ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

dokumen-dokumen yang mirip
analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

LAELA MIFTAHUL JANNAH

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT TINDAKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Soraya Nurul Hidayah. Abstract

QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS OF THE IN-PATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENTS FOR PATIENTS WITH HYPERTENSION AT THE PANTI WILASA DR

BAB III METODE PENELITIAN. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap dengan diagnosis VERTIGO di rsi amal sehat PeriOde TriWulan iv Pada TaHun 2012

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan dari

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

Shita Anindyta. PENDAHULUAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis nomor 78 tahun 1991 tentang Penyelenggaraan

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

Kata Kunci PENDAHULUAN

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

N n. 126 n. pendekatan cross sectional yaitu menganalisa penelitian pada saat penelitian berlangsung, dan penelitian dilakukan secara deskriptif.

ABSTRAK ANALISA KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PENYAKIT DALAM PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2013 DI RS TELOGOREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

ABSTRACT. Key words : Medical Record Documents Inpatient (MRD Inpatient), Surgical Diseases, Reference : 15 ( )

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG AN NISA TRIWULAN I TAHUN 2012 DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN TYPOID DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

Rd. Irda Melinda Febriyanti 1, Ida Sugiarti 2 1

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORMULIR INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN Efi Sriatmi*), dr.zaenal Sugiyanto,M.

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Periode April di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2011

D-III Study Program Medical Record and Health Information. Faculty of Health Dian Nuswantoro Univercity Semarang 2015 ABSTRACT AISAH PAHLEVI

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TRIWULAN IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS KASUS BEDAH ORTHOPEDI PADA PERIODE TRIWULAN IV DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS TAHUN 2015

ANALISIS TREND PASIEN RAWAT INAP BRONCHITIS DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI PERIODE TAHUN 2011

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dimiliki oleh suatu instansi. Man yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) adalah petugas yang bertanggung jawab mengisi formulir / berkas.

Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan Kedokteran di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012

Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Bakti Nusantara, Gorontalo,

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF KE IN AKTIF DI RUANG FILING RSUD DR.MOEWARDI

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

Bangkit Ary Pratama 1 Toura Lovita Karunia 2 Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

TINJAUAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN STANDAR JCI DI BANGSAL RAJAWALI 4B RSUP DR.KARIADI SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016

Nugrahaning Pundi Astanti

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

Tri Puji Hastuti. : Medical Record Document, Sectio Caesarea, Quantitative. and Qualitative PENDAHULUAN

Transkripsi:

