Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

Transkripsi:

Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana NIM : 1306105131 Abstrak Industri kerajinan memiliki peran yang sangat penting di Provinsi Bali umumnya dan di Kabupaten Gianyar khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat. Perkembangan industri kerajinan akan dapat menurunkan tingkat pengangguran karena menyerap tenaga kerja dan menurunkan kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis 1) pengaruh langsung modal dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja, 2) pengaruh langsung modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja terhadap produksi, 3) pengaruh modal dan tingkat upah terhadap produksi secara tidak langsung melalui penyerapan tenaga kerja pada industi kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gianyar dengan responden pengusaha industri kerajinan patung batu padas yang meliputi Kecamatan Sukawati. Obyek pada penelitian ini meliputi modal, tingkat upah, penyerapan tenaga kerja dan produksi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain observasi, wawancara dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur/path analisis dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa modal dan tingkat upah berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kerajinan patung batu padas. Variabel modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap produksi industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Variabel penyerapan tenaga kerja merupakan variabel mediasi antara variabel modal dan tingkat upah terhadap produksi. Saran dari penelitian ini peran pemerintah dalam memberikan kemudahan dalam permodalan sehingga memeberikan peluang kesempatan kerja dapat ditingkatkan dan mengurangi jumlah pengangguran. ii

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii ix xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 12 1.3 Tujuan Penelitian... 12 1.4 Kegunaan Penelitian... 13 1.5 Sistematika Penelitian... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 15 2.1.1 Konsep Industri... 15 2.1.2 Pengertian Kerajinan... 15 2.1.3 Konsep Tenaga Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja... 16 iii

2.1.3.1 Konsep Tenaga Kerja... 16 2.1.3.2 Konsep Penyerapan Tenaga Kerja... 17 2.1.4 Konsep Modal... 18 2.1.5 Konsep tingkat Upah... 19 2.1.6 Teori Produksi... 21 2.1.7 Hubungan antara Modal dan Produksi... 23 2.1.8 Hubungan antara Tingkat Upah dan Produksi... 25 2.1.9 Hubungan antara Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja... 26 2.1.10 Hubungan antara Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja 27 2.1.11 Hubungan antara Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi... 28 2.2Hipotesis Penelitian... 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 30 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 30 3.3 Objek Penelitian... 30 3.4 Identifikasi Variabel... 31 3.5 Definisi Operasional Variabel... 31 3.6 Jenis dan Sumber Data... 32 3.6.1 Jenis Data Sifatnya... 32 3.6.2 Sumber Data Menurut Sumbernya... 33 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 33 3.8 Metode Pengumpulan Data... 34 3.9 Teknik Analisis Data... 35 3.9.1 Pengaruh Langsung... 36 3.9.2 Pengaruh Tidak Langsung... 37 3.9.3 Pengujian Hipotesis Antar Variabel Penelitian... 37 3.9.1.1 Pengujian Pengaruh Langsung... 37 3.9.1.2 Uji Sobel... 41 iv

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian... 44 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 45 4.3 Karakteristik Responden... 45 4.3.1 Umur Responden... 45 4.3.2 Tingkat Pendidikan... 46 4.3.3 Jenis Kelamin Responden... 47 4.3.4 Modal... 48 4.3.5 Tingkat Upah... 49 4.3.6 Penyerapan Tenaga Kerja... 49 4.3.7 Produksi... 50 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 51 4.4.1 Evaluasi Terhadap Validitas Model... 51 4.4.2 Nilai Kekeliruan Taksiran Estandar... 54 4.4.3 Nilai Koefisien Determinasi Total... 54 4.4.4 Pengujian Hipotesis Langsung... 55 4.4.4.1 Pengaruh Langsung... 55 4.4.4.2 Pengaruh Tidak Langsung... 62 4.4.5 Pembahasan hasil analisis data... 67 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 69 5.2 Saran-Saran... 69 DAFTAR RUJUKAN... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 75 v

