VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa model sistem hidroorologi hutan lindung yang telah dibuat dapat digunakan untuk menentukan penggunaan lahan yang terpilih dari segi biofisik, agar kondisi hidroorologis hutan lindung DAS Riam Kanan menjadi lebih baik. Beberapa hasil utama yang dapat dikemukakan dari penggunaan model tersebut adalah : 1. Kondisi hidroorologi hutan lindung pada saat penelitian untuk ketiga Sub DAS (Sub DAS Kalaan, Tanjungan dan Hajawa), belum memenuhi persyaratan hidroorologis seperti erosi, sedimentasi, debit air sungai dan fluktuasinya Apabila kondisi ini dibiarkan terus, diperkirakan akan terjadi gangguan yang serius terhadap kelestarian sumberdaya hutan, tanah, hasil air dan fungsi Waduk PLTA PM Noor DAS Riam Kanan. 2, Dari hasil analisis hubungan antara luas hutan dengan sebagian peubah sistem, ternyata peningkatan luas hutan pada setiap Sub DAS mempengacuhi kelakuan peubah sistem, yaitu : menurunkan erosi, limpasan permukaan dan debit air sungai; meningkatkan perkolasi dan limpasan dalam; serta memperkecil fluktuasi debit air sungai maksimum dan minimum. Dari keadaan ini dapat diduga, bahwa penambahan luas hutan akan memperbaiki struktur dan porositas tanah, sehingga kemampuan tanah meresapkan air menjadi lebih baik. Di lain pihak penambahan luas hutan
188 mungkin menyebabkan peningkatan evapotranspirasi sampai tingkat tertentu, yang tergantung pada tipe vegetasi, 3. Perubahan curah hujan berpengaruh cukup besar terhadap kelakuan peubah sistem. Pada curah hujan lebih kecil 15 X - 25 % daripada curah hujan rataan untuk skenario penggunaan lahan terpilih di setiap Sub DAS, keadaan erosinya tidak melebihi erosi yang diperkenankan. Pada curah hujan lebih kecil 20 % - 25 X daripada curah hujan rataan, jumlah debit air sungai ketiga Sub DAS lebih kecil daripada batas debit "inflown ke waduk. Hal ini memberikan petunjuk, bahwa khusus untuk kepentingan pembangkit listrik, perlu manajemen air antara musim hu- jan dan musim kemarau terutama pengaturan pembukaan terowongan air untuk memutar turbin, agar tinggi muka air di waduk selalu berada dalam batas yang diinginkan (52 m - 60 m). Pada curah hujan rataan, keadaan erosi lebih kecil daripada erosi yang diperkenankan dan jumlah debit air sungai berada dalam batas debit "inflow" ke waduk Pada curah hujan lebih besar 15 X daripada curah hujan rataan di Sub DAS Kalaan, ke- adaan erosinya lebih kecil daripada erosi yang diperke- nankan; sedangkan curah hujan lebih besar (20 X - 25 X daripada hujan rataan di Sub DAS Kalaan, 15 X - 25 X daripada curah hujan rataan di Sub DAS Tanjungan dan Hajawa), keadaan erosinya lebih besar daripada erosi yang diperkenankan. Untuk memperkecil erosi tersebut, tindakan konservasi tanah baik secara vegetatif maupun
mekanis perlu ditingkatkan. Pada curah hujan lebih besar 15 % - 25 % daripada curah hujan rataan, jumlah debit air sungai pada ketiga Sub DAS tersebut tidak melebihi batas debit "inflow" maksimum ke waduk. 