Tinjauan Ketidaklengkapan Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran Pada Pasien Rawat Inap Dari Aspek Hukum di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 DR. Bekti Suharto,S.H.,M.Hum Poltekkes Bhakti Muli bektisuharto@gmail.com Abstract : In 2016, at the This research uses descriptive study. The metod used is the method of observation to use the tools of the check ist. Based on observation methods and approaches used are retrospective. In the 98 medical record documents in surgical patients who have been analyzed entirely incomplete document. The highest incomplete in the reporting report of 45 forms or 45.91%. The lowest incomplete in the identification review of 4 forms or 4.08%. Consent form actions medicine (informed consent) seen from the legal aspect of the clarity of the physician in conveying information to the patient s family and record in the form in clear and accompained by the physician s physician, doctor s name, witness s name, witness s witness place and date of writting number. There needs to be coordination through official forums between medical records officers and other units especially doctors and nurses in completing the consent form actions medicine (informed consent). Preferably after giving medical treatment to the patient, the medical personnel especially doctors and nurses immediately complete informed consent so there is no void on item item in consent form actions medicine (informed consent). Keyword : Identification Review, Reporting Review, Autentifikasi Review, Registration Review, Legal Adpects Of Consent Form Medical Actions. Abstrak : Pada tahun 2016 di Wonogiri tercatat dengan total tindakan operasi sebesar 4458. Berdasarkan survey pendahuluan sampel 10 DRM rawat inap terdapat ketidaklengkapan dalam pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran lengkap sebanyak 30%. Sedangkan formulir persetujuan tindakan kedokteran tidak lengkap sebanyak 70%. Pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran masih banyak yang tidak lengkap sehingga dapat berpengaruh terhadap proses pelayanan. Jenis penelitiannya menggunakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan memakai alat bantu check list. Berdasarkan metode observasi dan pendekatan yang digunakan adalah retrospektif. Dari 98 dokumen rekam medis pada pasien operasi yang telah dianalisis seluruhnya belum lengkap. Ketidaklengkapan tertinggi pada review pelaporan sebanyak 45 formulir atau 45.91%. Ketidaklengkapan terendah pada review identifikasi sebanyak 4 formulir atau 4.08%. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) dilihat dari aspek hukum yaitu adanya kejelasan dokter dalam menyampaikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien serta mencatat didalam formulir tersebut dalam keadaan jelas dan disertai paraf dokter, nama dokter, nama saksi, paraf saksi, dibubuhkan tempat dan tanggal penulisan formulir. Perlu adanya koordinasi melalui forum resmi antara petugas rekam medis dengan unit lain khususnya dokter dan perawat dalam melengkapi formulir persetujuan tindakan kedokteran (informed consent).sebaiknya setelah memberikan tindakan medis pada pasien, petugas medis khususnya dokter dan perawat segera melengkapi informed consent agar tidak terdapat kekosongan pada item-item di formulir persetujuan tindakan kedokteran (informed consent). Kata Kunci : Review Identifikasi, Review Pelaporan, Review Autentifikasi, Review Pencatatan, Aspek Hukum Dari Formulir PersetujuanTindakan Kedokteran I. PENDAHULUAN Informed Consent dikenal juga dengan persetujuan tindakan kedokteran yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/MENKES/PER/III/2008. Saat survey study pendahuluan, peneliti mengambil sampel formulir persetujuan tindakan kedokteran, dari 10 formulir persetujuan tindakan kedokteran pasien rawat inap, formulir persetujuan tindakan kedokteran lengkap sebanyak 30%. Sedangkan formulir persetujuan tindakan kedokteran tidak lengkap sebanyak 70% pada item diagnosis, umur, jam, jenis kelamin, nama terang dokter, tanda tangan dokter, nama terang saksi dan tanda tangan saksi. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 237

Ketidaklengkapan terdapat pada review identifikasi, review pelaporan dan review autentifikasi. Formulir persetujuan tindakan kedokteran masih belum sepenuhnya mengisi item-item yang ada, pengisian masih banyak yang tidak lengkap sehingga dapat berpengaruh terhadap proses pelayanan. Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui ketidaklengkapan pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran pasien rawat inap di RSUD dr. Soediran Mangun Tujuan Khusus : a. Mengetahui ketidaklengkapan pengisian review identifikasi Formulir persetujuan b. Mengetahui ketidaklengkapan pengisian review pelaporan Formulir Persetujuan c. Mengetahui ketidaklengkapan pengisian review autentifikasi Formulir Persetujuan d. Mengetahui ketidaklengkapan pengisian review pencatatan Formulir Persetujuan e. Mengetahui Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran dari aspek hukum kesehatan. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian serta mencakup berbagai tingkat maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. (Rustityanto, Ery. 2010 : 27. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/MENKES/III/2008 tentang rekam medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia) 2.3 UNIT RAWAT INAP Unit Rawat Inap (URI) atau Instalasi Rawat Inap (IRNA) adalah salah satu bagian pelayanan klinis yang melayani pasien karena keadaannya harus di rawat selama 1 hari atau lebih. Tugas pokok URI dalam pelayanan rekam medis yaitu : 1. Mencatat semua hasil-hasil pelayanan tersebut diatas ke dalam formulir rawat inap yang sesuai. 2. Mencatat mutasi pasien pada formulir SHRI pada waktu yang telah ditentukan yang disebut cut off time. 3. Mencatat kegiatan rawat inap pada buku register pasien rawat inap. 4. Membuat laporan kegiatan rawat inap. Sedangkan peran dan fungsinya sebagai pencatat data hasil pelayanan dan kegiatan rawat inap. (Shofari, Bambang 2002 : 30. PSRK 01 Buku 1 Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi Rekam Medis. Semarang : PORMIKI Jawa Tengah) Filing merupakan tempat menyimpan dokumen rekam medis, yang disimpan berdasarkan nomor rekam medisnya. 1. Tugas Pokok Bagian filing adalah satu bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok : a. Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan DRM. b. Mengambil kembali (retrieve) DRM untuk berbagai keperluan. c. Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan. (Shofari, Bambang 2002 : 52. PSRK 01 Buku 1 Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi Rekam Medis. Semarang: PORMIKI Jawa Tengah) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 238

kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia) Menurut DepKes RI tahun 2006 kegiatan analisis kuantitatif dilakukan atau dimaksudkan karena adanya desakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya sesuatu yang dihilangkan. Disamping itu juga agar berkas rekam medis lengkap dan dapat dipergunakan sebagai referensi pelayanan kesehatan, melindungi minat hukum sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk mengetahui ketidaklengkapan perlu dilakukan analisis kuantitatif. (Depkes RI, 2006 : 76. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis di Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik) Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek, organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik dan ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum. Kedudukan Hukum Rekam Medis a. Sebagai bahan bukti hukum b. Bukti proses keseluruhan pelayanan kesehatan c. Sebagai dasar penghitungan statistik dan jasa (Amir, Hanafiah. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran) II. METODE PENELITIAN a. Analisis Penelitian : Jenis penelitiannya menggunakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu survei yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan memakai alat bantu check list. Berdasarkan metode observasi dan pendekatan yang digunakan adalah retrospektif. Pada umumnya survey deskriptif digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut. (Notoatmodjo, Soekidjo. 2012 : 35. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta) b. Metode Pengambilan Data : Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi (pengamatan) dan wawancara. Dalam penelitian ini yang dimaksud observasi yaitu peneliti akan mengamati formulir persetujuan tindakan kedokteran apakah pada formulir tersebut isinya sudah sesuai dengan aspek rekam medis dan meneliti penulisan kelengkapan pada formulir persetujuan tindakan kedokteran berdasarkan SOP yang terdapat di RSUD dr. Soediran Mangun (Notoatmodjo, Soekidjo. 2012 : 131. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta) c. Pendekatan : Penelitian ini menggunakan studi retrospektif. Menurut Notoatmodjo tahun 2012, studi retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backwardlooking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri ke belakang tentang penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut. (Notoatmodjo, Soekidjo. 2012 : 27. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta) POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN a. Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah berkas formulir persetujuan tindakan kedokteran sebanyak 4458 dokumen di RSUD dr. Wonogiri Tahun 2016. b. Sampel : Teknik sampling yang digunakan adalah Pengambilan Sampel secara Acak Sederhana (Simple Random Sampling). Sampel diambil dari 4458 dokumen rekam medis adalah 98 formulir persetujuan tindakan kedokteran yang ada didalam dokumen rekam medis. (Siregar, Syofian. 2014 : 149. Statiska Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers) VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL a. Variabel Penelitian : Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didadapatkan oleh satuan penelitian ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 239