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Distribusi Presentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (%)... 4 1.2 Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014... 5 1.3 Jumlah Tenaga Kerja Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kabupaten Gianyar Tahun 2009-2014... 8 1.4 Jumlah Industri Kerajinan Patung Batu Padas Se-Kabupaten Gianyar Tahun 2015... 11 4.1 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Kelompok Umur... 46 4.2 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan vi

Tingkat Pendidikan... 47 4.3 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Jenis Kelamin... 48 4.4 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Modal... 48 4.5 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Tingkat Upah... 49 4.6 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Penyerapan Tenaga Kerja... 50 4.7 Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Produksi... 50 4.8 Ringkasan Jalur Koefisien... 51 4.9 Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Dan Total Pengaruh Antar Variabel Penelitian... 53 vii

viii

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Analisis Jalur (path analysis)... 35 4.1 Diagram Hasil Analisis Jalur Penelitian... 52 ix

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian... 75 2. Data Responden Penelitian... 78 x

3. Tabel Tabulasi Data Responden... 80 4. Hasil Uji Persamaan Struktural 1... 82 5. Hasil Uji Persamaan Struktural 2... 83 xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkain usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, kesempatan kerja masih menjadi masalah utama yang ada di Negara kita. Ketidak seimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan perluasan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan peningkatan pengangguran yang ada di Indonesia. Apabila meningkatnya tingkat pengangguran akan menyebabkan pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban masyarakat merupakan sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta menghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004). Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Sektor industri sangat memberikan pengaruh yang banyak dalam memberikan sumbangan pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan memberikan peluang kerja yang banyak bagi masyarakat di Indonesia. Sektor industri berasal dari berbagai input misalnya sektor industri maupun sektor pendukung lainnya. Keterkaitan antara sektor satu dengan sektor lainnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Purnomo, 2008:139). Pengembangan dalam sektor industri akan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dalam penyelesaian masalah pengentasan pengangguran. Industri kecil merupakan komponen utama pada pengembangan ekonomi lokal di pedesaan karena industri kecil termasuk sektor informal yang mudah dimasuki oleh tenaga kerja karena tidak memerlukan persyaratan khusus dalam penerimaan masuk kerja seperti pendidikan tinggi. Beralihnya masyarakat ke sektor ini akan 12

mengindikasikan terjadinya pergeseran pola ekonomi dari sektor formal menuju sektor informal untuk menyesuaikan adanya transisi ekonomi menurut Chen et al. 1999 (Dalam Ningsih, 2014:2). Industri kecil memiliki peranan yang sangat penting bagi kegiatan ekonomi nasional, misalnya penciptaan kesempatan kerja, meningkatkan nilai tambah, mempercepat distribusi pendapatan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nasional (Backe, 2008:247).Indonesia memilki berbagai macam industri, salah satunya industri kerajinan. Industri kerajinan merupakan perpaduan antara ketrampilan tangan dengan nilai-nilai seni serta keindahan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia. Industri kerajinan dapat dikembangkan sebagai komoditas penting yang mampu bersaing di level internasional menurut Uzliawati (Dalam Deviana 2014:813). Provinsi Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mempuyai sektor industri yang berkembang sangat pesat. Karakteristik perekonomian Provinsi Bali sangat spesifik bila dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia, dengan mengandalkan kepada pesona alam, seni, budaya dan adat istiadat yang sudah terkenal di mancanegara.faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan pendapatan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gianyar. Provinsi Bali masih berkembang dengan sektor industri pengolahan tanpa migas dan masih berbasis sektor industri pengolahan tanpa migas, yaitu pada industri kecil dan menengah. Ini terjadi karena Provinsi Bali masih belum memiliki faktor-faktor yang mendukung industri untuk berkembang. Pembangunan sektor industri di Kabupaten Gianyar diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Sektor industri di daerah Kabupaten Gianyar sangat berpotensi untuk dikembangkan karena mempunyai sumber daya alam lokal yang memadai untuk mendukung proses industri dan kreativitas anak anak lokal untuk menciptakan suatu karya seni yang dinikmati banyak orang. Selain karya seni bidang kerajinan pun bisa diciptakan 13

oleh masyarakat lokal dengan ini kontribusi sektor industri cukup memberikan peningkatan pada kesejahteraan masyarakat serta mendukung program pembangunan daerah. Tabel 1.1 Distribusi Presentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (%) Lapangan Usaha 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 17.17 16.26 15.87 15.20 14.91 1.21 1.25 1.35 1.36 1.27 Industri Pengolahan 7.00 6.62 6.51 6.63 6.76 Listrik, Gas & Air Bersih 0.46 0.45 0.45 0.45 0.44 Bangunan 13.73 13.65 14.65 14.59 14.24 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi 27.82 27.78 27.85 28.26 28.27 13.67 13.92 13.94 13.88 13.84 14

