BAB I PENDAHULUAN. Jalan ini terkenal karena merupakan salah satu penggal sejarah kemerdekaan RI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. elemen fisik yang menunjukan rupa kota itu sendiri. Aspek fisik dan sosial ini

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini kota-kota di Indonesia telah banyak mengalami. perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pembangunan massa dan

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini merupakan suatu paparan mengenai hal hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

PERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR. Oleh: NDARU RISDANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. yang berangkat dari kultur history. Adalah konsekuen serius untuk kota agar dapat

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. dari target yang ditetapkan. Kegiatan pertambangan mengalami penurunan seiring

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN MENARA KUDUS SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Proses terbentuknya kawasan Pecinan Pasar Gede hingga menjadi pusat

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REDESAIN GEDUNG BIOSKOP DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA BAGIAN I. Pendahuluan dan Latar Belakang UKDW TUGAS AKHIR WILFRIDUS GALIH PRAKOSA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

BAB I PENDAHULUAN Fenomena Elemen Elemen Kawasan terhadap kawasan Tugu Pal Putih

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR

KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D

BAB I PENDAHULUAN. adalah di Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat yang keberadaanya ada di pusat

BAB II KAJIAN LITERATUR

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pariwisata merupakan tempat yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. a. Perkembangan morfologi Kawasan Alun-alun Lama Kota Semarang. Kawasan Alun-alun Lama Kota Semarang berada di bagian pusat kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB II KAJIAN TEORI...

PENATAAN KORIDOR JALAN LETJEN S. PARMAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN DI PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Jadi suatu kota bukanlah hanya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN

PASAR IKAN DAN PASAR FESTIVAL IKAN DI SUNDA KELAPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Masyarakat kota Yogyakarta pasti mengenal Kawasan JL. KHA. Dahlan. Jalan ini terkenal karena merupakan salah satu penggal sejarah kemerdekaan RI yang terkenal dengan tokohnya KHA. Dahlan dengan organisasi Islamnya Muhammadiyah. Terdapat keunikan karakter visual pada kawasan ini yaitu arsitektur Cina (pecinan) dan arsitektur Islam (Kauman). Tetapi seiring berjalannya waktu kawasan ini mengalami penurunan kualitas visual kawasan yang memiliki potensi sebagai ruang publik yang mampu menampung kegiatan masyarakat sekitar dan menarik wisatawan untuk menikmati suasana ruang jalan yang unik. Hal tersebut terjadi karena banyak bangunan komersial sudah tidak beroperasi lagi dan kurangnya pemeliharaan bangunan konservasi yang memiliki nilai historis dan arsitektur tinggi. 1.1. LATAR BELAKANG Kota bukanlah lingkungan buatan manusia yang dibangun dalam waktu singkat, tetapi merupakan lingkungan yang dibentuk dalam waktu panjang. Kondisi wilayah perkotaan sekarang ini merupakan akumulasi dari setiap tahap,perkembangan yang terjadi sebelumnya. Setiap lapis tahapan perkembangan tersebut merupakan keputusan banyak pihak dan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (Zaidulfar, 2002). 1

Pesatnya pertumbuhan penduduk, meningkatnya mobilitas serta kegiatan pembangunan seringkali tidak memperhatikan aspek spesifik kota. Perubahan ini membawa pengaruh dan perubahan kota (rapid growth and change) terutama dalam bentuk kualitas lingkungan fisik dan kehidupan sosial yang menghasilkan new images dan new character. Kemampuan dalam menyerap masuknya new images dan new character yang berbeda beda merupakan konsekuensi serius bagi kota untuk tetap mempertahankan karakter, skala dan atribut lainnya yang mencerminkan keaslian kawasan tersebut (Garnham, 1985). Terdapat banyak hal yang menyebabkan perubahan kota, kota merupakan objek yang mudah terkena tekanan tekanan ekonomi, sosial dan budaya yang membawa dampak pada perubahan fisik. Disini kota tidak dapat membatasi pengaruh negatif terhadap lingkungan kota untuk tetap menjaga lingkungan tetap menarik dan kaya akan simbol estetika (Garnham, 1985). Elemen arsitektur perkotaan/kawasan dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan visual yang dihasilkan oleh ruang ruang kota sebagai hasil bentukan dari elemen fisik kota. Elemen fisik kota yang ditampilkan secara menarik serta didukung oleh penampilan lingkungan sekitarnya dapat memberikan karakter yang khas, berpengaruh terhadap kualitas visual kota tersebut. Kota Yogyakarta merupakan kota yang kaya akan nilai budaya dan historisnya. Merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang bermula dari 2

