PREVALENSI PRESCRIBING ERROR PADA PASIEN RAWAT INAP STROKE AND DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

Medication Error in Prescribing Phase in Polyclinic Outpatient RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

EVALUASI KELENGKAPAN ADMINISTRATIF RESEP DARI DOKTER SPESIALIS ANAK PADA TIGA APOTEK DI KOTA MANADO Marina Mamarimbing, Fatimawali, Widdhi Bodhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nyata yang sedang dihadapi farmasi klinik saat ini terutama karena adanya

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. naiknya kadar glukosa darah karena ketidakmampuan tubuh untuk. memproduksi insulin (IDF, 2015). DM adalah suatu penyakit yang

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

KESALAHAN DALAM PELAYANAN OBAT (MEDICATION ERROR) DAN USAHAPENCEGAHANNYA

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

INTISARI. Rahminati ¹; Noor Aisyah, S.Farm., Apt ²; Galih Kurnianto, S.Farm., Apt³

ANALISIS RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DI APOTEK RUMAH SAKIT X PADA BULAN MARET TAHUN 2016

karena selain komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk usia lanjut tumbuh lebih cepat daripada kelompok umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi perhatian adalah medication error. Medication error menimbulkan

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional deskriptif. Pengumpulan data resep obat off-label

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Observasional Kesalahan Pengobatan di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

BAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration)

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

INTISARI GAMBARAN TEMPAT PENYIMPANAN DAN KELENGKAPAN ADMINISTRATIF RESEP NARKOTIKA DI APOTEK KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi yang

FITRIA MEGAWATI*, PUGUH SANTOSO* *Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja no. 11A, Denpasar

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ANALISA KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DARI ASPEK KELENGKAPAN RESEP DI APOTEK KOTA PONTIANAK TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

EVALUASI KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN PEN INSULIN OLEH TENAGA KESEHATAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PERAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN DALAM MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN MEDICATION ERROR

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

ANALISIS MEDICATION ERROR FASE PRESCRIBING PADA RESEP PASIEN ANAK RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SAMBAS TAHUN 2014

Transkripsi:

42, Vol 1, No. 1, Februari 2014, hal: 42-46 ISSN : 2355 5386 PREVALENSI PRESCRIBING ERROR PADA PASIEN RAWAT INAP STROKE AND DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN BANJARMASIN Noor Cahaya Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan email : aya_80@rocketmail.com INTISARI Medication error merupakan permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit. Angka kejadian medication error pada pasien rawat inap berkisar 3-7% dan setiap minggu farmasis menemukan 135 prescribing error pada pasien rawat inap sehingga menimbulkan berbagai dampak mulai dari yang ringan hingga serius. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui prevalensi dan rasio prevalensi prescribing error,kejadian tidak tepat dosis dan interaksi obat terhadap pasien rawat inap stroke dan Diabetes Mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan cross-sectional,pengumpulan data retrospektif dari semua resep pasien stroke, hipertensi dan DM rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin periode tahun 2011, kemudian dihitung prevalensi dan rasio prevalensi kejadian prescribing error pada masing-masing kelompok penyakit dan status pasien. Sebanyak 3462 lembar resep dikumpulkan, hasil analisis diperoleh prevalensi prescribing error pada pasien stroke (N = 1210; 35.0%) lebih besar daripada pasien diabetes mellitus (N = 556; 16.0%). Rasio prevalensi kejadian prescribing error pada pasien stroke lebih besar dari pasien diabetes mellitus (RP = 1.53; p = 0.000; 95%CI 1,337-1,767). Pasien stroke memiliki resiko kejadian prescribing error lebih besar dengan nilai rasio prevalensi sebesar 1.53 dibanding pasien diabetes mellitus. Kata kunci: prescribing error, stroke, diabetes mellitus ABSTRACT Medication error is a common issue in a hospital. The error rate for inpatient medication error was reported to be 3-7%. Weekly, 135 prescribing errors determined by pharmacist and resulted in various consequences side effects. The objective of this research is to count the prevalence and its ratio of prescribing errors of stroke and diabetes mellitus inpatients at a public hospital in Banjarmasin, Indonesia. This research was conducted by a retrospective crosssectional study. The samples of the study are inpatients with stroke and diabetes mellitus. The study was carried out from January to December 2011. The result showed that prevalence of prescribing errors in stroke patients were higher (N = 1210; 35.0%) than diabetes mellitus patients (N=556; 16.0%). Prevalence ratio of prescribing errors among stroke patients greater than DM patients (RP= 1,53; p = 0,000; 95%CI 1,337-1,767). Therefore the prevalence of prescribing error in stroke patients is high with a prevalence ratio of 1,53 compared to diabetes mellitus patients. Key words: prescribing errors, stroke, diabetes mellitus. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan kesehatan yang sampai saat ini tetap menjadi perhatian adalah medication error yang menimbulkan berbagai dampak bagi pasien, mulai dari yang ringan bahkan sampai tingkat yang paling parah, yakni menyebabkan suatu kematian (Aronson,2009). Institute of Medicine USA memperkirakan medication error menjadi penyebab7000 kematian di USA pertahun. Medication error dapat terjadi pada

43 proses peresepan, peracikan dan pemberian obat kepada pasien serta pada tahap monitoring terapi (Cohen, 1999). Beberapa studi menyebutkan angka kejadian medication error yang dialami oleh pasien rawat inap di rumah sakit cukup tinggi, yakni sekitar 3-7%. Studi yang dilakukan oleh Dean et al (2002), menyebutkan bahwa farmasis menemukan 135 prescribing error pada pasien rawat inap setiap minggu dan 34 diantaranya berpotensi menimbulkan dampak yang serius. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh suatu badan patient safety di rumah sakit di Amerika Serikat menyebutkan bahwa medication error merupakan jenis terbanyak dari medical error yang terjadi setiap tahun, dimana peresepan dalam pengobatan kasus kardiovaskuler, termasuk kasus stroke menempati proporsi yang sangat besar dari sejumlah error yang terjadi (Michaels et al, 2010). Studi retrospektif yang dilakukan oleh Daud-Gallotti et al (2005), disebutkan dari 234 kasus stroke iskemik dan hemoragik 19% diantaranya mengalami medication errors. Kejadian medication error juga banyak terjadi pada pasien dengan riwayat penyakit diabetes mellitus. National Patient Safety Agency (NPSA) melaporkan kejadian prescribing error pada pasien diabetes, 126 diantaranya adalah diakibatkan oleh obat antidiabetik oral golongan sulfonil urea dan 1409 prescribing error terkait insulin. Studi lain yang dilakukan di salah satu rumah sakit terhadap pasien rawat inap dengan kasus hipertensi dan diabetes, didapatkan data bahwa lebih dari separuh pasien usia lanjut yang menderita penyakit hipertensi dan diabetes mengalami kejadian medication errors, yakni sebesar 98,7%, yang diakibatkan oleh kekeliruan dalam perhitungan dosis, kesalahan dalam frekuensi pemberian obat, pemilihan obat yang tidak tepat serta peresepan yang berpotensi menimbulkan interaksi (Hafiz, 2006). Penyakit stroke dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang menduduki peringkat terbesar di RSUD Ulin Banjarmasin. Hal inilah yang mendasari alasan pemilihan RSUD Ulin Banjarmasin sebagai tempat penelitian. Tingginya jumlah pasien stroke, hipertensi dan diabetes mellitus tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi pihak RSUD Ulin Banjarmasin dalam hal pengobatan, terutama terkait dengan pola peresepan. Penyakit stroke dan diabetes mellitus merupakan penyakit multietiologi, sehingga pola peresepan pada pasien tersebut cukup beragam. Hal tersebut memicu kemungkinan terjadinya medication error. Oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut mengenai kejadian medication error, khususnya prescribing error terhadap pasien stroke dan diabetes mellitus rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin. METODOLOGI Penelitian non eksperimental dengan rancangan cross-sectional,pengumpulan data retrospektif dari semua resep pasien stroke dan diabetes mellitus rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin periode tahun 2011. Kemudian dihitung prevalensi dan rasio prevalensi kejadian prescribing error. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pasien Penelitian ini menggunakan data resep dan data rekam medik pasien rawat inap dengan diagnosa utama stroke, hipertensi dan diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin periode tahun 2011. Berdasarkan data yang diperoleh dari database masing-masing ruangan rawat inap didapatkan 327 pasien stroke dan 175 pasien diabetes mellitus. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, maka didapatkan 304 pasien stroke dan 154 pasien diabetes mellitus. Prevalensi dan rasio prevalensi kejadian prescribing error Medication error dapat terjadi kapan saja

