Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Listing di BEI Tahun Sumber: Annual Report BEI 2014
|
|
- Yanti Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp ,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Perusahaan publik tersebut dapat melakukan penawaran umum kepada masyarakat. Perusahaan yang melakukan penawaran umum selanjutnya disebut emiten. Emiten memberikan penawaran umum yaitu Efek berupa surat berharga, surat pengakuan utang, surat berharga komersial, dan sebagainya. Penawaran umum bertujuan agar perusahaan mendapatkan tambahan modal baru dari masyarakat atau investor (UU No.8 Tahun 1995). Penawaran umum dilakukan di bursa efek oleh perusahaan yang telah mendaftar kepada Pengawas Pasar Modal. Bursa efek utama di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data Annual Report BEI, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun jumlah perusahaan yang tercatat di BEI Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Listing di BEI Tahun Sumber: Annual Report BEI
2 Terdapat hubungan timbal-balik antara perusahaan dan investor. Perusahaan dijalankan oleh organ perusahaan yang disebut direksi. Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, direksi yang merupakan bagian dari tim manajemen perusahaan membutuhkan modal yang dapat berasal dari masyarakat atau investor. Sehingga, manajemen memiliki kewajiban untuk memberikan informasi berupa laporan kinerja keuangan yang wajar kepada investor. Sedangkan investor melakukan pendelegasian pengambilan keputusan bisnis kepada direksi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berperan untuk mengawasi agar investor mendapatkan informasi yang wajar dan terbuka terkait kinerja emiten. Namun kenyataan di lapangan, setiap tahun OJK harus memberikan sanksi administratif berupa peringatan tertulis, denda, pembekuan izin hingga pencabutan izin usaha. Sanksi administratif diberikan kepada emiten yang melakukan pelanggaran ketentuan pasar modal. Berdasarkan data dalam Annual Report OJK 2014, OJK telah memberikan 64 sanksi peringatan tertulis, 716 sanksi denda, empat sanksi pembekuan izin, dan tiga sanksi pencabutan izin kepada para pelaku di Industri Pasar Modal. Data tersebut menunjukkan masih banyak perusahaan yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku sehingga praktik kecurangan laporan keuangan atau fraudulent financial statement masih banyak terjadi. Berdasarkan kondisi ini, maka peneliti memilih objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Data perusahaan yang menjadi objek penelitian didapatkan dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan yang dapat diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia, situs Indonesian Capital Market Electronic Library, dan situs resmi masing-masing perusahaan Latar Belakang Penelitian Sebuah siklus selalu memiliki tujuan akhir yaitu menghasilkan sebuah produk. Begitupun dengan siklus akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan. Laporan tersebut memberikan informasi mengenai kegiatan bisnis perusahaan berupa informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, serta arus 2
3 kas perusahaan dalam kurun waktu tertentu yang berguna bagi pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Rachmawati dan Marsono, 2014). Laporan keuangan akan berfungsi dengan baik jika disajikan sesuai dengan unsur kualitatifnya, yaitu: mudah dipahami, andal, dapat dibandingkan (comparable), dan relevan. Pengguna laporan keuangan diantaranya investor, karyawan, pemasok, kreditur usaha, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat (Sihombing dan Rahardjo, 2014). Perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya membutuhkan dana. Dana tersebut dapat berasal dari masyarakat umum melalui mekanisme penawaran umum di bursa. Perusahaan yang melakukan penawaran umum di bursa hanyalah perusahaan yang pernyataan pendaftarannya telah efektif kepada badan pengawas pasar modal yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 70. Saat menerbitkan laporan keuangannya, banyak perusahaan berusaha untuk menggambarkan kondisi perusahaan dalam keadaan yang baik dengan tujuan agar pengguna laporan keuangan menilai kinerja perusahaan dalam kurun waktu tersebut juga berjalan baik. Seringkali praktik kecurangan laporan keuangan atau fraudulent financial statement dilakukan agar laporan keuangan memberikan informasi sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang disajikan menjadi bias karena tidak berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk tindakan kecurangan atau fraud (Rachmawati dan Marsono, 2014). Kecurangan atau fraud adalah perbuatan yang disengaja oleh satu orang atau lebih dalam tim manajemen, pengawas, karyawan, pihak ketiga dengan cara menipu untuk memperoleh keuntungan tidak halal (melawan hukum). Pelaku fraud berupaya menyembunyikan perbuatannya. Fraud dilakukan dengan sengaja dan ada unsur niat jahat serta penipuan (Tuanakotta, 2015:195). Menurut artikel yang dirilis situs selama satu dekade terakhir, fraudulent financial statement masih banyak terjadi. Diantaranya adalah kasus American International Group (2005), Lehman Brothers (2008), Satyam 3
4 (2009), Toshiba Corp. (2015). Selain itu, di Indonesia kasus PT KAI (2005), PT Indofarma Global Medika (2006), PT Garam Persero (2012) serta Bank Mandiri Syariah (2014) merupakan contoh fraudulent financial statement. Berdasarkan International Standards on Auditing 240 yang digunakan sebagai standar audit yang berlaku secara International, terdapat beberapa faktor pemicu terjadinya fraudulent financial statement, yaitu: tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Menurut Skousen et. al (2009), Cressey (1953) telah memperkenalkan ketiga faktor risiko tersebut dengan istilah segitiga kecurangan (fraud triangle). Menurut Tunggal (2014:15), tekanan adalah kondisi umum bagi perusahaan untuk melakukan fraudulent financial statement. Contohnya adalah penurunan laba yang mungkin dapat mengancam kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana pembiayaan atau untuk memenuhi prakiraan atau tolak ukur para analisis seperti laba tahun sebelumnya. Kasus Toshiba Corp. (2015) dapat menjadi salah satu contoh kasus fraudulent financial statement yang dipengaruhi oleh fraud triangle. Berdasarkan berita yang dirilis oleh laman (2015), Toshiba Corp. telah melebihsajikan (overstated) laba sejumlah US$1.22 Miliar sejak tahun Kasus ini diketahui publik saat Toshib Corp. merilis pernyataan melalui situs resmi perusahaan pada tanggal 13 Mei Pernyataan tersebut mengenai keputusan Toshiba Corp. untuk menarik proyeksi bisnis dan menyatakan adanya masalah dalam laporan keuangan yang lalu. Dampak dari kasus ini berdasarkan berita yang dirilis laman (2015) adalah rusaknya kepercayaan investor terhadap Toshiba Corp. sehingga menyebabkan turunnya harga saham Toshiba hingga 16,55% karena banyaknya investor yang melepas atau menjual saham Toshiba Corp. yang mereka miliki. Alasan terjadinya kecurangan ini dikutip dari (2015) dijelaskan dalam laporan hasil investigasi yang dilakukan oleh komite independen Financial Services Agency (FSA) sebagai badan pengawas keuangan Jepang. Laporan tersebut menjelaskan bahwa fraudulent financial statement yang dilakukan Toshiba Corp. disebabkan presiden perusahaan Toshiba Corp. Hisao Tanaka 4
5 ditekan untuk mampu mengembalikan laba setelah krisis ekonomi dunia sebagai dampak bangkrutnya Lehman Brothers pada tahun Harga Saham Toshiba (Yen) Mei Mei Mei Mei 2015 Sumber: situs resmi Toshiba Corp. Gambar 1.2 Grafik Harga Saham Toshiba Mei 2015 (dalam Yen) Faktor tekanan menjadi faktor yang cukup penting menjadi pemicu terjadinya fraudulent financial statement. Tekanan tersebut dapat muncul dari dalam diri sendiri ataupun berasal dari keadaan lingkungan pekerjaan (Tunggal, 2014:4). Faktor tekanan ini dapat diukur salah satunya menggunakan indikator perubahan aset. Total aset dapat menggambarkan kondisi perusahaan. Semakin besar aset, maka perusahaan semakin terlihat stabil. Skousen et. al (2009) menyatakan bahwa manajemen dapat melakukan fraudulent financial statement untuk menyajikan keadaan perusahaan yang stabil. Hasil penelitian Skousen et. al (2009) menunjukkan bahwa perubahan aset memiliki hubungan yang signifikan terhadap fraudulent financial statement. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Manurung dan Hadian (2013) yang membuktikan bahwa perubahan aset berpengaruh pada fraudulent financial statement. Selain itu, faktor tekanan juga dapat diukur menggunakan indikator perbandingan total hutang terhadap total aset (LEV). Skousen et. al (2009) menyatakan bahwa manajer akan merasa tertekan sebagai hasil dari kebutuhan untuk mendapatkan hutang atau ekuitas pendanaan agar tetap kompetitif dan dana 5
6 tersebut digunakan untuk riset dan pengembangan usaha. Menurut Hery (2015:167), rasio ini digunakan untuk mengukur berapa banyak aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Hasil penelitian Lou dan Wang (2009) membuktikan bahwa perbandingan total hutang terhadap total aset (LEV) berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial statement. Namun hasil berbeda didapatkan oleh Rachmawati dan Marsono (2014) yang membuktikan bahwa perbandingan total hutang terhadap total aset (LEV) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap fraudulent financial statement. Selanjutnya, faktor tekanan dapat diukur menggunakan indikator lain, yaitu Return on Assets (ROA). Indikator ini mengukur perbandingan antara laba yang dihasilkan perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Hery (2015:226), indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktivitas operasional bisnisnya. Skousen et. al (2009) memberikan hasil penelitian bahwa ROA berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Martantya dan Daljono (2013) yang membuktikan bahwa ROA berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Hasil berbeda didapatkan oleh Rachmawati dan Marsono (2014) yang membuktikan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Faktor tekanan cenderung mendorong perusahaan untuk melakukan fraudulent financial statement. Perusahaan berkeinginan memberikan gambaran kinerja dan keadaan perusahaan yang baik kepada pengguna laporan keuangan. Gambaran yang baik ini bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan di mata para penggguna laporan keuangan. Faktor risiko selanjutnya adalah kesempatan. Berita yang dirilis (2015) menyebutkan bahwa kasus Toshiba Corp. melibatkan kerjasama antar dewan manajemen yaitu Kepala Eksekutif (Chief Executive) sekaligus presiden Toshiba Corp. Hisao Tanaka, Wakil Pimpinan Perusahaan Norio Sashaki, dan Penasihat Perusahaan Atsutoshi Nishida. Ketiga pihak ini melakukan kerjasama untuk melakukan fraudulent financial statement dengan cara melebihsajikan (overstated) laba dengan total US$1.22 billion sejak tahun 6
7 2008. Ketiga pihak ini seharusnya melakukan pengawasan satu sama lain agar laporan keuangan yang disajikan kepada investor memiliki kualifikasi wajar dan relevan. Dampak dari kasus ini adalah mundurnya ketiga pihak tersebut dari posisi manajemen Toshiba Corp. Menurut International Standard on Auditing 240, kesempatan terjadinya kecurangan disebabkan adanya kekurangan dalam pengendalian (control) yang menjadi kondisi paling berpengaruh memicu fraudulent financial statement. Menurut Tunggal (2014: 15), banyak kasus fraudulent financial statement disebabkan oleh tidak efektifnya pengawasan komite dan dewan direktur atas pelaporan keuangan. Faktor kesempatan dapat diukur dengan menggunakan indikator rasio jumlah komisaris independen yang dimiliki perusahaan. Indikator ini telah diuji oleh Manurung dan Hadian (2013) yang membuktikan bahwa jumlah anggota komisaris independen berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) yang membuktikan bahwa jumlah anggota komisaris independen tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemem dibantu oleh beberapa komite. Salah satunya adalah komite audit. Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 643/BL/2012, komite audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Bantuan tersebut dapat berupa pandangan dan nasihat di bidang akuntansi dan kepatuhan. Sehingga, faktor kesempatan dapat diukur menggunakan indikator lain yaitu keberadaan ahli keuangan dalam jajaran komite audit perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan Kartika dan Sudarno (2014) membuktikan bahwa keberadaan ahli keuangan dalam jajaran komite audit perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap fraudulent financial statement. Hasil berbeda diperoleh oleh Skousen et al. (2009) yang membuktikan keberadaan ahli keuangan dalam jajaran komite audit perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap fraudulent financial statement. 7
8 Adanya pengawasan yang dilakukan komisaris independen dan komite audit seharusnya dapat mengurangi terjadinya fraudulent financial statement. Komisaris independen dan komite audit merupakan pihak independen yang tidak memiliki hubungan kerja ataupun kekeluargaan dengan perusahaan atau manajemen. Sehingga dapat membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen secara independen. Faktor risiko terakhir adalah rasionalisasi. Berita pada laman (2015), menjelaskan bahwa presiden Toshiba Corp. mendorong dengan kuat divisi-divisi dalam perusahaan untuk mencapai target laba yang telah ditetapkan. Target laba tersebut sangat tidak realistis. Budaya perusahaan tidak memungkinkan bagi pegawai untuk menentang keputusan manajemen. Saat target tersebut sulit untuk dicapai, mereka akhirnya melakukan kecurangan dengan cara penundaan pengakuan kerugian. Selain itu, Financial Services Agency (FSA) sebagai badan pengawas keuangan Jepang melalu situs resmi yang dirilis pada tanggal 22 Desember 2015 memberikan sanksi administratif kepada auditor eksternal Toshiba Corp. yaitu Ernst & Young ShinNihon LLC beruap larangan untuk menerima perikatan baru selama 3 (tiga) bulan sejak 1 Januari 2016 hingaa 31 Maret Sanksi ini dikarenakan kelalaian Ernst & Young ShinNihon LLC terhadap laporan keuangan Toshiba Corp. tahun 2009, 2011, dan 2012 (untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2010, 2012, dan 2013). Kelalaian yang dimaksud adalah laporan keuangan tersebut mengandung salah saji material, namun Ernst & Young ShinNihon LLC menganggap laporan keuangan tersebut tidak mengandung salah saji material. Sebagaimana dikemukakan oleh Tunggal (2014:15), rasionalisasi terkait adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membenarkan manajemen atau pegawai untuk dengan sengaja melakukan tindakan tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi atau membenarkan dilakukannya tindakan yang tidak jujur. Selain itu, kebiasaan manajemen untuk memberikan peramalan yang tidak realistis dapat menjadi pemicu fraudulent financial statement. Pendapat ini sejalan 8
9 dengan penjelasan mengenai rasionalisasi dalam International Standards on Auditing 240 yang menyatakan bahwa rasionalisasi adalah refleksi etika dari anggota dewan, manajemen, atau karyawan yang mengijinkan mereka untuk melakukan fraudulent financial statement. Rasionalisasi merupakan perilaku pembenaran dari manajeman mengenai tindakan kecurangan yang telah dilakukan. Lou dan Wang (2009) mengutip pendapat Sorenson et al. (1983), bahwa pergantian auditor eksternal dilakukan klien untuk meminimalkan kemungkinan terdeteksinya fraudulent financial statement yang telah dilakukan. Penelitian Rachmawati dan Martono (2014) menguji hubungan pergantian auditor eksternal dengan fraudulent financial statement. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pergantian auditor eksternal berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Namun hasil berbeda didapatkan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) yang membuktikan bahwa pergantian auditor eksternal tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Pembenaran terhadap tindakan fraudulent financial statement dapat meningkatkan jumlah kasus fraudulent financial statement. Pembenaran tersebut dapat berupa usaha menutup-nutupi kecurangan dan pembenaran manajemen terhadap praktik kecurangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan agency theory. Teori ini membahas hubungan antara investor sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Selain itu, hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa masih terdapat hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan fraud triangle berupa faktor tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi terhadap pendeteksian fraudulent financial statement. Berdasarakan hasil penelitian-penelitian tersebut dan fenomena yang terjadi di masayarakat, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Fraudulent Financial Statement dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode ). 9
10 1.3. Perumusan Masalah Fraudulent financial statement terjadi dikarenakan manajemen ingin menampilkan keadaan perusahaan yang terbaik. Namun, informasi yang diberikan tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan pada informasi yang diberikan pada investor menjadi tidak valid. Para pihak regulator telah membuat dan memperbarui aturan untuk menekan jumlah kasus fraudulent financial statement. Namun, celah untuk bertindak curang masih saja ada. Fraudulent financial statement sering dilakukan oleh manajemen perusahaan baik secara individu atau hasil kerjasama dengan pihak lain. Banyak faktor yang menjadi penyebab tindak fraudulent financial statement. Faktor tersebut antara lain tekanan, kesempatan dan peluang atau yang diistilahkan dengan fraud triangle. Beberapa penelitian terdahulu telah menguji hubungan antara fraud triangle dengan fraudulent financial statement. Hasil berbeda-beda didapatkan dari setiap penelitian. Hal ini disebabkan oleh penggunaan indikator yang berbeda-beda dan objek penelitian yang berbeda pula. Di Indonesia, banyak penelitian masih dilakukan menggunakan data kecurangan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang saat ini perannya sudah diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga hasil penelitian tedahulu belum mampu menggambarkan pengaruh faktor fraud triangle terhadap kondisi yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terkahir Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengukuran faktor tekanan, kesempatan dan rasionalisasi pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode ? 2. Bagaimana pengaruh secara parsial faktor tekanan terhadap fraudulent financial statement? 3. Bagaimana pengaruh secara parsial faktor kesempatan terhadap fraudulent financial statement? 10
11 4. Bagaimana pengaruh secara parsial faktor rasionalisasi terhadap fraudulent financial statement? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui pengukuran faktor tekanan, kesempatan dan rasionalisasi pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Menganalisis pengaruh secara parsial faktor tekanan terhadap fraudulent financial statement. 3. Menganalisis pengaruh secara parsial faktor kesempatan terhadap fraudulent financial statement. 4. Menganalisis pengaruh secara parsial faktor rasionalisasi terhadap fraudulent financial statement Manfaat Penelitian Aspek Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh faktor tekanan, kesempatan dan rasionalisasi terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai fraudulent fianncial statement dalam perspektif fraud triangle Aspek Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor mengetahui pengaruh faktor tekanan, kesempatan dan rasionalisasi terhadap fraudulent financial statement. b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan memahami pengaruh faktor tekanan, kesempatan dan rasionalisasi terhadap fraudulent financial statement. 11
12 1.7. Ruang Lingkup Penelitian Variabel Penelitian ini menggunakan fraudulent financial statement sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa faktor determinan. Faktor determinan dalam hal ini variabel independen yang mungkin mempengaruhi tindakan fraudulent financial statement yaitu faktor tekanan yang diukur menggunakan indikator perubahan aset (ACHANGE), total hutang terhadap total aset (LEV), laba setelah pajak terhadap total aset (ROA); faktor kesempatan yang diukur menggunakan indikator jumlah dewan komisaris independen (IND) dan anggota dewan komisaris yang memiliki keahlian di bidang keuangan (EXPERT); serta faktor rasionalisasi yang diukur menggunakan indikator pergantian auditor eksternal dalam dua tahun sebelum terjadinya kecurangan (AUDCHANGE) Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terkena sanksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode Waktu dan periode penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan April Periode penelitian ini adalah tahun dengan menggunakan data perusahaan publik yang tercatat di BEI Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk mempermudah dalam memberikan arahan dan gambaran materi yang terkandung dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti menyusun sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan gambaran umum dari objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah yang didasarkan latar belakang penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan. 12
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan dasar bagi penelitian, khususnya mengenai faktor fraud triangle, yaitu: tekanan, kesempatan dan rasionalisasi beserta indikator yang digunakan unuk mengukur pengaruh masing-masing faktor terhadap pendeteksian fraudulent financial statement pada perusahaan yang tercatat di BEI periode Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, tinjauan umum mengenai variabel dalam penelitian, pengembangan kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, serta hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data. BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian yang meliputi uraian tentang karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan dan sumber data, serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas deskripsi hasil penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, serta dikaitkan dengan landasan teoritis yang relevan sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan atau pengembangan teori bagi peneliti selanjutnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian. Selain itu, disajikan saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya. 13
14 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman terutama pada dunia bisnis, berbagai persaingan bisnis, baik itu bersifat positif maupun negatif dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu periode tertentu. Sesuai dengan Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan. merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Integritas laporan keuangan merupakan penyajian laporan keuangan secara jujur dengan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan sesungguhnya. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siklus akuntansi yang terjadi dalam setiap perusahaan akan selalu diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kieso dkk. (2011:4) adalah sarana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi
Lebih terperinciNPM : : AKUNTANSI E SMSTR VI : AKUNTANSI TOPIK KHUSUS STUDI KASUS TOSHIBA
Nama : NOVIANI NPM : 14.06.1.0151 Kelas Tugas MK : AKUNTANSI E SMSTR VI : AKUNTANSI TOPIK KHUSUS STUDI KASUS TOSHIBA Toshiba telah berkiprah dalam industry teknologi di seluruh dunia sejak tahun 1875,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instrumen operasional dalam suatu perusahaan yang paling penting adalah laporan keuangan. Suatu kondisi perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : kualitas audit, auditor switching, ukuran perusahaan, spesialisasi industri KAP, client importance.
Judul : Pengaruh Auditor Switching, Ukuran Perusahaan, Spesialisasi Industri KAP, dan Client Importance Pada Kualitas Audit Nama : Ni Kadek Sri Udayanti Nim : 1306305057 ABSTRAK Kualitas audit adalah kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia bisnis di Indonesia berjalan beriringan dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya memiliki tujuan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang didapatkan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bagi Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan dalam mengambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha yang ada di Indonesia pada saat ini menyebabkan permintaan atas audit laporan keuangan semakin meningkat pula dan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penerbitan laporan keuangan secara umum untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan pada periode tersebut. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertimbangan yang dibuat auditor dalam menanggapi setiap bukti dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan yang handal dan relevan dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti investor, kreditor, pemegang saham, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki kewajiban untuk melaporkan laporan keuangannya secara berkala sebagai wujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan dunia bisnis membuat perusahaan-perusahaan bersaing ketat, yang mendorong manajemen selalu ingin menampilkan hasil kerja yang terbaik atas kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak sekali terjadi kasus manipulasi akuntansi yang tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak perusahaan yang membuat laporan keuangan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI TOPIK KHUSUS
TUGAS AKUNTANSI TOPIK KHUSUS NAMA : ROSI ROSMIATI NPM : 14.06.1.0099 KELAS : AKUNTANSI C (VI) Artikel Kasus Toshiba Jika kita membaca ataupun mencari tahu tentang salah satu perusahaan industri teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan tersebut, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dimana tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkirakan kinerja perusahaan. Rahman, Moniruzzaman dan Sharif (2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laba menjadi indikator penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Informasi laba menjadi perhatian utama yang digunakan untuk memperkirakan kinerja perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan Membutuhkan Kajian Teori Sebagai Berikut: 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan dipublikasikan untuk memberikan informasi keuangan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau perusahaan yang akan membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pemakai laporan keuangan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang dipublikasikan dengan segera untuk mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian dalam era globalisasi telah membuat persaingan didunia bisnis semakin ketat, hal ini semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan merupakan informasi mengenai kinerja perusahaan dalam kurun waktu satu periode yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha semakin hari semakin cepat dan semakin bervariasi. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai kinerja keuangan suatu perusahaan, selain itu juga dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum ialah badan usaha yang seluruhnya maupun sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan digunakan oleh perusahaan untuk memberikan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi tersebut. Instrumen penting yang dibuat untuk
Lebih terperinciPedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal
1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /POJK.04/2017 TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Laporan keuangan mempunyai empat karakteristik
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam teori fraud triangle yakni tekanan (stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi keuangan entitas yang berguna untuk investor dan kreditor dalam membuat keputusan tentang penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era gobalisasi ini, keadaan perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini mendorong perekonomian nasional dan internasional semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan seperti pemegang saham (investor), kreditor dan pemerintah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah usaha pemerintah untuk mengembalikan kestabilan dunia perekonomian Indonesia
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman sekarang ini persaingan di dunia usaha sudah semakin ketat, sehingga dapat memicu meningkatnya persaingan di dunia bisnis. Adapun berbagai cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Reves (2003:10) Akuntansi dapat di definisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha sudah mulai berkembang semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi angka angka hasil kinerja perusahaan dalam suatu periode yang biasanya diterbitkan setiap satu tahun. laporan
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te
No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor pendorong tingginya tingkat persaingan dalam berbagai bidang. Persaingan menuntut perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT
PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maraknya perusahaanperusahaan yang memulai usahanya.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kepentingan (stakeholders). Bagi pihak internal seperti pemilik, direksi atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah laporan akuntansi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Rahardjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan (annual report) pada dasarnya adalah sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi para pengguna
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian
Lebih terperinci- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK SYARIAH BERUPA SAHAM OLEH EMITEN SYARIAH ATAU PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sumber informasi dalam kegiatan ekonomi. Perusahaan membutuhkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan dan strategi perusahaan agar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupa kan sumber pendapatan Negara terbesar
Lebih terperinciNOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu peran auditor eksternal adalah untuk memberikan keyakinan kepada pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai standar yang berlaku
Lebih terperinci-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN
No.293, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Manajer Investasi. Prinsip Syariah. Penerapan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5983) PERATURAN
Lebih terperinci