PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA () BIOLOGI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FUNGI (JAMUR) UNTUK TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT Oleh: Dita Maifo Wahyuni, Vivi Fitriani, Diana Susanti Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT Learning process to having something in media for accomplishment in learning purpose. The teacher in MAN Salido material purpose teaching that is not interesting and the result less students motivated for teaching and need to development in material teaching such as. In using needed something closse scientific to agree with curriculum 2013. Researching purpose to knowing validity and practicalities in scientific. Base that searching is searching development the using 4- D model that consist from step Define, Design, Development and Desseminate. Step do not desseminate because limitation. Searching consist from 5 person validator that 3 person lecturer and 2 person teacher. Practical test by 2 person teacher and 25 person students X class. The file anallyzed with technik persentage and process descriptive according. The validity test outcomes showing the valid intense criteria that is 86,68% and the while the outcome practikal test by teacher to showing the valid criteria is 94,78% and the outcome practikall students test 90,14% practis criteria intense. The basing in searching outcome would be summarized that basing scientific in material fungi (mushroom) the outcomes demanded valid criteria intense and very practical. Keywords : worksheets, scientific, fungi (mushroom), Model 4-D PENDAHULUAN Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa menguasai materi pembelajaran. Secara garis besar bahan ajar dalam materi pembelajaran berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa. Selama ini masalah penting yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Salah satu bahan ajar disekolah yang ditetapkan dalam kurikulum yaitu adanya Lembar kegiatan siswa. Menurut Depdiknas (2008:23) Lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Komponen diantaranya adanya judul, KI atau KD yang dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilalukan dan adanya laporan yang harus dikerjakan. digunakan sebagai bahan ajar untuk membimbing siswa melakukan berbagai serangkaian kegiatan yang telah disesuaikan pada kurikulum, salah satu bentuk rangkaian kegiatan pembelajaran dalam kurikulum adalah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (Saintifik). Menurut Majid (2014:95) Proses pembelajaran ilmiah (saintifik) merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif memahami konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (menemukan masalah), tahap menanya (merumuskan masalah atau mengajukan hipotesis), tahap mengumpulkan data, tahap mengasosiasikan (menganalisis data, menarik kesimpulan), dan tahap mengkomunikasikan Berdasarkan hasil observasi penulis di MAN Salido, dimana Penulis melalukan wawancara terhadap salah satu guru mata pelajaran Biologi, diperoleh hasil bahwa masalah yang penulis dapatkan antara lain kurangnya minat siswa untuk belajar karena bahan ajar yang digunakan kurang menarik sehingga kurang termotivasi untuk belajar dan siswa juga sulit memahami pelajaran, bahan ajar yang digunakan siswa adanya buku pedoman Biologi kurikulum 2013 yang ada disekolah kemudian juga diiringi dengan adanya. yang digunakan siswa
dalam pembelajaran menggunakan kurikulum KTSP, tidak menggunakan kurikulum 2013. Isi yang dipelajari siswa belum mencakup semua tujuan pembelajaran yang diharapkan, kemudian belum juga tersedia gambar yang jelas dalam, dan juga masih banyak terdapat soal yang belum sesuai tujuan pembelajaran. Menurut penelitian (Ilmi, Prihatin dan Pujiastuti 2014) pendekatan saintifik bisa dijadikan solusi dalam memecahkan masalah dalam penyusunan bahan ajar karena pendekatan saintifik memiliki keunggulan diantaranya pendekatan ini menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam pembelajaran dimana siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif menemukan konsep-konsep dalam suatu materi pelajaran, kemudian pendekatan saintifik dikatakan sebagai suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengaitkan dengan konten mata pelajaran. Contohnya dengan situasi dunia nyata, yang akan memotivasikan siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Tabel 1. Daftar Nama Validator Lembar Validasi Berdasarkan uraian tersebut, peneliti telah melalukan pengembangan dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa () Biologi berbasis Pendekatan Saintifik pada materi Fungi (Jamur) untuk tingkat SMA/MA Sederajat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan Berbasis pendekatan Saintifik yang kemudian diuji tingkat validitas dan praktikalitas. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Pengembangan four-d models terdiri atas 4 tahap yaitu: define (pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran) (Trianto, 2010 189-192). Berbasis pendekatan Saintifik ini di validasi oleh 3 orang validator dosen dan diujikan kepada 2 orang guru Biologi dan 25 orang siswa kelas X MAN Salido Padang semester genap tahun ajaran 2016/2017. No Validator Bidang Keahlian 1. Yosmed Hidayat M.Si Dosen mata kuliah Mikrobiologi 2. Ade Dwi Maharani M.Pd Dosen mata kuliah Strategi pembelajaran Biologi 3. Siska Nerita M.Pd Dosen mata kuliah Media pembelajaran Biologi 4. Nurhayati S.Pd Guru Biologi MAN Salido 5. Hurianti S.Pd Guru Biologi MAN Salido Pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap define. Langkah-langkah pada tahap define ini meliputi analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan analisis tujuan pembelajaran. Tahapan yang kedua yaitu desain. Pada tahapan desain yang dilakukann yaitu merancang Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Fungi (Jamur) Untuk tingkat SMA/MA Sederajat Kelas X. Tahapan yang ketiga yaitu tahapan develop. Tahap ini terdiri dari dua langkah, yaitu uji validitas, dan uji praktikalitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi (ditujukan kepada dosen biologi) dan angket (terdiri dari angket respon guru dan siswa). Lembar validasi digunakan untuk menilai dari segi komponen Kelayakan isi, Kebahasaan, Penyajian, dan kegrafikan. Angket bertujuan untuk mengetahui tingkat praktikalitas pemakaian berbasis Pendekatan Saintifik selama proses pembelajaran. Angket uji validitas dan praktikalitas disusun menurut skala Likert yang dimodifikasi dari Riduwan (2010: 87) dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut: 5=Sangat Setuju (SS) 4= Setuju (S) 3= Kurang Setuju (KS) 2= Tidak Setuju (TS) 1= Sangat Tidak Setuju (STS) Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dalam bentuk deskriptif yaitu
mendeskripsikan validitas dan praktikalitas Berbasis Pendekatan Saintifik yang dikembangkan. 1. Analisis validitas Berbasis Pendekatan Saintifik menggunakan rumus yang dimodifikasi dari Riduwan (2010:87). Nilai validitas= x 100% Kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2010: 87). 81% - 100% = Sangat Valid 61% - 80% = Valid 41% - 60% = Cukup Valid 21% - 40% = Kurang Valid 0% - 20% = Tidak Valid 2. Analisis praktikalitas Berbasis Pendekatan Saintifik menggunakan rumus yang dimodifikasi dari Riduwan (2010:87) Nilai praktikalitas= x100% Kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2010: 87). 81% - 100% = Sangat Praktis 61% - 80% = Praktis 41% - 60% = Cukup Praktis 21% - 40% = Kurang Praktis 0% - 20% = Tidak Praktis HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dirancang dengan dasar model pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D, yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Tahap pendefinisian (define) Langkah-langkah rancangan pengembangan media ini adalah sebagai berikut : a. Analisis ujung depan Tujuan analisis ujung depan adalah untuk mengetahui masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan berbasis Saintifik pada materi Fungi (Jamur). Pada tahap ini peneliti melalukan wawancara terhadap guru Biologi, dimana masalah yang peneliti dapatkan adalah kurannya minat siswa dalam pembelajaran Biologi karena bahan ajar yang digunakan kurang menarik kemudian bahan ajar berupa yang diberikan guru masih berbasis KTSP sedangkan penerapan disekolah adanya kurikulum 2013 sehingga tidak adanya berupa tahapan kurikulum 2013. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif, alternatif yang diambil adalah dengan mengembangkan bahan ajar tertulis berupa berbasis Saintifik. b. Analisis siswa Pada tahapan analisis siswa peneliti melalukan observasi berupa pengisian angket karakteristik kepada siswa di MAN Salido pada kelas X IPA untuk mengetahui tingkat akademik, usia, kedewasan, aspek yang diinginkan motif siswa dalam pembuatan, peneliti melalukan wawancara berupa pengisian angket kepada siswa dengan cara meminta siswa untuk mengisi jawaban pada lembar pertanyaan yang tersedia. c. Analisis tugas 1. Analisis struktur isi, mencakup hal-hal berikut ini: a. Menentukan Kompetensi Inti. b. Menentukan kompetensi dasar, yaitu sebagai berikut ini: Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri -ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistemtis dan Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis c. Menentukan indikator, yang meliputi hal-hal berikut ini: 1) Mampu menjelaskan ciri-ciri umum Fungi (Jamur) 2) Mampu menjelaskan cara reproduksi Fungi (Jamur) secara umum 3) Mampu menjelaskan klasifikasi Fungi (Jamur) 4) Mampu melalukan pengamatan tentang berbagai macam Fungi (Jamur) 5) Mampu menjelaskan peranan Fungi (Jamur) dalam kehidupan 6) Mampu menyajikan pengamatan terhadap peran jamur dalam kehidupan dalam bentuk laporan tertulis c. Analisis konsep
Analisis konsep untuk mengidentifikasi konsep utama pada materi yang akan diajarkan dan menyusun secara sistematis serta meneliti konsep-konsep yang relevan. Konsep utama dalam materi Fungi (jamur) adalah sebagai berikut: (1) Ciri-ciri Fungi, (2) Klasifikasi Fungi, (3) Peranan Fungi d. Analisis tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran untuk materi Fungi (Jamur) adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat menjelaskan Pengertian Fungi (Jamur) secara umum melalui bahan ajar 2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri Fungi (Jamur) secara umum melalui bahan ajar 3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi Fungi secara aseksual (Vegetatif) dengan baik melalui bahan ajar 4. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi Fungi secara seksual (Generatif) dengan baik melalui bahan ajar 5. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, daur hidup, dan contoh zygomycota dengan baik dan benar melalui bahan ajar 6. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, daur hidup dan contoh ascomycota dengan baik dan benar melalui bahan ajar 7. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, daur hidup, dan contoh basidiomycota dengan baik dan benar melalui bahan ajar 8. Siswa dapat menjelaskan jamur Deuteromycota dengan baik dan benar melalui bahan ajar 9. Siswa dapat melalukan pengamatan tentang Berbagai macam klasifikasi Fungi (Jamur) melalui pratikum. 10. Siswa dapat menyajikan hasil pengamatan Fungi (Jamur) dalam bentuk gambar Melalui pratikum 11. Siswa dapat Mengklasifikasikan berbagai macam Fungi (Jamur) berdasarkan hasil pengamatan melalui pratikum 12. Siswa dapat menjelaskan peranan Fungi (jamur) yang menguntungkan dalam kehidupan dengan baik dan benar 13. Siswa dapat menjelaskan peranan Fungi (jamur) yang merugikan dalam kehidupan dengan baik dan benar 14. Siswa dapat menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis terhadap peranan jamur dalam kehidupan dengan baik dan benar 2. Tahap Perancangan (design) Adapun rancangan berbasis pendekatan saintifik pada materi Fungi (jamur) adalah sebagai berikut. 1. Cover 2. Kata pengantar 3. Daftar isi dan gambar 4. Halaman awal 5. Tahapan Saintifik 6. Halaman setiap pertemuan 7. Uraian materi 8. Kegiatan Saintifik 9. Evaluasi 10. Kepustakaan Menyusun atau mengembangkan Kerangka, Pada tahapan penyusunan atau pengembangan berisi tentang indikator, tujuan pembelajaran, merumuskan tahapan saintifik, tugas-tugas, serta hasil akhir dari materi pelajaran yang dipakai. 3. Tahap Pengembangan (develop) Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan yang valid dan praktis. Tahap pengembangan adalah sebagai berikut: a. Validasi Hasil uji validitas berbasis pendekatan saintifik yang dilakukan oleh 5 orang validator yang terdiri dari 3 orang dosen STKIP PGRI Sumbar dan 2 orang guru biologi di Man Salido, dapat dilihat pada Tabel bawah ini.
