BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke2 (Dua) di Sumatera Utara sesudah pabrik gula Sei Semayang. Pabrik gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Begumit, kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat kirakira 36 Km dari kota Medan. Vicinity map pabrik gula Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 2.. Pembangunan pabrik gula Kwala Madu dilakukan dengan cara tender internasional oleh pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula pada tahun 98, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Engineering Co.I.td (Hitachi Zosen). Gambar 2. Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu
Sesuai kontrak Pemerintah RI dengan Hitachi Zosen untuk pengembangan dan pendirian pabrik gula Kwala Madu yang ditanda tangani pada tanggal 23 November 98 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 982, pabrik harus diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 984 ditambah keterlambatan yang diterima selama 4 hari. Ternyata pabrik gula Kwala Madu dapat diselesaikan bulan lebih maju dari ketentuan kontrak yaitu tanggal 20 januari 984. Proses pengolahan pabrik gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam sehari dalam masa gilingan selama ±7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja, dimana shif tadalah 8 jam. Pabrik gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD). Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry besar yang telah beroperasi selama 30 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini sudah lama beroperasi dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry manufaktur yang memproduksi gula. Bahan baku utama dari produk tersebut adalah tebu, yang tidak jauh dari penyediaan bahan baku. Bahan tambahan untuk pembuatan gula adalah air, susu kapur, gas belerang, fluclonat, dan asam phospat. SK Menteri Pertanian No.59/KPTS/EKKU/0/997 mengelompokkan pabrik gula berdasarkan kapasitas, yaitu:
. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800 200 ton/hari. 2. Golongan B untuk pabrik dengan kapasitas 200 800 ton/hari. 3. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 800 2700 ton/hari. 4. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700 4000 ton/hari. Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, pabrik gula Kwala Madu dikategorikan kelompok D, dikarenakan pabrik gula ini berkapasitas 4000 ton/ hari. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini merupakan pabrik gula yang berkapasitas tertinggi dalam perusahaan gula negara. Selain pabrik gula Kwala Madu, PTPN II juga mempunyai pabrik gula yang lain yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton/hari. 2.3. Lokasi Perusahaan Lokasi pabrik gula Kwala Madu berada di Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kirakira 36 km dari Kota Medan. 2.4. Daerah Pemasaran PT. Perkebunan Nusantara II pabrik gula Kwala Madu memiliki system pemasaran yang dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender, dimana selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut kepabrik untuk di proses. Setelah pemesanan selesai di proses, maka konsumen akan
mengambil langsung ke pabrik gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pendistribusian pada pabrik gula PTPN II sampai ke tangan konsumen dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2. Pabrik Gula PTPN II Bagian Pemasaran BULOG / Agen Konsumen Gambar 2.2 Diagram Pendistribusian gula di PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu Pemasaran gula ke konsumen melalui Bulog kurang memberikan keuntungan dan bahkan memberikan kerugian bagi perusahaan dikarenakan harga jual yang ditentukan Bulog tidak dapat memenuhi biaya produksi gula. 2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu adalah struktur organiasasi organisasi lini dan fungsional seperti pada Gambar 2.3. Struktur organisasi lini dan fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuansatuan organisasi di bawahnya.
