BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. produksi energi nasional, dimana menurut data Departemen Energi dan Sumber Daya

n.a n.a

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lem

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbedaan Keramik Konvensional dengan Advanced Ceramics Karakteristik Konvensional Advanced Temperatur maksimal C

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi.

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Oleh: Drs. Setiadi D. Notohamijoyo *) Ir. Agus Sugiyono *)

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab I dibahas latar belakang penulisan tesis ini hingga rencana bisnis

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

2 Penetapan Harga Batubara Untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Re

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,

BAB I PENGANTAR. Tabel I. Produsen Batu Bara Terbesar di Dunia. 1. Cina Mt. 2. Amerika Serikat Mt. 3. Indonesia 281.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam wilayah hukum. pertambangan Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

Tanya Jawab Seputar Tarif Tenaga Listrik 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

NATURAL GAS TO LIQUIFIED NATURAL GAS

Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi.

Pemerintah Memastikan Larangan Ekspor Mineral Mentah

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 LEMBAR PENGESAHAN 2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.. 3 KATA PENGANTAR. 4 ABSTRACK... 7 INTISARI 8 DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

Materi Paparan Menteri ESDM

KEPPRES 31/1997, PEMBANGUNAN DAN PENGUSAHAAN KILANG MINYAK DAN GAS BUMI OLEH BADAN USAHA SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Benda ini biasanya berwarna hitam, dan kadang berwarna coklat tua.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN. Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java, Ltd (PHE ONWJ

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya bauksit di Indonesia mencapai 3,47 miliar ton, yang terdapat di dua

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi persoalan untuk mencapai target

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Jumlah sumber daya mineral yang merupakan kekayaan alam jumlahnya sangat besar. Potensi sumber daya dan cadangan mineral metalik tersebar di 437 lokasi di Indonesia bagian Barat dan Timur (ESDM, 2007). Dengan kekayaan sumber daya dan cadangan mineral yang besar, disamping sebagian diolah didalam negeri, juga diekspor dalam bentuk masih belum diolah. Indonesia mengekspor bijih mentah (raw ore) seperti Bauxite sebesar 1,5 Juta Ton dan Nickel ore sebesar 4,25 Juta Ton di tahun 2006 [1]. Untuk memberikan nilai tambah dari mineral-mineral tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-undang (UU) pertambangan mineral dan batubara (Minerba) No. 4/2009, dimana menurut pasal 103, pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) operasi produksi, diwajibkan melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri [2]. Konsekuensi dari UU Minerba yang baru tersebut, maka barang tambang yang sebelumnya boleh diekspor dalam bentuk mentah (raw ore) dilarang untuk diekspor, dan pemilik ijin usaha pertambangan diwajibkan membangun pabrik pengolahan mineral di dalam negeri. Dengan diwajibkannya membangun pabrik pengolahan mineral di dalam negeri bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), maka harus disediakan energi listrik dalam jumlah besar, untuk memenuhi kebutuhan proses pengolahannya. Disamping mempunyai sumberdaya dan cadangan mineral, Indonesia mempunyai potensi sumberdaya energi yang tersebar di pulau-pulau baik di daratan (onshore) maupun di lepas pantai (offshore). Lokasi antara sumber 1 Universitas Indonesia

mineral dan sumber energi tidak selalu berdekatan sehingga kebutuhan energi disediakan dari tempat yang jauh dari pabrik pengolahan. Pemenuhan kebutuhan energi dalam jumlah besar akan bersaing, karena pemenuhan kebutuhan energi tidak hanya untuk kebutuhan pengolahan mineral, tetapi energi juga dibutuhkan untuk pertumbuhan tenaga listrik nasional, untuk industri dan ekspor untuk mendapatkan devisa Negara. PT PLN didalam RUPTL tahun 2009, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 10 tahun kedepan sebesar 6,2% pertahun, diproyeksikan pada tahun 2018 kebutuhan tenaga listrik nasional akan menjadi 325,2 Twh. Kebutuhan tenaga listrik tersebut akan disuplai dari BBM, gas, LNG, batubara, Hydro dan PLTP. Pada tahun 2007 konsumsi BBM masih sebesar 18,5%, dan direncanakan menurun menjadi 4,7% pada 2010 dan 1,2% pada 2018. Sementara itu kontribusi batubara akan meningkat dari 49,7% pada tahun 2007, akan naik menjadi 61,2% pada tahun 2010 dan 64,1% pada 2018. Sedangkan porsi gas alam yang pada tahun 2007 adalah 18,1%, akan meningkat menjadi 21,1% pada tahun 2010, dan 17,2% pada tahun 2018 [3]. Rencana kebutuhan bahan bakar PLN untuk konsumsi pembangkit listrik seluruh Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Kebutuhan Bahan Bakar PLN-Indonesia Tahun 2008-2018 Sumber: RUPTL PT. PLN(Persero) 2009-2018 Disamping itu karena harganya yang lebih menarik batubara diekspor sekitar 72% dari total produksi, ke pasar tradisional Jepang, Taiwan, Korea selatan dan Eropa. Gas alam pipa diekspor sekitar 5,5% dari total produksi gas alam melaui Trans ASEAN Gas Pipeline dengan tujuan Singapura dan Malaysia (ESDM, 2007). Pertumbuhan konsumsi gas dunia dari tahun 1983-2008 terus meningkat, peningkatan konsumsi di tahun 2008 dari tahun sebelumnya sebesar 2,5 % [4]. Gas alam dalam LNG akan lebih menarik diekspor untuk penerimaan 2 Universitas Indonesia

