Lengkung Aliran Debit (Discharge Rating Curve)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB X PEMBUATAN LENGKUNG ALIRAN DEBIT

MONEV E T ATA A IR D AS PERHITUNGAN AN SEDIME M N

Rahardyan Nugroho Adi BPTKPDAS

BAB II STUDI PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Solo, November 2014 Kepala Balai. Dr. Nur Sumedi, S.Pi, MP

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Pengukuran Laju Pengendapan Dalam Penentuan Toleransi Penambangan Sirtu Di DAS Lukulo Jawa Tengah

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pokok Bahasan VII. HIDROMETRI

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Rutsasongko Juniar Manuhana

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

Analisis Angkutan dan Distribusi Sedimen Melayang Di Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat pada musim kemarau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

PEMODELAN STATISTIK HUBUNGAN DEBIT DAN KANDUNGAN SEDIMEN SUNGAI Contoh Kasus di Das Citarum Nanjung

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV

Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Profil Daerah Aliran Sungai Lokasi dan Geografis. Sumatera Utara yang memiliki luas km 2. Hingga Desember 2012,

NUR EFENDI NIM: PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU RIAU/2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hidrometri Hidrometri merupakan ilmu pengetahuan tentang cara-cara pengukuran dan pengolahan data unsur-unsur aliran. Pada bab ini akan diberikan urai

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA SALURAN IRIGASI DAERAH IRIGASI SANREGO KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

DR. IR. AFANDI, M.P. PANDUAN PRAKTEK KONSERVASI TANAH DAN AIR

Pengertian,tipe- tipe sedimen dan prosess terjadinya

2015 ANALISIS SEDIMEN DASAR (BED LOAD) DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG BANDUNG, JAWA BARAT INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTEMUAN 7 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses perencanaan saluran irigasi dan menghitung kapasitas saluran irigasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masuk.(sumber: Standar Perencanaan Irigasi KP-02). potensial yang dapat diairi dari sungai yang bersangkutan.

STUDI ANALISIS SEDIMENTASI DI SUNGAI PUTE RAMMANG-RAMMANG KAWASAN KARST MAROS

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI KAMPAR KANAN DI DAERAH TARATAK BULUH. ABSTRAK

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

PERENCANAAN BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DI KALI KREO

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi,

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

PERENCANAAN PERBAIKAN TEBING BENGAWAN SOLO HILIR DI KANOR, BOJONEGORO. Oleh : Dyah Riza Suryani ( )

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL BANGUNAN PENDUKUNG PINTU AIR PAK TANI BERBAHAN JENIS KAYU DAN BAN SEBAGAI PINTU IRIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai

TRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT)

BAB I PENDAHULUAN. Waduk yang sangat strategis di karsidenan Banyumas yang terdiri dari

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Data Hidrologi dan Survey Hidrometri

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gerusan Lokal

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

Pengukuran Debit. Persyaratan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan factor-faktor, sebagai berikut:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR SUNGAI TERHADAP PARAMETER KEDALAMAN

SEDIMENTASI PADA WADUK PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP UMUR LAYANAN WADUK

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI WAMPU. Arta Olihen Boangmanalu 1, Ivan Indrawan 2

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP SALURAN PEMBAWA PADA PLTMH

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

Kajian Kapasitas Dimensi Saluran Drainase pada Jalan Adipati Agung Kelurahan Baleendah, Bandung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN PADA BENDUNG INGGE KABUATEN SARMI PAPUA ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di waduk (Asdak, 2007).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Way Semangka

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

STUDI PENDUGAAN SISA USIA GUNA WADUK SUTAMI DENGAN PENDEKATAN SEDIMENTASI

DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Lengkung Aliran Debit (Discharge Rating Curve) Lengkung aliran debit (Discharge Rating Curve) adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tinggi muka air (TMA) dan debit pada lokasi penampang sungai tertentu Debit sungai adalah volume air yang melalui penampang basah sungai dalam satuan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m 3 /detik atau l/detik 1

Lengkung Aliran Debit (Discharge Rating Curve) Data pengukuran aliran pd TMA & waktu yang berbeda-beda Penggambaran pd kertas arithmatik/logaritmik TMA digambarkan pd sumbu vertikal, debit sumbu horizontal Lengkung aliran 2

Lengkung Aliran Debit (Discharge Rating Curve) Lengkung aliran disamping berguna untuk dipakai sebagai dasar penentuan besarnya debit sungai di lokasi dan tinggi muka air pada periode waktu tertentu, juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan sifat fisik dan sifat hidraulis dari lokasi penampang sungai yang bersangkutan 3

