Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

Optimalisasi Penggunaan Layanan Komunikasi 147 Oleh Pelanggan Indihome Optimization of Communications Service Care 147 by Customer Indihome

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari seperti

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

Hubungan Antara Pelayanan Customer Service PT. KAI (Persero) dengan Kepuasan Penumpang Commuter Line di Stasiun Depok

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kebutuhan konsumen semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

ANALISIS PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA PURWOKERTO BERDASARKAN METODA IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN CUSTOMER SATISFACTION INDEX

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Ditandai dengan. berkurangnya keluhan (complaint). Dalam memperoleh kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. dramatis dibanding dekade sebelumnya. Dinamika ini terjadi pada sektor jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umum yang berfungsi untuk dapat memberikan pelayanan kemudahan,

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA SEBAGAI PENGGUNA GOJEK DI DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari usaha usaha manusia yang

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan

LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MENGENAI KUALITAS LAYANAN FIRST MEDIA DI BANDUNG MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seseorang baik dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, masyarakat agar beralih ke sarana jasa angkutan umum

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

INTEGRASI SERVQUAL DAN QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN ANGKUTAN MASSA TRANS JOGJA

Persepsi Konsumen Angkutan Kota Menggunakan Metode Importance-Performance Analysis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. membuat persaingan usaha bisnis menjadi semakin ketat. Para produsen istilahnya sebagai

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

Kata-kata kunci: Kualitas pelayanan jasa dan kepuasan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

ABSTRAK. Persaingan bisnis di Indonesia memacu para pelaku bisnis untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA TOKO BUKU ANGGREK PALEMBANG

BAB l PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan transportasi dalam berbagai kegiatannya seperti bekerja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL RIYADI PALACE SALA TESIS

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tidakhanya sekedar layak secara wajar, tetapi menuntut segala sesuatu lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Jasa layanan di bidang jual beli sepeda motor second tidak hanya sekedar

PERANAN KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA CUCIAN MOBIL SUKSES MOTOR SRIWIJAYA PALEMBANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pelanggan. Para penyedia produk berupaya memenangkan. persaingan dari para kompetitornya dengan mengimplementasikan suatu

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK)

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory

BAB I Pendahuluan 1.1 Objek Penelitian Sejarah Singkat Go-Jek Gambar 1.2 Logo Go-Jek Indonesia

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

LAMPIRAN A: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saja yang terlibat, akan tetapi pihak swasta juga terlibat. Transportasi merupakan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA PENERBANGAN PT. LION AIR JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN OLAH DATA SPSS UJI RELIABILITAS & VALIDITAS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan baik publik maupun swasta sudah tentu akan

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan,

BAB 5. SIMPULAN, DISKUSI dan SARAN. transjakarta menunjukkan bahwa aspek yang paling dominan. menggambarkan secara umum mengenai kualitas pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Transkripsi:

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 246-648 Kajian Kualitas Pelayanan Ojek Online dan Ojek Konvensional Menurut Pengguna (Studi Kasus Kota Bandung) Study of Quality of Service Ojek Online and Ojek Konvensional by Users in Bandung 1 Suarico, 2 Ina Helena Agustina 1,2 Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 4116 email: 1 ricowibinayta93@gmail.com, 2 inahelena66@gmail.com Abstract. The existence of application based technology brings business online ojek while conventional ojek still hold services. The difference of this service system makes it interesting to be studied from the user of both conventional and online ojek. The purpose of this study is to find out how the service quality of online and conventional ojek according to the user. The method used is descriptive method with descriptive statistics approach and crosstab models. Where factors customer satisfaction were assessed include factors of tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy, study results show that the tangible factors of both conventional and online ojek has a bad quality, and to responsiveness factor on both online and conventional ojek have a quite good quality, for realibility factor on online and conventional ojek both have good quality, to quality assurance factor online ojek has good quality while conventional ojek is not good and empathy factor on online and conventional ojek both are pretty good. Keywords: Quality of Service, Ojek Online, Ojek Konvensional Abstrak. Adanya teknologi aplikasi memunculkan bisnis ojek online sementara ojek konvensionalpun masih tetap melangsungkan pelayanannya. Perbedaan sistem pelayanan ojek online dan ojek konvensional menarik untuk diteliti dari pihak pengguna kedua ojek tersebut. Tujuan dari studi ini adalah melihat kualitas pelayanan ojek on line maupun ojek konvensional menurut pengguna. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan statistika deskriptif dan model crosstab. Faktor-faktor kepuasaan pelanggan/pengguna yang dinilai meliputi faktor tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy, Hasil studi menunjukkan bahwa pada faktor tangible ojek online dan ojek konvensional memiliki kualitas yang tidak baik, dan untuk faktor responsiveness pada ojek online dan ojek konvensional memiliki kualitas yang cukup baik, untuk faktor realibility pada ojek online dan ojek konvensional memiliki kualitas baik, untuk faktor assurance kualitas ojek online memiliki kualitas baik dan konvensional merasa kurang baik dan faktor empathy pada ojek online dan ojek konvensional cukup baik. Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Ojek Online, Ojek Konvensional A. Pendahuluan Ojek konvensional atau ojek adalah transportasi umum informal di Indonesia yang berupa sepeda motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya. Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua, dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar dengan sopirnya dahulu setelah itu sang sopir akan mengantar ke tujuan yang diinginkan penumpangnya. Ojek banyak digunakan oleh penduduk kota-kota besar misalnya di Jakarta. Karena kelebihannya dengan angkutan lain yaitu lebih cepat dan dapat melewati sela-sela kemacetan di kota. Selain itu dapat menjangkau daerah-daerah dengan gang-gang yang sempit dan sulit dilalui oleh mobil. Biasanya mereka mangkal di persimpangan jalan yang ramai, atau di jalan masuk kawasan permukiman. Pelayanan Angkutan umum yang kurang optimal dalam pengertian menjangkau lokasi fasilitas angkutan umum yang jauh mengakibatkan orang perlu alternative lain untuk memobilisasi pergerakanya. Adanya teknologi aplikasi memunculkan bisnis ojek online yang berbasis aplikasi tersebut. Mengacu pada kondisi ini, maka menarik untuk meneliti kualitas pelayanan ojek 249

25 Suarico, et al. online maupun ojek konvensional tersebut. Selama ini masalah utama dalam kebijakan transportasi kurang mampu melihat persoalan transportasi yang kompleks ( Agustina, 6). Dengan penelitian ini setidaknya mampu melihat kondisi yang kompleks tersebut terutama menurut pandangan pengguna ojek. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kualitas pelayanan ojek online dan ojek konvensional di Kota Bandung menurut pengguna? B. Landasan Teori Kendaraan umum adalah kendaraan yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan memungut biaya. Kendaraan umum dapat dikatagorikan menjadi kendaraan yang disewakan (paratransit) dan kendaraan umum biasa (transit). Moda sepeda motor termasuk dalam klasifikasi jenis kendaraan pribadi private tetapi di Indonesia banyak dijumpai sepeda motor yang juga melakukan fungsi sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang dan memungut biaya yang disepakati, Moda transportasi jenis ini terkenal dengan nama ojek yang merupakan bagian dari moda paratransit. Moda paratransit adalah moda dengan rute dan jadwal/waktu yang dapat diubah sesuai keinginan penumpang demand responsive. Moda transportasi ojek dengan armada sepeda motor saat ini juga dikenal dengan nama taksi roda dua (motor). Sejak tahun 8, sudah ada beberapa pengusaha yang menekuni bisnis taksi roda dua yaitu di Denpasar, Yoyakarta, Jakarta, Surabaya, Bandung dan Surakarta namun tidak banyak yang mampu bertahan sampai ulang tahunnya yang pertama sebab ada yang harus dibenahi dalam sistem dan layanan dalam model taksi roda dua ini. Dimensi Kualitas Pelayanan Sebagai sebuah jasa, terkadang sulit untuk mengukur kualitas pelayanan wisata yang diberikan kepada wisatawan. Namun Parasuraman (dalam Zeithaml & Bitner, 3:93-98) merumuskan dimensi kualitas jasa yang dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai jasa/pelayanan, adalah sebagai berikut: 1. Reliability, didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat. Setiap konsumen menginginkan penyedia jasa yang tepat janji untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka, terutama dalam menepati janji-janji tentang atribut layanan inti. Semua penyedia jasa perlu menyadari harapan pelanggan terhadap aspek reliabilitas. Pentingnya pemenuhan aspek reliability juga didukung oleh teori yang mengungkapkan bahwa harapan konsumen tentang sebuah layanan cenderung meningkat ketika layanan tersebut tidak dipenuhi seperti yang dijanjikan. Ketika kegagalan dalam pelayanan terjadi, zona toleransi pelanggan cenderung akan menyusut dan tingkat layanan yang memadai dan yang mereka inginkan cenderung untuk meningkat. 2. Responsiveness, merupakan kesediaan untuk membantu konsumen dan memberikan layanan yang cepat dan tepat. Dimensi ini menekankan perhatian dan ketepatan dalam berurusan dengan permintaan pelanggan, pertanyaan, keluhan dan masalah. Responsiveness disampaikan kepada konsumen dari lamanya waktu yang diterima konsumen saat meminta bantuan, menjawab pertanyaan yang diajukan konsumen, atau perhatian terhadap masalah yang mereka terima. Untuk dapat unggul pada dimensi responsiveness, perusahaan harus dapat melihat proses penyampaian pelayanan dan penanganan permintaan dari cara pandang pelanggan, bukan pada cara pandang perusahaan. Standar Volume 3, No.1, Tahun 17

Kajian Kualitas Pelayanan Ojek Online dan Ojek Konvensional... 251 kecepatan dan ketepatan yang selama ini telah ditetapkan oleh penyedia jasa mungkin akan sangat berbeda dari persyaratan konsumen akan kecepatan dan ketepatan pelayanan. Agar dapat benar-benar membedakan responsiveness, penyedia jasa perlu mengatur dengan baik bagian pelayanan konsumen seperti menaruh pegawai yang berhubungan langsung dengan konsumen. 3. Assurance, diartikan sebagai pengetahuan karyawan dan kesopanan serta kemampuan penyedia jasa dan karyawannya untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada konsumen. Kepercayan yang diberikan penyedia jasa mungkin diwujudkan melalui seseorang yang menghubungkan pelanggan ke perusahaan, tetapi dalam situasi lain mungkin diwujudkan dalam organisasi itu sendiri. Pada tahap awal dalam hubungan dengan penyedia jasa, pelanggan dapat menggunakan bukti nyata untuk menilai dimensi assurance. Bukti nyata seperti popularitas, penghargaan dan sertifikasi khusus dapat memberikan kepercayaan pelanggan baru dalam menilai suatu penyedia jasa. 4. Emphaty, didefinisikan sebagai kepedulian dan perhatian personal penyedia jasa yang diberikan kepada konsumennya. Inti dari emphaty adalah menyampaikan jasa melalui pelayanan secara pribadi sehingga konsumen merasa diutamakan. Setiap konsumen memiliki ego untuk selalu ingin dipahami. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh penyedia jasa agar dapat menyediakan layanan yang dapat memperhatikan keadaan emosional konsumen. 5. Tangibles, didefinisikan sebagai penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, maupun personel. Hal tersebut membuat representasi fisik atau gambar dari layanan yang konsumen akan pergunakan untuk mengevaluasi kualitas jasa yang mereka dapat. Industri jasa yang menekankan tangibles dalam strategi mereka mencakup layanan perhotelan di mana konsumen jasa harus mengunjungi tempat produksi jasa untuk dapat menikmati layanan. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Karakteristrik Pengguna Ojek Online dan Ojek Konvensional 17-25 Tahun 26-35 Tahun Gambar 1. Karasteristik Pengguna Ojek Perencanaan Wilayah dan Kota, Gelombang 1, Tahun Akademik 16-17

252 Suarico, et al. Berdasarkan tabel dan gambar diatas, menunjukkan bahwa responden dengan usia 17-25 tahun lebih dominan. Hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya mahasiwa atau pegawai swasta yang menggunakan Ojek Online sebagai aktifitasnya sehari hari. PELAJAR/MAHASISWA PEGAWAI SWASTA WIRASWASTA Gambar 2. Pengguna Layanan Ojek Berdasarkan tabel diatas hasil penyebaran kuesioner mengenai pekerjaan pengguna ojek Online dan Ojek Konvensioal hasil menunjukan 5 pelajar/mahasiswa, 4 pegawai swasta 4, dan 12 adalah wiraswasta. Lebih jelasnya lihat gambar di halaman selanjutnya. Pelajar dan mahasiswa menjadi tingkat pengguna yang sering menggunakan layanan Ojek Online di Kota Bandung Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai pertimbangan pengguna ojek konvensional didapatkan 34 memilih mudah dijangkau, 17 memilih harga, 31 memilih waktu dan 18 memilih pelayanan, dari hasil pengguna ojek konvensional dengan pertimbangan yang banyak diambil adalah karena faktor mudah dijangkau, waktu, pelayanan dan harga. Karakteristik Responden Ojek Online dan Ojek Konvensional Menurut Tujuan Perjalanan 4 35 3 25 15 1 5 MUDAH DIJANGKAU HARGA WAKTU PELAYANAN MUDAH DIJANGKAU HARGA WAKTU PELAYANAN Volume 3, No.1, Tahun 17 Gambar 3. Tujuan Perjalanan Menggunakan Ojek Online Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai tujuan perjalanan menggunakan ojek online didapatkan 38 untuk tujuan pendidikan, untuk tujuan

Kajian Kualitas Pelayanan Ojek Online dan Ojek Konvensional... 253 pekerjaan 32, untuk tujuan berbelanja 14, untuk tujuan rekreasi 1 dan untuk tujuan lain-lain sebesar 16, dan pengguna terbesar didominasi dengan tujuan pendidikan dan perkerjaan. 5 PEKERJAAN PENDIDIKAN BELANJA REKREASI LAIN-LAIN Gambar 4. Pengguna Gojek Online Terbesar Menurut Tujuan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai tujuan perjalanan menggunakan ojek konvensional didapatkan 17 dengan tujuan pekerjaan, pendidikan 14, dengan tujuan berbelanja 24, tujuan rekreasi 2 dan dengan tujuan lain-lain sebesar 45 untuk tujuan lain lain ini adalah seperti menggantarkan pengguna ke tempat asal yaitu tempat tinggal. 5 4 3 1 PEKERJAAN PENDIDIKAN BELANJA REKREASI LAIN-LAIN PEKERJAAN PENDIDIKAN BELANJA REKREASI LAIN-LAIN Gambar 5. Pengguna Gojek Konvensional Terbesar Menurut Tujuan Karakteristik Responden Ojek Online dan Ojek Konvensional Menurut Tingkat Penggunaan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai tingkat penggunaan ojek online dalam sebulan didapatkan untuk penggunaan 1-3 kali sebanyak 21, untuk penggunaan 4-6 kali sebanyak 28, untuk penggunaan 7-9 kali sebanyak 26 dan penggunaan >1 kali sebanyak 24, dari hasil penggunaan ojek online dalam sebulan pengguna lebih banyak menggunakan ojek online sebesar 28 yaitu 4-6 kali. Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat penggunaan ojek online dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Perencanaan Wilayah dan Kota, Gelombang 1, Tahun Akademik 16-17

