KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dikenal berkembang luas di Indonesia, merupakan tanaman monodioecious

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

Oleh : ANDRY PANDAPOTAN PURBA A

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

RESPON PETANI TERHADAP PEPAYA VARIETAS CALLINA (California) DI KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Tanaman pepaya merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika. Tengah, Hindia Barat, Meksiko dan Costa Rica. Tanaman yang masuk ke

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 206/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA RED QUEEN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PEPAYA (Carica papaya) DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. CIPTA DAYA AGRI JAYA DI BOGOR JAWA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 145/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA LONG DRAGON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi bangsa Indonesia, dapat dikatakan bahwa di setiap daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

Oleh : Herry Nur Faisal

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 536/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 201/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA SRETY S.107 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 301/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA BLACK BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang

TINJAUANPUSTAKA. ujung tanaman. Semua bagian tanaman dari buah, daun, maupun batang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 127/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW YELLOW SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Pepaya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

PELAKSANAAN PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 225/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar daerah tropis

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pepaya. Famili Caricaceae, Genus Carica dan Spesies Carica papaya L.(Sujiprihati dan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA RAPTOR 515 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

Kingdom : Plantae. Divisi : Spermatophyta. Class : Dicotyledoneae. Ordo : Cistales. Famili : Caricaceae. Genus : Carica. Spesies : Carica papayal.

I. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

Buah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 468/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA LENTANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 121/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DALHARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

Lampiran 1. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan I ( 14 hst )

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.), salah satu buah introduksi yang telah lama dikenal berkembang luas di Indonesia, merupakan tanaman monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua). Pepaya adalah jenis tanaman herba, batangnya berongga biasanya tidak bercabang dan tingginya dapat mencapai 10 meter. Daunnya merupakan daun tunggal dan berukuran besar, tangkai daun berukuran panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis yaitu: bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna. Bentuk buah beragam dari yang bentuknya bulat sampai lonjong. Sentra produksi pepaya antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Bali, NTB (Andry, 2014). Buah pepaya memiliki banyak varietas, pengelompokan tanaman pepaya ke dalam beberapa varietas didasarkan pada bentuk, ukuran, warna dan tekstur buahnya. Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu: 1) Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanya manis. 2) Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manisasam. Varietas yang mulai dikembangkan saat ini adalah pepaya Meksiko. Pepaya Meksiko sering disebut pepaya varietas Solo atau pepaya tunggal karena memiliki ukuran buah yang kecil-kecil dan hanya cukup untuk satu orang. Ukuran buahnya kecil dan bentuknya mirip buah alpukat, bulat berleher. Daging buahnya berwarna 8

9 kuning dan rasanya manis. Berat per buahnya sekitar 0,5 kg. Jenis pepaya ini tahan terhadap kerusakan selama pengangkutan. Menurut Gita (2013), bahwa buah pepaya yang dibudidayakan petani dan dinikmati oleh konsumen terdiri dari jenis pepaya eksotik dan jenis pepaya lokal. Jenis pepaya eksotik terdiri dari jenis pepaya California, pepaya Hawai (Solo, Honolulu, Pontianaka, Medan, Taiwan, Jumbo) yang mempunyai ukuran relatif kecil- sedang (0,5-1,5 kg), sedangkan untuk jenis pepaya lokal yang terdiri dari pepaya Malang, pepaya Bangkok, Bogor, Pepaya Paris, pepaya Jinggo mempunyai ukuran relatif besar (>2 kg). Pepaya lokal merupakan pepaya yang sudah lama dibudidayakan petani dan konsumen sudah umum mengkonsumsinya. Pepaya california atau yang biasa disebut pepaya callina merupakan pepaya hasil pemuliaan yang dilakukan pusat kajian tropika IPB (Sriani, 2011). Pepaya Callina merupakan buah lokal asli Indonesia. Kini, pepaya dengan bobot rata-rata 1,3 Kg ini banyak dijual di supermarket dan hypermarket. Para petani di berbagai daerah juga telah membudidayakan pepaya ini, karena mempunyai berbagai keunggulan. Antara lain, pohon tidak terlalu tinggi dan usia berbuah juga tidak lama. Pepaya Callina berganti nama menjadi pepaya California merupakan penamaan yang dilakukan oleh pedagang dan sampai saat ini belum ada penjelasan lain tentang nama tersebut. Pepaya bangkok memiliki karakteristik antara lain buah buah berbentuk panjang besar dan lancip pada bagian ujung, permukaan buahnya tidak rata dan kulit luarnya relatif tipis, daging buah berwarna jingga kemerahan, keras dan memiliki rasa manis Selanjutnya Gita menambahkan bahwa pepaya eksotik merupakan jenis pepaya yang memiliki beberapa perbedaan dibandingkan

