HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RRI Bogor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

PT. PLN (PERSERO) RAYON KRIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. secara umum di Indonesia, karena tanpa mengaitkan sejarah berdirinya

Rincian dokumen perubahan Service Level Agreement (SLA) dan jasa yang telah disepakat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Studi Kasus Program SAHABAT PLN di PT PLN (Persero), objek penelitiannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Nama Perusahaan Listrik Negara Profil Perusahaan

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK INTERNAL, EKSTERNAL, DAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM TALKSHOW DI RADIO RRI BOGOR

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya PT. PLN (PERSERO) Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR

KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN

BAB V PENUTUP. 1. Bagaimana program Spirit Of Islam?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. masih kurang mendapat perhatian dari perusahaan. Fakta ini adalah pendapat dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografi Kecamatan Tampan Panam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

PEMERINTAH KOTA BATU

PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN REMBANG RADIO CITRA BAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

1 of 8 3/17/2011 4:31 PM

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RRI Bogor Tonggak sejarah RRI Bogor diawali pada tanggal 25 juli 1968, Walikota Bogor pada waktu itu achmad Syam menyerahkan radio Daerah Bogor (RBD) kepada Direktorat Radio. Sebelumnya, didahului dengan terbitnya SK walikota Bogor nomer 2360/6/1968 tertanggal 13 mei 1968, Walikota Bogor menyerahkan penguasaan gedung jalan pangrango 20 Bogor kepada Direktorat radio untuk digunakan oleh RRI Bogor, akan tetapi peresmiannya baru dilakukan pada tanggal 4 Agustus 1968 oleh Dirjen RTF mewakili Mentri Penerangan RI. RRI Bogor mempunyai peranan penting sebagai media penyiaran radio, lewat RRI Bogor Mempunyai peranan penting sebagai media penyiaran radio, lewat RRI Bogor disiarkan berita-berita internasional, nasional maupun lokal, pesan-pesan pembangunan, seni budaya maupun siaran pendidikan dan keagamaan. Untuk berita lokal selain bahasa indonesia juga disirkan dalam bahasa sunda. Sebelum meresmikan diresmikan menjadi RRI Bogor, RBD pernah menempati dan mengudara dari jalan Pangrango nomer 8 yang merupakan rumah tinggal dan di kelola keluarga R. Suryanto Kamarwan, kemudian dari jalan Pangrango 8 pindah kejalan Pangrango 30, dan sekarang menjadi jalan Pangrango 34. ( gedung tetap hanya saja terjadi perubahan nomer gedung yang dilakukan oleh dinas perumahan kota Bogor di tahun 1980). Visi RRI Bogor adalah menjadi radio publik milik bangsa, acuan informasi terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa, sejahtera dan unggul secara nasional, bertaraf internasional. Misi RRI Bogor adalah sebagai berikut ; 1. Memberikan layanan informasi yang terpercaya bagi masyarakat guna memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi melalui proses kerja standar jurnalisme profesional yang bersandar pada prinsip akurat dan berimbang serta berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian. 2. Menjadi wahana kontrol sosial melalui program siaran yang memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, kritik terhadap

55 suprastruktur politik guna mendorong terciptanya penyelenggaraan negara yang baik. 3. Menjadikan program siaran pendidikan sebagai pemberdayaan masyarakat dan mendorong proses demokratisasi yang bertumpu kepada hak masyarakat untuk dapat mengemukakan pendapat dan tetap berpegang pada kaidah hukum dan prinsip masyarakat madani. 4. Menjadikan program siaran kebudayaan sebagai perekat sosial dan keberagaman budaya Indonesia guna memajukan kebudayaan nasional dengan menumbuhkembangkan unsur budaya lokal, di tengah arus budaya global. 5. Menjadikan program siaran hiburan, wahana hiburan yang sehat bagi keluarga Indonesia dan mampu mendorong kreatifitas masyarakat. 6. Menyelenggarakan siaran siaran melayani kebutuhan kelompok minoritas dalam masyarakat. 7. Menyelenggarakan program siaran yang mendorong pemahaman persepsi tentang gender sesuai nilai budaya bangsa. 8. Memanfaatkan dan tanggap terhadap perkembangan teknologi media penyiaran yang efektif, efisien serta menjamin kenyamnan dan kemudahan masyarakat mendengarkan siaran RRI. 9. Menyelenggarakan siaran internasional bagi masyarakat Indonesia diluar negeri dan memberikan informasi tentang Indonesia ke dunia internasional. 10. Memberikan pelayanan jasa terkait kegiatan penyiaran sesuai kebutuhan masyarakat secara profesional guna menambah pendapatan lembaga untuk menunjang kebutuhan operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Aktivitas Siaran RRI Bogor RRI Bogor merupakan satu-satunya radio yang menggunakan nama Negara Indonesia dan siarannya ditujukan bukan hanya untuk masyarakat Bogor namun juga untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat negara kesatuan Republik Indonesia. Hal ini juga didukung oleh kepala LPP RRI Lembaga Penyiaran Publik RRI bersifat independen, RRI bertugas memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa Indonesia.

56 Program siaran RRI sebagai lembaga penyiaran publik senantiasa meberikan hak kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai informasi dan menyampaikan segala aspirasi masyarakat yang diimplementasikan melalui penyelenggaraan : a. Program informasi yang akurat dan terpercaya. b. Program siaran pendidikan dan budaya. c. Program siaran untuk kelompok minoritas agar masalah mereka terangkat kepermukaan. d. Program kontrol sosial untuk memberikan solusi dan pemahaman kepada pendengar dan mengurangi ketidak pastian akan masalah bangsa. e. Program dialog interaktif (talkshow) dengan semua lapisan masyarakat. Saat ini RRI sebagi lembaga penyiaran publik memerlukan kreatifitas untuk membuat lembaga ini lebih baik lagi. Karena sejak ditetapkannya RRI sebagi lembaga pelayanan publik di tahun 2002 sesuai dengan undang-undang Nomer 32 tahun2002 ketua Dewan pengawas RRI mengungkapan kepada tiap individu di RRI Bogor saya berpesan; Jangan bertanya apa yang dapat diberikan RRI kepada saya, melainkan bertanyalah apa yang dapat saya berikan kepada RRI Bogor. Inilah tekad yang harus ditanamkan seluruh stakeholders RRI Bogor. Proses Penyampaian materi siaran Talkshow RRI Dalam ilmu komunikasi ada suatu rangkaian proses yang harus dilalui, dimulai dari sumber/lingkungan, pesan, media yang digunakan, sasaran, efek dan feedback (Effendy 2007). Sebelum pesan diterima oleh pendengar, dilakukan rapat evaluasi untuk mendapatkan topik yang tepat dan kemudian disiarkan. Hal ini di lakukan agar pesan dapat tepat pada sasaran yang dituju. Topik yang diangkat bisa berasal dari buku perpustakaan, bahan seminar dan pelatihan, saran pendengar melalui telepon, sms, fax, serta hasil penjajakan terkini langsung dilapangan. RRI Bogor merupakan organisasi yang tidak berdiri sendiri. Setiap sumber yang disampaikan adalah bentuk kerjasama dengan instansi atau organisasi lain. Topik talkshow biasanya dipilih berdasarkan kesepakatan bersama, lalu disiarkan melalui radio pemancar serta perangklat lainnya kepada pendengar dari berbagai kalangan. Program talkshow disiarkan pada programa 1 RRI yang menyajikan informasi aktual, hiburan, human interst,

57 breaking news, human touch, infotaiment. Berbagai topik disajikan dalam program ini yang berlangsung pada pukul 08:00 hingga 10:00 setiap harinya. Pesan yang disampaikan pada program talkshow tentunya bertujuan untuk membantu kenbutuhan informasi masyarakat dan diharapkan mendapatkan efek bagi pendengar yang terlibat langsung pada program talkshow yang disiarkan RRI Bogor. Untuk memastikan pesan tersebut sampai kepada pendengar maka dikondisikan proses komunikasi dyadic, dengan menggunakan media telepon, sms dan fax agar mendapatkan feedback secara langsung (saat acara berlangsung) maupun tidak langsung (setelah acara berlangsung). Feedback ini merupakan respons berupa pertanyaan, komentar, masukan, maupun ususlan topik materi selanjutnya, agar RRI Bogor dapat menyesuaikan strategi yang ditempuh sesuai dengan kebutuhan pendengar. Materi ini kemudian diterima oleh pihak perencana program untuk kemudian didiskusikan kembali dimeja evaluasi siaran. Gambaran Umum PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Bogor yang dahulu dikenal dengan nama buitenzorg telah mempunyai sistem pelayanan air minum sejak tahun 1981 yang dibangun oleh Pemerintah Belanda saat itu dengan memanfaatkan sumber mata air Kota Batu yang terletak di daerah Kabupaten Bogor dengan jarak 7 km dari Kota Bogor. Nama perusahaan Air Minum pada waktu itu adalah Gemeentre Waterleiding Buitenzorg dan sumber air Kota Batu merupakan cikal bakal keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bogor. Sejalan dengan perkembangan zaman terhitung sejak April 1977 pengelolaan air minum di Kota Bogor berubah status Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bogor dengan nama Perusahaan Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. Daerah pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor adalah wilayah Kota Bogor yang telah mengalami perluasan wilayah pada tahun 1995 sehingga tanggung jawab PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor semakin bertambah. Perusahaan Daerah Air Minum ini terletak di Jalan Siliwangi no. 121 Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Saat ini jaringan air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, untuk wilayah Kota Bogor sebelum perluasan sudah terjangkau seluruhnya. Sedangkan untuk wilayah perluasan baru terjangkau 39%, tidak mungkin terjangkau 30% dan

58 sisa yang masih harus dilayani 31%. Sebagian wialyah perluasan masih dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berjumlah 62.000 pelanggan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam mengolah air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyrakat Kota Bogor mempunyai visi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai perusahaan terdepan dalam bidang pelayanan air berdasarkan nilai kejujuran, etika, dan keadilan. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah diatur dalam keputusan Walikota No 56 tahun 2002 tentang susunan organisasi dan tata kerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu sebagai berikut: A. Kedudukan 1. Perusahaan daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Bogor di bidang pengelolaan air minum untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebaik baiknya. 2. Perusahaan daerah dipimpin oleh direksi yang terdiri dari direktur utama yang dibantu oleh dua orang direktur yang bertanggung jawab kepada walikota melalui 13 divisi pengawasan. 3. Anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh walikota. B. Tugas Pokok 1. Memenuhi pendistribusian kebutuhan air minum masyarakat Kota Bogor secara memadai, adil dan merata serta berkesinambungan yang memenuhi prasyarat untuk setiap jenis pemakai. 2. Memberikan air yang cukup pada setiap tempat dan sistem penyediaan untuk pencegahan kebakaran. 3. Mengkoordinir pembangunan air minum yang diintegrasikan pada aktivitas perkembangan ekonomi daerah. 4. Menjadikan perusahaan daerah ini benar benar enguntungkan dan mampu mengembangkan diri sesuai dnegan tugas dan fungsi sehingga menambah pendapatan daerah secara tidak langsung dan langsung. 5. Melakukan usaha usaha pengembangan perushaaan daerah serta mengusulkan dan mencari bantuan modal.

59 C. Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, perusahaan daerah mempunyai fungsi: 1. Fungsi ekonomi yaitu sebagai public utility meningkatkan kemampuan pelayanan dan kewajiban lainnya dengan cara pengelolaan berdasarkan asas ekonomi perusahaan. 2. Fungsi sosial yaitu sebagai public utility yang memproduksi air minum yang merupakan kebutuhan pokok manusia senantiasa dituntu untuk dapat memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat dari semua golongan masyarakat dengan memberlakukan tarif air minum yang disesuaikan dengan kondisi atau fungsi tempat pelanggan dan juga memberikan subsidi silang. Gambaran Umum PLN (Perusahaan Listrik Negara) Berawal diakhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang diawal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi diakhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaanperusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, Dua perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)