kerjaan yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Letak Geografis Kota Yogyakarta di antara 110 24 19 dan 110 28 53 Bujur Timur, 7 49 26 dan 7 15 24 Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m di atas permukaan air laut. Yogyakarta memiliki beberapa penggal jalan yang menarik dan memiliki karakter visual kuat seperti : Jl. Malioboro, Jl. Solo, dan kawasan Kota Baru. Kriteria kawasan yang baik dan mencitrakan sebuah karakter visual harus memiliki beberapa keistimewaan dan keunikan yang membuat suasana yang berbeda dengan kawasan-kawasan yang lain. Untuk wilayah dalam kota Yogyakarta dibutuhkan karakter kawasan yang kuat untuk meningkatkan potensi kota Yogyakarta dari segi ekonomi, pariwisata, dan teritorial, yang mana pada akhirnya akan menambah kualitas citra kawasan. Gambar I.1 Peta Rencana Struktur Ruang DIY. Sumber: Dokumen Bapeda Pemda DIY 2008 (Draft Awal Penyusunan Kembali RTRWP DIY 2008-2028) 3

Menurut Draft RTRWP 2008-2028 kawasan satu adalah kawasan cagar budaya kota Yogyakarta, salah satu jalan yang kaya akan nilai sejarah dan budaya adalah Jalan KHA. Dahlan. Merupakan jalan masuk ke pusat kota Yogyakarta dari arah Barat, dan sebagai kawasan pendidikan, komersial, dan permukiman. Keunikan karakteristik jalan ini adalah ada perpaduan dua gaya arsitektur yaitu gaya indisch (kolonial dan arab) dan aresitektur cina peranakan (pecinan). Kawasan ini dari tahun-ketahun mengalami penurunan kualitas kawasan, hal tersebut dapat terlihat dari fasad bangunan yang semakin lama semakin kumuh, banyak bangunan yang di tinggalkan pemilikknya, beberapa bangunan lama tidak terawat dan mulai rusak dimakan usia tanpa adanya usaha konservasi dan revitalisasi. Kawasan pemukiman muslim yang terkenal di Jl. KHA. Dahlan adalah Kauman. yang memiliki hubungan erat dengan Keraton Yogyakarta. Nuansa islam sangat kental di kawasan ini, bangunan yang ada merupakan perpaduan dari arsitektur indisch dan tradisonal setempat bernafaskan keislaman. Beberpa karakter visual bangunan dapat di lihat dari beberpa gambar berikut. 4

Gambar I.2. Fasad bangunan di Jl. KHA. Dahlan bagian Selatan (Sumber :dokumen peneliti) Kawasan permukiman etnis Cina (Pecinan) selalu ada di hampir semua kota-kota di Jawa. Walaupun sekarang lingkungan ini sudah semakin kabur sejalan dengan perkembangan lingkungan perkotaan, namun di beberapa kota di Jawa bekas kehadirannya masih sangat terasa. Suasana lingkungannya yang khas, diperkuat dengan kehadiran kelenteng sebagai pusat ibadah dan sosial, serta bentuk-bentuk bangunan yang khas pula sangat mudah untuk ditengarai. Di beberapa kota di dunia seperti San Fransisco, Manila dan sebagainya daerah Pecinan ini justru diperkuat kehadirannya. Bahkan daerah tersebut bisa dijadikan sebagai daerah tujuan wisata kota. Selama Orde baru, karena alasan sosial dan Politik, kehadiran Pecinan di kotakota Indonesia, mulai dihapuskan. Pecinan Yogyakarta adalah salah satu kawasan Pecinan yang sampai saat ini masih terasa hidup, walaupun tidak terlihat Oriental lagi. Batas Pecinan semakin kabur seiring pertumbuhan perekonomian kawasan sekitarnya, lingkungannya kini berubah menjadi 5

kawasan perdagangan dengan bangunan-bangunan berupa ruko. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa fasad bangunan etnis tionghoa di Jl. KHA. Dahlan. Gambar1.3. Fasad bangunan di Jl. KHA. Dahlan bagian Utara (Sumber: dokumen peneliti) 1.2. PERUMUSAN MASALAH Kualitas karakter visual dinding ruang jalan yang kurang tertata dengan baik menyebabkan rendahnya kualitas kawasan sebagai gerbang kawasan yang mengakibatkan kualitas citra kawasan Jln. KHA. Dahlan menurun. 6