Manager Pabrik Ka. Dinas Teknik Ka. Laboratorium Papam Ka. Tata Usaha Ka. Dinas Pengolahan Boiler Gilingan Listrik Workshop Cane Yard Instrume nt Lab Timbangan Danru Gudang Hasil Adm/ Keuangan SDM & Umum Timbang an Pemurnian Penguapan Masakan Putaran Hansip Operator/ Karyawan Pelaksana Operator/ Karyawan Pelaksana Operator/ Karyawan Pelaksana Operator/ Karyawan Pelaksana Gambar 2.3. Struktur Organisasi Perusahaan
2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab terlampir. 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja di pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari:. Staf Pimpinan = 5 orang 2. Karyawan Pelaksana = 230 orang 3. Karyawan tidak tetap = 7 orang Jumlah = 46 orang Tabel 2. Susunan Tenaga Kerja pada Pabrik Gula Kwala Madu No. Uraian Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Karyawan Tidak Tetap Jumlah. Kantor Manager a. Manager b. TUK/Umum/G. Material c. Gudang Hasil 22 6 8 4 30 48 2. Dinas Teknik a. Kantor Dinas teknik b. Boiler c. Mill d. Power House/Listrik e. Instrument f. Work Shop g. Cane Yard h. Keamanan 5 8 6 9 8 4 2 6 6 8 8 8 25 23 28 8 23 20 20
4 4 3. Dinas Pengolahan a. Kantor Dinas b. Pelumasan c. Pemurnian d. Penguapan e. Masakan f. Putaran g. Pengarungan 5 0 4 2 2 2 8 8 9 8 6 9 23 22 24 20 5 7 23 4. Laboratorium a. Lab. Pabrik b. Weater Treatment c. Instalasi Limbah d. Timbangan 2 3 3 8 5 3 3 6 28 6 6 4 Jumlah 5 230 7 46 Sumber: Data Perusahaan Pihak perusahaan masih kurang memperhatikan bagaimana cara menentukan jumlah tenaga kerja di perusahaan tersebut. Produktivitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh pembagian beban kerja kepada masingmasing tenaga kerja yang ditentukan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, jumlah tenaga kerja yang optimal sangat penting ditentukan untuk memaksimalkan laba perusahaan tersebut.
2.5.3.2 Jam Kerja Supaya Perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu:. Shift I : pukul 07.00 5.00 WIB 2. Shift II : pukul 5.00 23.00 WIB 3. Shift III : pukul 23.00 07.00 WIB Pihak perusahaan membuat kebijakan agar semua tenaga kerja wanita bekerja pada shift, dikarenakan tenaga kerja wanita tersebut ratarata ibu rumah tangga. 2.6. Proses Produksi 2.6.. Bahan yang Digunakan 2.6...Bahan Baku Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang terdapat di pabrik gula Kwala Madu adalah tebu. Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) ratarata sekitar 6,5 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 02 bulan sejak ditanam, dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang
tebu secara acak sebagai sampel. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama. Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor internal yaitu varietas tebu dan faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan. Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus. Salah satu alasan pabrik gula Kwala Madu beroperasi hanya 6 bulan adalah dikarenakan bahan baku tebu yang disengaja dapat dipanen saat iklim yang curah hujannya sedikit agar kadar gula dalam tebu tetap tinggi. 2.6...Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produksi. Bahan tambahan merupakan bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Adapun bahan tambahan pada produksi gula adalah:. Air Air digunakan untuk mempermudah dalam pemerasan kandungan gula yang terdapat pada ampas tebu secara maksimal. Volume air yang dibutuhkan
sebanyak 20 % dari kapasitas tebu/hari. Air yang digunakan untuk proses produksi adalah air yang didapat dari hasil water treatment. 2. Susu kapur (Ca(OH)2) Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan ph nira menjadi 8,0 8,5. Pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk menaikan ph nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah membuatnya. Susu kapur dibuat dengan proses pembakaran batu kapur dan disiram dengan air. 3. Belerang Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira. Tujuan pemberian gas belerang adalah: a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur ph mencapai 7,0 7,2. b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi pengaruh pada warna kristal dan gula. 4. Flokulant Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan mudah diendapkan untuk disaring). 5. Talofloc dan Talofloate Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira, sedangkan Talofloateuntuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang
lebih pucat. Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental. 6. Asam pospat Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO 2. Bahan tambahan ini sangat berpengaruh terhadap produksi gula. Sehingga pihak perusahaan selalu membuat persediaan bahan tambahan untuk produksi. Apabila persediaan bahan tambahan untuk produksi kurang, maka hasil produk gula tidak dapat sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2.6..3.Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahanbahan penolong yang digunakan dalam produksi gula adalah: a. Karung plastik yang digunakan untuk mengarungi gula. Karung plastik ini merupakan karung plastik yang sudah di berikan label pabrik gula Kwala Madu. b. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung plastik. Bahan penolong ini diperlukan saat produksi gula selesai, yaitu untuk sebagai tempat penampungan gula sehingga siap untuk disimpan ke gudang produk jadi dan juga siap untuk dipasarkan.