60 sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Karakteristik Internal Pendengar Dari penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa karakteristik pendengar radio RRI. Sebanyak 30 responden yang memberikan keterangan, diduga mempengaruhi tingkat kepuasan responden dalam mendapatkan informasi melalui program talkshow yang disiarkan RRI Bogor. Penulis membagi karakteristik pendengar berdasarkan status pernikahan, jenis kelamin, tingkat pendidikana, lama berlanggannan PDAM maupun PLN, frekwensi mendengarkan RRI dan intensitas mendengarkan RRI. Umur Responden Sebagian besar pendengar yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki kisaran umur 39 52 tahun sebanyak 56,67 %. Umur rata-rata pemuda pada penelitian adalah 50 tahun. Pendengar yang memiliki kisaran umur 25 38 tahun terdapat sebanyak 26,67 %, sementara itu jumlah pendengar yang memiliki kisaran umur 53-65 adalah sebesar 16,67 %. Mayoritas pendengar memiliki kisaran umur antara 39 52 tahun, hal ini menunjukan bahwa responden pada penelitian ini memiliki umur yang tidak muda lagi, karena lebih banyak dari pendengar adalah mereka yang sudah dewasa dan memiliki hubungan langsung dengan PLN maupun PDAM, pemuda belum memiliki orientasi terkait dengan PLN dan PDAM sehingga pada penelitian ini lebih banyak ditemui pendengar yang memiliki usia tidak muda lagi.

61 Tabel. 3. Distribusi Responden Menurut Karakterstik Internal Pendengar Karakteristik Internal Pendengar Umur 25 38 39-52 53-65 Status Pernikahan Menikah Tidak Pernah Menikah Pernah Menikah Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Tingkat Pendidikan Sarjana Diploma SLTA SLTP SD Lama Berlanggaan Berlangganan PLN Baru (2 11 thn) Sedang (12 21 thn) Lama (22-31) Berlangganan PDAM Baru (2 11 thn) Sedang (12 21 thn) Lama (22-31 Keterangan: n = 30 Orang Jumlah (Orang) 8 17 5 23 3 4 23 7 14 4 7 4 1 18 6 6 7 6 17 Pendengar RRI Persentase (%) 26,67 56,67 16,67 76,7 10 13,3 76,7 23,3 46,7 13,3 23,3 13,3 3,3 60 20 20 23,3 20 56,7 Status Pernikahan Status pernikahan dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: menikah tidak menikah dan pernah menikah. Hasil penelitian tersaji dalam Tabel 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah persentase pendengar yang menikah sebesar 76,7%, dari penelitian yang dilakukan penulis melihat jumlah pendengar yang menikah lebih besar kebutuhannya untuk mendapatkan informasi dari siaran talkshow PLN dan PDAM yang disiarkan RRI. Namun pada status pendengar yang tidak menikah di temukan sebesar 10% pendengar yang mendengarkan program siaran talkshow RRI.

62 Jenis Kelamin Dalam penelitian ini jenis kelamin mempengaruhi tingkat kepuasan pendengar dalam mendengarkan program siaran talkshow RRI. Berdasarkan jenis kelamin di bedakan menjadi dua kategori. Laki-laki dan perempuan seperti yang tergambar pada Tabel 3. Dari tabel dapat dilihat jumlah pendengar yang mendengarkan talkshow adalah 30 orang responden. Jumlah pendengar laki-laki jauh lebih tinggi di bandingkan pendengar perempuan. Untuk laki laki sebesar 76 %. Sedangkan perempuan hanya sebesar 23,3%. Hal ini mungkin laki-laki memiliki kebutuhan lebih tinggi akan informasi dibandingkan perempuan. Kebutuhan laki-laki menyimak program siaran talkshow RRI diperkirakan karena laki-laki sebagai kepala keluarga merasa perlu mendapatkan informasi melalui program talkshow PLN dan PDAM yang di siarkan RRI. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang mempengaruhi kepuasan pendengar pada penelitian ini dibagi menjadi lima bagian. Yaitu : Sarjana, SLTA. SLTP, SD, Diploma. Data tersebut tergambar pada Tabel 3. Dari Tabel 3. dapat dilihat tingkat pendidikan masing-masing pendengar berbeda. Penulis mengidentifikasi tingkat pendidikan mempengaruhi kepuasan pendengar akan kebutuhan informasi yang disiarkan melalui program talkshow RRI bersama PLN dan PDAM. Sebanyak 46,7% pendengar yang latar belakang pendidikan mereka adalah sarjana lebih membutuhkan informasi talkshow RRI bersama PLN dan PDAM. Pendengar SLTA hanya sebesar 23,3% kebutuhan mendengarkan informasinya. Untuk pendengar dengan latar belakang SLTP jumlahnya hanya sebesar 13,3 %. Persentase terendah ada pada pendengar yang berpendidikan SD yaitu sebesar 3,3 %. Lama Berlangganan Lama berlangganan ternyata juga mempengaruhi tingkat kepuasan pendengar mendapatkan informasi dari program talkshow PLN PDAM yang disiarkan RRI Bogor. Seperti yang tergambar pada Tabel 3. Pada Tabel dijelaskan pendengar yang telah berlangganan selama 2 hingga 11 tahun terdapat 60%. Pendengar yang telah berlangganan selama 11 hingga 21 tahun sebesar 20%. Sedangkan pendengar yang sudah berlangganan PLN lebih dari 21 tahun sebesar

63 20%. Sementara itu untuk pelanggan PDAM. Pada tabel terlihat pendengar yang telah berlangganan selama 4 tahun jumlahnya sebesar 23,3%. Ini terlihat lebih kecil dibandingkan pendengar yang telah berlangganan selama 4 hingga 8 tahun. Yaitu sebesar 20%. Terlihat ditabel pendengar yang telah berlangganan 8 hingga 12 tahun jumlahnya sebesar 56,7%. Karakteristik Eksternal Pendengar Penulis membagi karakteristik eksternal pendengar berdasarkan atas frekuensi mendengarkan RRI Bogor dan Intensitas Mendengarkan RRI Bogor. Tabel. 4. Distribusi Responden Menurut Karakterstik Eksternal Pendengar Karakteristik Eksternal Pendengar Frekuensi Mendengarkan RRI Rendah (4 5 Kali/Minggu) Sedang (5-6 Kali/Minggu) Tinggi (6-7 Kali/Minggu) Intensitas Mendengarkan RRI Rendah (40 130 Menit) Sedang (131 216 Menit) Tinggi (217 300 Menit) Keterangan: n = 30 Orang Jumlah (Orang) Pendengar RRI 6 5 19 23 5 2 Persentase (%) 20 16,7 63,3 76,67 16,67 6,67 Frekuensi Mendengarkan RRI dalam Seminggu Frekuensi mendengarkan RRI masing masing pendengar berbeda-beda. Sebesar 20% pendengar mendengarkan radio RRI sebanyak 4 hingga 5 kali dalam satu pekannya. Sedangkan yang mendengarkan RRI 5 hingga 6 kali tiap minggunya sebesar 16,67% pendengar saja. Sebanyak 63,3 % pendengar selalu mendengarkan radio RRI selama satu minggu penuh. Data ini dapat dilihat dalam lampiran Tabel 4 yang dibuat penulis pada saat melakukan penelitian. Dari 30 orang pendengar yang diwawancarai penulis sebanyak 19 orang (sekitar 63,3 % ) pendengar menyatakan merasa wajib untuk mendengarkan RRI Bogor. Intensitas mendengarkan RRI dalam seminggu Dari 30 orang responden yang ada, penulis melihat kebutuhan pendengar mendengarkan RRI berkisar mulai dari 45 menit hingga 300 menit per minggunya. Pada tabel terlihat bahwa sebanyak 76,67% pendengar mendengarkan

64 radio mulai dari 45 menit hingga 130 menit. Sedangkan sebanyak 16,67 % responden mendengarkan RRI mulai dari 131 menit hingga 216 menit. Pendengar yang paling lama dalam mendengarkan informasi yang disiarkan RRI sebesar 6,67% saja. Dan pendengar ini mendengarkan informasi RRI rata-rata dalam tiap minggunya selama 217 hingga 300 menit. Persepsi Pendengar Persepsi pendengar untuk program talkshow RRI bersama PLN dan PDAM tergambar pada Tabel 5 berikut. Tabel. 5. Distribusi Responden Menurut Persepsi Persepsi Pendengar Rataan Skor* Persepsi terhadap Narasumber Narasumber PLN Narasumber PDAM 2,86 2,85 Persepsi Terhadap Pelayanan Pelayanan PLN Pelayanan PDAM 2,97 2,93 *Kisaran Skor: 1-1,75 = tidak puas; 1,76-2,5 = kurang puas; 2,51-3,25 = puas; 3,26 4 = sangat puas Persepsi terhadap Narasumber PLN Persepsi pendengar terhadap narasumber PLN dibagi menjadi empat kategori. Yaitu: tidak baik, kurang baik, baik, dan sangat baik. Adapun penjelasan dari data tersebut tergambar pada Tabel 5. Pada Tabel terlihat tidak ada pendengar yang menilai narasumber talkshow PLN di RRI di nilai tidak baik oleh pendengar. Namun di tabel tergambar 3,3 % pendengar menilai kurang baik terhadap narasumber PLN. Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30 pendengar, sebanyak 93,3% memiliki persepsi yang baik kepada narasumber PLN, sisanya sebesar 3,3% pendengar menilai narasumber PLN sangat baik dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Persepsi Narasumber PDAM Untuk narasumber PDAM pendengar yang berlangganan PDAM dibagi menjadi empat kategori. Tidak puas, kurang puas puas dan sangat puas. Adapun mengenai tingkat kepuasan pendengar terhadap peyanan narasumber PDAM

65 tergambar pada tabel berikut. Pada tabel tergambar sebanyak 10% pendengar kurang puas dengan narasumber PDAM. Pendengar mengeluhkan pelayanan PDAM tersebut. Namun persentase pendengar pelanggan PDAM yang medengarkan talkshow PDAM di RRI cukup tinggi yaitu 83,33%. Dan 6,67 % diantaranya sangat puas dengan pelayanan PDAM sebagai narasumber talkshow RRI. Persepsi terhadap Pelayanan PDAM Dari tabel tergambar kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM tidak jauh berbeda dengan kepuasan pendengar saat mendengarkan narasumber PDAM menjadi narasumber dalam program talkshow RRI. Tidak ada pendengar yang tidak puas akan pelayanan PDAM. Tetapi sebanayk 6,67% pendengar kurang puas dengan pelayanan PDAM. Sedangkan 83,33% pelanggan PDAM mengaku puas dengan pelayanan PDAM. Dan 10% diantaranya sangat puas dengan pelayanan PDAM Persepsi terhadap Pelayanan PLN Persepsi pelanggan PLN terhadap PLN dalam penelitian ini tergambar pada tabel berikut. Pada tabel tergambar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PLN sebesar 83,33%. 13,33 % diantaranya mengaku sangat puas dengan pelayanan PLN. Tidak ada pelanggan yang mengaku tidak puas dengan pelayanan PLN. Namun 3,33% diantaranya mengaku kurang puas dengan pelayanan PLN. Seperti yang digambarkan pada Tabel 4 berikut ini. Kepuasan Pendengar Kepuasan pendengar untuk program talkshow RRI bersama PLN dan PDAM tergambar pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Kepuasan Pendengar Kepuasan Pendengar Rataan Skor* Kepuasan Terhadap Penyiar Talkshow 3,03 Kepuasan Terhadap Materi Talksow 2,90 Kepuasan Terhadap Gelombang Talksow 3,03 *Kisaran Skor: 1-1,75 = tidak puas; 1,76-2,5 = kurang puas; 2,51-3,25 = puas; 3,26 4 = sangat puas

66 Dari Tabel 6. Dapat diterangkan bahwa responden banyak puas dengan penyiar talkshow dan gelombang siaran. Hal tersebut ditunjukan oleh besarnya rataan skor (3,03), sementara kepuasan untuk materi dan waktu talkshow adalah sebesar 2.90 dan 2,91 yang terkategorikan puas. Jika ditarik suatu kesimpulan maka kepuasan responden terkategorikan puas terhadap program talkshow yang disiarkan oleh RRI Bogor. Hubungan Karakteristik Internal dengan Kepuasan terhadap Program talkshow Hubungan antara karakteristik internal pendengar dengan kepuasan disajikan dalam Tabel 7 berikut. Tabel 7. Hubungan Karakteristik Internal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow PDAM dan PLN Karakteristik Internal Koefi sien kore rasi Kepuasan Pendengar terhadap : Penyiar Materi Talkshow Waktu siaran Gelombang RRI Umur rs 0,299 0,189 0, 043 0,197 Status pendengar X 2 4.712 0,229 1.921 4.906 Tingkat pendidikan rs 0,217 0,234 0,211 0,033 Jenis kelamin X 2 0,373 1.118 1.993 1.739 Lama berlangganan PLN r s 0,335* 0,108 0,213 0,274 Lama berlangganan PDAM r s 0,183 0,273 0,431** 0,297 Keterangan : *berhubungan nyata pada p < 0,05 r s = koefisien rank Sperman **berhubungan sangat nyata pada p< 0,01 X= koefisien chi-square Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara lama berlangganan PLN dengan kepuasan pendengar terhadap penyiar sebesar 0,335*. Data ini menunjukkan bahwa semakin lama pendengar berlangganan PLN maka tingkat kepuasan terhadap talkshow PLN semakin baik. Dari hasil pengamatan di lapangan ditemukan bahwa para penyiar RRI Bogor pandai menarik minat pendengar untuk mengikuti acaranya. Selain itu bila dilihat dari karakkteristik pendengar yang berlanganan PLN terlihat bahwa pelanggan PLN yang lebih lama berlangganana PLN akan merasa tinggi tingkat kepuasannya. Karena semakin seseorang lama belangganan PLN maka pelanggan itu akan

67 semakin memiliki kebutuhan yang tinggi akan informasi dari PLN dimana dalam hal ini terwakili oleh penyiar dalam memandu acara talkshow PLN. Dengan adanya talkshow kebutuhan pendengar akan informasi semakin terpenuhi. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara lama berlangganan PDAM dengan kepuasan pendengar terhadap waktu siaran sebesar 0,431**. Ini menunjukkan bahwa semakin lama berlangganan PDAM maka semakin puas pula terhadap waktu siaran talkshow PDAM di RRI Bogor. Hal ini disebabkan oleh pelanggan-pelanggan PDAM yang mengikuti talkshow merasa puas dengan waktu siaran yang dibagi sebagai berikut: 20 menit untuk penyampaian materi oleh narasumber, 10 menit untuk selingan iklan, dan siasanya sebanyak 15 menit untuk tanya jawab. Selain itu, dari hasil analisis statistik ditemukan seluruh peubah penelitian menunjukkan nilai korelasi yang positif walaupun tidak terbukti secara nyata. Hal ini menunjukkan bawa terdapat hubungan yang positif antara peubah karakteristik internal dengan kepuasan pendengar mengikuti acara talkshow di RRI Bogor. Hubungan Karakteristik Eksernal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program talkshow Hubungan antara karakteristik eksteral pendengar dengan kepuasan disajikan dalam Tabel 8 berikut. Tabel 8. Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow PDAM dan PLN Karakteristik Eksternal Frekuensi Mendengarkan RRI Intensitas Mendengarkan RRI Hubungan (r s ) Kepuasan Pendengar terhadap Penyiar Materi Talkshow Waktu Siaran 0,091 0,096 0,039-0,037 Keterangan : *berhubungan nyata pada p < 0,05 Sperman 0,113 Gelombang RRI 0,115 0,332* - 0,135 r s = koefisien rank Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara intensitas mendengarkan RRI dengan kepuasan pendegar terhadap waktu siaran sebesar 0,332*. Data ini menunjukkan bahwa semakin sering pendengar

68 mengikuti acara talkshow di RRI Bogor maka semakin puas pula terhadap waktu siaran. Hal ini disebabkan oleh pelanggan pelanggan yang sering mengikuti acara talkshow telah mengetahui dengan pasti kapan disiarkan, bagaimana pembagian waktunya, dan kapan saatnya untuk bertanya dalam kegiatan tersebut. Berbeda dengan pendengar yang jarang mengikuti acara tersebut. Berdasarkan nilai koefisien korelasi frekwensi mendengarkan RRI dengan peubah kepuasan pendengar menunjukkan hubungan yang positif, walaupun secara statistik tidak terbukti secara nyata. Ini berarti semakin banyak frekwensi mendengarkan RRI maka tingkat kepuasan pendengar akan semakin baik. Berbeda dengan peubah intensitas mendengarkan RRI. Apabila dilihat dari nilai korelasinya terdapat nilai yang negative (tidak nyata) bila dilihat hubungannya dengan kepuasan pendengar dalam hal materi talkshow dan gelombang RRI. Data ini menunjukkan bahwa semakin sering mendengar RRI maka nilai kepuasan pendengar semakin menurun terhadap materi talkshow maupun gelombang RRI. Data ini bisa dijelaskan karena ada rasa jenuh dengan materi yang kadang kala adalah berupa materi ulangan yang sudah pernah diikutinya. Dalam hal gelombang maka dapat disimpulkan belum ada perubahan yang berarti kualitas gelombang RRI Bogor selama ini sehingga pendengar merasa perlu ada perubahan kualitas gelombang RRI sehingga dapat mengikuti acara talkshow dengan memuaskan. Hubungan Persepsi Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program talkshow Tabel 9 menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara persepsi pendengar terhadap narasumber PLN dengan tingkat kepuasan pendengar pada penyiar talkshow (0,406*). Ini berarti semakin baik persepsi pendengar terhadap narasumber PLN maka tingkat kepuasan pendengar pada penyiar talkshow juga semakin baik. Hal ini berarti peranan penyiar untuk membangkitkan minat (interes) pendengar sangat dibantu oleh kredibilitas seorang narasumber. Tidak jauh berbeda dengan persepsi pendengat terhadap narasumber PLN, persepsi pendengar terhadap narasumber PDAM juga menjunjukkan hubungan yang sangat nyata dengan kepuasan pendengar terhadap penyiarnya. Kedua data

69 ini mengindikasikan bahwa begitu pentingnnya peranan seorang narasumber untuk menumbuhkan nilai kepuasan kepada pendengarnya. Data ini juga menunjukkan bahwa jika seorang narasumber yang tampil dalam acara talkshow akan memudahkan peranan seorang penyiar dalam memandu acara. Karena dengan datangnya seorang narasumber yang bermutu, maka kebutuhan akan informasi pendengar dapat terpuaskan. Tabel 9. Hubungan Karakteristik Eksternal Pendengar dengan Kepuasan terhadap Program Talkshow PDAM dan PLN Kepuasan Pendengar Persepsi Pendengar Penyiar Materi Talkshow Waktu Siaran Gelombang RRI Narasumber PLN 0,406* 0,099 0, 218 0, 254 Narasumber PDAM 0,466** 0,103 0,258 0,224 Pelayanan PLN 0,006 0,042 0,390* 0,154 Pelayanan PDAM 0,403* 0,230 Keterangan : *berhubungan nyata pada p < 0,05 Sperman 0,066 0,079 r s = koefisien rank Persepsi pendengar terhadap pelayanan PLN berhubungan nyata dengan kepuasan pendengar terhadap waktu siaran (0,390*). Ini berarti semakin baik persepsi pendengar terhadap pelayanan PLN maka semakin puas pula pendengar terhadap waktu siaran. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika pendengar telah berpandangan bahwa pelayanan PLN memuaskan maka berapapun waktu yang disediakan dalam acara talkshow akan dapat memuaskan pelanggan. Bilia dilihat hubungan persepsi pendengar terhadap pelayanan PDAM menunjukkan hubungan yang nyata dengan kepuasan pendengar terhadap penyiar talkshow (0,403*). Ini menunjukkan bahwa semakin baik persepsi pendengar terhadap pelayanan PDAM maka kepuasan pendengar terhadap penyiarnya juga akan semakin baik. Ini berarti bahwa seorang penyiar akan merasa terbantu jika audiennya telah memiliki persepsi yang baik terhadap sesuatu yang akan dibawakan dalam acara talkshow. Tabel 9 menunjukkan tingkat hubungan persepsi pendengar dengan kepuasan pendengar secara umum menunjukkan hubungan yang positif.

70 Walaupun tidak seluruhnya menunjukkan hubungan yang nyata. Namun dari data ini dapat disimpulkan bawa semakin baik persepsi pendengar maka tingkat kepuasannya juga akan semakin tinggi.