BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sivaraj (2013), kawat gigi atau dalam bahasa medisnya orthodontic

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek

BAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.

BAB I PENDAHULUAN bab XIII, pasal 31 ayat (1) dan (2) bahwa: Tiap-tiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan di beberapa negara maju typography dipelajari secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. Membuat balita untuk melakukan sesuatu untuk kali pertama adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu ( diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Langkah - langkah dalam proses perancangan poster kampanye anti. a. Langkah pertama ialah mencari data yang mencakup tentang

BAB I PENDAHULUAN. perumahan menjadi gersang dan panas (Oloan, 2011). cara bertahan hidup yang paling awal (Aninditya, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta mempunyai sentra industri kerajinan yang berlokasi di kecamatan

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bergaya western, asia dan Indonesia, sedangkan minuman terdiri dari jus, ice

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB I PENDAHULUAN. cai-rebon dalam bahasa Sunda cai memiliki makna air dan rebon adalah udang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi


Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk hati hati, keberadaan sign system atau yang biasa disebut


BAB I PENDAHULUAN. sangat menggiurkan untuk sektor konsumsi dan Food and Beverages.

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. digerakan oleh energy ( Pengertian Energi Listrik, n.d.).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini industri penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang

II METODOLOGI. Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan informasi yang kurang terhadap sebuah penyakit. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e- mail yang direspon pada 27 September 2015 pukul 11:14, anak-anak usia 5-14 tahun dalam aktifitasnya sehari-hari dapat mengalami cedera tulang dengan mudah, dapat disebabkan karena jatuh saat bermain, cedera olah raga, kecelakaan lalu lintas ataupun karena kekerasan fisik pada anak. Anak-anak juga rentan mengalami cedera tulang pada usia tersebut, dikarenakan anak belum sadar akan bahaya yang dapat terjadi pada tulangnya saat anak beraktifitas. Kuschithawati menambahkan (2007), anak berusia 5-20 tahun mulai bereksperimen dan tidak dapat bereaksi terhadap bahaya. Kondisi lainnya diakibatkan kurangnya pengawasan, dan terlalu aktif (hlm. 132) dan menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia yang diakses pada 14 September 2015, anak-anak berusia 2 tahun atau lebih mulai beraktifitas fisik dan bervariasi. Selain itu anak memiliki struktur dan kekuatan tulang yang belum kuat sehingga tulang anak rentan terhadap cedera. Cedera tulang merupakan terganggunya kesinambungan tulang yang dapat disertai dengan terganggunya fungsi tulang. Masyarakat perlu diedukasi mengenai cedera tulang karena penanganan yang salah seperti dipijat atau diurut seringkali berakhir dengan kecacatan permanen. Hal yang sama juga dijelaskan oleh dr. Tjie Haming Setiadi, Sp. RM. yang diwawancarai secara langsung oleh penulis pada 25 September 2015. Salah satu contohnya adalah kasus seorang anak yang 1

mengalamai patah tulang dalam artikel berita yang diambil dari kompasiana.com, diakses pada 1 Oktober 2015, anak tersebut mengalami patah tulang lengan bawah dan sang ayah membawanya ke pengobatan alternatif. Namun hasilnya jari-jari tangan bagian kiri anaknya tidak bisa ditekuk dan menggenggam. Berdasarkan pengamatan penulis dari banyaknya buku ilmiah dan referensi visual yang penulis cari di toko buku, cukup sulit untuk mencari buku pengetahuan yang membahas spesifik tentang tulang manusia. Referensi mengenai tulang yang ada pada umumnya tergabung dalam buku ilmu pengetahuan alam atau sains sekolah dasar. Ada buku ilustrasi mengenai pengetahuan dasar rangka manusia namun belum ada buku ilustrasi interaktif yang mengedukasi anak mengenai jenis cedera tulang, pencegahan cedera tulang dan penanganan cedera melalui bimbingan orang tua. dr. Tjie Haming Setiadi, Sp. RM. menjelaskan, potensi cedera tulang pada anak menjadi besar karena masih kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang resiko cedera tulang. Sementara penanganan yang salah akan cedera tulang dapat berakhir dengan kecacatan permanen yang tidak bisa disembuhkan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 memperkirakan jumlah anak penyandang cacat berkaitan dengan tulang di Indonesia sekitar 7-10% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 295.250 anak yang berada di masyarakat dalam pembinaan dan pengawasan orang tua dan keluarga (hlm. 6). Maka dari itu, dibutuhkan sebuah media informasi yang dapat memberikan edukasi mengenai cedera tulang. 2

Menurut Haslam, munculnya digital teknologi tetap tidak dapat menggantikan buku karena membaca dari layar komputer tidak senyaman jika membaca langsung dari buku yang dicetak (hlm. 12). Zeegen (2009) menjelaskan bahwa buku ilustrasi anak sangat dikenal pada masyarakat sekarang ini. bertahuntahun setelah mereka membaca buku ilustrasi anak, mereka masih dapat mengingat ceritanya karena buku ilustrasi anak memiliki bagian khusus pada ingatan anak-anak (hlm. 114-115). Kemudian dijelaskan oleh Carrington & Harding (2014), buku ilustrasi interaktif anak-anak merupakan buku karakteristik inovatif dengan material yang tidak biasa dan dengan kontennya yang bersifat lebih lama diingat pada masa anak-anak (hlm. 108). Oleh karena itu, penulis akan membuat tugas akhir dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi tentang Cedera Tulang untuk Anak yang membahas pengetahuan tentang jenis cedera tulang, pencegahan cedera tulang dan penanganan cedera tulang sehingga anak-anak dapat mencegah cedera tulang sedini mungkin melalui bimbingan orang tua. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana perancangan buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak? 1.3. Batasan Masalah Menurut Shimp (2003), karakteristik konsumen secara independen dalam merespon komunikasi pemasaran terbagi menjadi tiga karakteristik, yaitu karakteristik demografi, psikografi, dan geodemografi. Demografis terdiri atas karakteristik seperti usia, penghasilan, dan etnis. Psikografis mempresentasikan sebuah kombinasi dari aktivitas, ketertarikan, dan opini konsumen. 3

Geodemografis merupakan orang yang menetap di area yang sama, memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup (hlm. 118-151), dan Suyanto (2004) membagi pasar dalam unit geografis seperti wilayah, negara, propinsi, kota dan kepulauan (hlm. 5). Ruang lingkup pembahasan Tugas Akhir ini akan dibatasi pada: 1. Demografis A. Target primer Usia: 5-14 tahun. Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan. B. Target sekunder Orang tua Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan. Pendapatan: SES A dan B 2. Geografis Provinsi: DKI Jakarta 3. Psikografis Anak-anak yang mulai beraktivitas fisik dan bervariasi, maksudnya adalah anak-anak yang mulai bereksperimen dan tidak dapat bereaksi terhadap bahaya. Kondisi lainnya karena kurangnya pengawasan, bebas melakukan kegiatan apapun, kecanggungan, dan terlalu aktif. 4. Geodemografis Hunian: Perkotaan. 4

1.4. Tujuan Tugas Akhir Merancang buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Perancangan buku ilustrasi interaktif ini diharapkan: 1. Memudahkan anak-anak dalam menyerap pengetahuan tentang cedera tulang melalui buku ilustrasi. 2. Mencegah cedera tulang sedini mungkin. 3. Menjadi sarana edukasi bagi anak-anak tentang cedera tulang. 1.6. Metode Pengumpulan Data Dalam perancangan buku ilustrasi ini didasari oleh beberapa metode pengumpulan data kualitatif yang dijelaskan oleh Daymon & Holloway (2008), yaitu wawancara dan observasi serta dengan pengumpulan data kuantitatif berupa kuesioner sebagai data primer yang digunakan penulis dalam perancangan tugas akhir. 1.6.1. Data Primer 1. Wawancara Wawancara merupakan metode untuk mengeksplorasi perspektif dan persepsi informan. Wawancara lebih dari sekedar percakapan, terdapat suatu tujuan dan biasanya memiliki bentuk struktur. Wawancara sebagai metode dasar untuk pendapat dan keyakinan mereka mengenai situasi, isu, atau produk tertentu. (hlm. 258-262). Wawancara yang penulis lakukan guna mendapatkan data secara langsung melalui narasumber yang nantinya data 5

tersebut akan dijadikan informasi dalam penyampaian pesan secara tepat. Penulis melakukan wawancara secara langsung dan tidak langsung (email) kepada narasumber yang bersangkutan. 2. Observasi Observasi merupakan proses yang umum dikenal oleh sebagian besar dari kita dan merupakan dasar fundamental dari semua metode riset yang memberi makna penting ihwa mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam bertindak dan berinteraksi secara komunikatif. Kekuatan observasi yaitu metodenya yang lebih tersamar dan lebih sedikit mengintervensi atau mengganggu latar/informan. (hlm. 319-324). Penulis akan melakukan pencarian data dengan mencatat informasi seobyektif mungkin melalui apa yang penulis lihat di toko buku tersebut. 3. Kuesioner Menurut Hamdi dan Bahruddin, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi dari subjek dan dapat menggunakan pertanyaan atau pernyataan (hlm. 54). Informasi yang penulis kumpulkan melalui pengajuan pertanyaan secara tertulis dari suatu populasi. 1.6.2. Data Sekunder Penulis memperoleh data sekunder melalui studi pustaka. Menurut Zed (2004), studi pustaka digunakan untuk memperoleh informasi sejenis, memperdalam kajian teoritis atau mempertajam metodologi, memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian (hlm. 1-2). Informasi ini nantinya menjadi acuan bagi penulis dalam merancang buku ilustrasi, seperti buku ilustrasi, cedera 6

tulang atau atlas anatomi manusia. Data sekunder ini menjadi informasi pendukung fakta sehingga mendukung dan menjadi pembuktian dari data primer. 1.7. Metode Perancangan Menurut Haslam (2006), pendekatan yang dilakukan desainer dalam mengeksplor tulisan atau buku yaitu melalui dokumentasi yang informasinya dicatat dan disimpan mellaui tulisan dan gambar dalam bentuk brifing, naskah, list, fotografi, map, rekaman suara, video. Analisa merupakan pemikiran yang analitis terlibat dalam semua buku desain untuk memungkinkan pembaca dalam membandingkan data dan elemennya. Expression sebagai pendekatan ekspresif dalam desain dimotivikasikan melalui pendekatan posisi visualisasi oleh desainer, melihat pendekatan konten dan dimulai dari point bagaimana interpretasi itu terbentuk. Konsep memampilkan big-idea yang menjadi wadah dasar konsep dalam penyampaian pesan sebagai sebuah basis dari komunikasi. Kemudian Design Brief memberikan informasi jawaban yang lebih luas yang dapat diserap untuk mendapatkan overview dari projeknya (hlm. 23-28). 1.7.1. Dokumentasi Penulis melakukan riset mengenai fenomena yang terjadi pada masyarakat dan membaca artikel-artikel yang mendukung penelitian penulis. Fenomena yang penulis temukan bahwa cukup banyak cedera tulang yang terjadi pada anak. 7

1.7.2. Analisa Setelah menentukan rumusan masalah, penulis akan menentukan metode penelitian yang nantinya akan mendukung penulisan dan pembuatan karya melalui teori-teori yang ada. 1.7.3. Expression Penulis mendapatkan solusi dari permasalahan dengan pembuatan sebuah buku ilustrasi interaktif yang memberikan informasi dan edukasi mengenai tulang, jenis cedera tulang, pencegahan cedera tulang dan penanganan cedera tulang. Dengan target primer anak-anak berusia 5-14 tahun, target sekunder orang tua kota Jakarta dan sekitarnya kelas menengah ke atas. 1.7.4. Konsep Penulis akan membuat desain sebuah buku ilustrasi interaktif mengenai informasi mengenai cedera tulang berdasarkan brainstorming dan mind-mapping. 1.7.5. The Design Brief Menggunakan komponen ilustrasi, warna, layout, dan finishing dalam visualisasi sehingga dapat menampilkan sebuah desain yang menarik. Paduan komponen desain tersebut menentukan keefektifan suatu desain dalam menyampaikan informasi. Desain akan dibuat sesuai dengan konsep desain yang telah dirancang. Kemudian, penulis akan melakukan produksi cetak buku ilustrasi interaktif. 8

1.8. Skematika Perancangan Tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan: Latar Belakang Melihat potensi cedera tulang pada anak menjadi besar karena masih kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang resiko cedera tulang. Oleh karena itu diperlukan media informasi yang dapat mengedukasikan melalui buku ilustrasi interaktif Rumusan Masalah Bagaimana perancangan buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak? Tujuan Merancang buku ilustrasi interaktif tentang cedera tulang untuk anak. Studi Pustaka Buku ilustrasi anak, buku ilustrasi interaktif, cedera tulang Wawancara Wawancara tidak langsung melalui email dengan dr. Andre Yanuar, MD, M.Med,FICS, dan wawancara dengan dr. Tjie Haming Setiadi, Sp. RM. guna mendapatkan informasi mengenai cedera tulang Target Sasaran Target Primer Demografi: Usia: 5-14, laki-laki dan perempuan, semua etnis, kebangsaan dan bahasa Indonesia, seluruh agama, pendidikan SD, SMP, pelajar, belum menikah. Insight Melihat potensi cedera tulang pada anak menjadi besar karena masih kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang resiko cedera tulang dan buku ilustrasi interaktif menjadi media yang dapat menyampaikan informasi dalam pengedukasian mengenai cedera tulang sedini mungkin. Konsep Perancangan Adanya potensi resiko cedera tulang yang dapat terjadi pada anak dan kurangnya pengetahuan anak dan orang tua tentang cedera tulang. Big Idea Ide: membuat sebuah media informasi tentang cedera tulang Media: buku ilustrasi interaktif 9