PENGARUH PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD SABBHISMA 1 GUNUNG PANGILUN PADANG Sri Rahayu Popi Delita 1, Gusnetti 2 Zulfa Amrina 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:sri_per@yahoo.com ABSTRACT This study aims to find out the results of learning Indonesian students taught by using the model Think Talk Write (TTW) is better than the results of learning Indonesian using ordinary learning on students class IV Sabbhisma SD Gunung Pangilun Padang, The formulation of the problem in this study is the learning result of Indonesian students whose learning using Think Talk Write Model (TTW) is better than the result of Indonesian learning of students using conventional method in fourth grade students of SD Sabbhisma 1 Gunung Pangilun Padang. This type of research is an experiment with the design of the static group randomized control group only design. Class IVB is an experimental class and IVC is a control class. Student learning result data of students obtained through final test. The results of this study illustrate that the learning outcomes of Indonesian students after using the Think Talk Write (TTW) model is better than the conventional method because the average value has been much above the KKM. This can be seen from the average student 82.61. Thus, it can be concluded that the learning result of Indonesian students whose learning by using Think Talk Write (TTW) model is better than conventional learning and application of Think Talk Write (TTW) model can improve student learning outcomes in learning Indonesian in fourth grade SD Sabbhisma 1 Gunung Pangilun Padang Year lesson 2016/2017. Keywords: think talk write (TTW) model learning, Indonesian language, experiments PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar cenderung lebih dominan pada siswa, sementara mengajar dilakukan oleh guru. Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar. Di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu : (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena itu keempat keterampilan ini disebut juga catur tunggal, (Dalman, 2014:1).
Keterampilan menulis salah satu keterampilan berbahasa tingkat Sekolah Dasar, karena tanpa memiliki keterampilan menulis siswa tidak akan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keterampilan menulis memiliki peranan penting dalam kehidupan siswa, melalui sebuah tulisan siswa dapat mengungkapkan ide maupun perasaannya pada orang lain. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan hal yang sangat penting dan membutuhkan perhatian khusus. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis sangat diperlukan karena dalam menulis siswa harus menguasai kaidah tata tulis, yakni ejaan, kaidah tata bahasa, bentuk kata, susunan kata atau kalimat di samping penguasaan kosakata. Menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Melalui menulis manusia bisa menggali potensi yang ada pada dirinya, serta dapat mengembangan berbagai macam gagasan. Berdasarkan observasi, keterampilan menulis siswa sangat rendah. Faktor penyebabnya adalah siswa cenderung kurang dapat berimajinasi, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Kesulitan tersebut adalah : (1) kesulitan dalam menemukan ide, (2) kesulitan dalam menuangkan ide. Banyak siswa yang tidak tahu apa dan dari mana akan memulai menuliskan berbagai ide yang ada dipikirkannya, bahkan ada beberapa siswa yang tak tahu satu pun dapat dituliskan dalam bukunya sampai berakhirnya jam pelajaran, (3) kesulitan dalam mengembangkan ide, (4) kesulitan dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat dan menyusunnya ke dalam karangan yang utuh. Siswa juga kurang memperhatikan ejaan dan tanda baca dalam menulis, serta kalimat yang dipakai juga kurang tepat. Rendahnya keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga disebabkan karena guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, guru tidak menggunakan media, metode, dan model pembelajaran yang tepat. Guru tidak mampu mengembangkan daya pikir siswa sehingga dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia terciptanya suasana yang membosankan bagi siswa. Akibatnya tujuan pembelajaran tidak tercapai sebagaimana mestinya. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi dari kelas IV B dan IV C. Dari kedua kelas tersebut semuanya berjumlah 50 orang siswa, yang mampu membuat karangan dengan baik hanya 20 orang, dan 30 orang lainnya hanya mampu membuat karangan seadanya, karangan