Membuat Lengkung Aliran (Data yang Diperlukan) Data debit hasil pengukuran aliran, data ini harus cukup, minimal 30 data tersedia dari saat muka air rendah sampai muka air banjir, dan dapat dipercaya kebenarannya. Data muka air pada saat pengukuran aliran diadakan, data muka air rendah untuk menentukan besarnya debit terkecil, data muka air tertinggi, baik aliran tersebut tertampung pada penampang sungai ataupun aliran melimpas, berguna untuk menentukan debit terbesar. Data titik aliran nol (zero flow), berguna untuk menentukan arah lengkung aliran pada muka air rendah pada periode waktu tertentu. 4

Membuat Lengkung Aliran (Data yang Diperlukan) Data penampang sungai, berguna untuk menentukan arah dan bentuk dari lengkung aliran, serta berguna untuk memperkirakan debit banjir bila belum dilakukan pengukuran aliran pada saat banjir. Informasi tentang stabilitas dan materi dasar penampang sungai, serta sifat dari bentuk morfologis sungai. Sifat aliran, seperti informasi tentang kemiringan muka air, kecepatan aliran, penyebaran arah aliran, sifat kenaikan dan penurunan muka air pada saat banjir dan sebagainya. 5

Metode Pembuatan Lengkung Aliran (Discharge Rating Curve) Lengkung aliran merupakan gambaran dari sifat fisik hidraulis dari lokasi penampang sungai, shg dapat dirumuskan sebagai berikut : Q = A' X V Q = Debit, (m3/det) A' = Luas penampang basah (m2) V = Kecepatan aliran rata-rata (m/dt) 6

Metode Pembuatan Lengkung Aliran Metode Logaritmik Persamaan rating curvenya dalam bentuk : Q = a ( H - H 0 ) b Q = debit H = tinggi muka air H 0 = tinggi muka air pada aliran nol ( saat Q = 0 ) a dan b konstanta 7

Metode Logaritmik Titik aliran nol (H0) Data titik aliran nol ( H0 ), berguna untuk menentukan arah lengkung aliran pada tinggi muka air rendah. Cara yang baik untuk menentukan nilai H0 adalah dengan cara mengukur langsung pada lokasi penampang sungai yang bersangkutan. Nilai H0 dapat juga diperkirakan dengan menggunakan persamaan : H0 = H 1 H 3 - H 2 2 H 1 + H 3-2H 2 8

Metode Logaritmik Nilai H1 dan H3 ditentukan berdasarkan nilai Q1 dan Q3 yang dipilih dari grafik, sedang nilai H2 adalah tinggi muka air pada nilai debit sama dengan Q2 dengan syarat : Q 2 2 = Q 1 X Q 3 Cara mencari H0 dapat juga dilakukan dengan metode grafis seperti di bawah ini : 9

Pencarian Ho Lengkung Aliran Debit 10

Pencarian Ho Lengkung Aliran Debit (Keterangan) Untuk mencari a dan b dapat dibantu oleh tabel dan dua buah persamaan di bawah ini: (Y) - m log a - b (X) = 0 (XY) - (X) log a - b (X2) = 0 (Y) = jumlah nilai log Q (X) = jumlah nilai log (H - Ho) (X2) = jumlah nilai kuadrat dari X XY = jumlah nilai X dikalikan Y m = jumlah pengamatan 11

Contoh Perhitungan Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air Dengan Debit Air Sungai Urip No H Debit H-Ho Log Q Log xy x 2 (m) (m 3 /dtk) (H-Ho) 1 0.338 0.9143 0.1130-038911 -0.946922 0.0368456 0.8966612 2 0.335 1.5381 0.1180 0.186984-0.928118-0.1735432 0.861403 3 0.367 1.5715 0.14975 0.196314-0.824633-0.161887 0.6800195 4 0.44 2.3640 0.2230 0.373647-0.651695-0.2435038 0.4247063 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0.48 0.53 0.56 0.595 0.61 0.67 0.775 0.79 0.82 0.975 2.6175 3.4779 5.1471 6.2537 6.8667 8.28861 1.56011 1.78631 4.79881 8.3369 0.2630 0.3130 0.3430 0.3780 0.3930 0.4530 0.5580 0.5730 0.6030 0.7580 0.417896 0.541318 0.711563 0.796137 0.836748 0.918481 1.062961 1.071177 1.170226 1.263314-0.580045-0.504455-0.464706-0.422508-0.405607-0.343902-0.253366-0.241845-0.219683-0.120331-0.2423926-0.2730705-0.3306675-0.3363742-0.3393908-0.3158674-0.2693181-0.2591071-0.2570787-0.1520158 0.3364522 0.2544748 0.2159516 0.178513 0.164517 0.1182685 0.0641943 0.058489 0.0482606 0.0144795 Jumlah 9.508045-0.907816-3.3173711 4.3163905 12

Contoh Perhitungan Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air Dengan Debit Air Sungai Urip Persamaan rating curve yang terjadi : Q = 26,661 ( H - 0,217 ) 1,5133861 XY = jumlah nilai X dikalikan Y m = jumlah pengamatan 13

Metode Pembuatan Lengkung Aliran Metode Analitik Dengan metode ini penentuan lengkung aliran ditentukan dengan cara kwadrat terkecil (least square). Pada cara ini diusahakan agar jumlah kwadrat penyimpangan harga debit hasil pengukuran aliran terhadap debit lengkung aliran, menjadi minimum (terkecil). 14

Metode Analitik Dapat dirumuskan sbb : Q = AH 2 + BH + C Nilai (A); (B) dan (C) adalah suatu bilangan, yang dapat dicari dengan persamaan sbb : ( Q ) = n C + B ( H) + A ( H 2 ) ( HQ ) = C ( H) + B ( H 2 ) + A ( H 3 ) ( H 2 Q ) = C ( H 2 ) + B ( H 3 ) + A ( H 4 ) n = tanda jumlah = banyaknya data yang digunakan 15

Contoh Perhitungan Lengkung Aliran Dengan Metode Analitik No H H 2 H 3 H 4 Q QH QH 2 Q (Perhit) 1 2 0.49 0.78 0.2401 0.608 0.1176 0.4746 0.0576 0.3702 15.92 1.12 7.7911 8.0182 3.8181 2.0542 17.12 3.7 3 0.88 0.7744 0.6815 0.5997 9.83 6.2243 3.0773 2.13 4 1.03 1.0609 0.0927 1.1255 1.84 2.7554 3.7375 3.54 5 1.20 1.4400 0.7280 2.0736 0.24 8.2405 7.8887 2.34 6 1.28 1.6384 2.0971 2.6843 6.24 9.1366 5.6948 7.15 7 8 1.34 1.36 1.7956 1.8496 2.4061 2.5155 3.2242 3.4211 9.85 4.56 6.7317 4.1209 9.73110 0.80313 0.95 2.26 9 1.51 2.2801 3.4430 5.1989 1.07 2.11011 9.08617 3.06 10 1.55 2.4025 3.7239 5.7720 1.08 0.05014 0.57725 6.08 11 1.76 3.0976 5.4518 9.59521 2.59 5.20017 5.55232 3.99 12 1.86 3.4596 6.4349 1.96891 3.210 3.35220 2.43538 3.39 13 1.92 3.6864 7.0779 3.58961 5.111 1.79223 7.44150 9.211 14 2.10 4.4100 9.2610 9.4481 3.4 8.140 0.094 8.4 jml 19.06 28.7436 46.5056 79.1289 817.5 1293.659 2173.677-16

Contoh Perhitungan Lengkung Aliran Dengan Metode Analitik RUMUS Q = AH 2 + BH + C A, B dan C adalah konstanta Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan : 14.000 C + 19.0600 B + 28.743 A = 817.500 19.0600 C + 28.7436 B + 46.5056 A = 1.293.659 28.743 C + 46.50506 B + 79.1289 A = 2.173.677 Setelah dilakukan analisis lebih lanjut diperoleh hasil : A = 30.4 B = - 15.8 C = 17.5 Hasil akhir persamaan rating curve : Q = 30.4 H2-15.8 H + 17.5 17

Metode Analitik Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini, antara lain adalah: Kita akan cepat menentukan lengkung aliran dari data-data pengukuran aliran, apalagi jika perhitungannya memakai program komputer Mudah melakukan perpanjangan (extention) lengkung aliran untuk muka air tinggi, walaupun pada kondisi tertentu kebenarannya dapat diragukan. 18

Metode Analitik Meskipun kurve dari lengkung aliran ini ditentukan dengan cara kwadrat terkecil, tetapi penggunaan persamaan rating curve di atas kadang-kadang tidak tepat pada saat muka air rendah. Hasil perhitungan dapat menghasilkan penyimpangan yang besar pada muka air rendah. Persamaan rating curve pada sungai alami atau SPAS yang tidak dibeton harus dikontrol kebenarannya, karena penampang sungai mungkin telah berubah oleh sedimentasi atau erosi dasar/tebing. Kalau kondisinya seperti itu, maka perlu dibuat rating curve baru berdasarkan hasil pengukuran H dan Q 19