4, Skenario penggunaan lahan yang terpilih di Sub DAS Kalaan, Tanjungan dan Hajawa adalah masing-masing skenario penggunaan lahan 23, 18 dan 26. Keadaan luas komposisi penggunaan lahan pada skenario penggunaan lahan terpilih tersebut adalah : (a) Sub DAS Kalaan : hutan 23.680 ha, alang-alang 1.809 ha, ladang 2.479 ha, pemukiman 959 ha; (b) Sub DAS Tanjungan : hutan 12.935 ha, alang-alang 6.064 ha, ladang 53 ha dan pemukiman 753 ha; dan (c) Sub DAS Hajawa : hutan 33.580 ha, alang-alang 4.692 ha, ladang 2.461 ha dan pemukiman 4,692 ha. 5. Skenario-skenario penggunaan lahan terpilih di atas memerlukan perubahan penggunaan lahan sebagai berikut : (a) di Sub DAS Kalaan, luas hutan ditambah sebesar 8.897 ha (berasal dari pengurangan luas alang-alang); (b) di Sub DAS Tanjungan, luas hutan ditambah 1.418 ha (berasal dari pengurangan luas alang-alang); dan (c) di Sub DAS Hajawa, luas hutan ditambah 5.281 ha (berasal dari pengurangan alang-alang dan ladang yang luasnya masing- masing 2.820 ha dan 2.461 ha). Dari perubahan pengguna- an lahan di atas, jumlah luas hutan seluruhnya 70.195 ha (54,91 X dari luas total DAS Riam Kanan). Hal ini berarti, diperlukan tambahan luas hutan 15.598 ha. Dalam melakukan perubahan ladang dan alang-alang menjadi
hutan, diupayakan kegiatan reboisasi dengan pola agro- forestry berupa tumpang sari, agar peladang diberi kesempatan menanam tanaman pangan di sela-sela tanaman pokok kehutanan untuk jangka waktu tertentu. Penggunaan teras tradisional dalam kegiatan perladangan sangat diperlukan, untuk mendukung agar skenario penggunaan lahan yang terpilih dapat memenuhi persyaratan hidroorologi 6. Respon peubah sistem yang meliputi erosi, sedimentasi, debit air sungai dan fluktuasinya pada skenario penggunaan lahan terpilih dalam keadaan curah hujan rataan untuk setiap Sub DAS, semuanya memenuhi persyaratan hidroorologi 7. Debit air sungai hasil penjumlahan dari.skenario penggu- naan lahan terpilih pada Sub DAS Kalaan, Tanjungan dan Hajawa, yang besarnya 124,42 m3/detik termasuk dalam batas sasaran debi-t "inflown ke waduk yang diinginkan,.yakni 95-218 m3/detik. Keadaan ini menunjukkan, bahwa pada skenario penggunaan lahan terpilih pada ketiga Sub DAS tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kondisi sis- tern hidroorologi hutan lindung DAS Riam Kanan. B. Saran-Saran 1. Agar implementasi skenario penggunaan lahan yang terpilih sesuai dengan yang direncanakan, harus diperhatikan beberapa ha1 berikut : a) Perubahan sebagian ladang dan alang-alang menjadi hutan, sebaiknya dilakukan secara persuasif dan terpadu
antara berbagai instansi yang terkait, antara lain Bappeda Tk I, Badan Pertanahan Nasional, BRLKT, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Aparatur Kecamatan, Aparat Desa dan para peladang. b) Perlu dikembangkan program agroforestry dan hutan rakyat, di mana para peladang diberikan tanggung ja- wab untuk memelihara dan memiliki areal hutan ter- tentu, yang dapat dimanfaatkan hasilnya secara se- lektif. Di samping itu kegiatan perladangan yang berpindah-pindah diarahkan menjadi perladangan menetap, yang dalam pengolahan tanahnya memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air. c) Kegiatan peternakan (sapi dan kerbau) yang dilepas secara bebas di areal alang-alang, sebaiknya dipusatkan pada suatu lokasi tertentu (yang kelas kemampuan lahannya sesuai untuk penggembalaan ternak) serta diadakan penanaman hijauan makanan ternak. 2, Perlu upaya penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan dan menyempurnakan model sistem hidroorologi hutan lindung DAS Riam Kanan dengan memasukkan komponen sosial ekonomi masyarakat ke dalam model, menggunakan teknik waktu tunda dan menggunakan model optimasi. Untuk ke- perluan tersebut disarankan mendirikan stasiun pengum- pulan data klimatologis dan pengukuran debit air sungai secara kontinyu dengan peralatan yang mencatat secara otomatis, yang pengelolaannya dikoordinasi oleh PLN Wilayah VI selaku otorita Waduk PLTA PM Noor.