yang ditulis siswa kurang bermakna. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 85 dan nilai terendah 65. Berdasarkan data tersebut permasalahan ini tentu tidak boleh dibiarkan berlanjut, dan karena itu perlu dicarikan solusinya sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya kemampuan berpikir siswa, maka salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa yaitu melalui model think talk write (TTW). Model think talk write (TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir dan berdialog dengan dirinya sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menemukan ide yang akan dituangkan dan dikembangkan ke dalam bentuk tulisan atau karangan yang utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Sabbhisma 1 Gunung Pangilun, Padang. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yang betul-betul (true experimental Design). Model ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian mengenai kemampuan hasil belajar peserta didik. Metode eksperimen merupakan suatu cara yang dilakukan peneliti untuk membandingkan hasil kegiatan yang dilakukan oleh dua kelompok yang diberi perlakuan berbeda, yakni satu kelompok yang diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Think Talk Write (TTW) (kelas eksperimen) dan kelompok lain diberikan perlakuan dengan menggunakan metode konvensional (kelas kontrol). Variabel pada penelitian ini terdiri dari: (1) variabel bebas yaitu penerapan ModelThink Talk Write(TTW), (2) variabel terikat yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik. Sugiyono (2014:75) menyatakan bahwa eksperimen yang betul-betul karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.ciri utama dari true eksperiment adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.rancangan atau desain penelitian ini dapat digambarkan seperti tabel berikut: Tabel 1. Rancangan Penelitian posttest- Only Control Design Kelas Perlakuan Tes akhir Eksperiment X O Kontrol O (Sugiyono 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)
Keterangan: X: Perlakuan berupa pembelajaran yang menerapkanmodelthink Talk Write (TTW). O: Tes akhir Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang homogen secara proporsional. Berdasarkan populasi yang ada, untuk memilih sampelnya diperlukanuji kesamaan ratarata. Setelah data normal, homogen dan rata-rata akan dipilih 2 kelas secara random (acak) yaitu kelas IV B dan IV C. Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Rianto (2009:256) menyatakan bahwa Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah maka penelitian dilakukan terhadap sampel yang mewakili populasi. Melakukan uji normalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan uji Liliefors. Dalam uji normalitas akan diuji hipotesis bahwa data hasil belajarbahasa Indonesia siswa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas populasidengan menggunakan uji liliefors. Kriteria pengujian adalah jika L 0 < L tabel maka data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok populasi adalah normal. Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian. Menurut Sugiyono (2012:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pelaksanaan proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan ModelThink Talk Write (TTW), sedangkan kelas kontrol menggunakan pendekatan konvesional dengan metode ceramah. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang digunakan berupa posttest. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam mengetahui pengaruh penggunaan Model Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah pedoman soal tes pengetahuan, pemahaman dan penerapan langkah yang digunakan dalam menggunakan eksperimen. Teknik analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah test-
t, yang dilaksanakan setelah uji prasyarat analisis test-t telah terpenuhi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Nilai rata-rata, simpangan baku, dan variansi hasil belajar kedua kelas sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Data Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Jumla h Siswa Skor Mak s Sko r min Eksperime 21 95 50 82,6 12,2 149,0 n 2 1 5 Control 25 80 45 65 9,9 97,62 Berdasarkan kriteria ketuntasan Minimal (KKM) di SD Sabbihisma 1 Gunung Pangilun Padang adalah 80, maka hasil akhir siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Tes Akhir Siswa N o. 1. Kelas Eksperi men Jum lah Persentase ketuntasan Tuntas ( Tidak tuntas ( Jum lah Persen tase Jum lah Persen tase 21 17 80,95 4 19,05 2. Kontrol 25 2 8 23 92 Dari tabel terlihat bahwa hasil belajar siswa dapat dilihat bahwa sampel yang menggunakan Model Think Talk Write jumlah siswa yang mencapai ketuntasan adalah 17orang atau 80,95 % siswa dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50, sedangkan di kelas kontrol jumlah siswa yang mencapai ketentusan hanya 2orang atau 8% dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 45. 1. Analisis data hasil belajar Untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh dari hasil belajar, dilakukan analisis secarastatistic.sebelum melakukan uji hipotesis dengan t-test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Diperoleh L 0 = Maks 0,177. Karena pada tabel uji liliefors dengan n dan taraf nyata, diperoleh = 0,187 dengan demikian L 0 maka kesimpulannya adalah H 0 diterima yang menunjukkan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. 2. Kelas Kontrol 65 S = = 9,9 Dari tabel di atas diperoleh L 0 = Maks 0,0951Karena pada tabel uji liliefors dengan n dan taraf nyata, diperoleh = 0,173 dengan demikian L 0 < maka kesimpulannya adalah H 0 diterima yang menunjukkan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas kontrol berdistribusi normal.
a. Uji Homogenitas Langkah Menyusun Uji Homogenitas : 1) Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen 21 1735 12,21 149,05 82,62 Kontrol 25 1625 9,9 97,92 65 11,005 Setelah diperoleh nilai S, maka selanjutnya dihitung nilai t yaitu sebagai berikut: Kemudian dihitung harga F dengan melihat tabel berdistribusi F dengan taraf nyata = 0,1,dk pembilang= 21 1 = 20 dan dk penyebut = 25 1 = 24. = = 2,02. Dari perhitungan di atas diperoleh Untuk dan dk akan ditentukan ( ) = Karena tidak ada yang memenuhi dalam tabel t maka dilakukan interpolasi dengan rumus: yaitu 2,02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia pada kedua sampel memiliki variansi yang homogen. b. Uji hipotesis : Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Oleh karena itu, untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik sebagai berikut : Simpangan baku gabungan: ( ) Sehingga diperoleh Dari perhitungan di atas diperoleh ( ) yaitu, sehingga hipotesis terima dan
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang menggunakan model Think Talk Write lebih baik dari pada hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Sabbhisma Gunung Pangilun Padang. Pembahasan 1. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan dengan menerapkan model Think Talk Write. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa bekerja sama dalam proses penemuan konsep dan saling membantu memahami konsep-konsep pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga semua siswa terlibat aktif. Ada 8 tahapan pembelajaran model Think Talk Write yaitu suasana yang kondusif, hubungkan, gambaran umum, tetapkan tujuan, pemasukan informasi, aktifitas, demonstrasi, dan tinjauan ulang. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan model pembelajaran Think Talk Write, karena siswa belum pernah melaksanakan proses pembelajaran dengan model yang seperti ini, terutama pada pembagian kelompok. Cukup sulit dalam pembagian kelompok karena siswa tidak tepat waktu untuk masuk ke kelas, sehingga setiap pertemuan anggota kelompok selalu diganti. 2. Hasil Belajar Berdasarkan analisis terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diberikan Model Think Talk Write lebih baik dari siswa yang belajar dengan metode konvensional. Siswa yang diberikan model Think Talk Write nilai rata-ratanya adalah 82,62 lebih baik dari siswa yang belajar dengan menggunakan metode konvensional nilai rata-ratanya adalah 65. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut merupakan pengaruh dari perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen. Setelah dilakukan analisis dan pengujian hipotesis terhadap hasil tes siswa, maka diperoleh bahwa ketuntasan siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kelas kontrol.pembelajaran dengan menggunakan strategi Think Talk Write pada kelas eksperimen, siswa memperoleh pengetahuan awal tentang materi pelajaran yang akan dijabarkan oleh guru nantinya pada saat pembelajaran tatap muka. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar mandiri, meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran karena pada Model Think Talk Write pelaksanaan pembelajaran juga diberikan secara langsung kepada siswa dan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran seperti penyampaian
materi menggunakan media pembelajaran dan pembagian kelompok secara langsung kepada siswa. Terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 80 berjumlah 17 orang siswa. Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model Think Talk Write hasil belajarnya lebih rendah dengan jumlah siswa yang mendapatkan nilai KKM 80 hanya 2 orang siswa. Hal ini berarti hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Think Talk Write lebih baik dari pada hasil belajar Bahasa Indonesia yang hanya menggunakan metode konvensional. 3. Kendala Dalam Penelitian Dalam penelitian ini penulis juga mengemukakan beberapa kendala baik itu dari siswa maupun dari penulis. Adapun kendala yang penulis temui adalah sebagai berikut : a. Keterbatasan buku pedoman. Berdasarkan pengamat peneliti pada pertemuan pertama, peneliti mendapatkan kesulitan dengan keterbatasan buku pedoman belajar untuk siswa yaitu buku mata pelajaran Bahasa Indonesia, hal ini sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Siswa sering mengeluh jika dalam pembelajaran mendapatkan 1 buku untuk secara bersama-sama.misalnya satu buku terdiri dari 2-3 orang siswa. b. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti pelajaran Pada saat pembelajaran sering siswa tidak lengkap dalam mengikuti proses pembelajaran misalkan siswa jumlah siswa 23 orang jumlah siswa yang hadir dalam pembelajaran hanya 21 orang. c. Keterbatasan waktu dalam penelitian Pada awalnya penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan tapi karena keterbatasan waktu seperti adanya pelaksanaan ujian nasional dan hari libur penelitian ini hanya telaksana selama 2 kali pertemuan dan ditambah dengan satu kali pelaksanaan tes hasil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang pembelajarannya menggunakan model Think Talk Write (TTW)lebih baik dari pada pembelajaran konvensional di kelas IV SD Sabbihisma 1 Gunung Pangilun Padang. DAFTAR PUSTAKA Dalman, 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja grafindo Persada. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/ Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.