HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

ANALISIS TREND PASIEN RAWAT INAP BRONCHITIS DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI PERIODE TAHUN 2011

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA WORK LOAD INDICATOR STAFF NEED ATAU WISN BAGIAN TPPRJ RSUD KABUPATEN SRAGEN ABSTRAK

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed)

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMUSNAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS IN AKTIF DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE 2007

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB III. METODyE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM PENGHITUNGAN BIAYA RAWAT INAP PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016.

PREDIKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN RUMUS FULLTIME EQUIVALENT(FTE) DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN BERDASARKAN TREND BOR TAHUN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

[Internet]. Tersedia dalam [Diakses pada tanggal 24 Maret 2014].

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

Transkripsi:

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN 29-211 Muhammad Sholeh S, Tri Lestari APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.com ABSTRAK Survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi pada tahun 28 diketahui bahwa persentase penggunaan tempat tidur (BOR) sebesar 58.4 % dengan 2518 jumlah kunjungan pasien rawat inap. Berdasarkan penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) periode tahun 29-211 di RSUD Dr. Moewardi. Jenis penelitianadalah analitik, dengan rancangan penelitian Time series. Obyek penelitian ini adalah jumlah kunjungan pasien rawat inap dan BOR (Bed Occupancy Ratio) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode tahun 29-211. Instrumen penelitian berupa pedoman observasi yang berisi daftar objek yabg akan di observasi. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Jumlah pasien rawat inap pertahun di RSUD Dr. Moewardi yaitu 2842 kunjungan pasien di tahun 29, 31891 kunjungan pasien di tahun 21, dan 36326 kunjungan pasien di tahun 211. Sedangkan rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate) pertahun di RSUD Dr. Moewardi yaitu 66.33 % di tahun 29. 73.83 % di tahun 21 dan 81.83 % di tahun 211. Hasil dari uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan Nilai p =, (<,5) maka H ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) di RSUD Dr. Moewardi. Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate). Disarankan rumah sakit perlu meningkatkan dan mempertahankan manajemen pelayanan dengan pemanfaatan tempat tidur, mutu dan efisiensi pelayanan rawat inap. Dan menambah alokasi jumlah tempat tidur untuk menghindari lonjakan jumlah pasien di tahun mendatang. Kata kunci : Jumlah pasien Rawat Inap Dengan BOR (Bed Occupancy Rate) Kepustakaan : 12 (1992-21) PENDAHULUAN Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes 269/MENKES/PER/III/ 28).Data rekam medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan untuk penghitungan statistik rumah sakit.aktivitas rutin yang dilakukan dalam statistik rumah sakit salah satunya menghitung tingkat efisisensi hunian tempat tidur, bertujuan untuk memantau aktivitas penggunaan tempat tidur di unit perawatan rawat inap dan untuk merencanakan pengembangannya.salah satu parameter yang digunakan untuk memantau efisiensi penggunaan tempat tidur yaitu Bed Occupancy Rate (BOR). 58Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 212, Hal58-68

Rumah sakit mempunyai bagianbagian tertentu termasuk didalamnya rekam medis yang mempunyai sub unit koding dan indeksing bertugas dalam pembuatan indeks penyakit. Guna kebutuhan finansial rumah sakit membutuhkan data yang telah diolah menjadi informasi dari rekam medis salah satu diantaranya adalah hasil perhitungan lama dirawat. Lama dirawat yaitu jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admission) hingga keluar dari rumah sakit (discharge) dalam keadaan hidup maupun meninggal. Sehingga, pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum dapat dihitung lama dirawatnya (Sudra, 21). Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) sebagai salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.menurut Barber Johnson nilai ideal BOR adalah 75-85% sedangkan DinKes menentukan nilai ideal sebesar 6-85%.Untuk perhitungan BOR ini maka data-data yang lengkap dan akurat sangat dibutuhkan. Jumlah kunjungan pasien rawat inap akan berpengaruh pada efisiensi penggunaan tempat tidur (TT). Pihak Rumah Sakit akan melakukan perhitungan tingkat efisiensi hunian tempat tidur. Hal ini digunakan untuk mengetahui apakah tempat tidur yang disediakan pihak rumah sakit sudah ideal atau belum mencapai nilai ideal yang diharapkan pihak rumah sakit. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi pada tahun 28 diketahui bahwa persentase penggunaan tempat tidur (BOR) sebesar 58.4 % dengan 2518 jumlah kunjungan pasien rawat inap. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti mengambil judul Hubungan jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode tahun 29-211. Tujuan umum penelitian adalah mengetahui Hubungan Jumlah Pasien Rawat Inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) Di RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 29-211. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif analitik.pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Time series.jumlah kunjungan pasien rawat inap dan BOR (Bed Occupancy Ratio) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi periode tahun 29-211. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Jumlah pasien rawat inap per bulannya di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. a. Jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29. Hubungan Jumlah Pasien Rawat...(Muhammad Sholeh,Tri Lestari) 59

