BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang banyak menghasilkan devisa negara. Berdasarkan Coal Country Mine,
|
|
- Adi Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi selain minyak dan gas bumi yang banyak menghasilkan devisa negara. Berdasarkan Coal Country Mine, Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil batubara terbesar di seluruh di dunia. Hal ini tentu saja membuat perusahaan tambang batubara berlomba -lomba untuk menghasilkan batubara sebanyak mungkin. Jumlah permintaan batubara yang terus meningkat membawa dampak positif bagi pertambangan batubara Indonesia. Perkembangan industri penambangan batubara harus didukung dengan peningkatan keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pertambangan, baik open-cut mining maupun underground merupakan salah satu pekerjaan berisiko paling tinggi di dunia (Mike, 2009). Industri pertambangan batubara di negara maju dan berkembang sudah melewati tahapan perkembangan teknologi tinggi, tetapi bahaya dan risiko yang terdapat pada pekerja ini belum sepenuhnya teratasi. Salah satunya contohnya pada negara China yang merupakan penghasil batubara nomor satu dengan produksi mencapai 35% dari total produksi batubara dunia, sedangkan Amerika Serikat merupakan negara penghasil batubara terbesar kedua setelah China dengan produksi mencapai 1,146 juta ton batubara. Feickert (2009) mengemukakan bahwa pada empat tahun terakhir, kematian yang terjadi di sektor penambangan 1
2 2 batubara sebesar 27 kematian setiap 1 milyar ton produksi batubara. Data Nilai ini sangat jauh dibandingkan dengan nilai yang diambil dari jurnal Ming tahun 2008 yang bertempat di China yang mencapai 3000 kematian setiap 1 milyar ton produksi batubara. Berdasarkan statistik Mine Safety And Health Administration (2008), tercatat bahwa injury yang terjadi di tambang batubara Amerika Serikat pada tahun 2007 mencapai kasus dengan jumlah kasus di Open cut-mining mencapai 733 kasus atau 23% dari total injury. Pencatatan injury tersebut mencakup kecelakaan yang mengakibatkan kematian pada pekerja sebanyak 7 kasus, 496 kasus yang menyebabkan hilangnya waktu kerja, serta 230 kasus kecelakaan yang tidak mengakibatkan hilangnya hari kerja. Salah satu perusahaan kontraktor tambang batubara Indonesia yang terbesar adalah PT. Pamapersada Nusantara. PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis mining & earthmoving contractor. Berawal dari divisi rental PT. United Tractors Tbk hingga pada tahun 1993 PAMA berdiri sendiri. Berbagai proyek penambangan (batubara, emas & quarry), proyek konstruksi, penyiapan lahan dan logging menjadi kompetensi yang dimiliki PAMA. Sampai dengan saat ini, PAMA memiliki anak perusahaan antara lain PT. Kalimantan Prima Persada, PT. Prima Multi Mineral, PT. Pama Indo Mining, PT. Asmin Bara Bronang, PT. Asmin Bara Jaan, dan PT. Multi Prima Universal. Sebagai salah satu kontraktor pertambangan terbesar, PAMA memiliki kompetensi yang luas dan pemahaman yang menyeluruh dalam hal pengembangan dan operasional, terutama batubara yang meliputi:
3 3 1. Eksplorasi Meliputi pemetaan geologi, pemetaan topografi, eksplorasi pengeboran, evaluasi cadangan dan studi kelayakan. 2. Perencanaan Meliputi teknik handal dalam hal perencanaan pertambangan seperti pemodelan geologi, pit perancang, jadwal dan urutan produksi. 3. Pembangunan Infrastruktur Untuk mendukung kegiatan pertambangan, PAMA menyiapkan infrastruktur utama dan pendukung yang terdiri dari gudang, bengkel., kantor, jalan dan peralatan operasional pendukung, pengakngkutan jalan, pelabuhan, stock pile, dan fasilitas kamp. 4. Pertambangan Operasi Didukung dengan peralatan modern, sumber daya manusia yang berdedikasi tinggi, dan sistem manajemen yang dapat diandalkan, operasi pertambangan dikelola dengan baik untuk mencapai target produksi dan kepuasan klien. Operasi pertambangan meliputi operasi peledakan pengeboran, memindahkan beban berlebih, menghancurkan batubara, penggalian batubara, pengangkutan dan pengiriman. 5. Reklamasi dan Re-Vegetasi bekas wilayah pertambangan Dalam hal operasi pertambangan, PAMA selalu menempatkan perhatian penuh untuk kelarasan dan kesinambungan alam melalui reklamasi dan revegetasi.
4 4 6. Transhipment dan Penjualan Proses pemindahan muatan melalui dua moda transportasi yang berbeda, dalam hal ini pemindahan batubara dari mine stockyard ke kapal tongkang dan dari tongkang ke vessel. PT. Pamapersada Nusantara berkomitmen untuk mencapai standar kinerja tertinggi di bidang keselamatan, kesehatan dan lingkungan management di semua operating sites. Untuk mencapai hal ini, semua aspek dari Keselamatan, Kesehatan dan lingkungan akan sepenuhnya diintegrasikan ke dalam Manajemen Harian Praktek dan Kegiatan dari semua karyawan di semua Operating Sites. Dalam dunia kerja, khususnya di bidang industri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya tidak lagi hanya sebagai sebuah peraturan, melainkan telah menjadi suatu budaya yang tertanam dalam sikap dan perilaku jajaran direksi hingga karyawan suatu perusahaan atau industri. Lingkup Edukasi adalah melatih pekerja terkait tentang prosedur dan praktik kerja aman, mengajarkan cara pengerjaan suatu pekerjaan secara benar dan penggunaan produk secara aman, serta aktivitas edukasi lainnya. Implementasi adalah upaya pencapaian pemenuhan peraturan dan perundangan yang berlaku. Ketiga aspek tersebut harus dijalankan secara paralel agar kinerja aspek K3 di lapangan bisa berjalan. Dan bila dilakukan dengan cara yang benar, maka kinerja K3 akan meningkat (Somad, 2013). PT. Pamapersada Nusantara District Kartika Caraka Mulya Banjar (KCMB) merupakan salah satu kontraktor pertambangan batubara yang bekerjasama dengan pemerintah daerah PD. Baramarta. Area tambang PAMA
5 5 KCMB dengan luas 896,67 ha yang terbagi dalam 3 area (Pit Selatan dengan luas lahan 345,20 ha, Pit Barat dengan luas 141,28 ha dan Pit Utara dengan luas lahan 410,18 ha). Kegiatan penambangan PT. Pamapersada Nusantara dimulai dari pembersihan lapisan tanah (land clearing) kemudian pemisahan lapisan atas tanah top soil, pengeboran dan peledakan (drill & blasting), pemuatan tanah hasil peledakan ke dump truck (OB Removal), perataan tanah di disposal agar tertata rapi (spreading), pengambilan batubara, hingga pengangkutan dari stock pile menuju pelabuhan untuk siap dipasarkan (Sutrisno, 2012). Aktivitas penambangan yang paling banyak dilakukan yaitu pada proses OB removal hal ini dapat dilihat dari pemakaian HM (Hour Meter) unit yaitu sebesar 82.64% pada tahun 2012 sedangkan pada tahun 2013 mulai bulan Januari April sebesar 80.95%. Proses tersebut tentunya harus dilakukan pengawasan yang cukup ekstra terkait dari aspek keselamatan kerja (PT. Pamapersada nusantara, 2013). Banyak kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada proses tersebut berulangulang dan banyak menimbulkan kerugian yaitu kecelakaan unit dump truck (DT) jenis Heavy Dump (HD) pada pengangkutan tanah (hauling) mulai dari front loading menuju disposal yang berjarak 2km. Sebuah kejadian (incident) dan kecelakaan (accident) HD terjadi karena keberadaan potensi bahaya (hazard) seperti: melebihi kecepatan yang ditentukan yaitu 40 km/jam, jalan licin, tidak menjaga jarak aman, tidak mematuhi aturan pada saat over taking, tidak mematuhi rambu-rambu di hauling road dapat menimbulkan risiko (risk) seperti unit
6 6 terguling, menabrak unit di depan, menabrak tanggul, bersenggolan antar unit (PT. Pamapersada Nusantara, 2013). Sebelum melaksanakan pekerjaan operator telah dibekali pengetahuan serta pelatihan mengenai Task Standart Prosedur (TSP) tentang mengemudi Heavy Dump dimana sebelum melakukan pekerjaan operator di wajibkan memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, sarung tangan, sumbat telinga, sepatu Safety, rompi reflektif, hal ini agar mengurangi kemungkinan operator terbentur atau tergores untuk mengurangi risiko cidera, setelah menggunakan APD operator wajib melakukan pemeriksaan dan perawatan harian seperti mengecek kondisi mesin, ceceran oli di unit, untuk memastikan unit layak beroperasi, operator wajib berhati-hati dalam naik/turun unit untuk menghindari terpeleset akibat dari sisa lumpur, oli atau kotoran