UNREQUITED Of LOVE ( KASIH TAK SAMPAI ) PROLOG OH MY GOD!! Pak Romi memintaku untuk menjadi kekasih dan sekaligus calon istrinnya?? hueeeekkkk!!! Ga mikir ya dia, udah tua, tampang pas-pasan pengen aku menjadi istrinya?? OMG mimpi apa aku semalam?? - Freizha Putri Ananda / Echa - Guru jatuh cinta kepada muridnya?? ga ada salahnya kan?? itu yang terjadi pada Pak Romi, guru matematikanya. Namun Echa selalu menolaknya, padahal Pak Romi begitu baik dan sangat sayang kepadanya, tapi...echa malah menolaknya secara mentah-mentah, bahkan sempat menghinanya! 2
Satu * -Echa POV- Kudengar semua teman-temanku sedang membicarakan ku, membicarakan ku? Tentang apa? Aku sendiripun bingung...diam-diam aku memasangkan telingaku lebar-lebar mendengarkan pembicaraan mereka. Aku terkejut sesaat, apa?? Apa aku tidak salah dengar?? Mereka Membicarakan hubunganku dengan Pak Romi? Apa maksudnya?? Aku kembali ketempat dudukku dan sedikit curiga, karena ketiga temanku Nurdin, Olga dan Mulya mendekatiku dengan tawa meledek. "Ciiiieee...Echa, ada salam tuh dari Pak Romi..." ujar Olga. "Cieeee nyonya Adrian..." ledek Nurdin kepadaku. "Ihhhhh...siapa sih yang nyonya Adrian??..." sewotku sambil memasang wajah masam. Yaa...Romi Adrian tu lha nama kepanjangan guru matematikaku. Setiap hari aku hanya bisa mendengarkan ledekan mereka, ledekan semua temantemanku. "Kenapa?? Kita setuju kok 'lo sama Pak Romi...iya kan?" ujar 3
Mulya sambil memandang kami bertiga sementara Olga dan Nurdin hanya mengangguk sambil tertawa meledek tanda setuju. "Iya...itung-itung nambah nilai" Nurdin menimpalinya. Aku merasa jengkel, dengan kesal aku menjauhi mereka dan mencoba keluar dari kelas tapi...langkahku terhenti, begitu kusadari Pak Romi telah berdiri dihadapanku. "Mau kemana kamu?? Pelajaran sudah mau dimulai" tanya Pak Romi kepadaku yang sedang berdiri dihadapanku. "e..." ucapanku menggantung, belum sempat aku bicara, Pak Romi bertanya lagi padaku. " nanti kamu pulang dengan siapa? Gimana kalo kita pulang bareng??" apa?? Pulang bareng?? Yang bener aje nih guru?? Jangankan pulang bareng, disuruh negor aja mana mau gue?!! Aku membatin kesal. "e...maaf pak, nanti saya ga langsung pulang, soalnya saya mau main kerumah Nurdin" jawabku bohong. "Bener tuh Nurdin?" Pak Romi memalingkan wajahnya kearah Nurdin meminta kepastian dari jawabanku. Tanpa sepengetahuan Pak Romi, aku memasang wajah memelas kepada Nurdin sambil menyatukan sepuluh jariku tanda memohon untuk membenarkan ucapanku tadi. "Hmmm...iya pak, bener" fiuuuuuhhhh...aku menarik nafas 4
lega, karena Nurdin membenarkan ucapan ku. Pak romi memandangku sesaat sambil mengacak-acak rambutku dengan tersenyum. "Oke...kalau gitu kita lanjutkan pelajaran kita hari ini" Pak Romi berjalan menuju mejanya yang berada didepan papan tulis dan aku kembali ke mejaku sendiri. * * Hari ini aku sebel bangeeettt!!!!!!!! Gimana ga?? Seharian ini Pak Romi ngedeketin aku terus, selain itu dia sms aku terus...kalau aja dia bukan guru, pasti udah aku damprat tuh...bayangkan!! Usia kami berbeda jauh!! Aku 18 sedangkan dia 30!!! Jauuhh banget kan???!!! Hiiii...syereeemmm...lagi asyik-asyiknya baca majalah kesayanganku, tiba2 aja bel rumahku berbunyi...dengan malasnya, aku berjalan membuka pintu. OMG!!! Orang yang paling aku sebelin, sekrang berdiri dihadapanku!!! Pak Romi!!! Mau apa dia?? Dengan senyum terpaksa, aku menyuruhnya masuk kedalam dan duduk diruang tamu. "Echa, kamu ga malam mingguan?? Gmn kalo kita jalan?? Waduuuuhhhh...Pak Romi ngajak gue jalan?? Huahahahahahah... aku hanya bisa tertawa dalam hati. 5