10 jenis pepaya lokal antara lain: jarang dibudidayakan, bentuknya unik dengan ukuran buah kecil-sedang, kulit buah halus, warna daging buah jingga-merah segar, rasa manis dan tekstur buah lembut. Secara umum pepaya eksotik belum terlalu dikenal konsumen sehingga konsumen memperoleh informasi dari toko buah yang dikunjunginya. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan bahwa seiring meningkatnya permintaan pepaya, tentu akan meningkatkan jumlah pasokan. Melihat kondisi pasokan pepaya yang masih sangat kurang pada saat ini, maka perlu ada terobosan dalam pengembangan pepaya di tanah air. Upaya itu salah satunya melalui perbaikan varietas bibit pepaya yang disesuaikan dengan selera konsumen. Saat ini, masih banyak pepaya ukuran besar di pasaran yang tidak dapat habis sekali makan. Inilah yang tidak disukai konsumen karena biasanya jika tersisa, tingkat kesegaran pepaya akan menurun. Selain itu, cara penyajian yang harus dikupas dulu kulitnya sebelum dimakan membuat konsumen ragu akan kebersihan proses pengupasannya. Karena itu Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB sudah berhasil melakukan inovasi menemukan buah pepaya yang berukuran kecil dan bisa dimakan sekali saji. Jenis ini diberi nama IPB 1 (Arum), IPB-2, IPB 3, IPB 5, dan IPB 7, serta yang terakhir IPB 9. Jenis Pepaya IPB-mempunyai karakteristik kecil dengan bobot 0,5 kg, memiliki tekstur yang lembut, rasanya manis, harum dan genjah (mudah berbuah), sedangkan untuk pepaya IPB-2 memilki karakteristik fisik buah lebih besar dari IPB-1, dagingnya berwarna merah jingga serta kulitnya hijau. Kedua varietas ini sudah dapat dinikmati masyarakat luas, terutama masyarakat sekitar Bogor.

11 2. Respon Respon merupakan suatu kegiatan (Activity) dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan (Activity) yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari pengamatan tentang subjek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan (Djalaludin 1999). Soenarjo dan Djoenarsih (1983) menegaskan bahwa istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau setelah komunikasi dinamakan efek. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap suatu pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Para ahli dalam menafsirkan respon antara satu dan lainnya berbeda. Tetapi walaupun para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan tanggapan, kesemuanya memilik titik kesamaan. Istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi diharapkan mempunyai hasil atau dalam setelah komunikasi dinamakan efek. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Menurut djalaludin (1999) respon dibedakan menjadi tiga bagian: a. Pengertian Kognitif (Pengetahuan) Kognisi atau kognitif berasal dari kata cognoscare yang artinya mengetahui. Aspek kognitif banyak mempermasalahkan bagaimana cara memperoleh pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, serta bagaimana dengan kesadaran

12 itu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap perilaku sadar manusia didahului oleh proses kognisi yang memberi arah terhadap perilaku dan setiap lahiriahnya baik dirasakan maupun tidak dirasakan. b. Pengertian Afektif (Sikap) Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi dan bersifat evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Objek sikap dirasakan adanya motivasi, tujuan, nilai dan kebutuhan. c. Pengertian Konatif (Tindakan) Tindakan yaitu keseluruhan respon (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek) terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi. 3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Respon Respon digunakan sebagai alat ukur sampai sejauh mana petani merespon pepaya varietas Callina (California). Respon menurut kamus besar bahasa Indonesia (1999) adalah jawaban atau tanggapan akan sesuatu. Dengan mengacu pada model teori respon menurut Djalaludin (1999), penulis mengembangkan beberapa variabel yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi respon petani terhadap pepaya varietas Callina (California). Faktorfaktor tersebut adalah tingkat pendidikan, luas lahan, pengalaman tentang pepaya

13 Callina (California), kemudahan budidaya, kemudahan pemasaran, minat dan faktor lainnya. Dengan dasar tersebut perlu dilakukan penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi respon petani terhadap pepaya varietas Callina (California) sebagai berikut: a. Tingkat pendidikan petani adalah tahapan pendidikan yang dialami petani. b. Luas lahan adalah luas areal lahan yang dimiliki petani. c. Pengalaman tentang pepaya Callina (California) berhubungan dengan sejak kapan petani mengenal pepaya Callina (California) dan seberapa lama petani membudidayakan pepaya Callina (California) d. Kemudahan budidaya adalah mudah atau tidaknya tata cara budidaya pepaya Callina (California). e. Kemudahan pemasaran adalah mudah atau tidaknya proses pemasaran pepaya Callina (California). f. Minat petani berbudidaya Callina (California) adalah kemauan petani atau kebutuhan akan budidaya pepaya Callina (California) tersebut. g. Faktor lainnya adalah faktor lain yang dapat diperoleh dari petani pada proses penelitian berlangsung. B. Penelitian Terdahulu Menurut Baladina, Anindita dan Putri (2010), dalam penelitiannya yang berjudul Respon petani apel terhadap industrialisasi pertanian di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis respon petani apel terhadap industrialisasi pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdiri dari 60 responden yang