tentang suatu konsep oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. (Notoatmodjo, Soekidjo. 2012 : 103. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta) Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Formulir persetujuan tindakan kedokteran. b. SOP persetujuan tindakan kedokteran di Kabupaten c. Kelengkapan pengisian persetujuan tindakan kedokteran. b. Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. a) Review identifikasi lengkap apabila nama, nomor rekam medis, umur, jenis kelamin, dan alamat diisi oleh dokter atau perawat, tidak lengkap apabila salah satu item tersebut tidak terisi. b) Review autentifikasi lengkap apabila pada item nama dokter, tanda tangan dokter, nama saksi, tanda tangan saksi, dan tanda tangan pembuat pernyaratan diisi oleh dokter atau perawat. Dan tidak lengkap apabila salah satu item tidak terisi. c) Review pelaporan lengkap apabila jam dan tanggal sudah terisi pada formulir persetujuan tindakan medis, dikatakan tidak lengkap apabila semua atau sebagian item belum terisi. d) Review pencatatan formulir persetujuan tindakan medis lengkap apabila penulisan jelas, dapat dibaca, tanpa ada coretan, tanpa adanya tipex. Dan tidak lengkap apabila ada salah satu iem tesebut. e) Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat. SUMBER DATA PENELITIAN Data Primer : a. Mengamati identifikasi, autentifikasi, pencatatan, pelaporan pada formulir persetujuan tindakan kedokteran berdasarkan aspek rekam medis. b. Mengamati kelengkapan persetujuan tindakan kedokteran berdasarkan SOP di Kabupaten Data Sekunder : Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, adanya perantara dengan pihak lain, misalnya pada penelitian ini data sekunder diperoleh dilapangan yaitu : a. Dokumen atau arsip tentang penyelenggaraan rumah sakit dan rekam medis. b. Studi pustaka, buku teks dan literatus maupun sumber lain. (Rustiyanto, Ery 2009 : 8. Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu) INSTRUMENT PENELITIAN a. Pedoman observasi yaitu pedoman yang digunakan untuk pengamatan pada Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran. b. Pedoman wawancara yaitu pedoman yang digunakan untuk menanyakan keterangan yang ada. c. Check list yaitu pedoman yang digunakan untuk kelengkapan dengan tanda centang atau tanda lainnya. d. Peralatan tulis yang digunakan dalam penelitian. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA a. Pengolahan Data : a) Collecting yaitu proses pengumpulan data dari hasil observasi yang telah dilakukan. b) Editing yaitu mengoreksi dan mengidentifikasi kembali data Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran. c) Klasifikasi yaitu mengelompokkan data yang telah terkumpulkan sesuai dengan kelompoknya. d) Penyajian data yaitu data yang telah disajikan dalam bentuk informative menganalisa deskriptif. b. Analisis Data : Analisis deskriptif dilakukan untuk satu variabel atau per variabel yaitu mengenai formulir persetujuan tindakan kedokteran di Kabupaten III. HASIL PENGAMATAN identifikasi Formulir Persetujuan Tindakan identifikasi meliputi item nama, nomor rekam medis, jenis kelamin dan umur, ditemukan ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 240

terisi pada item data identifikasi nama (10,20%) dan umur (4.08%). Hal ini disebabkan karena masih kurang dan belum maksimalnya pengisian formulir. Dilihat dari kurangnya petugas dalam menanyakan identitas pasien, apabila pasien rawat inap dan segera pulang petugas membiarkan dokumen tersebut kosong tanpa kembali mempertanyakan lagi. pelaporan Formulir Persetujuan Tindakan pelaporan meliputi : jenis kelamin, alamat, laporan operasi dan jam, bahwa ditemukan terisi pada diagnosis (4,08%), jam (45,91%) dan tanggal (9,18%). Tidak lengkapnya pengisian item diagnosis dikarenakan dokter lupa untuk memberi diagnosis pasien karena pasien dalam keadaan kritis dan perawat lupa untuk mengingatkan dokter untuk menulis diagnosa tersebut, sedangkan pada item tanggal dan item jam dikarenakan dalam pemberian formulir persetujuan tindakan kedokteran masih ada yang menggunakan formulir lama dimana tanggal dan jamnya belum dicantumkan. Tidak lengkapnya pengisisan item laporan operasi dikarenakan kebiasaan dan kurangnya kesadaran dari dokter atau perawat yang tidak mengisi laporan operasi setiap selesai dalam pelayanan terhadap pasien. autentifikasi Formulir Persetujuan Tindakan Sumarso Kabupaten Wonogiri autentifikasi meliputi paraf dokter, paraf saksi paraf yang membuat pernyataan, nama terang dokter, nama terang saksi keluarga, nama terang saksi bidan atau perawat dan nama terang yang membuat pernyataan. Diketahui bahwa ada beberapa Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) yang tidak terisi pada item data autentifikasi yaitu paraf dokter, paraf saksi nama terang dokter, nama terang saksi keluarga, nama terang saksi bidan atau perawat dan nama terang yang membuat pernyataan, karena disebabkan tenaga kesehatan belum melaksanakan tertib administrasi dengan baik dan tidak ada bukti bahwa dokter telah memberikan informasi mengenai tindakan medis yang dilakukan oleh pasien. pencatatan Formulir Persetujuan Tindakan pencatatan meliputi coretan dan singkatan dimana review ini bertujuan untuk mengetahui letak kesalahan, misal dan catatan lalu dibubuhi keterangan yang jelas. Hasil dari penelitian ini ditemukan ada beberapa Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) yang tidak terisi pada item data pencatatan berupa coretan (14,28%) dan singkatan (11,22%). Ketidaksesuaian pencatatan tersebut karena kebiasaan dan kurangnya kesadaran dari dokter maupun petugas medis yang bertanggung jawab dalam melakukan pengisian dokumen rekam medis setiap selesai dalam pelayanan terhadap pasien. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran dari aspek hukum kesehatan. Setelah dilihat dari formulir dan wawancara di Kabupaten Wonogiri dimana penulisan formulir yang lengkap bertujuan supaya tercipta perlindungan bagi rumah sakit apabila ada kasus yang berlanjut dirana hukum. Namun Masih adanya pembetulan kesalahan yang tidak tepat seperti coretan tanpa paraf dan adanya tipe-x menjelaskan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan Permenkes No.269 MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis bab III pasal 5 ayat (6) bahwa pembetulan sebagaimana disebutkan pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Dalam prakteknya masih terdapat beberapa item yang penulisannya belum lengkap, sehingga akan mempengaruhi rendahnya perlindungan hukum bagi rumah sakit. Sehingga pada Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) harus terdapat informasi yang disampaikan pada pasien atau keluarga pasien dan membubuhkan waktu dan tempat. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 241