"Maaf pak, saya lagi males kemana-mana..." gimana ga males jalan sama perjaka tua??!! OMG... Aku menggerutu dalam hati. "Oh...ya udah, Echa...tolong jangan panggil saya bapak" "Tapi pak..." dahiku berkerut, kaget mendengar kata-kata Pak Romi barusan. "Kamu boleh panggil saya bapak, tapi disekolah aja...kalau diluar jangan panggil saya bapak, terserah kamu mau panggil saya apa aja.." HAH??!!! Apa ga salah denger ini?? Haedeehhhadeehhh perjaka tua yang satu ni...tapi, pak romi masih memandangku dengan senyumannya tanpa memperdulikan perubahan pada wajahku... aku sama sekali tidak memperdulikannya, aku mengambil satu buah majalah dari bawah meja dan membuka perhalaman lalu membacanya secara serius. Sebenarnya tidak serius, hanya saja aku malas mendengarkan ocehan Pak Romi. * * * Pagi ini dengan langkah yang gontai, aku melangkahkan kaki menuju sekolahku. Aku berdiri disebuah halte bus, menunggu mobil omprengan yang menuju ke sekolahku. Sebuah mobil BMW berhenti tepat dihadapanku, bentuk dan 6
warna mobil yang sudah tidak asing lagi buatku. "Ca, mau bareng??" Pak Romi menawarkan tumpangan kepadaku setelah dia menurunkan setengah kaca mobilnya. Kupikir-pikir ajakannya itu dua kali. 'Yaaa...sekali-kali boleh lha, aku manfatin perjaka tua ini...itung-itung ngirit ongkos...heheheh' "Kalau ga ngerepotin pak..." jawabku, tanpa memikirkan akibatnya setelah tiba disekolah nanti. "Ya gak lah...kalo buat kamu 'ca" dengan senyum yang super manis, kubuka pintu mobil dan akupun duduk disebelahnya. 'Ternyata...ga rugi-rugi juga,jalan sma perjaka tua ini' aku senyumsenyum sendiri sambil membatin. "Ca, kan saya udah bilang...jangan panggil saya bapak kalau diluar sekolah" "Tapi..." "Please...kali ini aja. soalnya saya ngerasa seperti sudah tua, seperti sudah punya istri. Padahal, kamu tau sendiri kalau saya belum menikah. Jadi, jangan panggil saya bapak yaaa" 'Ihhhh...ni perjaka ting-ting, gak ngerasa apa kalau udah tua?!!'. Aku menggerutu. "Ehhh...i...i...iya Pak,,maksud saya...mas Romi" dengan berat hati, kuturuti perintahnya. Itung-itung...sebagai ucapan terima kasih karena aku sudah dikasih tumpangan. "Nahh...gitu donk..." Pak Romi tersenyum senang 7
mendengar ucapanku. Tanpa terasa sebuah mobil telah mengantarkan kami tepat dihalaman sekolah kami. Oh My God!!! Kenapa aku tidak berpikiran panjang, seblum aku menaiki mobil Pak Romi? Bagaimana nanti bila teman-temanku melihat kami? Waahhh...aku bakalan diledekin habis-habisan nih!! Aku masih duduk termangu didalam mobil. Tak lama, kudengar suara ketukan dari luar kaca mobil yang berhasil membangunkan ku dari ketermanguanku. Pak Romi?? Ya...kulihat Pak romi sedang tersenyum kepadaku. Dengan segera kubuka kaca jendela. "Kok ga turun??" katanya. Aku tersadar, cepat-cepat kubuka pintu dan keluar dari mobil. "Kenapa?? Takut ya digosipin?? Tenang aja, ga da yang liat kita kok..." lanjutnya. Entah, aku harus senang atau kesal? Senang, karena tidak ada yang melihat? Atau kesal dengan tingkahnya? Aku berjalan mengikuti langkahnya dengan bersungut-sungut seorang diri. Tapi...tiba-tiba aku mendengar ada seseorang yang berdehem dengan nada meledek dari balik pohon. Kacau dhaa...ada seseorang yang melihat kami...dan itu...adalah Lia si ratu gosip, untunglah Pak Romi sudah menghilang dari hadapan kami. "Enak nih...yang pergi bareng sama..." buru-buru kubekap mulutnya untuk tidak melanjutkan ucapannya. 8
"Please deh...jangan bikin gosip..." kataku setengah jengkel. "Gosip?? Tapi...lama-lama gosip bisa jadi beneran lho..." Lia masih meledekku sambil memainkan matanya. "Ishhh...amit-amit dhee..." kataku, sambil mengusapkan tanganku ke perutku. "Tapiii..." "Udah ahhh...jangan gosip looo..." Aku ngeloyor pergi begitu saja setelah mengeplak jidatnya yang lebar itu. Kalau kalian penasaran dengan kelanjutan ceritaku, langsung beli aja bukunya yaaa Semoga kalian suka dengan ceritaku ini. Salam Hangat, Mey Octa 9