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.68 7.65 7.23 6.86 7.09 Jasa jasa 12.26 12.42 12.16 12.76 13.18 Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber :BPS Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.1 menunjukkan kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2010 hingga 2014. Untuk sektor perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki kontribusinya terhadap PDRB pada tahun 2010 sebesar 27,82 persen, mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 27,78 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 28,27 persen. Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi terhadap PDRB di peringkat kedua dengan presentase pada tahun 2010 sebesar 17,17 persen, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 15,87 persen dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 15,20 dan 14,91 persen. Kontribusi industri pengolahan di Bali sebagai salah satu kawasan industri kreastif justru menunjukan pertumbuhan sektor industri yang menurun yang bisa kita lihat dalam tabel dalam jangka waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 7,00 persen, mengalami penurunan pada tahun 2013 kontribusinya terhadap PDRB sebesar 6,63 persen sedangkan untuk tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 6,76. Dalam hal ini penurunan dari tahun sebelumnya menunjukan bahwa pengembangan industri di Bali belum mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB melalui sektor industri. Tabel 1.2 Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (%) Lapangan Usaha 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 15

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 15,25 14,58 14,17 13,50 13,11 1,85 1,93 2,08 2,10 1,96 Industri Pengolahan 13,06 12,29 12,01 12,28 12,56 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,28 0,27 0,28 0,27 0,26 Bangunan 16,24 16,25 17,47 17,42 16,95 Perdagangan, Hotel& Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 27,74 27,81 27,70 28,00 28,05 8,15 8,32 8,36 8,31 8,35 6,66 7,66 7,23 6,87 7,11 Jasa Jasa 10,78 10,88 10,72 11,24 11,62 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber :BPS Kabupaten Gianyar, 2016 Tabel 1.2 menunjukan distribusi PDRB Kabupaten Gianyar berdasarkan harga konstan pada tahun 2010-2014. Pada sektor industri pengolahan, Kabupaten Gianyar merupakan sektor yang dominan dalam hal sentra produksi seperti kerajinan tangan, ukiran, perak dan lain-lain (BPS,2016). Kontribusi industri pengolahan di Kabupaten Gianyar masih bersifat berfluktuatif dari tahun 2010-2014. Kontribusi pada tahun 2010 sebesar 13,06 persen lebih tinggi dibandingkan kontribusi pada tahun 2014 sebesar 12,56 persen. Sedangkan untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan kontribusina terhadap PDRB lebih besar apabila dibandingkan dengan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2010 sebesar 15,25 persen kemudian menurun pada tahun 2011 sebesar 14,58 persen dam untuk tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 14,17 persen, dan kontribusi terendah pada tahun 2014 yaitu sebesar 13,11 persen. 16