Tabel 2. Hasil Validasi Berbasis Saintifik oleh Dosen dan Guru Aspek Validator Nilai Validasi Jumlah Kriteria penilaian 1 2 3 4 5 (%) Kelayakan Isi 87 80 73 88 88 416 87,75 % Sangat valid Kebahasaan 17 20 22 23 24 106 84,80 % Sangat valid Penyajian 50 44 47 50 52 243 88,36 % Sangat valid Kegrafikan 25 24 22 29 29 129 86,00 % Sangat valid Total 346,73% Rata-rata 86,68 % Sangat valid Berdasarkan Tabel 2. Secara umum penilaian validator terhadap dengan nilai rata-rata 86,68 %. Hal ini berarti bahwa yang dikembangkan dikategorikan sangat valid. b. Praktikalitas yang sudah valid di uji cobakan kepada 2 orang guru IPA dan 25 orang siswa kelas X.3 MAN Salido Tabel 3. Hasil Praktikalitas Berbasis Saintifik oleh Guru dan Siswa Aspek Penilaian Nilai Praktikalitas Nilai Praktikalitas Guru (%) Siswa (%) Kriteria kemudahan dalam penggunaan 95 % 92,93 % Sangat praktis Efektifitas waktu pembelajaran 92,50 % 86,13 % Sangat praktis Manfaat 95,38 % 91,35 % Sangat praktis Total 282,88 % 270,41 % Rata-rata 94,78 % 90,14 % Sangat praktis Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa secara umum penilaian tingkat kepraktisan oleh guru 94,78 % dan siswa 90,14 % dengan kategori sangat praktis. B. Pembahasan 1. Validitas berbasis Saintifik oleh dosen dan guru Berdasarkan analisis data pada angket uji validitas oleh dosen dan guru diperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 86,68% artinya dengan kriteria sangat valid dalam yang dikembangkan. Hasil validitas berbasis Saintifik pada uji kelayakan isi sebesar 87,57% artinya ini telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 yang mencakup kesesuaian dengan KI dan KD terhadap materi dalam dimana materi Fungi untuk Siswa tingkat SMA/MA kelas X, dari segi materi ada beberapa yang harus direvisi menurut saran dari validator. Menurut penelitian (Megahati, Susanti dan Febriyanti, 2016) revisi yang dilalukan pada materi yang seharusnya dilengkapi dengan gambar dan keterangan yang dikaitkan dengan pemahaman konsep. Cakupan materi yang direvisi meliputi kedalaman dan keluasaan yang sesuai dengan tujuan yang disampaikan meliputi ciri-ciri Fungi, klasifikasi Fungi, dan peranan Fungi dan dikembangkan berdasarkan teori yang berlaku. Hasil validitas ditinjau dari aspek kebahasaan dinyatakan valid oleh validator dengan nilai rata-rata 84,80%. Hal ini menunjukkan bahwa yang dibuat sudah sesuai dengan EYD yang jelas. Menurut penelitian (Afza, 2016) penggunaan bahasa yang baik dan jelas adalah bahasa yang sesuai dengan keperluan komunikasi dalam bahasa pembelajaran. Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan mendorong kemampuan berbahasa yang baik dikalangan siswa baik lisan maupun tulisan.
Hasil validitas ditinjau dari aspek penyajian yang dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai rata-rata 88,36% yang dikembangkan sudah memuat indikator pembelajaran yang jelas, tujuan pembelajaran yang jelas, memuat pokok dan rincian materi yang lengkap serta ilustrasi gambar yang disajikan relevan dengan materi. Aspek penyajian menjadi hal penting karena jika penyajian menarik maka motivasi siswa untuk mempelajari akan meningkat, harapannya bisa menunjang hasil belajar siswa (Belawati dkk, 2004). Hasil validitas ditinjau dari komponen kegrafikan yaitu komponen yang berkaitan dengan tampilan pada, diperoleh nilai rata-rata 86,00% dengan kriteria sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa desain secara keseluruhan sudah baik dan menarik. Menurut penelitian (Jutin, Widiana dan Fitriani 2015) penampilan bahan ajar yang menarik serta tulisan yang jelas dapat menarik minat baca siswa agar mudah memahami materi yang akan dibahas, khusunya pada materi Fungi. 2. Praktikalitas berbasis Saintifik oleh guru Kepraktisan bahan ajar dalam bentuk berbasis Saintifik dilihat dari hasil uji coba di lapangan menyangkut kepraktisan dan keterlaksanaan produk yang dikembangkan. Pada aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh nilai 95 % dengan kategori sangat praktis. Aspek efektifitas waktu pembelajaran memproleh nilai 92,50 % dengan kategori sangat praktis. Aspek Manfaat memperoleh nilai 95,38 % dengan kategori sangat praktis, sehingga diperoleh rata-rata skor praktikalitas bahan ajar dalam bentuk Berbasis pendekatan saintifik sebesar 94,78 % dengan kategori sangat praktis. Berkaitan dengan kepraktisan dalam penelitian pengembangan Rochmad (2012: 70) menyatakan bahwa kepraktisan mengacu pada tingkat dimana bahwa pengguna (atau pakarpakar lainnya) mempertimbangkan produk untuk dapat digunakan dan disukai dalam kondisi normal. Dengan arti kata bahwa berbasis Saintifik dapat dikatakan praktis karena tersebut dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. 