2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.. Mesin Produksi berikut: Adapun mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai. Nama Mesin : First Cane Cutter. Kegunaan Ukuran Pisau Putaran Merek : Memotong Tebu. : 500 980 mm. : 30 Buah. : 600 rpm. : KHI Japan. Tahun : 98. Jumlah : 2 Unit. 2. Nama Mesin : Cane Mill. Kegunaan Putaran Mill Merek : Menggiling/ Memeras tebu. : 3,85,3 rpm. : KHI Japan. Tahun : 98 Jumlah : 5 Unit
2.7.2. Peralatan Adapun peralatan yang digunakan dalam proses produksi didalam pabrik dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Peralatan Pabrik Gula Kwala Madu No. Nama Peralatan Kegunaan Kapasitas Merk Tahun Jumlah Weight Bridge Menimbang tebu yang masuk dari truck/contaner 40 Ton Kawatetsu Japan 98 2 unit 2 Cane Crane 3 Truck Tippler Mengangkat tebu dari truk yang selanjutnya dipindahkan ke meja tebu Memasukkan atau membongkar muatan tebu dari truck menuju cane carrier 40 Ton Kawasaki 982 2 unit 5 Ton 98 unit 4 Cane Stacker Memindahkan tebu dari Cane Yard ke Cane Feeding Table 3 Ton Caterpillar 98 5 unit 5 Cane Feeding Table Menampung dan memasukan tebu yang akan dipotong pada Cane Carier 4000 ton/hari KHI Japan 980 2 unit 6 Juice Weigthing Scale Timbangan nira mentah 60 Ton Trivem 98 unit 7 Raw Juice Tank Tangki penampungan nira mentah 20 m 3 2 unit 8 Juice Heater Pemanas nira mentah KHI Japan 98 5 unit 9 Defekator Mengatur PH nira menjadi 8,50,5 3 m 3 unit 0 Clarifier Tank Mengendapkan kotoran yang melayang dan membuang gasgas yang mengganggu jalannya pengendapan 470 M 3 Rapi door 444 type unit
Vacum Filter Penyaring nira kotor 20 ton/jam unit 2 Quadruple Evaporator Tangki untuk penguapan nira K.H.I/ Calandria 98 2 unit 3 Toladura Reaction Tank Tangki untuk pencampuran nira kental dengan susu kapur dan asam phose,5 m 3 Vertical Cylidrical 98 unit 4 Toladura Aeration Tank Tangki untuk pencampuran nira kental dan fucolant 90 liter Trivem 98 unit 5 Boiler Sumber penghasil uap bertekanan 60 ton/ jam Yoshimine Boiler 98 2 unit 6 Turbin Generator Pembangkit tenaga listrik dengan penggerak turbin uap dan diesel generator Shinko 982 2 unit 7 Transformator Sebagai alat menurunkan dan menaikkan tegangan arus listrik Hitachi Zosen Japan 983 3 unit
2.8. Utilitas Utilitas adalah fasilitas pendukung kelancaran proses produksi di suatu pabrik. Kebutuhan akan utilitas di Pabrik Gula Kwala Madu meliputi:. Penyediaan Air Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari sungai. Air tersebut tidak berlangsung digunakan untuk proses produksi maupun air umpan ketel, sebab air sungai itu belum memenuhi persyaratan untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan terhadap air agar memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah diproses diantaranya adalah air bersih yang masuk ke dalam storage tank. Air ini dibagikan ke boiler, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun masakan, untuk air pendingin pada peralatan dan pompapompa stasiun masakan dimana air yang digunakan ini diproses lagi. Disamping itu air dari storage tank digunakan untuk pencuci peralatan, lantai dan pemakaian lainnya. 2. Penyediaan Tenaga Listrik Uap kering yang dihasilkan boiler masuk ke power house untuk menggerakan turbin. Turbin menggerakkan gear untuk memutar generator yang dihasilkan arus listrik. Dalam masa giling, listrik yang dihasilkan digunakan untuk keperluan: a. Penerangan pabrik, kantor dan komplek perumahan. b. Penggerak alatalat proses produksi.