254 Suarico, et al. 1-3 kali 4-6 kali 7-9 kali >1 kali Gambar 6. Karasteristik Responden Menurut Tingkat Penggunaan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai tingkat penggunaan ojek konvensional dalam sebulan didapatkan untuk penggunaan 1-3 kali sebesar 89 dan untuk 4-6 kali sebanyak 11, untuk sebaran tingkat penggunaan ojek konvensional hanya sebesar 1-3 saja pengguna sering menggunakanya dalam kurun waktu satu bulan. 1 9 8 7 6 5 4 3 1 1-3 kali 4-6 kali Gambar 7. Pengguna Ojek Dalam Kurun Waktu Satu Bulan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai besaran biaya ojek online yang dikenakan kepada pengguna ojek online sebesar 84 menyatakan biaya yang dibebankan sudah sesuai sedangkan untuk 16 menyatakan biaya yang dibebankan kepada pengguna tidak atau belum sesuai. Karasteristik Responden Ojek Online dan Ojek Konvensional Berdasarkan Biaya yang Dibebankan YA TIDAK SESUAI Gambar 8. Hasil Penyebaran Kuisioner Biaya Ojek Online Volume 3, No.1, Tahun 17

Kajian Kualitas Pelayanan Ojek Online dan Ojek Konvensional... 255 Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai besaran biaya ojek konvensional yang dikenakan kepada pengguna ojek konvensional sebesar 37 menyatakan biaya yang dibebankan sudah sesuai sedangkan untuk 63 menyatakan biaya yang dibebankan kepada pengguna tidak atau belum sesuai. Jadi pengguna sangat tidak setuju biaya yang dibebankan ketika menggunakan ojek konvensional. 8 6 4 YA TIDAK SESUAI YA TIDAK SESUAI D. Kesimpulan Gambar 9. Hasil Penyebaran Kuisioner Biaya Ojek Konvensional Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai kajian pelayanan ojek online dan ojek konvensional menurut pengguna di Kota Bandung diantaranya: 1. Berdasarkan kualitas pelayanan Ojek Online dan Ojek Konvensional menurut pengguna dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh langsung yang sangat signifikan terhadap loyalitas pengguna 2. Berdasarkan kualitas pelayanan Ojek Online secara keseluruhan pelayanan yang dirasakan sudah cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan penilaian kualitas pelayanan, dari kualitas pelayanan bukti fisik tangible tingkat kebersihan helm dan tingkat kelengkapan masker dan jas hujan responden sangat tidak setuju bahwa dalam keadaan yang baik 3. Berdasarkan pengguna Ojek Konvensional secara keseluruhan menunjukan bahwa pelayanan yang rasakan belum maksimal hal tersebut dibuktikan dengan kualitas pelayanan yang responden yang memilih tidak setuju dari variabel tingkat kebersihan kendaraan, tingkat kebersihan helm, tingkat tahun keluaran kendaraan yang digunakan terbaru, tingkat kelengkapan masker dan jas hujan, driver bersikap tanggap, tingkat biaya yang dikeluarkan 4. Persebaran pangkalan ojek konvensional berdasarkan sub wilayah kota (SWK) dengan jumlah pangkalan ojek konvensional yang ada, tidak berpengaruh terhadap user untuk tetap menggunakan ojek online meskipun dengan pelayanan pangkalan ojek konvensional disetiap sub wilayah kota dengan skala kecamatan sudah terpenuhi. Daftar Pustaka Agustina, Ina Helena (6). Transportasi Untuk Kaum Perempuan CAPTIVE,Jurnal PS PWK Unisba, (Online), (http://puslit2.petra.ac.id/ diakses 3 Oktober 16). Sugiyono, (14). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). CV. Alfabeta.Bandung. Tjiptono. F., dan Candra., (5), Service Quality and Satisfaction, Andi, Yogyakarta. Zeithaml, V. A., (1988), Consumer Perception of Price, Quality, and Value: a Meansend Model and Synthesis of Evidence, Journal of Marketing, 52, pp.2-11 Perencanaan Wilayah dan Kota, Gelombang 1, Tahun Akademik 16-17