3. Praktikalitas berbasis Saintifik oleh siswa Berdasarkan data penilaian instrumen angket praktikalitas siswa pada aspek kemudahan dalam penggunaan memperoleh nilai 92,93 % dengan kategori sangat praktis. Aspek efektifitas waktu memperoleh nilai 86,13 % dengan kategori sangat praktis. Aspek manfaat memperoleh nilai 91,35 % dengan kategori sangat praktis, sehingga diperoleh rata-rata skor praktikalitas siswa 90,14% dengan kategori sangat praktis. Sebuah paling tidak menuntun secara teratur dan jelas. Hal ini menunjukkan bahwa sangat praktis untuk digunakan oleh siswa karena telah dikembangkan dengan memperhatikan kemudahan penggunaan. (Depdiknas, 2008). memudahkan siswa dalam memahami materi dan dapat membantu siswa belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga waktu pembelajaran lebih efektif. Hal ini sesuai dengan fungsi menurut (Prastowo, 2011) yaitu membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, dan sebagai pendamping penjelasan pendidik dan sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Menurut (Prastowo, 2011) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahanbahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, siswa dapat mengetahui materi yang akan disampaikan oleh guru di sekolah. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar di sekolah tetapi juga di rumah. Dalam hal ini memungkinkan siswa untuk lebih menguasai materi pelajaran yang akan dibahas di sekolah. Dari keseluruhan uji validiatas dan praktikalitas, dapat dinyatakan bahwa berbasis Saintifik yang dihasilkan sudah sangat valid dan sangat praktis. Dengan adanya ini bisa menyajikan Penyajian materi yang lengkap dan mudah dipahami oleh siswa. Dengan demikian permasalahan yang dibatasi pada batasan masalah telah terjawab. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan berbasis Saintifik pada materi Fungi (jamur) untuk siswa SMA/MA
Sederajat yang dikembangkan sangat valid dan sangat praktis bagi guru maupun bagi siswa. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan tentang Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap (Develop). Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini pada tahap dissiminate untuk menguji tingkat efektifitas berbasis Saintifik dalam proses belajar mengajar. Dan Hasil penelitian pengembangan berupa ini diharapkan digunakan bagi siswa dan guru sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Afza, Aulia. 2016. Validitas Perangkat Pembelajaran Biologi Berorientasi Model Problem Based Learning (PBL) Bermuatan Karakter. BioCONCETTA: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi. II(1):128-141. Belawati, T.I.M.Sadjati, P.Pannen, S. Puspitasari, D. Andriani, B. A. Pribadi dan K. Y. Tung. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum Ilmi Mafidatul, Jekti Prihatin, Pujiastuti. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Saintifik pada Pokok Bahasan Ekologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Mumbulsari Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa Jutin Firmana, Rina Widiana, dan Vivi Fitriani. 2015. Validasi Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep pada Materi Protista Untuk Siswa SMA/MA Kelas X. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi. 37-50 Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013.Bandung: Interes Media Megahati R.R.P, Diana Susanti dan Febriyanti. 2016. Uji Validitas Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Berbasis Mastery Learning Pada Mata Kuliah Genetika. Unnes Journal of Biology Education. 5(1):50-54. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian.Bandung: Alfabeta Rochmad. 2012. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. Jurusan Matematika FMIPA UNNES, 3(1): 59-72 Trianto. 2009. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana