BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai banyak lokasi pertambangan yang terdapat didaerah Kalimantan. Dalam kegiatan eksploitasi pertambangan batubara selalu menggunakan unit-unit alat berat, yaitu: Excavator, Hauler Truck, Dump Truck, Bulldozer, Crane, dan lain-lain. Alat-alat berat tersebut banyak digunakan untuk menggali, memindahkan, dan meratakan tanah pada tambang batubara karena manusia tidak dapat mengejakan tambang tersebut dengan tangan kosong. Alat-alat berat tersebut mempunyai beban yang relatif berat dan mempunyai kapasitas yang besar. Unit excavator dengan kapasitas 250 ton banyak digunakan dalam dunia pertambangan karena dengan kapasitas yang besar dapat memproduksi dengan jumlah yang besar pula. Oleh karena itu, tingkat resiko bahaya semakin besar dan harus diatasi agar tidak terjadi kecalakaan kerja. Dalam memperbaiki komponen alat berat tidak semudah mengganti oli pada sepeda motor. Komponen-komponen alat berat mempunyai berat yang besar, contohnya swing motor pada Excavator EX1200-6.Berat bersih komponen tersebut hampir 1,5 ton, maka manusia tidak dapat mengerjakannya tanpa alat bantu. Alat bantu tersebut juga tidak bisa dikategorikan sebagai alat yang ringan, contohnya Crane. Crane berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan komponen berat yang tidak bisa diangkat oleh manusia. Dan hal ini juga menambah potensi bahaya yang akan terjadi pada manusia dalam proses
perbaikan, perawatan, dan pemasangan komponen alat-alat berat pada unit alat berat. Oleh karena itu, kita harus memahami apa saja bahaya dan resiko yang akan terjadi pada proses perbaikan, perawatan, dan pemasangan tersbut. Untuk mengetahui hal tersebut instansi atau perusahaan harus mengenal Job Safety Analysis atau JSA. JSA dapat mengidentifikasikan semua sumber bahaya yang akan kita jumpai dalam proses perbaikan, perawatan, dan pemasangan komponen pada unit alat berat sehingga dapat mengurangi jumlah kecalakaan kerja pada proses tersebut. Membahas JSA sama dengan membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). K3 dilakukan dan dipatuhi guna mengurangi potensi bahaya yang akan terjadi jika kita tidak mematuhinya. Mematuhi K3 dapat terhindar resiko kecelakaan kerja yang akan terjadi. Didunia pertambangan batubara kecelakaan kerja marak terjadi, khususnya pada proses perbaikan,perawatan, dan pemasangan komponen pada unit alat berat. 88% hal tersebut terjadi karena human error. Tidak mematuhi aturan safety (K3) seperti menggunakan sepatu safety, kacamata, helm safety, dan alat pelindung diri. Tidak menggunakan alat pelindung diri dapat berpotensi terjepit, tergores, terbakar, tersengat listrik, tertimpa, terpeleset, dan lain-lain saat proses kerja. Dalam proses kerja Praktikum Sistem Hidrolik Teknik Alat Berat Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada juga mendapat perhatian dalam penerapan JSA ini, karena komponen dalam praktikum ini juga mempunyai komponen kerja dengan ukuran dan berat yang besar. Menerapkan fungsi K3 dalam bentuk JSA
dapat mengurangi resiko bahaya yang akan terjadi dalam proses kerja Praktikum Sistem Hidrolik Teknik Alat Berat SekolahVokasi Universitas Gadjah Mada. 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah ini dibuat untuk mencegah terlalu luasnya pembahasan tugas akhir ini. Batasan masalah tugas akhir ini yaitu membahas penerapan proses Job Safety Analysis (JSA) pada proses kerja Praktikum Sistem Hidrolik Teknik Alat Berat Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 1.3 Tujuan Penulisan 1. Menerapkan sistem JSA pada proses kerja Praktikum Sistem Hidrolik Teknik Alat Berat Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Sebagai bahan pengembangan (improvisasi) pada Praktikum Sistem Hidrolik Teknik Alat Berat Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 3. Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa Teknik Alat Berat tentang edukasi K3 dalam dunia kerja yang sesungguhnya. 1.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, digunakan sistematika yang disesuaikan dengan urutan pembahasan yang dikelompokkan dalam beberapa metode dasar pembahasan. Metode-metode tersebut antara lain: 1. Metode Literature Study Metode Literature Study yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari berbagai bahan pustaka yang berhubungan dengan topik permasalahan.
2. Metode Observasi Metode Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara penelitian, pengamatan secara langsung serta pencatatan sistematis terhadap obyek penelitian. 3. Metode Interview Metode Interview yaitu pengumpulan data dan masukan dengan cara wawancara dengan berbagai pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan sehingga dapat membantu dan memberikan penjelasan tentang masalah yang diteliti. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, digunakan sistematika penulisan dengan urutan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, tujuan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan uraian bahan pustaka dan tentang dasar pengetahuan yang akan dibahas pada penulisan tugas akhir pada penulisan tugas akhir ini. Teori ini diambil dari berbagai literatur yang berhubungan dengan materi dalam tugas akhir. BAB III METODELOGI PENILITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodelogi penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan dan penerapan JSA pada praktikum sistem hidrolik. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran tugas akhir. LAMPIRAN