44 dan dimana saja dalam setiap langkah atau proses terapi baik itu dimulai pada saat pemilihan obat, penulisan resep, penterjemahan resep, peracikan dan pengolahan, penyerahan obat kepada pasien hingga penggunaan obat oleh pasien atau tenaga kesehatan (DepKes RI,2004). Salah satu yang menjadi penyebab prescribing error adalah penulisan resep yang tidak lengkap atau tidak jelas. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 tentang kefarmasian, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Resep yang lengkap adalah resep yang memenuhi aspek legalitas suatu resep yakni memiliki komponen seperti nama dokter penulis resep, tanggal resep, nama obat, kekuatan dosis, aturan pakai, nama pasien, umur, alamat pasien, serta paraf atau tanda tangan dokter. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sejumlah 3462 lembar resep,hasil analisis diperoleh prevalensi kejadian prescribing error pada pasien stroke ( N = 1210; 35.0%) lebih besar dari pasien diabetes mellitus (N=556; 16.0%). Penyakit - Stroke - DM Tabel I. Prevalensi Prescribing Errors Karakteristik Jumlah Prescribing Error (%) Resep N=3462(%) Ya N (%) Tidak N (%) 2204(63,7) 1258(36,3) 1210(35,0) `556 (16,0) 994 (28,7) 702 (20,3) Karakteristik Status Pembiayaan - Asuransi - Non Asuransi Jumlah Resep N=3462 (%) 2206 (64,0) 1256 (36,0) Prescribing Error (%) Ya Tidak N (%) N (%) 956 (28,0) 1082 (31,0) 1250 (36,0) 174 (5,0) Tabel II. Jenis-jenis Error Berdasarkan Kelompok Penyakit Jenis Error Stroke N = 1210 DM N = 556 Tidak ada nama dokter 40 73 Tidak mencantumkan tanggal 107 131 Kesalahan penulisan nama pasien 247 101 Tidak mencantumkan kekuatan dosis 353 80 Tidak mencantumkan aturan pemberian 256 74 Tidak mencantumkan nama pasien 65 38 Tidak mencantumkan usia pasien 54 22 Tidak ada tanda tangan/paraf 42 19 Tidak mencantumkan alamat (kelas) 46 18 Pasien stroke memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien diabetes mellitus (RP= 1,53; p = 0,000; 95%CI 1,337-1,767). Pasien non asuransi memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien asuransi (RP= 1,95; p = 0,000; 95%CI 1,718-2,211). Tingginya prevalensi prescribing error pada kelompok pasien stroke dipengaruhi oleh faktor dari penyakit stroke itu sendiri, dimana penyakit stroke