Januari 3 25 2 15 1 5 Gambar 4.1 Grafik jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr.Moewardi Tahun 29. 35 3 25 2 15 1 5 Dari gambar 4.1 dapat diketahui jumlah pasien rawat inaptertinggi pada bulan juli sebanyak 2515 pasien, sedangkan untuk jumlah pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 244 pasien dengan. Dengan total pasien rawat inap pada tahun 29 sebesar 2842 pasien. b. Jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 21. Gambar 4.2 Grafik jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr.Moewardi periode tahun 21 4 35 3 25 2 15 1 5 Dari gambar 4.2 dapat diketahui jumlah pasien rawat inaptertinggi pada bulan oktober sebanyak 298 pasien, sedangkan untuk jumlah pasien rawat inapterendah pada bulan februari sebanyak 234 pasien dengan. Dengan total pasien rawat inap pada tahun 29 sebesar 31891 pasien. c. Jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 211. Gambar 4.3 Grafik jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr.Moewardi periode tahun 211 Dari gambar 4.3 dapat diketahui jumlah pasien rawat inaptertinggi pada bulan desember sebanyak 3424 pasien, sedangkan untuk jumlah pasien rawat inapterendah pada bulan februari sebanyak 2547 pasien. Dengan total pasien rawat inap pada tahun 211 sebesar 36326 pasien. 2. Hariperawatan pasien rawat inap per bulannya di RSUD Dr. 6Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 212, Hal58-68

Januari Januari 18 16 14 12 1 8 6 4 2 Moewardi periode tahun 29-211. a. Jumlah hari perawatan pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29. 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 Gambar 4.5 Grafik jumlah hari perawatan Tahun 21. Gambar 4.4 Grafik jumlah hari perawatan Tahun 29. Dari gambar 4.4 dapat diketahui jumlahhari perawatan pasien rawat inaptertinggi pada bulan maret sebanyak 15714, sedangkan untuk jumlah hari perawatan pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 1169. Dengan total hari perawatan pasien rawat inap pada tahun 29 sebesar 171263 hari perawatan. b. Jumlah hari perawatan pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 21. 2 15 1 5 Dari gambar 4.5 dapat diketahui jumlah hari perawatan pasien rawat inaptertinggi pada bulan desember sebanyak 17565, sedangkan untuk jumlah hari perawatan pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 1315. Dengan total hari perawatan pasien rawat inap pada tahun 21 sebesar 19497 hari perawatan. c. Jumlah hari perawatan pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 211. Gambar 4.6 Grafik jumlah hari perawatan Hubungan Jumlah Pasien Rawat...(Muhammad Sholeh,Tri Lestari) 61