Industri patung batu padas adalah industri yang menggunakan bahan baku utamanya adalah batu padas dan diolah, bahan bahan ini yang digunakan oleh pengerajin sebagai bahan dasar dalam pembuatan patung batu padas. Di tangan pengerajin yang mempunyai keahlian maka akan dikombinasikan menjadi berbagai bentuk petung batu padas dan semenarik mungkin untuk diproduksi. Dalam pencapaian hasil hasil yang akan memuaskan suatu barang, perusahaan harus mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa, apabila itu terjadi maka hasil yang tinggi dapat dicapai oleh perusahaan. Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha industri kerajinan adalah minimnya modal tenaga kerja, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik, kesulitan dalam pemenuhan bahan baku untuk menciptakan produksi patung dalam memasarakan hasil produksi patung batu padas. Permasalahan ini masih ditemukan dalam industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati. Permasalahan yang bersifat internal dan eksternal masih juga dapat ditemui dalam menjalankan industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati, yang bersifat internal seperti rendanya tingkat pendidikan dan keterbatasan dalam modal kerja sedangkan dalam permasalahan eksternal yang sering dihadapi oleh pengerajin patung batu adas yaitu persaingan yang sangat ketat antara pengusaha industri kerajinan patung batu padas lainnya. Modal dikatakan sebagai faktor penyerapan tenaga kerja industri tersebut. Menurut Haryani (Dalam Ningsih, 2014:9) menjelaskan bahwa pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor produksi yang lain konstan, maka sebagian besar modal yang ditanamkan maka permintaan tenaga kerjanya juga akan semakin besar. Dalam pembuatan batu padas memerlukan modal yang sangat besar karena untuk memenuhi bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan kerajinan patung batu padas, karena industri patung batu padas sangat bergantung pada adanya bahan baku. Menurut Edy Safni Rosa dan Suharmiati (2008:41) proses produksi bisa berlangsung dengan cara berkesinambungan apabila kebutuhan akan bahan baku 17

untuk pelaksanaan proses produksi dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku maka diperlukan suatu sistem dalam perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku dan pengendalian persediaan bahan baku. Menurut Nusa Muktiadji dan Lukman Hidayat (2006:115) bahan baku adalah faktor utama dalam menunjang kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan adanya dukungan pengendalian dari persediaan bahan baku yang sangat memadai akan menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai dengan rencana produksi. Maka dari itu modal sangat diperlukan dalam pemenuhan bahan baku untuk industri patung batu padas, karena bahan baku kerajinan patung batu padas tidak hanya diperoleh dari Provinsi Bali, melainkan juga mengambil dari luar Provinsi Bali. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkannya modal yang lebih banyak agar dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pada industri kerajinan patung batu padas. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Adrianto (2013) menyatakan bahwa modal berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan modal cenderung menambah bahan baku dan intensif kepada tenaga kerja. Menurut Divianto (2014) modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan karena memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil produksi Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Kerja Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kabupaten Gianyar Tahun 2009-2014 No Tahun Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 1 2009 200 2 2010 242 3 2011 264 4 2012 275 5 2013 314 6 2014 395 Sumber :Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 18

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa industri kerajinan patung batu padas di Kabupaten Gianyar sangat berpengaruh dalam peyerapan tenaga kerja. Dilihat dari tahun 2009-2014 jumlah tenaga kerja dalam industri kerajinan patung batu padas mengalami peningkatan setiap tahunnya yang dimana pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 25,8 persen atau 395 pekerja angka ini tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut Simanjuntak (1990:69) tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa/usaha dan mampu dalam melakukan kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomis yaitu kegiatan yang menghasilkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. Industri batu padas memerlukan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dalam pembuatan karya seni patung batu padas. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan patung batu padas yang memerlukan skill khusus, sedangkan produksi dari patung batu padas harus ditingkatkan akan tetapi dengan kurangnya tenaga kerja maka penyerapan tenaga kerja yang banyak pada industri kerajinan patung batu padas sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi dari usaha patung batu padas. Penyerapan tenaga kerja yang banyak akan dapat mengatasi masalah kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Tingginya persaingan bisnis dalam usaha industri kerajinan patung batu padas harus membuat perusahaan meningkatkan hasil usaha mereka, agar meningkatkan penjualan untuk perusahaan. Salah satunya dengan sistem upah, apabila sistem upah dilakukan dengan baik, adil dan kompetitif kepada karyawan maka dengan otomatis akan menarik minat pekerja yang potensial untuk bekerja di perusahaan selain itu upah adil, baik dan kompetitif juga akan memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerja mereka dalam hal bekerja menciptakan kerajinan patung batu padas. Apabila ini dilakukan maka perusahaan akan mempunyai hasil dari produksi yang baik dan menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif agar bisa bersaing di pasar. Semakin tinggi tingkat upah maka akan memperkecil penyerapan tenaga 19