lainnya yang menyebabkan tangga licin. Pada saat mengoperasikan unit dalam kondisi kosongan atau tanpa muatan maka perlu diperhatikan lokasi pekerjaan dan diskusikan kepada atasan apabila masih terdapat kebingungan, apabila operasi merupakan daerah baru maka operator wajib diskusi dengan atasan, kecepatan maksimum dalam kondisi kosongan yaitu 40 km/jam sebelum memasuki tanjakan atau turunan periksa sistem kerja rem untuk menghindari unit lepas kendali. Agar tidak menabrak pada saat mengoperasikan unit maka harus dipatuhi aturan isyarat bunyi klakson yaitu: satu kali panjang sebelum menghidupkan mesin, dua kali pendek sebelum bergerak maju dan tiga kali pendek sebelum mundur atau gunakan alarm mundur. Pada saat di area pemuatan maka operator wajib mengikuti aturan berikut ini agar tidak terjadi tabrakan, menabrak mundur atau unit terperosok, maka prosedur ini
7 7 harus diikuti, berikan klakson atau lampu sinyal pada alat berat lainnya yang ada pastikan operatornya mengetahui keberadaan unit, amati kendaraan atau orang yang berada disekitar, antri pada jarak aman yang ditentukan, ikuti pola antrian dan manuver pengisian, jika unit didepan telah selesai mengisi muatan mulailah manuver, kemudian mundurlah ke titik pertemuan jika bucket alat loading sudah terlihat menggantung maka berikan sinyal klakson. Setelah unit terisi muatan maka aturan berikut yang harus dipatuhi operator yaitu: unti dengan keadaan bermuatan akan mengakibatkan titik berat unit ke atas sehingga berkurang kestabilannya karena itu pilih jalan yang relatif rata, kecepatan maksimal 40 km/jam, ikuti aturan jarak aman unit yaitu 4x panjang unit, jangan sekali-kali menuruni turunan dengan transmisi normal, gunakan klakson atau sinyal lampu saat menemui tikungan atau persimpangan (PT. Pamapersada Nusantara, 2009). Pada tahun 2012 kasus yang terjadi pada PAMA KCMB sebanyak 25 kasus diakibatkan oleh traffic, hand finger sebanyak 3 kasus, fatique sebanyak 2 kasus sedangkan untuk kasus lifting dan fire tidak terjadi. Tahun 2013 juga masih didominasi oleh kecelakaan traffic sebanyak 5 kasus, hand finger 1 kasus sedangkan lainya tidak ada. (PT. Pamapersada Nusantara, 2013). Kasus kecelakaan yang terjadi di PAMA KCMB dapat disimpulkan sepanjang tahun didominasi oleh: 1) Operator Truk Pengangkut (TP) jenis Hino FM260, Scania, dan juga Komatsu HD 465 serta HD 785 sebanyak 21 kasus salah satunya seperti operator tidak melakukan komunikasi dua arah pada saat over taking dengan unit dozer sehingga bersenggolan, 2) Operator alat-alat berat (A2B) seperti Wheel loader, Excavator, dan juga Grader sebanyak 7 kasus
8 8 contohnya seperti: pada saat unit excavator sedang melakukan pekerjaan membuat parit ternyata posisi tempat excavator tersebut terlalu lunak sehingga membuat unit tersebut terguling, 3) Operator sarana sebanyak 2 kasus, kasus yang pernah terjadi yaitu: pada saat di jalan tambang pengemudi memacu kecepatan tinggi sehingga pada saat mendekati belokan pengemudi tidak dapat mengendalikan laju kendaraan sehingga mobil terguling. Setelah diamati lebih dalam lagi ternyata kasus traffic incident paling banyak terjadi oleh operator HD sebanyak 11 kasus sering terjadi pada saat akhir shift operator buru-buru sehingga mengemudikan unit melebihi kecepatan, operator excavator 5 kasus dan operator DT 5 kasus. Dari 11 kasus yang terjadi sepanjang diakibatkan oleh 9 perilaku tidak aman (unsafe action) dan 2 kondisi tidak aman (unsafe condition) (PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB, 2013). Waktu temuan yang paling banyak terjadi operator melakukan tindakan tidak aman yaitu dimulai pada pukul WITA dimana ditemukan sebanyak 24 perilaku berisiko mengemudi kemudian pada pukul WITA ditemukan sebanyak 26 perilaku berisiko serta pukul WITA ditemukan sebanyak 27 perilaku berisiko. Berdasarkan survey data awal peneliti seluruh operator HD tingkat pendidikan tamatan SMA/SMK yang mana usia mereka rata-rata masih 20 tahunan, untuk pengetahuan dan pelatihan K3 mengenai pengoperasian HD mereka telah dibekali pada saat diterima oleh PT.Pamapersada Nusantara sebelum diterjunkan ke lapangan serta selalu di bekali pengetahuan oleh atasan mereka. Operator di PT. Pamaperada Nusantara distrik KCMB rata-rata memiliki masa kerja 3 sampai 5 tahun tetapi ada juga operator baru dan operator yang memiliki
9 9 masa kerja lama, hal ini berpengaruh terhadap perilaku mereka saat mengemudi yang menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan traffic insiden di jalan hauling. Transportasi hauling merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional atau kegiatan perusahaan dalam usaha pertambangan. Kegiatan ini berlangsung selama 24 jam dengan menggunakan dua sistem shift kerja yaitu pada pagi hari pukul WITA sedangkan pada shift malam hari pukul WITA. Namun kemampuan seorang operator kendaraan perusahaan dalam mengemudikan unit kadang tidak diimbangi dengan pengetahuan yang memadai mengenai bagaimana mengemudikan alat atau unit dengan aman dan benar. Akibatnya kejadian traffic incident terus meningkat dari tahun ketahun dan hal ini terjadi hampir di seluruh project perusahaan, bahkan di perusahaan pertambangan lain kecelakaan hauling menjadi kasus yang paling dominan. Pemberian materi pelatihan mengenai defensive driving yang telah dilakukan perusahaan merupakan salah satu cara untuk memberi pengetahuan tambahan kepada operator serta peningkatan kualitas atasan untuk menurunkan frekuensi kecelakaan yang terjadi akibat kelalaian operator dalam mengemudi. Kasus kecelakaan yang terjadi pada perusahaan selain merugikan secara langsung pada karyawan tersebut juga berdampak pada perusahaan, yaitu meningkatnya biaya kompensasi pengobatan untuk pekerja, kerusakan unit yang ditanggung perusahaan, hilangnya waktu proses produksi atau bahkan kehilangan seorang karyawan yang sangat berkompeten dalam bidangnya.
10 10 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, sering terulang dan tingginya angka kecelakaan dump truck (DT) di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB dapat dirumuskan masalah: Apakah ada hubungan antara pengetahuan K3, masa kerja, perilaku saat mengemudi, pelatihan, dan peran atasan dengan kejadian kecelakaan mengemudi di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan K3, masa kerja, pelatihan K3, peran atasan, dan perilaku saat mengemudi dengan kejadian kecelakaan mengemudi di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB. 2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan K3 terhadap penyebab kecelakaan di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB, Kalimantan Selatan tahun b. Untuk mengetahui hubungan masa kerja terhadap penyebab kecelakaan di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB, Kalimantan Selatan tahun c. Untuk mengetahui hubungan pelatihan K3 terhadap penyebab kecelakaan di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB, Kalimantan Selatan tahun 2014.
11 11 d. Untuk mengetahui hubungan peran atasan terhadap penyebab kecelakaan di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB, Kalimantan Selatan tahun e. Untuk mengetahui hubungan perilaku saat mengemudi terhadap penyebab kecelakaan di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB, Kalimantan Selatan tahun D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB Untuk menekan angka kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan operator Heavy Dump, ketercapaian target produksi sesuai dengan rencana dan meminimalisir pengaruh jam breakdown akibat traffic insident. 2. Bagi karyawan PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan serta wawasan karyawan mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di PT. Pamapersada Nusantara distrik KCMB dan karyawan merasa lebih diperhatikan dalam bekerja. 3. Bagi peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang Safety dalam dunia pertambangan dan cara safety driving serta perilaku dalam mengemudikan mobil yang aman dalam upaya pencegahan tingginya frekuensi kecelakaan lalu lintas.
12 12 4. Bagi Program Studi Bagi program studi penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi ilmiah yang dapat menambah wawasan pembaca. E. Keaslian Penelitian 1. Hamid (2008). Analisis Tingkat Pengetahuan Pekerja Mengenai Cara Mengemudi Yang Aman (Safety Driving) Pada PT.X. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja mengenai safety driving dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Metode penelitian ini studi deskriptif analisis dengan rancangan observasional. Populasi penelitian ini adalah sopir PT. X yang mengemudikan mobil perusahaan. Persamaan dari penelitian ini ialah sama-sama membahas mengenai safety driving sedangkan perbedaannya terletak pada variable bebas yaitu perilaku berlalu lintas, tata cara sebelum mengemudi, penggunaan jalur jalan, tata cara melewati kendaraan lain, tata cara membelok, jarak aman, sedangkan faktor terikatnya ialah pengetahuan. 2. Saputra (2008). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Aman Pengemudi Dump Truck PT. X District MTBU Tanjung Enim Sumatera Selatan. Tujuan penelitian ini mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman pengemudi dump truck PT. X. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengukuran factor-faktor yang menimbulkan perilaku aman pengemudi dump truck (variable independen) dengan terjadinya perilaku aman (variable dependen). Persamaan
13 13 dari penelitian ini yaitu membahas mengenai safety driving pada pengemudi dump truk sedangkan perbedaan terletak pada variable independen yaitu usia, pendidikan, motivasi, iklim K3, beban kerja dan variable dependen perilaku aman. 3. Rizky (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Aman Berkendara (Safety Driving) Pada Pengemudi Taksi di PT. X Pool Y. Tujuan Penelitian ini mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman pengemudi taksi. Metode penelitian ini menggunakan studi cross sectional yang merupakan rancangan deskriptif yang mempelajari masingmasing variable. Pada penelitian ini memiliki kesamaan yaitu penelitian ini membahas safety driving sedangkan perbedaan terletak pada variable bebas yaitu pendidikan, pengalaman, training, sedangkan variable terikatnya adalah perilaku aman berkendara.
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bisnis mining & earthmoving contractor. Berawal dari divisi rental PT United
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis mining & earthmoving contractor. Berawal dari divisi rental PT United Tractors Tbk hingga
Lebih terperinciBAB II PROFILE PERUSAHAAN
BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Pamapersada Nusantara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan konstruksi berat Komatsu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi selain minyak dan gas bumi yang banyak menghasilkan devisa negara. Berdasarkan Coal Country Mine (2007), Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada pertumbuhan yang pesat dimasa kini dan menatap pembangunan bangsa ke masa depan dengan cita cita dan impian. PT. Pamapersada Nusantara sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan
Lebih terperinciNO URUTAN LANGKAH TUGAS-TUGAS BAHAYA TINDAKAN DAN PROSEDUR YANG DISARANKAN
BERI TANDA PADA PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN FATALITY PREVENTION ELEMENT (FPE) : BERI TANDA UNTUK IJIN PEKERJAAN YANG HARUS DILENGKAPI : 1.1.1 Gunakan PPE yang Standart 1.1.2 Memahami Prosedur Kerja
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Overburden Removal Dalam pekerjaan Overburden Removal dimulai dengan proses pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal
Lebih terperinciBAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang
BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 785 TKPH Site vs TKPH Rating. Gambar 5.1. Grafik TKPH site vs TKPH rating HD-785
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Ton Kilometer Per Hour 5.1.1. Ban Ukuran 27.00-49 Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan pada bab III, dapat dibuat grafik perbandingan nilai Ton Kilometer Per Hour (TKPH)
Lebih terperinci[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka
Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun
Lebih terperinciMENGEMUDI PADA JALAN LOGGING
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) SOP - HSE - 001 PENGESAHAN NAMA POSISI TANGGAL TANDA TANGAN Dibuat oleh Tejo Prihantoro HSE Superintendent Disetujui Oleh Daan Saputra Project Manager REVISI REV. ALASAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT IR merupakan perusahaan induk dengan beberapa bisnis utama yang bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan kepemilikan beberapa konsesi
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT
OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3 Ruang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PT. RICOBANA ABADI
12 BAB II DESKRIPSI PT. RICOBANA ABADI 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ricobana Abadi (PT. RBA) didirikan pada tanggal 19 Februari 1981, oleh Bapak Gatot Sugiarto. Pertama kali berdiri, PT. RBA bergerak
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROCEDURE
STANDART OPERASIONAL PROCEDURE I. TUJUAN 1. Memberikan panduan standar operasional penambangan bagi kontraktor 2. Menghilangkan atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja II. SASARAN Memastikan operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, industri pertambangan batubara menjadi primadona di bidang industri pertambangan. Sejalan dengan terjadinya peningkatan kebutuhan energi
Lebih terperinci4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) SOP - HSE - 005 PENGESAHAN NAMA POSISI TANGGAL TANDA TANGAN Disusun oleh Tejo Prihantoro HSE Superintendent Disetujui Oleh Daan Saputra Project Manager REVISI REV. ALASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB
EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB Hambali 1*, Nurhakim 2, Riswan 2, Marselinus Untung Dwiatmoko 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan Pemilihan metode penambangan Block Cut Open Pit Mining dikarenakan seam batubara mempunyai kemiringan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10-15 sehingga batas akhir
Lebih terperinciejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012
ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi baru sedikit yang dapat dieksploitasikan. Potensi batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak penemuan kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru menunjukkan
Lebih terperinciPercepatan V-cut P6000 Bk05 Untuk Memenuhi Kebutuhan Disposal 2014 Bharinto Ekatama Project
Percepatan V-cut P6000 Bk05 Untuk Memenuhi Kebutuhan Disposal 2014 Bharinto Ekatama Project 1. Pengantar Gambar 1. Struktur Organisasi ASTRA PT Pamapersada Nusantara (PAMA) merupakan salah satu anak usaha
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN USAHA PT UNITED TRACTORS Tbk TRIWULAN PERTAMA 2015
LAPORAN PERKEMBANGAN USAHA PT UNITED TRACTORS Tbk TRIWULAN PERTAMA 2015 Laporan Konsolidasi Pada awal tahun 2015, PT United Tractors Tbk (UT/ Perseroan) membentuk pilar bisnis ke-empat yaitu Kontraktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bara merupakan salah satu sektor industri yang sangat penting, karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha dalam
Lebih terperinciDaftar isi SNI
Daftar isi 1 Ruang lingkup 2 lstilah dan deflnisi 3 Prosedur parkir... 2 3.1 Parkir kendaraan ringan di permuka kerja... 2 3.2 Parkir alat angkut di permuka kerja 2 3.3 Parkir truk servis dan truk bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa
BAB IV HASIL PENELITIAN PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa logistik. Dalam Proses kerjanya PT DHL Supply Chain Indonesia Project P&G tidak terlepas dari penggunaan
Lebih terperinciArtikel Pendidikan 23
Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012
LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012 Laporan Bulanan Aktivitas Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memliki sumber daya alam yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. Sumberdaya non-migas sendiri
Lebih terperinciPenambangan Bijih Nikel di Pomalaa
Penambangan Bijih Nikel di Pomalaa Segmen usaha nikel ANTAM terdiri dari komoditas feronikel dan bijih nikel, yang dihasilkan dari tambang-tambang nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara serta pabrikpabrik
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KPC SANGATTA
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KPC SANGATTA Oleh : Reni Puji Lestari, H. Eddy Soegiarto K., Adi Suroso Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM
Lebih terperinciUSULAN JUDUL. tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan. 1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako
USULAN JUDUL Kepada Yth Bapak Ketua Jurusan Teknik Petambangan Di,- Makassar Dengan Hormat, Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak bahwa kiranya dengan tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASMIN BARA BRONANG DAN PT ASMIN BARA JAAN OLEH PT PAMAPERSADA NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatanya dan melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai banyak lokasi pertambangan yang terdapat didaerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai banyak lokasi pertambangan yang terdapat didaerah Kalimantan. Dalam kegiatan eksploitasi pertambangan batubara selalu menggunakan unit-unit alat
Lebih terperinciBEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA SEHARUSNYA
1 Jabatan yang mengerjakan tugas ini BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA 1 Ditinggal kosong Harus diisi 2 Di isi dengan JABATAN pengawas sendiri Harusnya JABATAN ANAK
Lebih terperinciLaporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk April 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah Sangasanga,
Lebih terperinci4.1 Gambaran Umum Perusahaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor
Lebih terperinciII. TUJUAN DAN MANFAAT
I. PENDAHULUAN Semakin majunya dunia perindustrian dan teknologi membuat kebutuhan sumber daya alam akan semakin meningkat, hal tersebut mengharuskan suatu perusahaan untuk mengolah atau memperoduksi sumber
Lebih terperinciLaporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Maret 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah Sangasanga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan permintaan pasar akan Batubara yang semakin meningkat mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan pertambangan Batubara di Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak penemuan kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru menunjukkan
Lebih terperinciDRIVER MANAGEMENT SYSTEM
DRIVER MANAGEMENT SYSTEM Manajemen Pengemudi merupakan salah satu elemen yang berhubungan dengan para Pengemudi dan kegiatan yang menyangkut didalamnya, yang juga salah satu Pilar kinerja dalam Sistim
Lebih terperinciLaporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Februari 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN
PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari, ST,MT (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Pulau Sebuku terletak pada koordinat 116,3384 o 116,3640 o BT dan 03,5209 o 03,5771 o LS (Bakosurtanal) di selatan garis ekuator, sebelah tenggara
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN
I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Arutmin indonesia adalah salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor batubara terbesar di Indonesia. PT Arutmin mengoperasikan 5 tambang yaitu Senakin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri memegang peranan penting dalam memacu perekonomian nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat meningkatkan devisa negara
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperincieksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$
2 eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$ 5,3 miliar, dan produksi sebanyak US$ 14,9 miliar. Investasi di sektor hulu migas menunjukkan tren meningkat beberapa
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk DESEMBER 2012
LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk DESEMBER 2012 Laporan Bulanan Aktivitas Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR
ABSTRAK Ban merupakan komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan tambang khususnya alat angkut. Sebagai komponen yang langsung bersinggungan dengan jalan yang kondisinya bervariasi, ban berisiko
Lebih terperinciDisampaikan pada acara:
GOOD MINING PRACTICE Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Evaluasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Perhitungan Kontribusi Penurunan Beban Pencemaran Lingkungan Sektor Pertambangan DIREKTORAT TEKNIK
Lebih terperinciPROSES PENAMBANGAN BATUBARA
PROSES PENAMBANGAN BATUBARA 1. Pembersihan lahan (land clearing). Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat
Lebih terperinciPT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )
PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) FOUR SEASONS HOTEL 16 JUNI 2014 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 KINERJA PERSEROAN 3 STRATEGI PERSEROAN SEKILAS MENGENAI PERSEROAN
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT
KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto
Lebih terperinciMANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan di dunia industri semakin menunjukkan efek yang besar di dalam pasar dunia, hal ini terjadi juga karena adanya SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung
Lebih terperinciMUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA
MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014
LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014 Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Lokasi tambang Perusahaan terletak di daerah Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas areal Kuasa Pertambangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era industrialisasi modern penggunaan teknologi maju sangat dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan
Lebih terperinciKamis, 5 Desember 2013 Ruang Narwastu, Sinar Mas Land Plaza Tower III Lantai Basement I
DAFTAR ISI Tinjauan Umum Perseroan Tinjauan Keuangan Periode 9 Bulan Pencapaian Signifikan Corporate Social Responsibility (CSR) Tanya Jawab TINJAUAN UMUM PERSEROAN STRUKTUR PEMEGANG SAHAM PT Dian Swastatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang sudah sejak lama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang sudah sejak lama digunakan, terutama untuk kegiatan produksi pada industri dan pembangkit listrik. Sebagai salah
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014
LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014 Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500
Lebih terperinciMetode Tambang Batubara
Metode Tambang Batubara Sistem Penambangan Batubara Sistem penambangan batubara ada 3, yaitu: - Penambangan Terbuka (Open Pit Mining) - Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) - Penambangan dengan
Lebih terperinci2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA BAB I KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT 1 1.1. KINERJA SAAT INI 1 Grafik 1.1. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Alat Berat di Indonesia, 2006 2016 2 Grafik
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014
LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014 Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang
Lebih terperinciProposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo
A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya sumber daya mineral. Dalam pekembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya
Lebih terperinciMengenal Undang Undang Lalu Lintas
Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun
Lebih terperinciPERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA
PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2012
LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2012 Laporan Bulanan Aktivitas Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2012
LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2012 Laporan Bulanan Aktivitas Eksplorasi PT ADARO ENERGY, Tbk KATA PENGANTAR PT Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan batubara yang
Lebih terperinci