devisa negara ke pasar tradisional seperti Jepang, Taiwan dan Korea dan pembeli baru seperti China dan Amerika. Kenaikan harga ekspor LNG di pasar tradisional dikaitkan dengan kenaikan harga crude oil JCC (Japan Crude Cocktail) [5]. Dari latar belakang diatas, dengan berlakunya UU Minerba No. 4/2009, maka energi untuk pengolahan mineral membutuhkan energi dalam jumlah besar. Akan tetapi suplai energi akan bersaing dengan peningkatan kebutuhan energi dalam negeri dan bersaing dengan harga ekspor yang lebih menarik untuk mendapatkan devisa. Oleh karena itu, maka cadangan gas stranded, yang sebelumnya tidak ekonomis karena lokasinya yang jauh dari konsumen, dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi pengolahan mineral. 1.2 Perumusan Permasalahan Perumusan permasalahan pada tesis ini adalah sbb : 1. Menurut Undang-undang (UU) pertambangan mineral dan batubara No. 4/2009, pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri. Konsekuensi dari UU Minerba yang baru tersebut adalah dibutuhkan energi listrik dalam jumlah besar untuk mengolahnya. 2. Lokasi sumber energi dan lokasi cadangan mineral tidak selalu berdekatan, sehingga dibutuhkan transmisi energi dari sumber energi menuju pabrik pengolahan mineral. 3. Pemenuhan kebutuhan energi untuk pengolahan mineral bersaing dengan konsumsi energi untuk pertumbuhan tenaga listrik nasional, untuk industri, dan ekspor untuk mendapatkan devisa negara. 4. Membuat cadangan gas stranded menjadi ekonomis dengan menyuplai energi ke pabrik pengolahan mineral. 3 Universitas Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi pemanfaatan cadangan gas stranded untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik pabrik pengolahan mineral pada saat UU Minerba diberlakukan di tahun 2014. 2. Menghitung cadangan gas stranded minimal yang dibutuhkan untuk konsumsi pembangkit listrik dengan menentukan jenis mineral yang diproses, proses pengolahan dan kapasitas pabrik pengolahan mineral. 3. Mengevaluasi keekonomian cadangan gas stranded yang sebelumnya tidak ekonomis karena tidak adanya konsumen dengan sensitifitas harga jual gas ke pembangkit listrik. 4. Melakukan perhitungan keekonomian harga listrik dan analisa perbandingan harga listrik dan harga gas. 5. Membuat analisa sensitifitas harga listrik terhadap perubahan jarak antara lokasi sumber gas dengan pabrik pengolahan mineral sebagai konsumen listrik. 1.4 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang spesifik dan terarah, maka diberikan beberapa batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan gas alam untuk pabrik pengolahan mineral hanya untuk pembangkit listrik. 2. Jarak sumber gas dan pembangkit listrik paling jauh 5 Km. 3. Jarak pembangkit listrik dan pabrik pengolahan mineral lebih dari atau sama dengan 100 Km dan transmisi listrik yang digunakan adalah transmisi high voltage AC (HVAC). 4. Cadangan gas stranded yang belum termanfaatkan berlokasi di daratan (onshore) dan non Associated gas. 5. Perhitungan daya pemakaian sendiri pembangkit, rugi-rugi transmisi listrik dan konsumsi energi pemakaian sendiri pengolahan gas adalah dengan rule of thumb. 4 Universitas Indonesia

6. Perhitungan rugi-rugi transmisi listrik merujuk kepada rugi rugi transmisi perusahaan listrik dengan rule of thumb dan tegangan transmisi disesuaikan terhadap panjang transmisi untuk mempertahankan jumlah rugi-rugi transmisi. 7. Analisa keekonomian cadangan gas tidak meninjau reservoir, eksplorasi dan produksi. 8. Perhitungan keekonomian tidak termasuk depresiasi dan fiskal seperti insentif dan pajak. 9. Perhitungan kapital dan Operation & Maintenance (O&M)) berdasarkan rule of thumb. 10. Asumsi parameter finansial sebagai masukan model finansial adalah asumsi yang bersifat umum pada analisa keekonomian proyek di tahun 2008-2009. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan, maka penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika penulisannya dapat diuraikan sebagai berikut: BAB 1 BAB 2 BAB 3 PENDAHULUAN Bab Pendahuluan memberikan penjelasan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan. TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka menjelaskan sumberdaya mineral Indonesia dan kaitannya dengan UU Minerba No.4/2009, definisi gas stranded dan penyebabnya, pengolahan gas alam, pembangkit listrik, transmis listrik dan teori analisa keekonomian proyek. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metoda dan langkah langkah yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari tujuan penelitian sampai 5 Universitas Indonesia

BAB 4 BAB 5 rumusan perhitungan harga listrik dan evaluasi cadangan gas untuk masukan dalam membuat model finansial. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab Hasil dan Pembahasan, membahas dan menganalisa hasil dari pemodelan finansial dan analisa sensitifitas. KESIMPULAN 6 Universitas Indonesia