kerja oleh industri yang terkait dengan efisiensi biaya (Umar,2010). Artinya saat terjadi kenaikan tingkat upah maka penyerapan tenaga kerja dalam suatu industri juga akan mengalami penurunan. Kegiatan produksi sangat membutuhkan alat atau benda untuk mewujudkan dan melaksanakan kegiatan produksi suatu barang. Kegiatan produksi membutuhkan tempat untuk produksi, peralatan produksi dan tenaga kerja untuk melakukan produksi. Faktor produksi dalam proses produksi seperti benda-benda atau alat-alat yang mendukung terselenggaranya proses produksi, dengan kata lain faktor produksi adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa. Untuk lebih terarahnya kajian ini, maka dalam penelitian ini kajian yang digunakan terhadap produksi yang diduga oleh faktor-faktor seperti modal, tingkat upah dan tenaga kerja, karena sangat memegang peranan penting dalam proses produksi, dimana modal adalah kekayaan yang dimiliki untuk dipakai sebagai proses melancarkan produksi, tingkat upah adalah kekayaan yang dimiliki untuk dipakai sebagai upah tenaga kerja yang sudah melancarkan proses produksi atau membuat suatu hasil produksi, dan tenaga kerja adalah orang yang melakukan suatu proses produksi. Diantara faktor-faktor produksi tersebut, faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap proses produksi. Menurut Siamanjuntak (1990:69) tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja atau menghasilkan suatu jasa/usaha yang mempunyai nilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan. Tabel 1.4 Jumlah Industri Kerajinan Patung Batu Padas Se-Kabupaten Gianyar Tahun 2015 No Kecamatan Jumlah (unit) 20

1 Blahbatuh 13 2 Gianyar 15 3 Payangan 9 4 Tegalalang 16 5 Tampaksiring 14 6 Sukawati 48 7 Ubud 7 Jumlah 122 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa penyebaran pengerajin industri kerajinan patung batu padas sudah menyebar ke beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar. Data diatas menunjukkan bahwa Kecamatan Sukawati memiliki jumlah paling tinggi diantara kecamatankecamatan lainnya. Jumlah industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati pada tahun 2015 sebanyak 48 dari total 122 industri kerajinan patung batu padas yang ada di Kabupaten Gianyar. Perkembangan sektor industri juga diupayakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah masing-masing melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut secara maksimal. Salah satunya adalah pembangunan sektor industri di daerah pedesaan, tujuannya adalah untuk pengembangan dan peningkatan industri di daerah atau industri kecil pedesaan (Erose, 2010:19). Delapan puluh persen skala industri di Indonesia berada pada industri kecil, yang pada umumnya dikembangkan masyarakat kelas ekonomi menengah dan kecil (Rejekiningsih, 2004). 1.2 Rumusan Masalah 21

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh modal dan tingkat upah secara langsung terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar? 2) Bagaimanakah pengaruh modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja secara langsung terhadap produksi pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar? 3) Bagaimanakah pengaruh modal dan tingkat upah terhadap produksi secara tidak langsung melalui penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dilihat tujuan dari penelitian ini adalah. 1) Untuk menganalisis pengaruh langsung modal dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. 2) Untuk menganalisis pengaruh langsung modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja terhadap produksi pada industri kerajianan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. 3) Untuk menganalisis pengaruh modal dan tingkat upah terhadap produksi secara tidak langsung melalui penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 22

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, baik itu untuk menambah dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada, baik sebagai pelengkap maupun bahan perbandingan. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah refrensi untuk penelitian selanjutnya. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten Gianyar mengenai kebijakan kebijakan yang terkait tentang pengaruh modal dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja serta dampaknya pada produksi industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyardan dapat meningkatan perekonomian di kalangan industri patung padas yang ada di Kabupaten Gianyar. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara satu bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini membahas kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai konsep industri, pengertian kerajinan, konsep 23

tenaga kerja, konsep penyerapan tenaga kerja, konsep modal, konsep tingkat upah, teori produksi, serta hubungan-hubungan antara variabel. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 24