14 diwawancarai, terdapat 55 persen petani menyatakan ingin terlibat dalam industrialisasi pertanian dan 45 persen menolak terlibat. Menurut Prasetiawan, Suwarto dan Wahyu (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Sikap Petani buah naga merah terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo dan Menganalisis hubungan antara faktor-faktor pembentukan sikap petani dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara berceramah tergolong baik, sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan tergolong baik, sikap petani buah naga dengan teknik penyuluhan dengan cara diskusi tergolong baik dan sikap petani buah naga dengan teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi tergolong baik. Hubungan antara faktor-faktor pembentukan sikap dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan pada taraf kepercayaan 95 persen. Menurut Yuriko (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Respon Masyarakat Petani Nenas terhadap Peralihan Fungsi Lahan di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat petani nenas terhadap peralihan fungsi lahan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa respon masyarakat petani nenas terhadap peralihan fungsi lahan dapat dikatakan bersifat negatif atau tidak menerima begitu saja karena para petani menilai peralihan fungsi lahan

15 memberikan pengaruh tidak hanya bagi mereka yang bekerja sebagai petani penggarap saja, tetapi juga kepada lapisan masyarakat lain yang juga menggantungkan kehidupannya dari buah nenas seperti pedagang nenas dan penngusaha pengelolahan buah nenas. C. Kerangka Pemikiran Di Mamuju, Sulawesi Barat masih banyak petani pepaya yang belum menggunakan varietas pepaya caliina (California) walaupun dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Daerah sudah pernah menyampaikannya melalui Sosialisasi sejak tahun 2014. Sampai sekarang tingkat penggunaan varietas pepaya Callina (California) masih rendah. Dalam kerangka pemikiran, peneliti berusaha membahas masalah pokok skripsi yaitu tentang tanggapan atau respon yang akan muncul dari masalah terkait rendahnya minat tersebut. Dalam kerangka pemikiran ini terdapat dua profil yang digunakan untuk mengetahui respon yaitu profil petani pepaya dan profil pepaya Callina (California). Profil petani pepaya diketahui melalui wawancara berupa pertanyaan yang meliputi: 1. Umur 2. Tingkat pendidikan 3. Pekerjaan yang didalamnya ada pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan 4. Luas lahan Sedangkan untuk pepaya Callina (California) diketahui melalui wawancara berupa pertanyaan juga yang meliputi:

16 1. Pengalaman petani tentang pepaya Callina (California) yang berkaitan tentang sejak kapan mulai mengenal pepaya tersebut dan seberapa lama berbudidaya pepaya tersebut. 2. Kemudahan budidaya 3. Kemudahan pemasaran 4. Minat 5. Hasil panen Dari keseluruhan profil tersebut dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi respon petani terhadap pepaya Callina (California). Respon petani pepaya akan menjadi bagian dari penelitian ini untuk mengukur bagaimana sesungguhnya para petani memahami tentang pepaya Callina (California) di Mamuju, Sulawesi Barat. Disamping itu, penelitian ini juga akan mengidentifikasi tentang respon yang didalamnya terdapat suatu pengetahuan, sikap dan partisipasi atau tindakan petani terhadap pepaya Callina (California) yang telah dibudidayakan oleh para Petani di Mamuju, Sulawesi Barat. 1. Tanggapan pengetahuan atau pemahaman petani tentang pepaya varietas Callina (California) 2. Tanggapan sikap Petani terhadap pepaya varietas Callina (California) 3. Tanggapan tindakan Petani menggunakan pepaya varietas Callina (California)

17 Pepaya Callina (California) 1. Pengalaman tentang pepaya Callina (California) (mulai mengenal dan lama berbudidaya) 2. Kemudahan Budidaya 3. Kemudahan Pemasaran 4. Minat 5. Hasil Panen Profil Petani Pepaya 1. Umur 2. Tingkat pendidikan 3. Pekerjaan utama 4. Pekerjaan sampingan 5. Luas lahan Respon Pengetahuan Sikap Tindakan Gambar 1. Jika ditulis jadi kerangka pemikiran