45 Tabel III. Jenis-jenis Error Berdasarkan Kelompok Status Pembiayaan Jenis Error Asuransi N = 956 Non Asuransi N = 1082 Tidak ada nama dokter 18 114 Tidak mencantumkan tanggal 25 156 Kesalahan penulisan nama pasien 207 126 Tidak mencantumkan kekuatan dosis 243 80 Tidak mencantumkan aturan pemberian 256 177 Tidak mencantumkan nama pasien 65 38 Tidak mencantumkan usia pasien 54 167 Tidak ada tanda tangan/paraf 42 13 Tidak mencantumkan alamat (kelas) 46 211 merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor usia, genetik, serta faktor penyakit seperti hipertensi dan DM. Hal tersebut tentunya berpengaruh dalam peresepan terhadap pasien stroke. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diketahui bahwa pada pasien stroke lebih banyak menerima jenis obat-obatan dan setiap dokter akan meresepkan obat yang berbeda dalam hal merk pada satu pasien. Hal ini tentunya berpotensi menimbulkan error, apabila obat yang diresepkan merupakan produk baru, dimana produk tersebut masih belum dikenal oleh pihak perawat maupun farmasi. Kesalahan bisa saja terjadi apabila dokter menuliskan obat tersebut dengan tidak jelas. Pasien non asuransi memiliki resiko mengalami prescribing error lebih besar dibanding pasien non asuransi (askes dan jamkesmas).hal ini disebabkan pasien Asuransi (Askes dan Jamkesmas) memiliki suatu standar obat yang disebut DPHO (Daftar Plafon Harga Obat), dimana dengan adanya DPHO, maka kepastian jenis dan harga obat dapat dijamin. Pada pasien non asuransi yang tidak memiliki standar pengobatan, tentunya akan berpotensi pada beragamnya peresepan. KETERBATASAN Penelitian ini tidak bisa mengetahui dengan jelas apakah resep benar-benar ditulis oleh dokter atau kemungkinan dituliskan oleh seorang perawat. KESIMPULAN Pasien stroke memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien diabetes mellitus (RP= 1,53; p = 0,000; 95%CI 1,337-1,767). Pasien non asuransi memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien asuransi (RP= 1,95; p = 0,000; 95%CI 1,718-2,211). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis terutama menyampaikan terima kasih kepada pihak RSUD Ulin Banjarmasin yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aronson, J.K. 2009. Medication errors: definitions and classification. Br J Clin Pharmacol, 67:599-604 Barber, N.D., Dean, B.S. 1998. The Incidence of medication errors and ways to reduce them. Clinical Risk,4:103-6. Caruba, T.,Colombet, I.,Gillaizeau, F.,Bruni, V.,Korb, V.,Prognon, P.,Bégué, D., Durieux, P.,Sabatie, B. 2010. Chronology of prescribing error during the hospital stay and prediction of pharmacist s alerts overriding: a prospective analysis. BMC Health Services Research, 10:13. Cohen, M.R. Editor. 1999. Medication Error. 2nd ed., American Pharmacists Association, Washington D C. Daud-Gallotti, R., Dutilh, N.H.M., Lorenzi, M.C., Eluf_Neto, J., Namie, O.M., Tadeu, V.I.2005.

46 Adverse events and death in stroke patients admitted to the emergency department of a tertiary university hospital. Eur J Emerg Med,12:63-71. Dean, B.,Schachter, M., Vincent, C., Barber, N. 2002. Prescribing errors in hospital In patients: their incidence and clinical significance. Qual Saf Health Care, 11:340 344. Department of Health. 2001. Building a safer NHS for patients. London Department of helth. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Survei kesehatan nasional. Laporan Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. DepKes. Hafiz, A.2006. Risk of medication error in elderly with hypertension and diabetes mellitus at internal medicine department of RS DR Sardjito Yogyakarta.Thesis.Gadjah Mada University. Kohn, L., Corrigan, J and Donaldson, M (editor).2000. To err is human : building a safer health system. Report of the committee on quality of health care in America, institute of medicine, Washington. National Academy Press. Michaels, A.D., Spinler, S.A., Leeper B., Ohman, E.M., Alexander, K.P., Newby, K., Ay, H., Gibler, W.B. 2010. Medication errors in acute cardiovascular and stroke patients: A scientific statement from the american heart association. Circulation,121: 1664-1682 NCCMERP.org. [Homepage on the internet]. United States. About medication errors. National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCC MERP). [cited 2011 July 07]. Available from : http://www.nccmerp.org/aboutmederrors.htm. Diakses 07 Juli 2011. Rojo, J.A.C., Martínez, M.A., Jinich, J.K., Cervantes, L.V., Montoya, E.P., Poo, C.R. 2009. Potential prescription patterns and errors in elderly adult patients attending public primary health care centers in Mexico City. Clin Interv Aging, 4: 343 350. William, D.J.P. 2007. Medication errors. J.R. Coll Physicians Edinb, 37:343-346.