Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali remaja sulit menyesuaikan diri dengan permasalahan yang terjadi pada dirinya. Kesulitan penyesuaian diri yang dialami oleh remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kematangan emosi dan kepercayaan diri yang ada pada diri remaja tersebut. Remaja yang belum matang emosinya kurang dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, kurang stabil dan kurang tenang secara emosional karena kepekaan emosi pada masa remaja meningkat lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan bagi remaja yang kurang memiliki kepercayaan diri akan selalu takut dan ragu untuk melangkah atau bertindak maupun menyesuaikan diri, baik dalam kelompok maupun masyarakat. Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 3 Kediri. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan korelasional. Subjek yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa SMK PGRI 3 Kediri kelas X jurusan akuntansi dan penjualan sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala Kematangan Emosi, skala Kepercayaan Diri dan skala Penyesuaian Diri dengan menggunakan model penskalaan Likert. Analisis deskriptif menggunakan kategori tingkatan harga mean dan standar deviasi. Analisis korelasional menggunakan teknik analisis korelasi product moment dan teknik analisis regresi linier berganda dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan Kematangan Emosi remaja awal dalam kategori sedang yaitu sebesar 73,33 % atau sebanyak 44 orang; Kepercayaan Diri remaja awal dalam kategori sedang yaitu sebesar 70 % atau sebanyak 42 orang dan Penyesuaian Diri remaja awal dalam kategori sedang yaitu sebesar 78,33% atau sebanyak 47 orang. Terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri (r xy = 0,561); terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri (r xy = 0,524) dan terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri (R adj = 0,464). Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan remaja dapat mengontrol emosi terhadap segala perilakunya melalui kegiatan konseling dan seminar tentang emosi dan lebih meningkatkan kepercayaan dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya dan di lingkungan sekolah. Kata Kunci: kematangan emosi, kepercayaan diri, penyesuaian diri PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja senantiasa menarik untuk dibicarakan dikarenakan semakin banyaknya permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya. Permasalahan-permasalahan remaja yang terjadi yang berhubungan dengan kesulitan penyesuaian diri diantaranya adalah perkelahian antar remaja, melanggar peraturan sekolah, membolos, mencontek dan 27
Hanggara Budi Utomo 28 lain-lain (Tanje, 2002). Menurut Tanje (2002), masalah kesulitan penyesuaia n diri yang dialami remaja dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan remaja itu sendiri dan orang lain. Dampak kesulitan penyesuaian diri yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, guru dan masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya di dorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa memikirkan secara cermat akibatnya. Seperti halnya perilaku mencontek, membolos dan melanggar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang rendah pada remaja di sekolah menengah (Tanje, 2002). Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan Judul: Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 Kediri. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Tingkat Kematangan Emosi Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 2. Bagaimana Tingkat Kepercayaan Diri Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 3. Bagaimana Tingkat Penyesuaian Diri Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 4. Apakah Ada Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 5. Apakah Ada Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 6. Apakah Ada Hubungan Antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENYESUAIAN DIRI Menurut Lazarus (dalam Sundari 2005:39) adjusment involves a reaction of the person to demand imposed upon him. Hal ini berarti penyesuaian diri termasuk reaksi seseorang karena adanya tuntutan yang dibebankan pada dirinya. Menurut Thorndike dan Hogen (dalam Sundari 2005:39) penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan ketentraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri terhadap situasi dalam diri sendiri serta dalam lingkungan sosial yang sesuai dengan norma-norma yang ada tanpa menimbulkan konflik bagi dirinya maupun lingkungan sosial sehingga timbul keseimbangan yang harmonis dalam kehidupannya. KEMATANGAN EMOSI Yusuf (2005:73) mendefinisikan kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri sendiri, perasaan mau menerima dirinya sendiri dan orang lain serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif. Adzikiriyah (2006:36) kematangan emosi diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan emosi yang menekankan pada pengekspresian emosi dengan suatu cara yang dapat di terima oleh masyarakat dan pada saat yang sama dapat memberikan kepuasan pada individu dan masyarakat.
Hanggara Budi Utomo 29 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat mengendalikan emosi serta mengontrol diri secara sadar yang menekankan pada pengekspresian emosi tidak meledak-ledak, menilai situasi secara kritis dan memiliki reaksi emosional secara stabil terhadap suatu objek permasalahan. KEPERCAYAAN DIRI Breneche dan Amich (dalam Susilawati, 2005:12) mendefinisikan suatu sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini serta mempunyai inisiatif sendiri. Lauster (dalam Susilawati, 2005:12) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya. HIPOTESIS Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat Hubungan Yang Positif Antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri. 2. Terdapat Hubungan Yang Positif Antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri. 3. Terdapat Hubungan Yang Positif Antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri. METODE PENELITIAN RANCANGAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data, sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua fenomena atau lebih (Arikunto, 2006:238). POPULASI DAN SAMPEL Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas X di SMK PGRI 3 Kediri yang berdomisili di Kediri. Dasar pertimbangan populasi penelitian ini karena secara umum siswa yang duduk di kelas X termasuk dalam perkembangan masa remaja awal dengan usia 15-17 tahun dan dianggap mampu untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik. Jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini ada 232 siswa. Dengan melihat jumlah populasi penelitian sebesar 232 siswa tergolong besar, maka sampel diambil 25% dari populasi. INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA a. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan faktor yang penting, karena dengan menggunakan instrumen penelitian maka akan diperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini
Hanggara Budi Utomo 30 dilakukan untuk mendapatkan data tentang kematangan emosi dan kepercayaan diri dan data tentang penyesuaian diri remaja awal. Penelitian ini menggunakan 3 skala yaitu skala penyesuaian diri, skala kematangan emosi dan skala kepercayaan diri. b. Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam tahap ini adalah dimulai dengan meminta surat ijin penelitian dari Universitas Nusantara PGRI Kediri dan menyampaikan kepada Kepala SMK PGRI 3 Kediri, kemudian Kepala Sekolah merekomendasikan kepada konselor sekolah atau guru mata pelajaran untuk membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. TEKNIK ANALISA DATA Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan melalui proses analisis, data penelitian dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi linier berganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DESKRIPTIF 1. Penyesuaian Diri Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala Penyesuaian Diri pada remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri diperoleh data sebagai berikut: Tingkat Penyesuaian Diri Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri Skor Tingkat Klasifikasi Jumlah Persentase Penyesuaian Diri 116 129 Tinggi 7 11,67 % 98 115 Sedang 47 78,33 % 86-97 Rendah 6 10 % Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Penyesuaian Diri tinggi sebesar 11,67 % atau sebanyak 7 orang. Sedangkan remaja yang termasuk dalam tingkat Penyesuaian Diri sedang sebesar 78,33 % atau sebanyak 47 orang dan sisanya sebesar 10 % atau sebanyak 6 orang adalah remaja yang termasuk dalam tingkat Penyesuaian Diri rendah. 2. Kematangan Emosi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala Kematangan Emosi pada remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri diperoleh data sebagai berikut: Tingkat Kematangan Emosi Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri Skor Tingkat Klasifikasi Jumlah Persentase Kematangan Emosi 101 115 Tinggi 9 15 % 81 100 Sedang 44 73,33 % 72-80 Rendah 7 11,67 %
Hanggara Budi Utomo 31 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Kematangan Emosi tinggi sebesar 15 % atau sebanyak 9 orang. Sedangkan remaja yang termasuk dalam tingkat Kematangan Emosi sedang sebesar 73,33 % atau sebanyak 44 orang dan sisanya sebesar 11,67 % atau sebanyak 7 orang adalah remaja yang termasuk dalam tingkat Kematangan Emosi rendah. 3. Kepercayaan Diri Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala Kepercayaan Diri pada remaja awal SMK PGRI 3 Kediri diperoleh data sebagai berikut ; Tingkat Kepercayaan Diri Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri Skor Tingkat Klasifikasi Jumlah Persentase Kepercayaan Diri 135-153 Tinggi 10 16,67 % 107 134 Sedang 42 70 % 97 106 Rendah 8 13,33 % Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Kepercayaan Diri tinggi sebesar 16,67 % atau sebanyak 10 orang. Sedangkan remaja yang termasuk dalam tingkat Kepercayaan Diri sedang sebesar 70% atau sebanyak 42 orang dan sisanya sebesar 13,33 % atau sebanyak 8 orang adalah remaja yang termasuk dalam tingkat Kepercayaan Diri rendah. PENGUJIAN HIPOTESIS a. Hasil Pengujian Hipotesis I Hipotesis I menyatakan terdapat hubungan yang positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal SMK PGRI 3 Kediri. Untuk menguji hipotesis I dilakukan analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi (r x1 y = 0,561) dengan taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Artinya hipotesa diterima, dan Kematangan Emosi memiliki hubungan positif dengan Penyesuaian Diri. Semakin tinggi tingkat Kematangan Emosi maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri, sebaliknya semakin rendah tingkat Kematangan Emosi maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri. b. Hasil Pengujian Hipotesis II Hipotesis II menyatakan terdapat hubungan yang positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal SMK PGRI 3 Kediri. Untuk menguji hipotesis II dilakukan analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi (r x2 y = 0,524) dengan taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Artinya hipotesa diterima, dan Kepercayaan Diri memiliki hubungan positif dengan Penyesuaian Diri. Semakin tinggi tingkat Kepercayaan Diri maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri, sebaliknya semakin rendah tingkat Kepercayaan Diri maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri.
Hanggara Budi Utomo 32 c. Hasil Pengujian Hipotesis III Hipotesis III menyatakan terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri. Untuk menguji hipotesis III dilakukan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel. Berikut rangkuman hasil analisis regresi linier berganda: Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel R R Square R adj F Sig F Kematangan Emosi,Kepercayaan Diri, Penyesuaian Diri 0,694 0,482 0,464 26,548 0,000 Dari tabel di atas terlihat R sebesar 0,694 yang menunjukkan koefisien korelasi antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. Koefisien determinasi atau nilai R adj adalah 0,464 yang berarti bahwa bahwa 46,4 % variabel terikat Penyesuaian Diri dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel bebas Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri, sedangkan sisanya 53,6 % dijelaskan oleh variabel lain yang membentuk Penyesuaian Diri. Nilai F (26,548) berada pada taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01), yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima serta terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hipotesis penelitian pertama telah dianalisis secara statistik dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r x1 y ) sebesar 0,561 dengan taraf signifikansi (p) = 0,000 (0,000 < 0,01). Dengan demikian hipotesis penelitian diterima, artinya semakin tinggi tingkat Kematangan Emosi maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal, sebaliknya semakin rendah tingkat Kematangan Emosi maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal. Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kematangan emosi sangat penting bagi remaja. Kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan emosi yang menekankan pada pengekspresian emosi dengan suatu cara yang dapat diterima oleh masyarakat dan pada saat yang sama dapat memberikan kepuasan kepada individu dan masyarakat (Adzikiriyah, 2000:34). Hipotesis penelitian kedua telah dianalisis secara statistik dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r x2 y ) sebesar 0,524 dengan taraf signifikansi (p) = 0,000 (0,000 < 0,01). Dengan demikian hipotesis penelitian diterima, artinya semakin tinggi tingkat Kepercayaan Diri maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal, sebaliknya semakin rendah tingkat Kepercayaan Diri maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal. Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri sangat penting bagi remaja. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat
Hanggara Budi Utomo 33 merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya (Susilawati, 2005:12). Hipotesis penelitian ketiga telah dianalisis secara statistik dan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi atau nilai R adj sebesar 0,464. Hal ini berarti bahwa 46,4 % Penyesuaian Diri dijelaskan secara bersama-sama oleh Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dan terdapat sekitar 53,6 % disebabkan oleh faktor lain yang berhubungan dengan penyesuaian diri yang belum diungkap dalam penelitian ini. Nilai F (26,548) berada pada taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01), yang berarti bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Secara umum, tingkat Penyesuaian Diri remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 78,33 % atau sebanyak 47 remaja yang mengindikasikan bahwa para remaja awal cukup mampu untuk menyesuaikan diri terhadap situasi dalam diri sendiri serta dalam lingkungan sosial dan memiliki hubungan yang cukup akrab dengan orang lain. 2. Secara umum, tingkat Kematangan Emosi remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 73,33 % atau sebanyak 44 remaja yang mengindikasikan bahwa para remaja awal cukup mampu untuk menilai situasi secara kritis dan memiliki reaksi emosional yang cukup stabil bila menghadapi permasalahan. 3. Secara umum, tingkat Kepercayaan Diri remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 70 % atau sebanyak 42 remaja yang mengindikasikan bahwa para remaja awal cukup mampu untuk meyakini segala tindakan yang diambilnya dan cukup mandiri dalam mengambil keputusan. 4. Dari hasil analisis korelasional, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r ) sebesar 0,561 dengan taraf signifikansi (p x1 y = 0,000 < 0,01). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Kematangan Emosi maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja, sebaliknya semakin rendah tingkat Kematangan Emosi maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja. 5. Dari hasil analisis korelasional, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal yang di tunjukkan dengan koefisien korelasi (r x2 y ) sebesar 0,524 dengan taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Kepercayaan Diri maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja, sebaliknya semakin rendah tingkat Kepercayaan Diri maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja. 6. Dari hasil analisis regresi, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada
Hanggara Budi Utomo 34 Remaja Awal yang di tunjukkan dengan koefisien determinasi atau nilai R adj sebesar 0,464 dan nilai F (26,548) berada pada taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Hal ini berarti bahwa apabila tingkat Kematangan Emosi remaja tinggi dan Kepercayaan Diri tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri remaja tersebut. Sebaliknya, apabila Kematangan Emosi remaja rendah dan Kepercayaan Dirinya rendah, maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri remaja tersebut. Saran 1. Bagi Remaja, Adanya penelitian tentang hubungan antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada remaja diharapkan remaja dapat mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, dapat mengontrol emosi terhadap segala perilakunya yaitu dengan mengikuti program khusus dalam sistem pendidikan seperti konseling, mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan emosi, dan lebih meningkatkan kepercayaan dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya dan di lingkungan sekolah yaitu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah. 2. Bagi Orang tua, Hendaknya lebih memberikan perhatian kepada putra-putrinya yang sedang beranjak remaja karena pada masa ini remaja sedang mencari identitas dirinya dan cenderung memiliki emosi yang labil sehingga remaja lebih mementingkan teman sebaya dibandingkan orang tua maupun keluarga. 3. Bagi Sekolah, Pihak sekolah melalui koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan atau guru bidang studi dapat memberikan fasilitas yang dapat mendukung tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, seni musik, bela diri, teater, dan mengadakan kegiatan Outbound yang bermanfaat untuk menghidupkan imaginasi remaja tentang petualangan dan mengenalkan remaja akan dinamika kelompok. Daftar Pustaka Adzikiriyah, E.A. 2000. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Kompetensi Sosial Remaja. Jurnal Psikodinamik Volume 2 No.1, hal 33-42. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Agustini, Hendriati. 2006. Perkembangan Remaja Menurut Pendekatan Ekologi Serta Hubungannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Jurnal Lauster, Peter. 2006. Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara Lindenfield, Gael. 1997. Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Alih Bahasa: Ediati Kamil. Jakarta: Arcan. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Monks, FJ.Knoers, AMP dan Haditono, SR. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Rakhmat, Jalaludin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda Karya Rini, J.F. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. Jakarta: Team e-psikologi. (www.epsikologi.com/sosial/120702 htm, diakses tanggal 13 Oktober 2009) Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sears, D.O. 1992, Psikologi Sosial. Jilid I. Jakarta: Erlangga