Sedangkan di luar masa giling, pembangkit listrik yang digunakan adalah mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan, workshop, penggerak motor listrik dan lainlain. 3. Penyediaan Tenaga Uap Penyediaan tenaga uap yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari 2 unit boiler jenis pipa air dengan tipe H600S dengan kapasitas masingmasing 60 ton uap/jam dimana uap yang dihasilkan kedua boiler ini berguna untuk: a. Penggerak turbin uap generator listrik. b. Penggerak lima unit turbin penggiling. c. Perggerak turbin uap Feed Water Pump (pengisian air ketel) d. Mensuply uap untuk keperluan proses seperti untuk pemurnian, evaporator, masakan, putaran, sugar dryer and cooler. 4. Workshop Kegunaan workshop adalah pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa. Pabrik Gula Kwala Madu memiliki workshop yang bertugas melayani perbaikan dan perawatan. Dalam pengoperasian, operator biasanya mendatangi tempattempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun diperbaikan di workshop yang ada, antara lain BPT (Bagian Pelayanan Teknis). Bagian ini berfungsi untuk melayani pekerjapekerja pabrik yang tidak biasa dilayani oleh workshop. Contoh: pengangkutan tebu, pemakaian alat berat.
5. Laboratorium Laboratorium juga memiliki peranan dalam pengawasan dan penentuan mutu hasil produksi yang merupakan tujuan utama dari seluruh produksi. Pengawasan yang dilakukan di laboratorium adalah sebagai berikut: a. Analisis pada proses: ) Tebu, meliputi persentase dari pada sabut, brix, pol, kadar air dan kotoran. 2) Nira gilingan I sampai IV, meliputi persentase brix, pol, hasil kemurnian (HK). 3) Ampas, meliputi persentase pol, zat kering, kadar air. 4) Nira mentah, meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar phospat. 5) Nira encer meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar phospat. 6) Blotong, meliputi persentase pol, zat kering, air, ampas. 7) Kapur, meliputi persentase CaO aktif, suhu, bau, kotoran. 8) Nira kental, meliputi persentase brix, pol, HK, gula reduksi, sakarosa, ph. 9) Masakan gula D, D2, A, B, SHS, meliputi persentase brix, pol, HK, warna. 0) Tetes, meliputi persentase brix, pol, HK, sakarosa, abu, gulareduksi. b. Analisa pada utilitas yang meliputi: ) Pengolahan air.
2) Air Boiler. 3) Air pengisi ketel. Semua utilitas diatas cukup mendukung kelancaran proses produksi gula tersebut. Akan tetapi, penyediaan air untuk bahan tambahan produksi gula kurang baik dikarenakan sumber airnya berasal dari sungai. Sebaiknya, air yang digunakan berasal dari air yang berasal dari dalam tanah. 2.9. Safety and Fire Protection Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa korban jiwa, harta benda dan lingkungan, sementara itu penggunaan bahan atau kompoenenkomponen bangunan dan peralatan serta instalasi dalam bangunan belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Menyadari hal tersebut perlu dibuat ketentuan yang bersifat teknis yaitu: a. Pencegahan kebakaran Usaha preventive yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja atau kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan operator. Perusahaan juga memberikan display (ramburambu) untuk bahanbahan yang berbahaya atau mudah terbakar. b. Penanggulangan Kebakaran Untuk menanggulangi masalah kebakaran, perusahaan telah menyediakan daearah evakuasi untuk semua karyawan untuk menghindari korban yang
mungkin terjadi. Sedangkan untuk pemadaman api, perusahaan menempatkan fire extinguiser di lantai produksi dan beberapa ruangan kantor. Penanggulangan kebakaran adalah meliputi tugas dan kewajiban bagi seluruh karyawan agar tercapai kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran dan memiliki kemampuan untuk dapat mencegah, menghindari dan menyelamatkan diri. 2.0. Limbah Penanganan limbah dari Pabrik Gula Kwala Madu yang berupa ampas tebu dan minyak gula telah menjadi perhatian khusus oleh pihak perusahaan. Pihak perusahaan menyediakan tempat limbah tersebut agar mudah untuk diolah kembali. Limbah tersebut terdiri dari limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Ketiga jenis limbah iini didaurulang kembali. Yaitu seperti pemanfaatan blotong menjadi bahan baku pupuk kompos, pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar boiler, dan pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos.