I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan jenis ikan air laut yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ikan merupakan komoditas budidaya unggulan di Indonesia, karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi. Ikan mas dibudidayakan untuk tujuan konsumsi, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu sayuran penting

BAB I PENDAHULUAN. Famili Columbidae merupakan kelompok burung dengan ciri umum tubuh

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus

I. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk semak, termasuk Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae,

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 ISOLASI DAN AMPLIFIKASI GEN PARSIAL MELANOCORTIN - 1 RECEPTOR (MC1R) PADA IKAN GURAME

I. PENGENALAN NATIONAL CENTRE FOR BIOTECHNOLOGY INFORMATION (NCBI)

Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human. merupakan virus RNA untai tunggal, termasuk dalam famili Retroviridae, sub

I. PENDAHULUAN. hayati sangat tinggi (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati adalah. kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis),

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis,

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jenis kelamin menjadi salah satu studi genetik yang menarik pada tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Burung anggota Famili Columbidae merupakan kelompok burung yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh organisme dari genus Streptococcus, merupakan salah satu

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berbentuk coccus (Rosenkranz et al., 2001). Secara serologis, sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu

DESAIN PRIMER. LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Molekuler. oleh : Riani Ulfah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbesar di seluruh dunia. Nenek moyang ikan mas diduga berasal dari Laut Kaspia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI BANDEALIT JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh Dina Fitriyah NIM

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN INTISARI... ABSTRACT...

Darah donor dan produk darah yang digunakan pada penelitian medis diperiksa kandungan HIVnya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

2015 ISOLASI DNA PARSIAL GEN

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perikanan pada posisi yang penting sehingga menyebabkan intensifikasi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jeruk merupakan salah satu tanaman buah yang penting dan

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protein hewani oleh manusia. Komponen-komponen penting dalam susu adalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. sapi secara maksimal masih terkendala oleh lambatnya pertumbuhan populasi sapi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Protein berperan penting untuk perkembangan kecerdasan otak,

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati utama di

KAJIAN MOLEKULER BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 9A HASIL ISOLASI DARI KOLON SAPI BALI MELALUI ANALISIS GEN 16S rrna SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

Identifikasi mikroba secara molekuler dengan metode NCBI (National Center for Biotechnology Information)

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL. TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)

M 1 2. ~1,9 kb HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

ANALISIS MUTASI GEN PENGEKSPRESI DOMAIN B DAN C DNA POLIMERASE HBV DARI PASIEN YANG TERINFEKSI DENGAN TITER TINGGI

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Pedaging

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyebab yang kompleks. Angka kejadian KNF tidak sering ditemukan di dunia barat

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Megalocytivirus merupakan salah satu genus terbaru dalam famili Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan kerugian ekonomi serta kerugian lingkungan yang luas (Chinchar et al., 2009; Fu et al., 2011; Song et al., 2008). Megalocytivirus dan dua genus lainnya dalam Iridoviridae yakni Lymphocystivirus dan Ranavirus secara umum sering disebut dengan Iridovirus (Shuang et al., 2013) atau iridovirid (Chinchar et al., 2009) menjadi salah satu penyebab utama infeksi yang mengakibatkan kematian massal ikan terutama finfish. Infeksi akibat Megalocytivirus dilaporkan terjadi di Asia Tenggara, Jepang, Korea, dan meluas hingga Australia serta Amerika Utara (Kurita & Nakajima, 2012). Mekanisme infeksi Megalocytivirus pada inang belum banyak diketahui. Infeksi secara umum ditandai dengan pembengkakan dan kerusakan limpa serta ginjal yang kemudian berdampak pada kematian inang (Fu et al., 2011; Shuang et al., 2013). Hingga saat ini belum ditemukan perbedaan spesifik pada gejala klinis dan histopatologis akibat infeksi Megalocytivirus dibanding infeksi akibat virus lainnya. Karakteristik infeksi pada Megalocytivirus sangat identik sehingga pengamatan histopatologis dan gejala klinis sulit untuk membedakan jenis virus yang menginfeksi. Pengamatan histopatoligis dan gejala klinis juga sering kali tidak 1

2 dapat menunjukkan adanya perbedaan pada isolat yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Deteksi dan identifikasi merupakan hal penting dalam upaya penanganan infeksi Megalocytivirus. Metode yang digunakan dalam deteksi dan identifikasi umumnya didasarkan pada karakteristik komponen virus seperti genom maupun protein virus. Metode yang umum digunakan dalam deteksi dan identifikasi Megalocytivirus adalah melalui analisis sekuen menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR). Deteksi dan identifikasi virus juga dapat dilakukan melalui pengujian imunohistokimia, yakni suatu teknik pewarnaan khusus imunologis untuk mendeteksi konstituen jaringan secara in situ menggunakan reaksi antara antigen virus dengan antibodi (Schacht & Kern, 2015). Hingga saat ini deteksi dan identifikasi berbasis antigen atau protein Megalocytivirus belum banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya informasi mengenai karakteristik protein Megalocytivirus yang telah tersedia serta masih sulitnya perbanyakan virus secara in vitro. Metode PCR menjadi salah satu metode yang banyak digunakan karena metode ini dianggap cukup sensitif dan akurat dalam mendeteksi dan mengidentifikasi infeksi Megalocytivirus. Deteksi dan identifikasi menggunakan PCR didasarkan pada beberapa gen yang konservatif. Hingga saat ini setidaknya empat isolat Megalocytivirus telah berhasil diidentifikasi dan diketahui sekuen genomnya secara lengkap. Berdasarkan database sekuen pada NCBI, beberapa gen dalam satu klaster virus menunjukkan tingkat kemiripan yang sangat tinggi atau

