BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut PSAK no. 1, laporan keuangan. penggunaan atas seluruh sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan bahwa kasus

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan tersebut, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan akan

BAB I PENDAHULUAN. entitas atau perusahaanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT...

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu sendiri adalah memiliki wewenang dalam pembuatan laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Terdapat 2 sistem pencatatan laporan keuangan yaitu cash basis

OLEH: FRANSISCA HARTOYO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Listing di BEI Tahun Sumber: Annual Report BEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TEORI FRAUD TRIANGLE

PENGARUH FRAUD INDICATORS

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BAPEPAM (2002) PT. KIMIA FARMA Tbk,(PT.KF)

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap perusahaan dapat mengelola dan melaksanakan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR/GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan (agency theory) sekarang sangat penting dari penelitian akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban bagi penyaji laporan keuangan untuk dapat memenuhi harapan para

PREDIKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE (Studi pada Perusahaan yang listing di BEI) OLEH: ADRIANA KRISTANTI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Ketika suatu perusahaan publik menerbitkan suatu laporan keuangan, berarti perusahaan tersebut ingin menunjukkan kondisi kepada semua pihak bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan baik. Di dalam sebuah laporan keuangan bukan saja memuat angka-angka, akan tetapi haruslah memuat informasi yang menyangkut dengan posisi keuangan serta kinerja dari sebuah perusahaan yang pada akhirnya dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan (Kurniawati, 2012). Hal di atas dapat memicu munculnya fraud pada laporan keuangan yang mengakibatkan investor dan pengguna laporan keuangan menjadi salah paham. Kesalahan yang terjadi di dalam laporan keuangan mengindikasikan 1

2 informasi yang terkandung di dalamnya menjadi tidak relevan untuk dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan sebab analisis yang dilakukan tidak sesuai dengan informasi yang terdapat dalam kenyataan, akan tetapi, munculnya fraudulent financial statement dapat dikarenakan ada salah saji di dalam laporan keuangan. Penyebab terjadinya salah saji yaitu error dan fraud. Istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda. Error dapat diartikan sebagai kekeliruan terjadi pada kesalahan akuntansi dimana hal tersebut dilakukan dengan sengaja dikarenakan kesalahan dalam perhitungan, pengukuran maupun dalam hal penerapan standar akuntansi (Priantara, 2013). Fraud itu sendiri dapat diartikan sebagai tindakan dengan maksud membalikkan, menyembunyikan atau menghilangkan suatu kebenaran dengan tujuan agar dapat melakukan manipulasi atau penipuan yang menimbulkan kerugian bagi seseorang ataupun organsasi (Akinyomi, 2010). Fraudulent financial statement itu sendiri menurut PSAK No. 70 adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah ataupengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Fraudulent financial statement dapat berupa manipulasi, representasi, dan salah penerapan dalam prinsip akuntansi. Fraud saat ini menjadi suatu permasalahan yang hampir dihadapi oleh semua sesorang atau organisasi di setiap negara, baik di sektor industri apapun. Fraud didalam perusahaan biasanya terjadi di bidang keuangan. Banyak faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya fraud. Masih terbatasnya kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan operasi entitas

3 inilah yang dapat membuka jalan terjadinya fraud seperti pencurian, pemerasan, penggelapan, pemalsuan, dan lain-lain. Sebagai contoh, kasus yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan indikasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN dan pemeriksaan Bapepam ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih (Bapepam, 2002). Selain itu, kesalahan juga terjadi pada tiga unit yang lain. Unit industri bahan baku, kesalahan berupa overstated pada penjualan sebesar Rp 2,7 milyar. Unit logistik sentral, kesalahan berupa overstated pada persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar. Unit pedagang besar farmasi (PBF), kesalahan berupa overstated pada persediaan barang sebesar Rp 8,1 milyar. Kesalahan berupa overstated pada penjualan sebesar Rp 10,7 milyar (Bapepam, 2002). Muculnya gejala, perubahan gaya hidup serta keluhan maupun kecurigaan merupakan tanda-tanda adanya fraud. Red flag atau fraud indicators adalah karakteristik yang bersifat kondisi atau perilaku sesorang. Apabila terjadi keadaan yang tidak seharusnya atau tidak sesuai dengan apa yang biasanya terjadi hal tersebut menjadikan pertanda adanya fraud indicators (Priantara, 2013). Kondisi yang memungkinkan dimana penyebab gejala adanya fraud di dalam suatu perusahaan dihubungkan dengan red flags atau fraud indicators. Kondisi diatas digambarkan oleh Cressey (1953) menggunakan konsep

4 triangle fraud yang diperkernalkan dalam Statement of Auditing Standard (SAS) No. 99 yang terdiri tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization). Upaya untuk meningkatkan pendeteksian fraud menggunakan fraud triangle dapat dilengkapi dengan penggunaan konsep fraud diamond. Dimana dalam konsep ini menambah satu elemen dari fraud triangle yang ada yaitu kemampuan dari seorang individu (capability) yang memungkinkan seseorang malakukan fraud. Fraud tidak mungkin ada apabila tanpa adanya seseorang memiliki kemampuan yang tepat (Wolfie dan Hermanson, 2004). Orang yang tepat tersebut haruslah mempunyai kemampuan untuk memahami suatu peluang dimana selanjutnay peluang tersebut dijadikan sebuah kesempatan untuk mengambil keuntungan (Priantara, 2013). Dalam SAS no. 99, terdapat empat jenis Pressure yang mungkin mengakibatkan kecurangan pada laporan keuangan. Jenis Pressure tersebut antara lain financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets. SAS no. 99 membagi Opportunity yang mungkin terjadi pada kecurangan laporan keuangan menjadi tiga kategori yaitu nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure. Bagian paling sulit dikukur dan diamati dari fraud diamond adalah Rationalization dan Capability. Variabel-variabel dalam penelitian ini membutuhkan adanya alat ukur pada setiap variabel. Dalam penelitian ini mebutuhkan alat ukur antara lain Pressure yang diproksikan dengan stabilitas keuangan, tekanan eksternal,

5 target keuangan, hutang, likuidits serta tingkat kinerja. Opportunity yang diproksikan dengan efektivitas pengawas dan kualitas auditor eksternal. Rationalization yang diproksikan dengan perubahan auditor. Capability yang diproksikan dengan perubahan dewan direksi. Stabilitas keuangan muncul karena perusahaan mendapat tekanan dari kondisi ekonomi, politik maupun industri. Di mana menurunnya industri, kegagalan bisnis yang meningkat dan turunnya permintaan dari pelanggan merupakan keadaan yang memperngaruhi stabilitas keuangan perusahaan. Hal tersebut menodrong terjadinya fraud karena manajemen mendapat tekanan untuk menunjukkan kepada pesaing bahwa perusahaan sudah baik dalam kinerjanya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nauval (2014) dan Hanifa (2015) yang menunjukkan hasil yang positif hubungan antara stabilitas keungan dengan fraud dalam pelaporan keuangan. Tekanan eksternal menjadi salah satu alasan terjadinya fraud karena manajemen pasti mendapat tekanan untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan uang atau sumber pembiayaan eksternal (Skousen et al., 2009). Di mana manajemen akan berusaha untuk memperoleh tambahan pembiayaan dari segi hutang dan ekuitas, Hal tersebut dilakukan sebagai cara perusahaan untuk mempertahankan keunggulan yang dimiliki dari para pesaingnya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lou and Wong (2009) yang menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi memicu adanya fraud dalam pelaporan keuangan.

6 Target keuangan ditetapkan melalui manajemen perusahaan seperti target penjualan serta keuntungan tambahan. Target keuangan muncul pada saat posisi keuangan perusahaan dalam keadaan buruk yaitu perusahaan memiliki hutang ke pihak lain yang menyebabkan laba yang diperoleh menurun secara besar serta akan muncul kepentingan keuangan tersendiri dari perusahaan. Hal tersebut akan memicu tekanan bagi manajemen untuk lebih mementingkan kepentingan individu yang berdampak dengan adanya fraud pada pelaporan keuangan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2014) dan Hanifa (2015) yang menunjukkan bahwa target keuangan berpengaruh terhadap adanya fraud dalam pelaporan keuangan. Hutang merupakan hal yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. Hutang yang tinggi pada perusahaan secara tidak langsung akan memicu adanya fraud pada pelaporan keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilaukan oleh Dechow, et al. (2011) dan Smaili, et al. (2009) menunjukkan bahwa suatu perusahaan jika memiliki hutang tinggi maka semakin tinggi pula akan terjadinya fraud. Likuiditas dianggap menjadi masalah yang penting ketika mengganggu kelangsungan hidup dari perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan Hutomo (2012) menjelaskan apabila suatu perusahaan mempunyai tingkat likuiditas rendah hal tersebut akan mengindikasikan bahwa fraud akan terjadi. Begitu juga dengan tingkat kinerja. Jika perusahaan memiliki tingkat kinerja yang baik maka semakin besar laba yang akan diperoleh. Sebaliknya jika perusahaan memiliki tingkat kinerja yang rendah maka laba yang didapatkan

7 akan semakin rendah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Araujo (2013) dan Hanifa (2013) menunjukkan adanya hubungan antara tingkat kinerja dengan fraud pada pelaporan keuangan. Dimana tingkat kinerja yang rendah akan mendorong pihak manajemen utuk melakukan fraudulent financial statement. Efektivitas pengawasan yang baik dari perusahaan dapat dilihat dari fungsi pengawasan dari dewan komisaris independen. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dunn (2004) menunjukkan bahwa ketika perusahaan memiliki dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan makan efektivitas perusahaan akan meningkat sehingga terjadinya fraud dapat ditekan. Efektivitas pengawasan yang baik juga harus didukung oleh kualitas auditor eksternal yang baik pula. Kualitas audit dapat terwujud dengan baik apabila penerapan dari standar serta prinsip audit dilakukan dan auditor harus memiliki sikap independent. Pada penelitian yang dilakukan oleh Smaili et al. (2009) menunjukkan ketika auditor eksternal tesebut bekerja di perusahaan pada KAP Big Four dianggap memiliki keahlian yang lebih dalam proses pendeteksian fraud sehingga fraudulent financial statement dapat ditekan. Disisi lain, jika pada perusahaan terjadi pergantian auditor hal tersebut dapat menggambarkan adanya insiden kegagalan audit (Skousen et al., 2009). Hal tersebut terjadi karena auditor independen yang masih baru belum mengerti kondisi perusahaan secara keseluruhan serta masih terdapat kendala dalam proses audit untuk mendeteksi fraud. Albrecht (2002) menjelaskan bahwa perubahan auditor dihubungkan dengan fraudulent financial statement didukung penelitian yang dilakukan oleh Nauval (2014) yang mengatakan

8 bahwa semakin tinggi tingkat frekuensi pergatian auditor maka kecenderungan perusahaan melaukan fraud pada pelaporan keuangan semakin tinggi. Wolfe dan Hermanson (2004) bependapat bahwa capability merupakan satu dari beberapa faktor risiko fraud yang memicu adanya kecurangan pada pelaporan keuangan. Capability pada penelitian ini diproksikan dengan perubahan direksi, dimana perubahan direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mampu mengetahui fraud yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian mengenai analisis Fraud diamond dianggap masih sedikit dilakukan di Indonesia. Pendekatan fraud factors dianggap tidak efektif, karena pendekatan ini terkenal melibatkan penggunaan suatu daftar indikator fraud. Fraud factors tidak meramalkan adanya tindakan kecurangan, tetapi merupakan kondisi yang terkait dengan tindakan kecurangan. Fraud factors memiliki keterbatasan : (1) fraud factors berhubungan dengan tindakan kecurangan, tetapi tidak dapat mengungkapkan secara pasti (tidak menunjukkan hubungan asli), dan (2) karena memfokuskan perhatian pada tanda tertentu mungkin fraud factors menghambat auditor internal dan auditor eksternal dari identifikasi alasan-alasan lain bahwa tindakan kecurangan bisa terjadi (Krambia, 2002). Terjadinya peningkatan besar dalam jumlah kecurangan keuangan yang dilaporkan dan kegagalan bisnis telah menimbulkan keprihatinan tentang legitimasi laporan keuangan perusahaan. Atas dasar uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi dan memprediksi fraudulent financial

9 statement menggunakan analisis fraud triangle serta fraud diamond. Masih jarang adanya penelitian di Indonesia untuk mendeteksi dan memprediksi fraudulent financial statement menggunakan analisis fraud triangle serta fraud diamond mendorong untuk dilakukan pengujian terhadap variabel tersebut. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Hanifa (2015). Atas dasar penyataan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai fraud indicators terhadap fraudulent financial statement. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti yaitu perusahaanperusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan untuk mengukur besarnya fraudulent financial statement yang sebelumnya menggunakan pengkodean dalam penelitian ini menggunakan F- Score. Penelitian ini menambahkan variabel lain. Yang pertama menambah variabel pengukur dari rasionalisasi dimana dalam penelitian ini menggunakan pergantian auditor. Yang kedua metode dalam pengolahan data berbeda dengan yang sebelumnya. Yang ketiga periode pengukuran menggunakan tahun yang lebih terbaru. Berdasarkan latar belakang dan adanya peristiwa mengenai fraudulent financial statement, sehingga peneliti tertarik untuk memberi judul PENGARUH FRAUD INDICATORS TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT : Studi Empiris Pada Perusahaan yang Listed di BEI Bergerak di Sektor Non-Keuangan Tahun 2013-2015.

10 B. Batasan Masalah Fraud indicators dalam penelitian ini terdiri dari : stabilitas keuangan, tekanan eksternal, target keuangan, hutang, likuiditas, tingkat kinerja, efektivitas pengawasan, kualitas auditor eksternal, perubahan auditor dan perubahan direksi. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah stabilitas keuangan berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement? 2. Apakah tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement? 3. Apakah target keuangan berpengaruh negatif terhadap fraudulent financial statement? 4. Apakah hutang berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement? 5. Apakah likuiditas berpengaruh negatif terhadap fraudulent financial statement? 6. Apakah tingkat kinerja berpengauh negatif terhadap fraudulent financial statement? 7. Apakah efektivitas pengawasan berpengaruh negatif terhadap fraudulent financial statement? 8. Apakah kualitas auditor eksternal berpengaruh negatif terhadap fraudulent financial statement?

11 9. Apakah perubahan auditor berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement? 10. Apakah perubahan dewan direksi berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan memperoleh bukti empiris : 1. Pengaruh stabilitas keuangan terhadap fraudulent financial statement. 2. Pengaruh tekanan eksternal terhadap fraudulent financial statement. 3. Perngaruh target keuangan terhadap fraudulent financial statement. 4. Pengaruh hutang terhadap fraudulent financial statement. 5. Pengaruh likuiditas terhadap fraudulent financial statement. 6.Pengaruh tingkat kinerja terhadap fraudulent financial statement. 7.Pengaruh efektivitas pengawasan terhadap fraudulent financial statement. 8. Pengaruh kualitas auditor eksternal terhadap fraudulent financial statement. 9.Pengaruh perubahan auditor terhadap fraudulent financial statement. 10. Pengaruh perubahan dewan direksi terhadap fraudulent financial statement.

12 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi Investor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan para investor pada saat akan menanamkan modalnya di dalam sebuah perusahaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kalangan mahasiswa dan akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai fraud yang terjadi pada laporan keuangan. Penelitian ini untuk melengkapi juga mengembangkan penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya. b. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki dalam penyajian laporan keuangan yang terhidar dari fraud. Karena penyajian laporan keuangan sangat berpengaruh bagi pihak-pihak penting dalam pengambilan keputusan.