BAB V PENUTUP. Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi

dokumen-dokumen yang mirip
BABV PENUTUP. signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi

Powered by TCPDF (

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah

BAB V PENUTUP. terhadap alokasi belanja modal. PAD diukur dengan indikator retribusi daerah,

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Undang-Undang No 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi pemerintahan pada daerah Indonesia di tahun 2001

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Abimanyu, Anggito, Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih. Bappekki Depkeu, Jakarta.

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Sukriy dan Abdul Halim Studi atas Belanja Modal Anggaran

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB V PENUTUP. Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK).

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim. (2001). Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : AMP YKPN

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sidik et al, 2002) UU No.12 tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah. sumber daya alamnya sendiri. Sumber dana bagi daerah antara lain terdiri dari

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL (Study Empiris Kabupaten/ Kota Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. era baru dengan dijalankannya otonomi daerah. Otonomi daerah ini ditandai

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

Oleh : ERWIN DWI SAPUTRO B

NASKAH PUBLIKASI. Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 tahun 1999

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Darwanto & Yulia Yustikasari Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat daerah terhadap tiga permasalahan utama, yaitu sharing of power,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan daerah akhir

DAFTAR PUSTAKA. Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Bandung )

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, yang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan otonomi daerah pada tahun Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. diartikan sebagai hak, wewenwang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan UU no. 25 tahun 1999 yang dalam perkembangannya kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

Sri Mulyani Hardiyanto Wibowo Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berkaitan dengan variabel yang digunakan. Selain itu akan dikemukakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber pendapatan daerah. DAU dialokasikan berdasarkan presentase tertentu

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. tidak meratanya pembangunan yang berjalan selama ini sehingga

INUNG ISMI SETYOWATI B

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

BAB V PENUTUP. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS, DANA BAGI HASIL DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LUWU

BAB I PENDHULUAN. kebijakan otonomi daerah yang telah membawa perubahan sangat besar terhadap

TUGAS AKHIR PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA DAERAH PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Berapapun besarnya

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No.32 tahun

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN MALANG PERIODE TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD.

Natalie Trisnawati, Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta Jl. PGRI I No. 117, Sonosewu, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan. merata berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar negara republik

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia adalah

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 1, Februari 2015: 1-12

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, yang mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah ditandai dengan dikeluarkan Undang-Undang (UU No.22 Tahun

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi juga merupakan indikator pencapaian pembangunan nasional. akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas. Kedua aspek tersebut menjadi

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

: Dalila Rahmawati Ester NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS.

BAB I PENDAHULUAN. Negara dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi. penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 (revisi menjadi UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola keuangannya sendiri. Adanya otonomi daerah menjadi jalan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang situasi manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi Belanja Daerah pada kabupaten/kota di Jawa Timur. Adapun variabel PAD dilihat dari empat komponen yaitu retribusi daerah, pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, sedangkan variabel DAU & DAK dapat dilihat dari dana transfer umum, dan belanja daerah dapat dilihat pada dana belanja daerah.sampel penelitian ini diambil dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah sebanyak 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011-2013 dengan data penelitian sebanyak 109 Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan tiga variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan DAna Alokasi Umum (DAU) dan variabel dependen Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Jawa Timur periode 2011-2013. maka diperoleh hasil kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil dari pengujian hipotesis pertama adalah Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Alokasi Belanja Daerah. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur terbesar diperoleh dari pajak daerah dan retribusi daerah. Hal ini, membuktikan 76

77 2. bahwa pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun 2011 sampai 2013 mampu mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang dimiliki oleh kegiatan pemerintah sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Serta membuktikan kemandirian daerah dapat diukur dengan tingginya jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah maka semakin tinggi pula tingkat kemandirian daerah dalam menggali sumber daerah, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi daerah melalui Pengalokasikan Belanja Daerah. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah yang memiliki PAD tinggi maka pengeluaran untuk Alokasi Belanja Daerah juga semakin tinggi. 3. Hasil dari pengujian hipotesis kedua adalah Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif dan signifikan terhadap Alokasi Belanja Daerah. Hal ini berarti penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diterima dari pemerintah pusat oleh Kabupaten/Kota di Jawa Timur relative besar, sehingga pemerintah pusat memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diharapkan dapat menigkatkan Belanja Daerah.Serta pemerintah daerah tetap dapat meningkatkan pelayanan public untuk masyarakat. 4. Hasil dari pengujian hipotesis ketiga yaitu Dana Alokasi Umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap Alokasi Belanja Daerah. Hal ini berarti Dana Alokasi Umum (DAU) dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran didalam pelaksanaan desentralisasi, Kabupaten/Kota di Jawa Timur

78 semakin besar pula tingkat penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) maka semakin besar juga tingkat ketergantungan daerah tersebut. Pemberian bantuan ini diupayakan untuk meningkatkan Belanja Daerah di setiap daerh, sehingga dapat meningkatkan pelayan public untuk masyarakat. 5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini berusaha mengmbangkan penelitian terdahulu. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya menggunakan populasi pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. 2. Periode penelitian hanya tiga tahun yaitu dari tahun 2011-2013 dikarenakan laporan APBD tahun anggaran 2014 dan 2015 belum di publikasi pada situs direktorat jendral perimbangan keuangan daerah. 3. Penelitian ini hanya menggunakan sebagaian kecil komponen APBD yaitu PAD, DAK, DAU dan Belanja Daerah 4. Studi ini tidak menganalisis lebih jauh efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran (misalnya tidak mempertimbangkan jumlah, struktur usia, dan tingkat pendidikan pegawai dan penduduk). 1.3. Saran Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, berdasarkan pada hasil penelitian, analisis, dan pembahasan, kesimpulan yang

79 diambil dan keterbatasan penelitian, maka dapat diajukan saran penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Untuk penelitian berikutnya diharapkan menggunakan populasi dari seluruh provinsi-provinsi di seluruh Indonesia. 2. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan data dengan rentan periode waktu penelitian hingga tahun 2015, karena pada tahun 2014-2015 tidak mendapatkan data tahun tersebut yang disebabkan belum terpublikasinya data tersebut. 3. Bagi penelitian berikutnya juga diharapkan menambah, mengurangi atau mengganti variabel-variabel lain baik ukuran atau jenis-jenis penerimaan pemerintah Daerah lainnya, maupun variabel non keuangan yang dapat mempengaruhi belanja daerah. 4. Bagi Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sensus yang digunkan agar hasilnya lebih representatif terhadap populasi yang dipilih dan mengambil sampel selain kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jawa Timur.

DAFTAR RUJUKAN Afiah, Nur, Nunuy. 2009. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta: Predana Media Group. B. Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen.BPFE. Yogyakarta. Darise, Nurlan. 2008. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Jakarta : Indeks. Halim, Abdullah. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemda: Studi Kasus Kabupatendan Kota di Jawa dan Bali. Jurnal Ekonomi STEI No.2/Tahun XIII/25. Halim, Abdul. 2004.Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Handayani, D., & Nuraina, E. (2015). Pengaruh Pajak Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Alokasi Belanja Daerah Kabupaten Madiun. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 1(1). Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Edisi 7. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Juwari, J., & Ulfah, Y. (2016). Pengaruh Pajak dan Retribusi serta Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi pada Pemerintah Kabupaten/kota di Wilayah Kalimantan. Jurnal GeoEkonomi, 13(01). Karim, A., & Noy, I. (2015). The (mis) allocation of public spending in a low income country: Evidence from disaster risk reduction spending in Bangladesh. Kusumadewi, D. A., & Rahman, A. (2007). Flypaper effect pada dana alokasi umum (DAU) dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 11(1). Kusnandar & Siswantoro. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik Edisi Keempat. Yogyakarta: Andi. Marhamah, E. S. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dan Dana Alokasi Khusus (Dak) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dengan Belanja Daerah Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada 29 Kabupaten Dan 9 Kota Di Jawa Timur). Jurnal STIE Semarang, 8(1). Ni putu dwi eka, Ni luh supadmi.2014. Pengaruh PAD, DAU, dan Slipa pada belanja modal dengan pertumbuhan ekonomi sebagai pemoderasi. Nugraeni. (2011). Analisis pengaruh Dana Alokasi Umum(DAU),Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pendapatan Asli Darah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia.Akmenika UPY, Volume No. 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengeolaan Keuangan Daerah.Salemba Empat, Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2004 tentang Dana Perimbangan. Peraturan pemerintah Nomor, U. U. (28). Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Undang-Undang Nomor, 33. Prakosa, Kesit Bambang. 2004. Analisa Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empirik di Propinsi Jawa Tengah dan DIY). JAAI Vol. 8 No. 2, Hal.101-118. Puspita Sari, Noni dan Idhar Yahya. 2009. Pengaruh Dana Lokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja langsung. Skripsi sarjana (Tidak dipublikasikan). Universitas Sumatera Utara,Medan. Republik Indonesia,Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal & Keuangan Daerah dalam Otonomi. Ghalia Indonesia. Setiawan, A. (2010). Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah (studi kasus pada Provinsi Jawa Tengah). Universitas Diponegoro Semarang.

Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Undang-undang No. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jakarta, Direktorat Jendral Pajak Republik Indonesia. Unun Dian Anggraeni dan Yohanes Suhardjo, Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. SOLUSI Vol.0 No. 1, Januari2010 : 69-81. Wandira, A. G. (2013). Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan DBH Terhadap Pengalokasian Belanja Modal. Accounting Analysis Journal, 2(1).