3 konservatif (highly conserved), namun hingga saat ini deteksi dan identifikasi pada Megalocytivirus masih terbatas mengacu pada gen adenosine triphosphatase (ATPase) dan major capsid protein (MCP) (Huang et al., 2013). Selain untuk deteksi dan identifikasi, analisis terhadap gen virus banyak dilakukan untuk memahami lebih jauh mengenai mekanisme molekuler patogenesis virus. Patogenisitas virus dipengaruhi oleh beberapa protein yang berperan dalam infeksi dan replikasi virus dalam sel inang. Menurut Dong et al. (2010), studi mengenai identifikasi dan karakterisasi struktur protein virus merupakan faktor penting dan menjadi kunci dalam mekanisme infeksi, replikasi, serta ketahanan inang terhadap infeksi yang terjadi. Beberapa protein pada Megalocytivirus telah berhasil diidentifikasi melalui penerapan bioinformatik maupun proteomik, meski demikian fungsi sebagian besar protein lainnya belum banyak diketahui, termasuk beberapa protein yang dikode gen inti (core gene) (Huang et al., 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat keragaman genetik Megalocytivirus yang menginfeksi ikan budidaya di Indonesia berdasarkan analisis sekuen pada open reading frame 62 (ORF062L) dari genom infectious spleen and kidney necrosis virus (ISKNV). ORF062L ISKNV dan gen homolognya merupakan salah satu gen yang diduga konservatif dan hanya ditemukan pada kelompok Iridoviridae. ORF062L ISKNV mengkode viral protein 62 (VP62), sebuah protein dengan ukuran paling besar dan jumlah melimpah pada ISKNV (Dong et al., 2011). Berdasarkan database pada National Center for Biotechnology Information (NCBI), VP62 diduga merupakan bagian dari putatif DNA binding protein yang berperan dalam replikasi virus pada inang dan bersifat imunogenik (Xiang et al.,

4 2014). Studi mengenai keragaman ORF062L ISKNV menarik dilakukan untuk mengevaluasi potensi gen sebagai penanda (marker) deteksi dan acuan dalam identifikasi Megalocytivirus. Selain itu, pengetahuan mengenai karakteristik VP62 diharapkan dapat memberikan informasi penting dalam upaya penanganan infeksi Megalocytivirus ke depannya. 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa permasalahan, yaitu: 1. Bagaimanakah tingkat keragaman genetik isolat Megalocytivirus yang menginfeksi ikan budidaya di Indonesia berdasarkan analisis ORF062L ISKNV? 2. Bagaimana karakteristik imunogenisitas protein yang dikode ORF062L ISKNV pada Megalocytivirus? 3. Apakah ORF062L ISKNV dapat dijadikan sebagai acuan atau penanda (marker) dalam deteksi dan identifikasi Megalocytivirus?

5 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan isolat Megalocytivirus dari beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di Indonesia. Tiga isolat yang digunakan dalam penelitian ini dikoleksi merupakan isolat baru, sedangkan empat isolat lainnya adalah isolat koleksi yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya, akan tetapi analisis mengenai gen ORF062L ISKNV terhadap isolat-isolat tersebut belum pernah dilakukan. Selain itu, desain primer yang digunakan untuk mengamplifikasi gen penyandi ORF062L ISKNV dalam penelitian ini dirancang khusus dan belum pernah digunakan pada penelitian lainnya. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat keragaman genetik Megalocytivirus yang menginfeksi ikan budidaya di Indonesia berdasarkan sekuen ORF062L ISKNV. 2. Mempelajari karakteristik imunogenisitas protein yang dikode ORF062L ISKNV pada Megalocytivirus. 3. Mengevaluasi potensi ORF062L ISKNV sebagai penanda (marker) diagnostik pada infeksi Megalocytivirus.

6 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini di antaranya adalah mendapatkan gambaran mengenai keragaman genetik isolat Megalocytivirus yang menginfeksi beberapa jenis ikan budidaya di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi ORF062L ISKNV sebagai penanda (marker) diagnostik dalam deteksi dan identifikasi serta upaya penanganan infeksi Megalocytivirus ke depannya.