Januari Januari Tahun 211. Dari gambar 4.6 dapat diketahui jumlah hari perawatan pasien rawat inaptertinggi pada bulan juli sebanyak 1937, sedangkan untuk jumlah hari perawatan pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 15295. Dengan total hari rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 377 TT. Dengan total penggunaan tempat tidur pasien rawat inap pada tahun 29 sebesar 563 TT (Lampiran 6). b. Jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 21. perawatan pasien rawat inap pada tahun 21 sebesar 28151 hari perawatan. 3. Jumlahpenggunaan tempat tidur pasien rawat inap per bulannya di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 6 5 4 3 2 1 29-211. a. Jumlah penggunaan tempat tidur 6 5 4 3 2 1 pasien rawat di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29. Gambar 4.8 Grafik jumlah penggunaan tempat tidur Tahun 21 Dari gambar 4.8 dapat diketahui jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat inaptertinggi pada bulan desember sebanyak 567TT, sedangkan untuk jumlah penggunaan tempat tidur pasien Gambar 4.7 Grafik jumlah penggunaan tempat tidur Tahun 29. Dari gambar 4.7 dapat diketahui jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat inaptertinggi pada bulan april sebanyak 515 TT, sedangkan untuk jumlah rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 438TT. Dengan total penggunaan tempat tidur pasien rawat inap pada tahun 21 sebesar 6241TT (Lampiran 6). c. Jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 211. penggunaan tempat tidur pasien 62Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 212, Hal58-68

Januari Januari 8 6 4 2 Gambar 4.9 Grafik jumlah penggunaan tempat tidur Tahun 211 8 6 4 2 Dari gambar 4.9 dapat diketahui jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat inaptertinggi pada bulan juli sebanyak 614 TT, sedangkan untuk jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 493 TT. Dengan total penggunaan tempat tidur pasien rawat inap pada tahun 211 sebesar 6824 TT (Lampiran 6). 4. BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap per bulannya di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. a. BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29. Gambar 4.11 GrafikBOR (Bed Occupancy Rate) Tahun 29 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Dari gambar 4.1 dapat diketahui BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap presentasetertinggi pada bulan april sebanyak 73 %, sedangkan untuk BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap presentase pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 54 %. b. BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 21. Gambar 4.11 GrafikBOR (Bed Occupancy Rate) Tahun 21. Dari gambar 4.11 dapat diketahui BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap presentasetertinggi pada bulan desember sebanyak 8 %, sedangkan untuk BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap presentase pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 62 %. Hubungan Jumlah Pasien Rawat...(Muhammad Sholeh,Tri Lestari) 63

Januari 1 8 6 4 2 c. BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 211. Gambar 4.12 GrafikBOR (Bed Occupancy Rate) Tahun 211. Dari gambar 4.12 dapat diketahui BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap presentasetertinggi pada bulan desember sebanyak 89 %, sedangkan untuk BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap presentase pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 72 %. 5. Distribusi jumlah pasien rawat inap danbor (Bed Occupancy Rate)di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. 1) Distribusi jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 29- o. 211. Deskrip Pasien si Statistik RI Masuk Minimal 244 Maksima. l Mean. (Rata-rata) Standar. Deviasi Sampel. (N) Sumber : Data Sekunder 3424 2684.36 336.885 36 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-ratapasien rawat inap yang masukyaitu 2684 pasien, Dan pasien rawat inap yang masuk maksimal mencapai 3424 pasien pada periode tahun 211 sedangkan minimal 244 pasien pada periode tahun 29. Standar devisiasi jumlah pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211 adalah 336.885 dengan jumlah sample yang diambil sebanyak 36 sample yang di dapat dari jumlah bulan selama periode 3 tahun data yang di teliti. 2) Distribusi BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap di RSUD Dr.Moewardi periode tahun 29-211. 64Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 212, Hal58-68