IV. PEMBAHASAN identifikasi Formulir Persetujuan Tindakan identifikasi meliputi item nama, nomor rekam medis, jenis kelamin dan umur, ditemukan terisi pada item data identifikasi nama (10,20%) dan umur (4.08%). Hal ini disebabkan karena masih kurang dan belum maksimalnya pengisian formulir. Dilihat dari kurangnya petugas dalam menanyakan identitas pasien, apabila pasien rawat inap dan segera pulang petugas membiarkan dokumen tersebut kosong tanpa kembali mempertanyakan lagi. pelaporan Formulir Persetujuan Tindakan pelaporan meliputi : jenis kelamin, alamat, laporan operasi dan jam, bahwa ditemukan terisi pada diagnosis (4,08%), jam (45,91%) dan tanggal (9,18%). Tidak lengkapnya pengisian item diagnosis dikarenakan dokter lupa untuk memberi diagnosis pasien karena pasien dalam keadaan kritis dan perawat lupa untuk mengingatkan dokter untuk menulis diagnosa tersebut, sedangkan pada item tanggal dan item jam dikarenakan dalam pemberian formulir persetujuan tindakan kedokteran masih ada yang menggunakan formulir lama dimana tanggal dan jamnya belum dicantumkan. Tidak lengkapnya pengisisan item laporan operasi dikarenakan kebiasaan dan kurangnya kesadaran dari dokter atau perawat yang tidak mengisi laporan operasi setiap selesai dalam pelayanan terhadap pasien. autentifikasi Formulir Persetujuan Tindakan Sumarso Kabupaten Wonogiri autentifikasi meliputi paraf dokter, paraf saksi paraf yang membuat pernyataan, nama terang dokter, nama terang saksi keluarga, nama terang saksi bidan atau perawat dan nama terang yang membuat pernyataan. Diketahui bahwa ada beberapa Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) yang tidak terisi pada item data autentifikasi yaitu paraf dokter, paraf saksi nama terang dokter, nama terang saksi keluarga, nama terang saksi bidan atau perawat dan nama terang yang membuat pernyataan, karena disebabkan tenaga kesehatan belum melaksanakan tertib administrasi dengan baik dan tidak ada bukti bahwa dokter telah memberikan informasi mengenai tindakan medis yang dilakukan oleh pasien. pencatatan Formulir Persetujuan Tindakan pencatatan meliputi coretan dan singkatan dimana review ini bertujuan untuk mengetahui letak kesalahan, misal dan catatan lalu dibubuhi keterangan yang jelas. Hasil dari penelitian ini ditemukan ada beberapa Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) yang tidak terisi pada item data pencatatan berupa coretan (14,28%) dan singkatan (11,22%). Ketidaksesuaian pencatatan tersebut karena kebiasaan dan kurangnya kesadaran dari dokter maupun petugas medis yang bertanggung jawab dalam melakukan pengisian dokumen rekam medis setiap selesai dalam pelayanan terhadap pasien. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran dari aspek hukum kesehatan. Setelah dilihat dari formulir dan wawancara di Kabupaten Wonogiri dimana penulisan formulir yang lengkap bertujuan supaya tercipta perlindungan bagi rumah sakit apabila ada kasus yang berlanjut dirana hukum. Namun dalam prakteknya masih terdapat beberapa item yang penulisannya belum lengkap, sehingga akan mempengaruhi rendahnya perlindungan hukum bagi rumah sakit. Sehingga pada Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran (informed consent) harus terdapat informasi yang disampaikan pada pasien atau keluarga pasien dan membubuhkan waktu dan tempat. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 242

V. KESIMPULAN 1. Review identifikasi Formulir Persetujuan Wonogiri pada item nomor rekam medis yang terisi lengkap sebesar 100%. Pada item nama yang terisi lengkap sebesar 90% (88) dan yang tidak lengkap sebesar 10% (10). Pada item umur yang terisi lengkap sebesar 96% (94) dan yang tidak lengkap sebesar 4% (4). Pada item jenis kelamin yang terisi lengkap sebesar 100%. 2. Review pelaporan Formulir Persetujuan Wonogiri pada item diagnosis yang terisi lengkap sebesar 96% (94) dan yang tidak lengkap sebesar 4% (4). Pada item jam yang terisi lengkap sebesar 54% (53) dan yang tidak lengkap sebesar 46% (45). Pada item tanggal yang terisi lengkap sebesar 91% (89) dan yang tidak lengkap sebesar 9% (9). 3. Review autentifikasi Formulir Persetujuan Wonogiripada item paraf dokter yang terisi lengkap sebesar 94% (93) dan yang tidak lengkap sebesar 6% (5). Pada item paraf saksi keluarga yang terisi lengkap sebesar 77% (75) dan yang tidak lengkap sebesar 23% (23). Pada item paraf saksi bidan atau perawat yang terisi lengkap sebesar 82% (80) dan yang tidak lengkap sebesar 18% (18). Pada item paraf yang membuat pernyataan yang terisi lengkap sebesar 100%. Pada item nama terang dokter yang terisi lengkap sebesar 83% (81) dan yang tidak lengkap sebesar 17 % (17). Pada item nama terang saksi keluarga yang terisi lengkap sebesar 78% (76) dan yang tidak lengkap sebesar 22% (22). Pada item nama terang saksi bidan atau perawat yang terisi lengkap sebesar 85% (83) dan yang tidak lengkap sebesar 15% (15). Pada item nama terang yang membuat pernyataan yang terisi lengkap sebesar 89% (87) dan yang tidak lengkap sebesar 11% (11). 4. Review pencatatan Formulir Persetujuan Wonogiripada item coretan terisi lengkap sebesar 86% (84) dan yang terisi tidak lengkap 14% (14). Pada item singkatan yang terisi lengkap sebesar 89% (87) dan yang tidak lengkap sebesar 11% (11). 5. Formulir persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) dilihat dari aspek hukum yaitu kurangnya kejelasan dokter dalam menyampaikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien serta ketidaklengkapan mencatat didalam formulir tersebut dalam keadaan jelas dan disertai paraf dokter, nama dokter, nama saksi, paraf saksi, dibubuhkan tempat dan tanggal penulisan formulir tersebut, sehingga akan mempengaruhi rendahnya perlindungan hukum bagi rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA Amir, Hanafiah. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit. Depkes. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2012 : 35. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Rustityanto, Ery. 2010 : 27. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia 2009 : 8. Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Shofari, Bambang. 2002. Buku 1 Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis Dan Dokumentasi Rekam Medis. Semarang : PORMIKI Jawa Tengah Siregar, Syofian. 2014 : 149. Statiska Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta : Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia Permenkes RI No.290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 243