagai contoh ada anggota yang memiliki bunga simpanan senilai Rp. 300.000, karena bunga simpanan tersebut diatas Rp. 240.000 maka dikenakan PPh final pasal 4 ayat 2. Penghitungannya adalah sebagai berikut. PPh final = Rp. 300.000 X 10% = Rp. 30.000 4.2. Evaluasi atas kewajiban pemajakan di Koperasi Karyawan Bank Indonesia 4.2.1. Pajak Penghasilan Pasal 21 Pengenaan Pajak Penghasilan pasal 21 pada koperasi karyawanxyz adalah berkaitan dengan penghasilan dari karyawan koperasi KaryawanXYZ tersebut, baik karyawan tetap atau karyawan tidak tetap. Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno selaku konsultan pajak yang menangani kewajiban perpajakan Koperasi KaryawanBank Indonesia melaksanakan kewajiban koperasi Karyawan XYZ tersebut sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku. Meliputi tindakan penghitungan gaji seluruh pegawai koperasi XYZ. Berikut ini adalah bagan alur tahap tahap pemotongan, peyetoran, dan juga pelaporan PPh pasal 21 beserta keterangannya. 41

Gambar 4.1. Mekanisme PPh Pasal 21 Penghitungan & Pemotongan pajak Penyetoran pajak Pelaporan pajak Sumber : Data diolah, 2016 A. Penghitungan & Pemotongan Pajak Penghitungan pajak PPh pasal 21 dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Langkah pertama adalah terlebih dahulu menentukan penghasilan bruto yang diterima oleh karyawan setiap bulan. Setelah itu penghasilan bruto tersebut dikurangi dengan biaya jabatan dan iuran iuran yang harus dibayar. Hasil dari pengurangan tersebut disebut dengan penghasilan netto satu bulan. Setelah itu penghasilan netto satu bulan yang telah didapat disetahunkan dengan cara dikalikan 12. Setelah diketahui penghasilan netto satu tahun tersebut, langkah selanjutnya adalah mengurangkan penghasilan netto satu tahun tersebut dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Hasil pengurangannya disebut dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Untuk mengetahui pajak terutang, maka Penghasilan Kena Pajak tersebut dikalikan dengan tarif pajak. 42

Dalam langkah awal ini Koperasi Karyawan XYZ Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji karyawan koperasi tersebut. Pemotongan pajak ini dilakukan dengan cara mengalikan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Karyawan dengan tarif progresif. Besarnya tarif pajak progresif yaitu. 0-50jt=5% dari PKP 50-250jt=15% dari PKP 250-500jt=25% dari PKP Diatas 500 jt=30% dari PKP Setelah pemotongan pajak tersebut baru dapat diketahui pajak terutang PPh pasal 21 untuk satu tahun. B. Penyetoran Setelah pengisian e-spt, langkah selanjutnya adalah penyetoran pajak terutang Koperasi Karyawan XYZ. Penyetoran dilakukan di bank yang ditunjuk (Bank Presepsi) atau Kantor Pos. Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno melakukan pembayaran biasannya di Kantor Pos, apabila Kantor Pos terlalu ramai maka langkah yang diambil adalah menyetor ke Bank Mandiri. Penyetoran dilakukan oleh staff yang bertugas pada penyetoran SPT massa atau tahunan. Penyetoran PPh terutang karyawan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.dari hasil wawancara dengan staff KKP Heri Sutrisno bagian SPT masa atau tahunan yang menangani penyetoran PPh pasal 21,dalam melakukan penyetoran PPh pasal 21, KKP Heri Sutrisno menaati peraturan yang berlaku, yaitu menyetorkan PPh Pasal 21 terutang sebelum tanggal 10 bulan berikutnya. Dilihat dari waktu penetoran tersebut, maka dapat disimpulkan penyetoran PPh pasal 21 masa Desember 2015 tidak terlambat. 43

C. Pelaporan Setelah penyetoran uang kewajiban perpajakan ke bank yang ditunjuk atau kantor Pos, langkah yang diambil selanjutnya adalah melaporkan pembayaran PPh terutang tersebut ke kantor pelayanan pajak. Langkah selanjutnya ini masih dilakukan oleh staff pada bagian yang sama, yaitu penyetoran SPT massa atau tahunan. Pelaporan pembayaran PPh terutang ke Kantor Pelayanan Pajak (KKP) seetempat paling lambat tanggal 20 bulan berikutya. Dari hasil wawancara dengan staff bagian spt masa atu tahunan KKP Heri Sutrisno,dalam melaksanakan tahapan pelaporan PPh pasal 21 terutang untuk karyawan Koperasi Karyawan XYZ menaati peraturan yang berlaku yaitu melaporkan penyetoran PPh terutang pasal 21 sebelum tanggal 20 bulan berikutnya. Pelaporan PPh pasal 21 dilakukan pada tanggal 19 Januari 2016. Selaku konsultan pajak yang dipercayai oleh Koperasi Karywan XYZ, Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno harus melakukan tugasnya dengan benar. Pengisian SPT pada konsultan pajak Heri Sutrisno sudah menggunakan sistem online. System online tersebut dalam kehidupan sehari hari disebut dengan system e-spt. Pengisian SPT secara online tersebut dilakukan oleh staff KKPHeri Sutrisno pada bagian yang sama, yaitu bagian pengisian SPT massa dan SPT tahunan. Formulir SPT yang digunakan dalam pengisian PPh pasal 21 adalah formulir SPT 1721-1. Berikut ini adalah gambar alur kerja dalam pengisian e-spt. 44

Gambar 4.2. alur kerja e-spt Input data pemotongan pajak Input data ssp Buat CSV pelaporan Cetak SPT Induk Sumber: Data diolah, 2016 Langkah pertama yang diambil dalam pengisian e-spt adalah menginput data pemotongan pajak. Pada langkah ini dilakukan dengan mengisikan formulir berupa data pegawai, meliputi nama pegawai, dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Selain itu staff KKP Heri Sutriso yang bertugas juga mengisikan gaji dan juga PPh karyawan. Setelah menginput data pemotongan pajak, langkah yang diambil adalah menginput data SSP. dalam tahapan ini, staff KKP Heri Sutriso yang bertugas melakukan pengisian beberapa kolom, diantaranya kode akun pajak, kode jenis setoran, tanggal SSP, dan juga NTPN. Setelah menginput data SSP, tahapan selanjutnya adalah membuat CSV Pelaporan. Dalam tahapan ini yang dilakukan oleh staff KKP Heri Sutriso yang bertugas adalah mengimpor data kedalam bentuk CSV. Setelah itu tahapan yang terakhir adalah mencetak SPT induk. Dalam tahapan ini karyawan melakukan pencetakan SPT untuk dilaporkan. 45

Dilihat dari tanggal penyetoran dan juga pelaporan PPh pasal 21 atas Gaji Karyawan Koperasi Karyawan XYZ tahun 2015 dapat diketahui bahwa pembayaran pajak atas gaji karyawan Koperasi Karyawan XYZ sudah tepat waktu, yaitu sebelum tanggal 10 bulan berikutnya atau lebih tepatnya tanggal 6 Januari tahun 2015. Selain itu pelaporan SPT PPh pasal 21 atas gaji karyawan Koperasi Karyawan XYZ juga sudah dilakukan tepat waktu, yaitu tanggal 6 Januari 2016. Karena ketepatan waktu dalam hal setor dan juga lapor, maka tidak ada sangsi berupa denda yang harus dibayarkan oleh pihak Koperasi Karyawan XYZ. Dalam Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji 7 orang staff, status pajak PPh pasal 21 bulan Desember adalah lebih bayar, hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) pada bulan Juni 2015 yang berdampak pada pembetulan spt. karena dalam penghitungan pajak dengan PTKP yang baru pajak terutangnya lebih kecil maka status dari pajak tersebut adalah lebih bayar 4.2.2. Pajak PenghasilanPajak Penghasilan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 Pajak Penghasilan Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 dikenakan kepada Koperasi Karyawan XYZ berkaitan dengan penghasilan bruto yang diperoleh Koperasi Karyawan XYZ. Pajak Penghasilan seuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 ini bersifat final. Mekanisme yang dilakukan oleh KKP Heri Sutrisno dalam memperlakukan kewajiban Pajak Penghasilan Final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 Koperasi Bank Indonesia adalah dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku. 46

Pada dasarnya mekanisme perlakuan Pajak Penghasilan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 ini sama persis dengan mekanisme perlakuan pajak pajak yang lain seperti PPh pasal 21 dalam hal penghitungan, penyetoran dan pelaporan. A. Penghitungan Berikut ini adalah cara penghitungan Pajak Penghasilan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 atas penghasilan badan koperasi. Terlebih dahulu dilihat besarnya omset dari Koperasi Karyawan XYZ. Batas omset yang dikenakan PPh final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 adalah omset yang besarnya dibawah 4,8 milliar per tahun per tahun. Setelah kita ketahui besarnya nilai omset, selanjutnya yang kita lakuka adalah mengalikan besarnya omset satu bulan tersebut dengan 1%. Penghitungan PPh final ini dilakukan leh staff KKP Heri Sutrisno yang bertugas pada bagian pengisian SPT masa dan SPT tahunan B. Penyetoran Berbeda dengan PPh pasal 21, PPh Final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 ini hanya mengisikan Surat Setoran Pajak (SSP) langkah selajutnya adalah menyetorkan PPh terutang PPh PP 46 tahun 2013 ini ke bank yang ditunjuk atau Kantor Pos. KKP Heri Sutrisno melakukan penyetoran PPh final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 ini di kantor pos. Penyetoran dilakukan oleh staff yang bertugas pada penyetoran SPT massa atau tahunan. Batas wakyu penyetoran PPh final PPh PP 46 tahun 2013 ini adalah tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam melakukan penyetoran PPh final terutang ini KKP Heri Sutrisno menaati hukum yang berlaku, yatitu meyetorkan PPh terutang sebelum tanggal 10 bulan berikutnya. Penyetoran dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016. 47

C. Pelaporan Tahapan tahapan dalam pelaporan PPh final ini sama dengan PPh pasal 21, yaitu melaporkan PPh terutang ke KKP setempat. Tahapan ini dilakukan oleh staff KKP Heri Sutrisno yang bertugas pada bagian penyetoran SPT massa atau tahunan. Pelaporan pembayaran PPh terutang ke Kantor Pelayanan Pajak (KKP) setempat paling lambat tanggal 20 bulan berikutya. Dalam melaksanakan tahapan pelaporan PPh final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tahun 2013 terutang untuk penghasilan badan koperasi karyawan XYZ, KKP Heri Sutrisno menaati peraturan yang berlaku, yaitu melaporkan penyetoran PPh final terutang sebelum tanggal 20 bulan berikutnya. Pelaporan PPh final dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016. PPh final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 ini berbeda dengan PPh pasal 21, dalam PPh final ini tidak ada pengisian formulir SPT, melainkan pengisian formulir untuk SSP. Pengisian formulir SSP ini KKP Heri Sutrisno masih mengisikan formulir SSP secara manual. Langkah langkah pengisian SSP PPh final adalah sebagai berikut. Langkah pertama adalah terlebih dahulu mengisi identitas wajib pajak yang meliputi pengisian NPWP, nama, dan alamat WP.. Langkah selanjutnya adalah mengisikan kode akun pajak, kode jenis setoran, dan uraian pembayaran. Langkah selajtnya adalah mengisikan masa pajak dan tahun pajak. Langkah selanjutnya adalah mengisikan jumlah pembayaran. Dilihat dari tanggal penyetoran dan juga pelaporan PPh final sesuai peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013 atas penghasilan badan Koperasi Karyawan XYZmasa Desember tahun 2015, dapat diketahui bahwa pembayaran pajak badan Koperasi Karyawan XYZ sudah tepat waktu, yaitu tanggal 7 Januari 2016. Selain itu pelaporan SPT PPh final sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 atas 48

penghasilan badan Koperasi Karyawan XYZ juga sudah dilakukan tepat waktu, yaitu tanggal 7 Januari 2016. Karena ketepatan waktu dalam hal setor dan juga lapor, maka tidak ada sangsi berupa denda yang harus dibayarkan oleh pihak Koperasi Karyawan XYZ. 4.2.3. Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan kepada koperasi karyawanxyz berkenaan dengan kegiatan penjualan barang barang kebutuhan kantor seperti peralatan kantor, seragam, dan lain lain. Selain itu PPN juga dikenakan kepada Koperasi Karyawan XYZ atas pengadaan barang barang kantor koperasi, seperti seragam karyawan, dan juga peralatan kantor. Mekanisme yang dilakukan oleh kantor konsultan pajak Heri Sutrisno dalam memperlakukan kewajiban PPN koperasi karyawan xyz sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu meliputi kegiatan penghitungan, penyetoran, hingga pelaporan dengan benar, lengkap, dan jelas. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilakukan oleh staff Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno yang bertugas dalam bidang pengisian SPT massa dan SPT tahunan. Dalam penghitungan Pajak Pertambahan Nilai tersebut Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno menggunakan data keuangan Koperasi Karyawan XYZ, dalam arti tidak merubah data asli. Setelah penghitungan Pajak Pertambahan Nilai, langkah selanjutnya adalah penyetoran PPN terutang ke tempat penyetoran yang ditunjuk. Penyetoran PPN terutang dilakukan di Kantor Pos. Tahapan penyetoran ini dilakukan oleh staf KKP Heri Sutrisno yang bertugas pada bagian penyetoran SPT tahunan. Setelah penyetoran langkah selanjutnya adalah pengisian SPT PPN. Pengisian SPT PPN di KKP Heri Sutrisno dilakukan dengan menggunakan SPT elekronik atau yang sering dikenal dengan nama e- 49

spt. Pengisian SPT dilakukan oleh staf KKP Heri Sutrisno yang berugas pada bagian pengisian SPT massa dan SPT tahunan. Dalam pengisian SPT PPN staff Kantor Konsultan Pajak Heri Sutrisno Mengisikan 5 jenis formulir, yaitu Formulir (SPT Masa PPN), Formulir 1111 AB (formulir rekapitulasi penyerahan dan perolehan), Formulir 1111 A2 (formulir daftar pajak keluaran atas penyerahan dalam negri dengan faktur pajak), Formulir 1111 B2 (Formulir daftar pajak masukan yang dikreditkan atas perolehn BKP/JKP dalam negri, dan yang terakhir adalah formulir Surat Setoran Pajak (SSP) Setelah melalui langkah langkah penghitungan, pengisian SPT, dan penyetoran SPT langkah selanjutnya adalah pelaporan SPT ke kantor prlayanan pajak terdaftar. Langkah ini dilakukan oleh staf KKP Heri Sutrisno yang bertugas pada bagian penyetoran SPT massa atau SPT tahunan. Pada dasarnya langkah langkah ini hampir sama seperti langkah langkah PPH 21, yaitu hitung, setor, lapor. Namun perbedaan dari PPN ini adalah formulir SPT, dan juga langkah langkah penghitungan yang digunakan. Langkah langkah dari pengisian e-spt PPN tersebut adalah - Pada langkah ini yang dilakukan adalah menginput pajak masukan dan pajak keluaran. Input pajak masukan dan pajak keluaran ini sangat penting, karena pajak masukan dan pajak keluaran ini adalah dasar dalam penghitungan PPN terutang. - Setelah menginput data pajak masukan dan pajak keluaran, langkah selanjutnya adalah pencetakan SPT. Dalam pencetakan SPT ini diwajibkan untuk menggunakan kertas ukuran folio. - Setelah mencetak SPT, langkah selanjutnya adalah pembuatan file CSV yang di lampirkan saat pelaporan PPN terutang. Dilihat dari tanggal penyetoran dan juga pelaporan SPT massa PPN tahun 2015 dapat diketahui bahwa pembayaran PPN terutang 50

sudah tepat waktu, yaitu tanggal 28 Januari 2016. Selain itu pelaporan SPT massa PPN Koperasi Karyawan XYZ juga sudah dilakukan tepat waktu, yaitu tanggal 28 Januari 2016. Karena ketepatan waktu dalam hal setor dan juga lapor, maka tidak ada sangsi berupa denda yang harus dibayarkan oleh pihak Koperasi Karyawan XYZ. Dalam Pajak Pertambahan Nilai atas barang dagangan masa Desember 2015 memiliki status pajak kurang bayar. Hal ini dikarenakan besarnya nilai pajak keluaran lebih tinggi dari pajak masukan. 51