Debit Suspensi & Suspended Rating Curve Muatan suspensi merupakan hasil kejadian erosi baik erosi permukaan maupun erosi tebing sungai. Kadar muatan suspensi adalah banyaknya material suspensi yang dikandung oleh sejumlah air dari aliran sungai dalam satuan volume tertentu, setelah material dikeringkan dan dinyatakan dalam miligram/liter (mg/lt). Besarnya muatan suspensi antara 80 90 % dari muatan sedimen dan penyebarannya pada sungai tidak teratur. 20

Debit Suspensi & Suspended Rating Curve Material dasar pada umumnya berasal dari erosi alur sungai, ukuran dapat bermacam-macam dapat berupa pasir, kerikil atau boulder (tergantung dari materi dasar sungai dan kecepatan aliran). Untuk mengukur material dasar digunakan bed load sampler atau menggunakan kolam jebakan (trap) di bawah SPAS 21

Pembagian Sedimen berdasarkan mekanisme pengangkutannya Soewarno (1991) Muatan sedimen melayang (suspended load) Muatan sedimen melayang merupakan material dasar sungai (bed material) yang melayang di dalam aliran sungai dan terutama terdiri dari butiran-butiran pasir halus. Muatan sedimen dasar (bed load) Muatan sedimen dasar berupa partikel-partikel kasar yang bergerak sepanjang dasar sungai. 22

Debit Suspensi & Suspended Rating Curve Debit suspensi adalah jumlah seluruh muatan yang tersuspensi melalui suatu penampang sungai tertentu, dinyatakan dalam satuan berat persatuan waktu (Gregory, 1976). Pengukuran suspensi selalui disertai dengan pengukuran debit. Perhitungan hasil suspensi dari suatu DAS pada suatu stasiun pengukuran diperkirakan dari analisis muatan suspensi. 23

Hitung berat suspensi Berat suspensi g2 g1 = g2 g1 = berat filter isi = berat filter kosong Hitung konsentrasi suspensi (Csi) Csi = ( g2 g1 ) satuannya gr/ltr vol. air Volume air adalah volume air contoh suspensi, dihitung dalam satuan liter. 24

Konsentrasi suspensi rata-rata (Cs) Pada waktu mengukur debit, diambil beberapa contoh suspensi. Setiap seksi mempunyai konsentrasi suspensi yang berbeda. Cs = (q1 x Cs1) + (q2 x Cs2) + + (Qn x Csn) Q1 + q2 +. + Qn Cs = Σ (qi x Csi) Σ qi qi Csi Cs = debit aliran pada seksi ke i (m3/det) = konsentrasi suspensi pada seksi ke i (kg/m3) = konsentrasi suspensi rata-rata (kg/m3) 25

Hitung debit suspensi Setiap debit aliran mempunyai atau mengangkut suspensi. Bila diketahui debit aliran sungai dan konsentrasi suspensinya (konsentrasi suspensi pada debit bersangkutan) maka debit suspensi (Qs) dapat dihitung sebagai berikut : Qs = Cs Q Qs = debit suspensi (kg/dt) pada debit Q Cs = konsentrasi suspensi (kg/m3) pada debit Q Q = debit aliran (m3/detik) 26

Total suspensi yang diangkut oleh aliran sungai dapat dihitung dengan cara tak langsung, yaitu dengan menggunakan grafik atau rumus regresi hubungan debit dengan debit suspensi Kemudian membuat hubungan Q & Qs dengan model : Qs = a Qb a dan b adalah konstanta regresi, dicari dengan teknik regresi biasa dengan terlebih dahulu dilakukan transformasi logaritma dari nilai Qs dan Q. Debit suspensi dapat diturunkan dari data aliran, jika model regresi sudah didapat dan ketelitiannya dapat diandalkan 27

Jenis Alat Pengambil Contoh Suspensi A,B,C D,E F : pengambil contoh suspensi dengan cara integrasi : pengambil contoh suspensi dengan cara horisontal : pengambil contoh suspensi dengan botol bertingkat 28

Jenis-jenis Alat Pengambil Contoh Muatan Dasar 29

Perbedaan Konsentrasi Suspensi pada Aliran Naik dan Aliran Turun Pada tinggi Y mempunyai debit Q, kenyataan di lapangan konsentrasi suspensi pada pengambilan di titik 1 (aliran naik) berbeda dengan konsentrasi suspensi pada titik 2 (aliran turun). Oleh karena itu untuk studi khusus ini perlu dibuat : Qs* = a*q b * aliran naik Qs = aq b aliran turun 30

31