BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman mengenai hasil penelitian. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemberdayaan psikologis pada komitmen organisasional yang dimoderasi oleh budaya pembelajaran organisasional. Dimana terdapat empat dimensi pemberdayaan psikologis yaitu kebermaknaan, kemampuan, determinasi diri dan dampak. Serta pada komitmen organisasional juga terdapat tiga komponen yaitu afektif, continuance, dan normatif, namun pada penelitian ini hanya berfokus pada komitmen afektif. Penelitian ini dilakukan di Balai kota Surakarta, dengan menggunakan sampel 100 karyawan Balai kota Surakarta. Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab IV dan berdasarkan tanggapan responden pada setiap variabel yang diuji dengan metode analisis regresi berganda dan MRA (Moderated Regression Analysis) dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan dari identitas responden pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karyawan Balai kota Surakarta yang menjadi responden dalam penelitian ini jenis kelamin pria lebih banyak dari wanita, dan usia yang paling banyak yaitu usia 31 40 tahun dimana 72
dapat dikategorikan dalam usia produktif, berdasar pendidikan terakhir yang paling banyak yaitu sarjana dengan demikan karyawan Balai kota Surakarta memiliki lulusan yang baik, sedangkan berdasarkan pada masa kerja yang paling banyak yaitu 1 10 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan Balai kota Surakarta sudah cukup lama bekerja di Balai kota Surakarta, dan yang terakhir berdasarkan jabatan karyawan Balai kota Surakarta yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu paling banyak staf. 2. Dari hasil uji analisis regresi berganda dapat disimpulkan bahwa keempat dimensi pemberdayaan psikologis berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasional. Sehingga dapat disimpulkan apabila seorang karyawan dengan pemberdayaan psikologis yang tinggi maka akan lebih tinggi juga mereka dalam berkomitmen dengan organisasi mereka. 3. Dari hasil uji interaksi yang biasa disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA), didapatkan hasil bahwa budaya pembelajaran organisasional memoderasi pengaruh dimensi kemampuan dan determinasi diri dari variabel pemberdayaan psikologis pada komitmen organisasional. Meski dari hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa keempat dimensi pemberdayaan psikologis berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasional, tetapi ketika mendapat efek moderasi budaya pembelajaran organisasional hanya dimensi kemampuan dan determinasi diri yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan ketika seseorang memiliki pemahaman yang tinggi dalam dimensi 73
kognitif dari pemberdayaan psikologis, kemudian ditambah dengan pemahaman budaya pembelajaran organisasional yang lebih tinggi makan akan mengakibatkan seseorang memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi. B. Keterbatasan Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan dari penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini hanya didasarkan pada jawaban responden atas kuesioner yang telah disebarkan, sehingga data yang terkumpul tidak cukup menggambarkan keadaan sebenarnya. Hal ini dapat dikarenakan ketika responden dalam menjawab kuesioner terburuburu karena responden sedang banyak pekerjaan. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Saran bagi Akademisi Penelitian selanjutnya, ketika melakukan penelitian yang serupa selain menggunakan metode kuesioner diharapkan juga menggunakan metode wawancara secara langsung terhadap responden. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengisian kuesioner dan tidak terjadi hasil bias dalam pengisian kuesioner. Hasil yang didapatkan 74
dengan metode wawancara akan mengurangi jawaban yang salah dan hasilnya lebih akurat. 2) Saran bagi Balai kota Surakarta - Lebih meningkatkan kembali komitmen organisasi karyawan baik pada karyawan yang sudah lama maupun yang baru. Sehingga tidak terjadi penurunan komitmen yang menyebabkan penurunan performa dari organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberdayaan psikologis yaitu dengan memberikan otoritas, tanggungjawab dan kebebasan untuk bertindak tentang apa yang karyawan ketahui, sehingga karyawan dapat memiliki keyakinan, kepercayaan diri dan kemampuan untuk mencapai kesuksesan. Dimana pemberdayaan merupakan suatu teknik manajemen yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efektivitas organisasi (Laschinger et al., dalam Debora, 2006). Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan Balai kota Surakarta memiliki pemberdayaan psikologis dan komitmen organisasi tinggi, maka tidak ada salahnya komitmen organisasi pada karyawan Balai kota Surakarta lebih di tingkatkan kembali agar visi dan misi yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan. - Serta, lebih meningkatkan kembali budaya pembelajaran organisasional dengan memberikan pembelajaran secara terus-menerus kapada karyawan dimana karyawan saling 75
membantu satu sama lain untuk belajar, mendorong karyawan untuk berpikir dari perspektif global, organisasi juga diharapkan dapat bekerjasama dengan masyarakat luar untuk memenuhi kebutuhan bersama dan juga peran pemimpin yang terus mencari peluang untuk saling belajar dengan karyawan. Karena budaya pembelajaran organisasional lebih menekankan pada proses belajar. Maka dapat diasumsikan ketika seseorang memiliki pemahaman yang tinggi dalam empat dimensi kognitif dari pemberdayaan psikologis, kemudian pemahaman budaya pembelajaran organisasional yang tinggi maka akan mengakibatkan seorang karyawan memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi. 76