1.3. PERTANYAAN PENELITIAN Dilihat dari latar belakang dan permasalahan yang dihadapi Kawasan Jl. KHA Dahlan, maka timbul pertanyaan penelitian yang akan menjadi acuan bagi penelitian kawasan ini. 1. Bagaimana karakteristik visual dinding ruang jalan (street wall) yang ada di kawasan Jl. KHA Dahlan? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya karakter visual? 3. Bagaimana arahan karakter dinding ruang jalan (street wall) sebagai upaya peningkatan visual kawasan yang baik? 1.4. TUJUAN dan SASARAN PENELITIAN 1. Tujuan Mengetahui karakteristik dominan dan faktor-faktor yang mempengaruhi karakter visual dinding ruang jalan (street wall) sebagai upaya peningkatan visual kawasan Jl. KHA. Dahlan sehingga dalam perencanaan kawasan Jl. KHA. Dahlan nantinya penelitian ini bisa menjadi dasar arahan perencanaan kawasan tersebut di masa mendatang. 2. Sasaran a. Menemukan karakteristik visual yang ada di kawasan Jl. KHA Dahlan 7

b. Mengidenditifikasi faktor-faktor pembentuk karakter visual kawasan pada Jl. KHA. Dahlan. c. Memberikan arahan pengembangan kawasan berdasarkan temuan karakter visual kawasan pada kawasan Jl. KHa. Dahlan. 1.5. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Masyarakat Jln. KHA. Dahlan, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan positif dalam perencanaan kualitas visual kawasan setempat. Sehingga masyarakat sekitar bisa memperoleh kemudahan dan kenyamanan visual apabila penelitian ini dapat diterapkan dalam perencanaan kawasan tersebut oleh pemerintah Kota Yogyakarta. 2. Developer dan Arsitek Perencana, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembangunan, sehingga pembangunan di Jl. KHA Dahlan yang direncanakan pemerintah tidak salah sasaran. 3. Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan penelitian ini sebagai pertimbangan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan dan menangani penataan ruang jalan di Jl. KHA Dahlan sehingga pembangunan nantinya dapat benar-benar dialokasikan sesuai dengan kualitas visual yang meningkatkat citra kawasan yang ada pada kawasan Jl. KHA Dahlan. 4. Bagi Penelitian Lebih Lanjut, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dalam memperluas wawasan teori kawasan binaan, 8

khususnya pada aspek kualitas visual kawasan, sehingga peneliti lanjut bisa memperbaikinya menjadi lebih baik lagi, atau menjadikan hasil penelitian ini sebagai literatur dalam penelitiannya selanjutnya. 1.6. POLA PEMIKIRAN PENELITIAN Berikut adalan diaram alur pemikiran umum yang dilakukan selama penelitian. 9

LATAR BELAKANG PENELITIAN Kualitas Visual Kawasan Penataan dinding ruang jalan pada kawasan Jl. KHa. Dahlan dan peningkatan visual kawasan. Perlunya mengetahui potensipotensi yang ada pada kawasan Agar tidak salah sasaran pengembangan kawasan Kualitas Visual sebagai dasar perencanaan Tujuan dan Sasaran Studi Literatur Identifikasi Permasalahan Manfaat Penelitian Landasan Teori Fokus Penelitian - Metoda Penelitian - Materi Penelitian - Tahapan Penelitian Pertanyaan Penelitian Variabel Penelitian Pengumpulan data data sekunder Studi Korelasi Data Tematik dan Preseden (analisa) Hasil dan temuan penelitian Guideline Karakter Visual sebagai arahan perencanaan kawasan Jl. KHA. Dahlan Yogyakarta Gambar 1.4. Diagram Alur Pikir Sumber: Pemikiran Penulis,2010 10

1.7. KEASLIAN PENELITIAN I.1 Tabel Keaslian Penelitian No. Nama Judul penelitian Fokus Penelitian Lokasi Penelitian 1. Limra Peran Kualitas Visual untuk Mengkaji kualitas Kabupaten Lahat, Naupan Mempertahankan Karakter visual pada Provinsi Sumatera (2007) Kawasan (Studi kasus: penggal jalan. Utara Penggal jalan eks perkantoran, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Utara) 2. Faizful Arahan Rancangan Mengkaji kualitas Jalan Batang Arau, Ramdan Pengendalian Kareakter visual pada Padang (2009) Visual Kawasana Kota Lama penggal jalan. Padang. Kasus : Jalan Batang Arau, Padang 3. Istiana Acuan Rancangan Untuk Mengkaji kualitas Jl. Parangtritis, Adianti (2009) Memperkuat Karakter Koridor Pariwisata Melalui Kualitas Visual visual pada penggal jalan kawasan wisata. Yogyakarta (Kasus: Jl. Parangtritis, Yogyakarta) 4. Amelia Kajian Karakter Dinding Mengkaji kualitas Jl. KHA. Dahlan, Aurynawati (2013) Ruang Jalan (Street Wall) Sebagai Upaya Peningkatan visual dinding pada ruang Yogyakarta Visual Kawasan. Studi jalan kasus: Penggal Jalan KHA. Dahlan Yogyakarta 11