Tabel 4.2 Distribusi BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap Di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. No. Deskrips i Statistik BOR Minimal 54 Maksimal 89. Mean (Rata-rata) 74.. Standar Deviasi 8.124. Sampel (N) 36. Sumber : Data Sekunder Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawatyaitu 74. %, sedangkan nilai BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap maksimal mencapai 89 %. Sedangkan nilai BOR (Bed Occupancy Rate)pasien rawat inap minimal 54 %. Standar devisiasi BOR (Bed Occupancy Rate) pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211 adalah 8.124 dengan jumlah sample yang diambil sebanyak 36 sample yang di dapat dari jumlah bulan selama periode 3 tahun data yang di teliti. 6. Hasil hipotesis jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) Di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. Nilai Tabel 4.3 Hasil hipotesis jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) Berdasarkan Tabel 4.3 nilai p =,1(<,5) maka H ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) Di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. B. Pembahasan P,1 r,84 Sumber data jumlah pasien rawat inap yang masuk dan BOR (Bed Occupancy Rate) di dapat dari rekapitulasi sensus harian rawat inap tiap bulannya dan laporan tahunan pelayanan rawat inap selama periode waktu 3 tahun. Jumlah pasien rawat inap pertahun di RSUD Dr. Moewardi yaitu 2842 kunjungan pasien di tahun 29, 31891 kunjungan pasien di tahun 21, dan 36326 kunjungan pasien di tahun 211. Sedangkan rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate) pertahun di RSUD Dr. Moewardi yaitu 66.33 % di tahun 29. 73.83 % di tahun 21 dan 81.83 % di tahun 211. Pada tahun 29 rata-rata jumlah pasien rawat inap yang masuk adalah Hubungan Jumlah Pasien Rawat...(Muhammad Sholeh,Tri Lestari) 65

2368 kunjungan pasien rawat inap. Di tahun 29 penggunaan tempat tidur selama 1 tahun adalah 563 TT dengan lama rata-rata 5 hari perawatan setiap pasien rawat inap, rata-rata tempat tidur yang tidak terisi atau kosong 3 hari, sedangkan untuk frekuensi pemakaian satu tempat tidur dalam satu tahun mencapai 4 kali. Di tahun 29 dari keseluruhan bangsal yang terdapat di RSUD Dr. Moewardi nilai BOR (Bed Occupancy Rate) terdapat di bangsal perinatologi dengan persentase mencapai 99.47 %. Di tahun 21 rata-rata jumlah pasien rawat inap yang masuk adalah 2658 kunjungan pasien rawat inap. Di tahun 21 mengalami rata-rata kenaikan jumlah pasien rawat inap sebesar 29 kunjungan pasien rawat inap. Untuk penggunaan tempat tidur selama 1 tahun mengalami peningkatan pemakaian dari 563 TT menjadi 6241 TT dengan lama rata-rata 5 hari perawatan setiap pasien rawat inap, rata-rata tempat tidur yang tidak terisi atau kosong 2 hari, sedangkan untuk frekuensi pemakaian satu tempat tidur dalam satu tahun mencapai 45 kali. Di tahun 21 dari keseluruhan bangsal yang terdapat di RSUD Dr. Moewardi nilai BOR (Bed Occupancy Rate) terdapat di bangsal perinatologi dengan persentase mencapai 14.67 %. Di tahun 211 rata-rata jumlah pasien rawat inap yang masuk adalah 327 kunjungan pasien rawat inap. Di tahun 211 mengalami rata-rata kenaikan jumlah pasien rawat inap sebesar 369 kunjungan pasien rawat inap. Untuk penggunaan tempat tidur selama 1 tahun mengalami peningkatan pemakaian dari 6241 TT menjadi 6824 TT dengan lama rata-rata 6 hari perawatan setiap pasien rawat inap, rata-rata tempat tidur yang tidak terisi atau kosong 3 hari, sedangkan untuk frekuensi pemakaian satu tempat tidur dalam satu tahun mencapai 4 kali. Alokasi tempat tidur di RSUD Dr. Moewardi sesuai dengan kebijakan rumah sakit yaitu sebanyak 74 TT. Dalam kurun waktu tiga tahun yaitu dari tahun 29-211, BOR (Bed Occupancy Rate) cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 66,33 %-81,83 %. Selama periode waktu 3 tahun nilai BOR(Bed Occupancy Rate) terjadi ketidak efisiensian pada periode tahun 29 sebesar 66,33 %. Hal ini di akibatkan oleh kunjungan pasien rawat inap pada tahun tersebut masih sedikit, belum banyak pasien yang mengerti tentang adanya jenis pelayanan jamkesmas, jampersal, jamkesda. Karena dominasi kunjungan pasien di RSUD Dr. Moewardi terbanyak ada pada jenis pelayanan jamkesda, jamkesma, jampersal. BOR(Bed Occupancy Rate) merupakan angka yang menunjukkan persentase tingkat penggunaan tempat tidur pada satuan waktu tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal). Standard nilai 66Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 212, Hal58-68

