Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERSEPSI TERHADAP GURU BK DENGAN TINGKAT MINAT KONSULTASI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 1 GRESIK

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

PENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

JURNAL. Hubungan Kematangan Emosi Siswa dengan Pergaulan Teman Sebaya Kelas VII SMP Negeri 5 Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA

HUBUNGAN ANTARA SOSIALISASI TEMAN SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PESERTA DIDIK KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS VII DI SMPN 2 KRAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

Ilmu Komunikasi Humas

Oleh : AMONG GALIH PRASOJO NPM :

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Jumlah siswa di SMK Manajemen Penerbangan Medan cukup. dengan permasalahan yang diteliti.

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJO

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM :

: SAHID PAMBUDI UTOMO A210

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PERKEMBANGAN BAKAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

PENGARUH BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 05 KEDIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

DEWI ARIANTI PUJI ASTUTI A

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

PEMBINAAN MENTAL TERHADAP PESILAT PUTRA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE RANTING KEBONAGUNG TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN ADAPTASI SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

HUBUNGAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 WADASLINTANG

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Transkripsi:

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali remaja sulit menyesuaikan diri dengan permasalahan yang terjadi pada dirinya. Kesulitan penyesuaian diri yang dialami oleh remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kematangan emosi dan kepercayaan diri yang ada pada diri remaja tersebut. Remaja yang belum matang emosinya kurang dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, kurang stabil dan kurang tenang secara emosional karena kepekaan emosi pada masa remaja meningkat lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan bagi remaja yang kurang memiliki kepercayaan diri akan selalu takut dan ragu untuk melangkah atau bertindak maupun menyesuaikan diri, baik dalam kelompok maupun masyarakat. Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 3 Kediri. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan korelasional. Subjek yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa SMK PGRI 3 Kediri kelas X jurusan akuntansi dan penjualan sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala Kematangan Emosi, skala Kepercayaan Diri dan skala Penyesuaian Diri dengan menggunakan model penskalaan Likert. Analisis deskriptif menggunakan kategori tingkatan harga mean dan standar deviasi. Analisis korelasional menggunakan teknik analisis korelasi product moment dan teknik analisis regresi linier berganda dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan Kematangan Emosi remaja awal dalam kategori sedang yaitu sebesar 73,33 % atau sebanyak 44 orang; Kepercayaan Diri remaja awal dalam kategori sedang yaitu sebesar 70 % atau sebanyak 42 orang dan Penyesuaian Diri remaja awal dalam kategori sedang yaitu sebesar 78,33% atau sebanyak 47 orang. Terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri (r xy = 0,561); terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri (r xy = 0,524) dan terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri (R adj = 0,464). Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan remaja dapat mengontrol emosi terhadap segala perilakunya melalui kegiatan konseling dan seminar tentang emosi dan lebih meningkatkan kepercayaan dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya dan di lingkungan sekolah. Kata Kunci: kematangan emosi, kepercayaan diri, penyesuaian diri PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja senantiasa menarik untuk dibicarakan dikarenakan semakin banyaknya permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya. Permasalahan-permasalahan remaja yang terjadi yang berhubungan dengan kesulitan penyesuaian diri diantaranya adalah perkelahian antar remaja, melanggar peraturan sekolah, membolos, mencontek dan 27

Hanggara Budi Utomo 28 lain-lain (Tanje, 2002). Menurut Tanje (2002), masalah kesulitan penyesuaia n diri yang dialami remaja dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan remaja itu sendiri dan orang lain. Dampak kesulitan penyesuaian diri yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, guru dan masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya di dorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa memikirkan secara cermat akibatnya. Seperti halnya perilaku mencontek, membolos dan melanggar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang rendah pada remaja di sekolah menengah (Tanje, 2002). Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan Judul: Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 Kediri. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Tingkat Kematangan Emosi Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 2. Bagaimana Tingkat Kepercayaan Diri Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 3. Bagaimana Tingkat Penyesuaian Diri Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 4. Apakah Ada Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 5. Apakah Ada Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? 6. Apakah Ada Hubungan Antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri? KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENYESUAIAN DIRI Menurut Lazarus (dalam Sundari 2005:39) adjusment involves a reaction of the person to demand imposed upon him. Hal ini berarti penyesuaian diri termasuk reaksi seseorang karena adanya tuntutan yang dibebankan pada dirinya. Menurut Thorndike dan Hogen (dalam Sundari 2005:39) penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan ketentraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri terhadap situasi dalam diri sendiri serta dalam lingkungan sosial yang sesuai dengan norma-norma yang ada tanpa menimbulkan konflik bagi dirinya maupun lingkungan sosial sehingga timbul keseimbangan yang harmonis dalam kehidupannya. KEMATANGAN EMOSI Yusuf (2005:73) mendefinisikan kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri sendiri, perasaan mau menerima dirinya sendiri dan orang lain serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif. Adzikiriyah (2006:36) kematangan emosi diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan emosi yang menekankan pada pengekspresian emosi dengan suatu cara yang dapat di terima oleh masyarakat dan pada saat yang sama dapat memberikan kepuasan pada individu dan masyarakat.

Hanggara Budi Utomo 29 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat mengendalikan emosi serta mengontrol diri secara sadar yang menekankan pada pengekspresian emosi tidak meledak-ledak, menilai situasi secara kritis dan memiliki reaksi emosional secara stabil terhadap suatu objek permasalahan. KEPERCAYAAN DIRI Breneche dan Amich (dalam Susilawati, 2005:12) mendefinisikan suatu sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini serta mempunyai inisiatif sendiri. Lauster (dalam Susilawati, 2005:12) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya. HIPOTESIS Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat Hubungan Yang Positif Antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri. 2. Terdapat Hubungan Yang Positif Antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri. 3. Terdapat Hubungan Yang Positif Antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal di SMK PGRI 3 Kediri. METODE PENELITIAN RANCANGAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data, sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua fenomena atau lebih (Arikunto, 2006:238). POPULASI DAN SAMPEL Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas X di SMK PGRI 3 Kediri yang berdomisili di Kediri. Dasar pertimbangan populasi penelitian ini karena secara umum siswa yang duduk di kelas X termasuk dalam perkembangan masa remaja awal dengan usia 15-17 tahun dan dianggap mampu untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik. Jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini ada 232 siswa. Dengan melihat jumlah populasi penelitian sebesar 232 siswa tergolong besar, maka sampel diambil 25% dari populasi. INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA a. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan faktor yang penting, karena dengan menggunakan instrumen penelitian maka akan diperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini

Hanggara Budi Utomo 30 dilakukan untuk mendapatkan data tentang kematangan emosi dan kepercayaan diri dan data tentang penyesuaian diri remaja awal. Penelitian ini menggunakan 3 skala yaitu skala penyesuaian diri, skala kematangan emosi dan skala kepercayaan diri. b. Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam tahap ini adalah dimulai dengan meminta surat ijin penelitian dari Universitas Nusantara PGRI Kediri dan menyampaikan kepada Kepala SMK PGRI 3 Kediri, kemudian Kepala Sekolah merekomendasikan kepada konselor sekolah atau guru mata pelajaran untuk membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. TEKNIK ANALISA DATA Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan melalui proses analisis, data penelitian dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi linier berganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DESKRIPTIF 1. Penyesuaian Diri Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala Penyesuaian Diri pada remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri diperoleh data sebagai berikut: Tingkat Penyesuaian Diri Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri Skor Tingkat Klasifikasi Jumlah Persentase Penyesuaian Diri 116 129 Tinggi 7 11,67 % 98 115 Sedang 47 78,33 % 86-97 Rendah 6 10 % Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Penyesuaian Diri tinggi sebesar 11,67 % atau sebanyak 7 orang. Sedangkan remaja yang termasuk dalam tingkat Penyesuaian Diri sedang sebesar 78,33 % atau sebanyak 47 orang dan sisanya sebesar 10 % atau sebanyak 6 orang adalah remaja yang termasuk dalam tingkat Penyesuaian Diri rendah. 2. Kematangan Emosi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala Kematangan Emosi pada remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri diperoleh data sebagai berikut: Tingkat Kematangan Emosi Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri Skor Tingkat Klasifikasi Jumlah Persentase Kematangan Emosi 101 115 Tinggi 9 15 % 81 100 Sedang 44 73,33 % 72-80 Rendah 7 11,67 %

Hanggara Budi Utomo 31 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Kematangan Emosi tinggi sebesar 15 % atau sebanyak 9 orang. Sedangkan remaja yang termasuk dalam tingkat Kematangan Emosi sedang sebesar 73,33 % atau sebanyak 44 orang dan sisanya sebesar 11,67 % atau sebanyak 7 orang adalah remaja yang termasuk dalam tingkat Kematangan Emosi rendah. 3. Kepercayaan Diri Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala Kepercayaan Diri pada remaja awal SMK PGRI 3 Kediri diperoleh data sebagai berikut ; Tingkat Kepercayaan Diri Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri Skor Tingkat Klasifikasi Jumlah Persentase Kepercayaan Diri 135-153 Tinggi 10 16,67 % 107 134 Sedang 42 70 % 97 106 Rendah 8 13,33 % Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Kepercayaan Diri tinggi sebesar 16,67 % atau sebanyak 10 orang. Sedangkan remaja yang termasuk dalam tingkat Kepercayaan Diri sedang sebesar 70% atau sebanyak 42 orang dan sisanya sebesar 13,33 % atau sebanyak 8 orang adalah remaja yang termasuk dalam tingkat Kepercayaan Diri rendah. PENGUJIAN HIPOTESIS a. Hasil Pengujian Hipotesis I Hipotesis I menyatakan terdapat hubungan yang positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal SMK PGRI 3 Kediri. Untuk menguji hipotesis I dilakukan analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi (r x1 y = 0,561) dengan taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Artinya hipotesa diterima, dan Kematangan Emosi memiliki hubungan positif dengan Penyesuaian Diri. Semakin tinggi tingkat Kematangan Emosi maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri, sebaliknya semakin rendah tingkat Kematangan Emosi maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri. b. Hasil Pengujian Hipotesis II Hipotesis II menyatakan terdapat hubungan yang positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal SMK PGRI 3 Kediri. Untuk menguji hipotesis II dilakukan analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi (r x2 y = 0,524) dengan taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Artinya hipotesa diterima, dan Kepercayaan Diri memiliki hubungan positif dengan Penyesuaian Diri. Semakin tinggi tingkat Kepercayaan Diri maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri, sebaliknya semakin rendah tingkat Kepercayaan Diri maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri.

Hanggara Budi Utomo 32 c. Hasil Pengujian Hipotesis III Hipotesis III menyatakan terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada Remaja Awal SMK PGRI 3 Kediri. Untuk menguji hipotesis III dilakukan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel. Berikut rangkuman hasil analisis regresi linier berganda: Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel R R Square R adj F Sig F Kematangan Emosi,Kepercayaan Diri, Penyesuaian Diri 0,694 0,482 0,464 26,548 0,000 Dari tabel di atas terlihat R sebesar 0,694 yang menunjukkan koefisien korelasi antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. Koefisien determinasi atau nilai R adj adalah 0,464 yang berarti bahwa bahwa 46,4 % variabel terikat Penyesuaian Diri dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel bebas Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri, sedangkan sisanya 53,6 % dijelaskan oleh variabel lain yang membentuk Penyesuaian Diri. Nilai F (26,548) berada pada taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01), yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima serta terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hipotesis penelitian pertama telah dianalisis secara statistik dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r x1 y ) sebesar 0,561 dengan taraf signifikansi (p) = 0,000 (0,000 < 0,01). Dengan demikian hipotesis penelitian diterima, artinya semakin tinggi tingkat Kematangan Emosi maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal, sebaliknya semakin rendah tingkat Kematangan Emosi maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal. Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kematangan emosi sangat penting bagi remaja. Kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan emosi yang menekankan pada pengekspresian emosi dengan suatu cara yang dapat diterima oleh masyarakat dan pada saat yang sama dapat memberikan kepuasan kepada individu dan masyarakat (Adzikiriyah, 2000:34). Hipotesis penelitian kedua telah dianalisis secara statistik dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r x2 y ) sebesar 0,524 dengan taraf signifikansi (p) = 0,000 (0,000 < 0,01). Dengan demikian hipotesis penelitian diterima, artinya semakin tinggi tingkat Kepercayaan Diri maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal, sebaliknya semakin rendah tingkat Kepercayaan Diri maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja awal. Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri sangat penting bagi remaja. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat

Hanggara Budi Utomo 33 merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya (Susilawati, 2005:12). Hipotesis penelitian ketiga telah dianalisis secara statistik dan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi atau nilai R adj sebesar 0,464. Hal ini berarti bahwa 46,4 % Penyesuaian Diri dijelaskan secara bersama-sama oleh Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dan terdapat sekitar 53,6 % disebabkan oleh faktor lain yang berhubungan dengan penyesuaian diri yang belum diungkap dalam penelitian ini. Nilai F (26,548) berada pada taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01), yang berarti bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Secara umum, tingkat Penyesuaian Diri remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 78,33 % atau sebanyak 47 remaja yang mengindikasikan bahwa para remaja awal cukup mampu untuk menyesuaikan diri terhadap situasi dalam diri sendiri serta dalam lingkungan sosial dan memiliki hubungan yang cukup akrab dengan orang lain. 2. Secara umum, tingkat Kematangan Emosi remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 73,33 % atau sebanyak 44 remaja yang mengindikasikan bahwa para remaja awal cukup mampu untuk menilai situasi secara kritis dan memiliki reaksi emosional yang cukup stabil bila menghadapi permasalahan. 3. Secara umum, tingkat Kepercayaan Diri remaja awal di SMK PGRI 3 Kediri termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 70 % atau sebanyak 42 remaja yang mengindikasikan bahwa para remaja awal cukup mampu untuk meyakini segala tindakan yang diambilnya dan cukup mandiri dalam mengambil keputusan. 4. Dari hasil analisis korelasional, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r ) sebesar 0,561 dengan taraf signifikansi (p x1 y = 0,000 < 0,01). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Kematangan Emosi maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja, sebaliknya semakin rendah tingkat Kematangan Emosi maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja. 5. Dari hasil analisis korelasional, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada remaja awal yang di tunjukkan dengan koefisien korelasi (r x2 y ) sebesar 0,524 dengan taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Kepercayaan Diri maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja, sebaliknya semakin rendah tingkat Kepercayaan Diri maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri yang dilakukan remaja. 6. Dari hasil analisis regresi, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri pada

Hanggara Budi Utomo 34 Remaja Awal yang di tunjukkan dengan koefisien determinasi atau nilai R adj sebesar 0,464 dan nilai F (26,548) berada pada taraf signifikansi (p = 0,000 < 0,01). Hal ini berarti bahwa apabila tingkat Kematangan Emosi remaja tinggi dan Kepercayaan Diri tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat Penyesuaian Diri remaja tersebut. Sebaliknya, apabila Kematangan Emosi remaja rendah dan Kepercayaan Dirinya rendah, maka semakin rendah pula tingkat Penyesuaian Diri remaja tersebut. Saran 1. Bagi Remaja, Adanya penelitian tentang hubungan antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada remaja diharapkan remaja dapat mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, dapat mengontrol emosi terhadap segala perilakunya yaitu dengan mengikuti program khusus dalam sistem pendidikan seperti konseling, mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan emosi, dan lebih meningkatkan kepercayaan dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya dan di lingkungan sekolah yaitu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah. 2. Bagi Orang tua, Hendaknya lebih memberikan perhatian kepada putra-putrinya yang sedang beranjak remaja karena pada masa ini remaja sedang mencari identitas dirinya dan cenderung memiliki emosi yang labil sehingga remaja lebih mementingkan teman sebaya dibandingkan orang tua maupun keluarga. 3. Bagi Sekolah, Pihak sekolah melalui koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan atau guru bidang studi dapat memberikan fasilitas yang dapat mendukung tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, seni musik, bela diri, teater, dan mengadakan kegiatan Outbound yang bermanfaat untuk menghidupkan imaginasi remaja tentang petualangan dan mengenalkan remaja akan dinamika kelompok. Daftar Pustaka Adzikiriyah, E.A. 2000. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Kompetensi Sosial Remaja. Jurnal Psikodinamik Volume 2 No.1, hal 33-42. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Agustini, Hendriati. 2006. Perkembangan Remaja Menurut Pendekatan Ekologi Serta Hubungannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Jurnal Lauster, Peter. 2006. Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara Lindenfield, Gael. 1997. Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Alih Bahasa: Ediati Kamil. Jakarta: Arcan. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Monks, FJ.Knoers, AMP dan Haditono, SR. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Rakhmat, Jalaludin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda Karya Rini, J.F. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. Jakarta: Team e-psikologi. (www.epsikologi.com/sosial/120702 htm, diakses tanggal 13 Oktober 2009) Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sears, D.O. 1992, Psikologi Sosial. Jilid I. Jakarta: Erlangga