ideal menurut Depkes RIuntuk BOR 65 8 %. Apabila nilai BOR lebih dari 8 % maka pelayanan yang dijalankan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain kurang efektif. Frekuensi penggunaan tempat tidur dalam periode tiga tahun mengalami kenaikan di tahun 21 dari 4 kali menjadi 45 kali, namun di tahun 211 mengalami penurunan menjadi 4 kali. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu tiga tahun sesuai dengan angka ideal frekuensi pemakaian tempat tidur. Angka ideal frekuensi pemakaian tempat tidur menurut DEPKES RI adalah 4-5 kali per tahun. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate), maka dilakukan analisi regresi linier sederhana. Dari hasil analisis tersebut menunjukan bahwa nilai p =. (<.5). Hasil ini berarti terdapat hubungan antara jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate ) di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 29-211. SIMPULAN 1. Jumlah pasien rawat inapterendah pada bulan september sebanyak 244 pasien di tahun 29. Sedangkan jumlah kunjungan pasien tertinggi pada bulan desember tahun 211 sebanyak 3424 pasien. Dengan total pasien rawat inap per tahun sebesar 2842 pasien di tahun 29, 31891 pasien di tahun 21, 36326 pasien di tahun 211. 2. Jumlahhari perawatan pasien rawat inapterendah pada bulan september tahun 29 sebanyak 1169. Sedangkan jumlah hari perawatan tertinggi pada bulan juli tahun 211 sebanyak 28151. Dengan total hari perawatan pasien rawat inap pertahun sebesar 171263 di tahun 29, 19497 di tahun 21, 28151 di tahun 211. 3. Jumlah penggunaan tempat tidur pasien rawat inapterendah pada bulan september tahun 29 sebanyak 377 TT. Sedangkan jumlah penggunaan tempat tidur terbanyak pada bulan juli tahun 211 sebanyak 614 TT Dengan total penggunaan tempat tidur per tahun sebesar 563 TT di tahun 29, 6241 TT di tahun 21, 6824 TT di tahun 211. 4. BOR (Bed Occupancy Rate) terendah pada bulan tahun 29 sebanyak 54 %. Sedangkan BOR (Bed Occupancy Rate) tertinggi pada bulan desember tahun 211 sebanyak 89 %. 5. Terdapathubungan jumlah pasien rawat inap dengan BOR (Bed Occupancy Rate) dengan nilai signifikan p =,(<,5) dan nilai r =,84. DAFTAR PUSTAKA Chandra B. 1995. Pengantar Administrasi Kesehatan, cetakan I, Palembang.Depdiknas. 21. Kamus Besar Bahasa Indonesia 3 td ed. Jakarta: Balai Pustaka 1. Hubungan Jumlah Pasien Rawat...(Muhammad Sholeh,Tri Lestari) 67

Depkes RI 26.Pedoman Penyelengaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi II. Jakarta: Direktorat jenderal Bina Pelayanan Medis. HattaGemala R. 28. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia Undang Undang No.44 Tahun 29. Tentang Rumah Sakit. Hal 1 2 Wijono D. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press Huffman EK. 1992. Health Information Management. Ed. C. Jenifer. Illinois. Physicians Record Company Notoatmojo S. 22. Metode Peneltian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Indonesia Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/28. Tentang Rekam Medis. Jakarta: Memkes RI Hal 3-3 Shofari B. 22. Pengolahan Sistem Rekam Medis (PSRM 1) Buku 1. Semarang, Pormiki. (tidak dipublikasikan) Sugiyono. 21. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sudra. 21. Statistik Rumah Sakit-Dari Sensus Pasien dan Grafik Barber-Johnson Hingga Statistik Kematian dan Otopsi. Graha Ilmu. Yogjakarta. hal. 41-42 68Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 212, Hal58-68