BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
PIAGAM AUDIT INTERNAL

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

PIAGAM AUDIT INTERNAL

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

Internal Audit Charter

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

INTERNAL AUDIT CHARTER

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2011).

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

Internal Audit Charter

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

STANDAR INTERNATIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERN (STANDAR) PENGANTAR

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1

Pedoman Kerja Komite Audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Modul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

PIAGAM SATUAN AUDIT INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

Global Advocacy Platform

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

PR/MAR/NDO. Piagam Komite Audit PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE. ASIA INFRASTRUCTURE Tbk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.

Brink s Modern Internal Auditing

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

INTERNAL AUDIT CHARTER ( PIAGAM AUDIT INTERNAL) RUMAH SAKIT X BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Keagenan (Agency Teory) Gudono. (2012) menyatakan bahwa teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Kontrak yang dimaksudkan disini adalah kontrak antara prinsipal (pemberi kerja, misalnya pemegang saham atau pimpinan perusahaan) dengan agen (penerima perintah, misalnya manajemen atau bawahan). Teori keagenan meramal jika agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan prinsipal dan kepentingan agen dan principal berbeda, maka akan terjadi principal-agent problem dimana agen akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya namun merugikan prinsipal. Teori keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Teori keagenan menyangkut hubungan kontraktual antara anggota-anggota di perusahaan. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang 7

8 (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Dalam hal ini dikarenakan semakin banyaknya koperasi yang sedang berkembang para pemilik koperasi sangat membutuhkan manajer untuk dapat mengatasi resiko manajemen yang akan maupun yang sudah terjadi pada badan usaha atau koperasi mereka. Undangundang koperasi nomor 25/1992 menutup peluang pengurus (manajemen) berasal dari non-anggota, artinya jajaran pengurus hanya bisa diduduki oleh para anggota koperasi Padahal sesuai dengan jati diri koperasi, anggota adalah pemilik perusahaan koperasi. Sehingga bisa dikatakan bahwa berdasarkan undang-undang ini, di dalam perusahaan koperasi tidak berlaku teori keagenan. Pengurus (agen) sekaligus juga pemilik (principal) perusahaan koperasi. Konflik kepentingan dari dua poros dalam teori keagenan berada dalam satu jabatan. Tidak ada lagi check and balances sebagaimana yang seharusnya ada. Tidak terjadi lagi tarik-menarik kepentingan yang dalam banyak hal justru dapat digunakan untuk saling mengawasi prilaku masing-masing pihak. Dengan undang-undang koperasi yang lama, institusi koperasi sebenarnya telah menjelma menjadi kerajaan kecil yang sangat absolut kekuasaan para pengurusnya. Walaupun ada instrumen Rapat Anggota Tahunan (RAT), namun sejatinya organ tersebut hampir identik dengan lembaga legimitasi alias tukang stempel yang mengesahkan semua kebijakan kepengurusan tanpa

9 reserve. Selama bertahun-tahun, RAT koperasi telah mempertontonkan pertunjukan paduan suara, di mana hampir tidak ada suara false sedikitpun sebagai bentuk koreksi atas langkah dan kebijakan koperasi sebelumnya. Semua seakan-akan telah di stel supaya terlihat padu-padan. Lahirnya undang-undang Koperasi nomor 17/2012, sebenarnya merupakan anugerah bagi insan koperasi. Selain beberapa nilai positif yang lain, dari sisi teori keagenan undang-undang ini sudah mengakomodirnya lewat pasal 55 ayat 1. Dengan undang-undang Koperasi yang baru, pengurus (agen) tidak harus berasal dari anggota/pemilik (principal). Artinya, apabila RAT memang ingin mewujudkan pengawasan terhadap koperasinya benar-benar bisa berjalan secara efektif, maka mengangkat pengurus yang bukan berasal dari anggota mungkin menjadi pilihan terbaik. 2. Pengertian Audit Whittington. (2012) menyatakan bahwa internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang sudah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa audit merupakan pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit juga harus dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan independen.

10 Untuk melaksanakan proses audit, harus ada informasi dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan beberapa kriteria untuk mengevaluasinya. Kriterianya sangat tergantung pada informasi yang sedang diaudit. Untuk informasi yang lebih subjektif, seperti audit atas keefektifan kegiatan operasi komputer, lebih sulit menetapkan kriterianya. Bukti audit merupakan informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit pernyataannya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Perolehan kualitas dan jumlah bukti yang cukup sangat penting untuk memenuhi tujuan audit. Kompetensi orang yang melaksanakan audit tidak akan berarti bila ia bisa dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. Laporan audit harus menginformasikan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan kepada pembacanya. 3. Pengertian Audit Internal Menurut Sukrisno Agus, (2011) Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Definisi di atas menunjukkan bahwa internal audit telah mengalami perkembangan. Lingkup internal audit tidak lagi hanya terbatas melakukan pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain. Audit internal menurut pengertian di atas adalah suatu aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi yang independen dan

11 objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengelolaannya. Kegiatan audit yang dilaksanakan dalam organisasi dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri atau diserahkan kepada tenaga profesional lain di luar organisasi yang melayani perusahaan. Penilaian auditor akan berguna bila terlepas dari bias. Auditor internal dalam melaksanakan program audit mengikuti standar profesional yang membimbing pekerjaan audit internal. Audit internal hadir untuk membantu organisasi berdasar pada tujuan dan sasaran organisasi. Auditor internal dapat memberi nilai tambah pada perusahaan dengan melakukan perbaikan terhadap kegiatan operasi perusahaan dan peningkatan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses pengelolaan perusahaan. Audit internal merupakan bagian dari fungsi pengawasan pengendalian internal yang menguji dan mengevaluasi kememadaian dan keefektifan pengendalian lain. 4. Tujuan Audit Internal Sebagaimana didefinisikan dalam Statements of Responsibilities of internal Auditor yang diterbitkan oleh IIA (Institute of Internal Auditor), "tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif". Untuk mencapai tujuan ini staf audit internal diharapkan dapat melengkapi organisasi dengan "analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi,

12 dan informasi tentang kejadian yang ditelaah:. IIA (Institute of Internal Auditor) mengakui bahwa tujuan audit internal juga meliputi peningkatan pengendalian yang efektif pada biaya yang wajar. 5. Fungsi Internal Auditor Fungsi auditor internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya. Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal, (2012) penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi. Adapun penjelasannya dapat diperinci sebagai berikut: a. Pernyataan tanggung jawab. Adalah Pembahasan mengenai wewenang dari aktivitas audit internal, aktivitas-aktivitas yang akan terpengaruh, lingkup audit, hubungan dengan akuntan publik independen dan standar profesional yang menjadi dasar dari fungsi aktivitas audit internal.

13 b. Tanggung jawab khusus Adalah aktivitas yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal keuangan maupun operasional, termasuk seluruh aktiva. c. Organisasi Adalah aktivitas yang bersifat global. Hubungan pelaporan dinyatakan dalam garis penuh dengan manajemen eksekutif dan dalam garis putusputus dengan komite audit dari dewan direksi. d. Komite Audit Adalah Direktur audit dari sebuah aktivitas audit internal yang memiliki akses bebas kepada komite audit. Aktivitas komite audit meliputi penelaahan atas rencana-rencana audit internal dan sasaran serta hasil audit yang telah dilaksanakan. e. Objektivitas Objektivitas dipastikan melalui struktur organisasi, pelatihan, dan penugasan personel dengan pertimbangan yang seksama. f. Penjadwalan atau ruang lingkup. Adalah penentuan resiko, cakupan audit sebelumnya, signifikansi dari pengecualian, dan kebutuhan akan komunikasi rutin adalah pertimbangan utama dalam penjadwalan audit. Ruang lingkup audit disesuaikan untuk memberikan penelaahan yang mendalam untuk beberapa aktivitas tertentu dan pandangan umum untuk yang lainnya.

14 g. Perencanaan atau pelaksanaan. Adalah bagian dari brosur ini memuat unsur-unsur umum yang terdapat di dalam audit, dari mulai pengumuman pra-audit hingga rapat akhir. h. Penelaahan Audit. Adalah komunikasi yang memadai antara auditor dengan karyawan bagian operasional adalah penting. Untuk mencapai tujuan ini, hasil audit akan ditelaah pada saat audit ini diselesaikan untuk memastikan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang diberikan telah didasarkan pada informasiinformasi yang faktual dan dapat dipahami. i. Laporan audit. Adalah laporan audit, termasuk ringkasan eksekutif, dirancang untuk mengomunikasikan perbaikan-perbaikan yang disarankan dan rencanarencana manajemen operasional untuk melaksanakan perbaikan tersebut; oleh sebab itu, laporan audit diterbitkan secara bersama-sama oleh auditor dan manajemen dari fungsi yang diaudit. j. Hubungan dengan akuntan publik independen. Adalah perbedaan tanggung jawab di antara auditor internal dan eksternal akan dijelaskan berikut cara-cara untuk mengkoordinasikan kedua pekerjaan tersebut. k. Pengembangan/pelatihan/pertumbuhan. Adalah pendidikan yang berkelanjutan bagi auditor internal adalah hal yang direkomendasikan berikut anjuran untuk mendapatkan serifikasi untuk audit internal, akuntansi, dan area-area lain yang terkait.

15 l. Masa depan. Adalah untuk memenuhi tantangan perubahan, auditor internal menunjukkan fleksibilitas dan memberikan penelaahan yang terus-menerus atas program-programnya untuk menghasilkan produk yang lebih baik. Maksud dari manejemen operasional sangat diharapkan untuk mencapai tujuan ini. Indikator peran fungsi auditor internal menurut Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal (SIPPAI) (2012) adalah sebagai berikut: 1. Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab aktivitas audit internal harus didefinisikan secara formal dalam suatu piagam audit internal, dan harus sesuai dengan Definisi Audit Internal, Kode Etik, dan Standar. Kepala Audit Internal (KAI) harus mengkaji secara periodik piagam audit internal dan menyampaikannya kepada Manajemen Senior dan Dewan untuk memperoleh persetujuan. Interpretasi: Piagam audit internal merupakan dokumen resmi yang mendefinisikan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab aktivitas audit internal. Piagam audit internal menetapkan posisi aktivitas audit internal dalam organisasi, termasuk sifat hubungan pelaporan fungsional Kepala Audit Internal kepada Dewan memberikan kewenangan untuk mengakses catatan, personil, dan properti fisik yang berkaitan dengan pelaksanaan penugasan; dan mendefinisikan ruang lingkup aktivitas audit internal. Persetujuan akhir atas piagam audit internal berada pada Dewan.

16 2. Independensi dan Objektivitas Aktivitas audit internal harus independen dan auditor internal harus obyektif dalam melaksanakan tugasnya. Interpretasi: Independensi adalah kondisi bebas dari situasi yang dapat mengancam kemampuan aktivitas auditor internal untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara tidak memihak. Untuk mencapai tingkat independensi yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tanggung jawab aktivitas audit internal, Kepala Audit Internal harus memiliki akses langsung dan tak terbatas kepada Manajemen Senior dan Dewan. Hal tersebut dapat dicapai melalui hubungan pelaporan ganda kepada Manajemen Senior dan Dewan. Ancaman terhadap independensi harus dikelola dari tingkat individu auditor internal, penugasan, fungsional, dan organisasi. Objektivitas adalah suatu sikap mental tidak memihak yang memungkinkan auditor internal melaksanakan tugas sedemikian rupa sehingga mereka memiliki keyakinan terhadap hasil kerja mereka dan tanpa kompromi dalam mutu. Objektivitas mensyaratkan auditor internal untuk tidak mendasarkan pertimbangannya kepada pihak lain menyangkut permasalahan audit. Ancaman terhadap objektivitas harus dikelola dari tingkat individu auditor internal, penugasan, fungsional, dan level organisasi. 3. Kecakapan dan Kecermatan Profesional Penugasan harus dilaksanakan dengan menggunakan keahlian/kecakapan dan kecermatan profesional (due professional care). Kecakapan Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Aktivitas audit internal, secara

17 kolektif, harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Interpretasi: Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain merupakan istilah kolektif yang menunjukkan keahlian/kecakapan profesional yang diperlukan auditor internal untuk melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Auditor Internal didorong untuk menunjukkan keahlian/kecakapannya melalui perolehan sertifikasi dan kualifikasi profesi yang sesuai, seperti CIA (Certified Internal Auditor) atau sertifikasi lain yang ditawarkan oleh The IIA dan organisasi profesi yang sesuai lainnya. Kepala Audit Internal harus memperoleh bantuan saran dan asistensi yang kompeten jika auditor internal tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi yang memadai untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan. Auditor Internal harus memiliki pengetahuan memadai untuk dapat mengevaluasi risiko kecurangan, dan cara organisasi mengelola risiko tersebut, namun tidak diharapkan memiliki keahlian seperti layaknya seseorang yang tanggungjawab utamanya adalah mendeteksi dan menginvestigasi kecurangan. Auditor Internal harus memiliki pengetahuan memadai mengenai risiko dan pengendalian kunci / utama, serta teknik audit berbasis teknologi informasi yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugasnya. Namun tidak seluruh auditor internal diharapkan memiliki keahlian sebagaimana layaknya auditor internal yang tanggung jawab utamanya adalah mengaudit teknologi informasi. Kepala Audit Internal harus menolak penugasan konsultansi atau memperoleh saran dan bantuan yang kompeten, jika auditor internalnya tidak memiliki pengetahuan, keterampilan,

18 atau kompetensi untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan tersebut. Kecermatan Profesional (Due Professional Care) Auditor internal harus menggunakan kecermatan dan keahlian sebagaimana diharapkan dari seorang auditor internal yang cukup hati-hati (reasonably prudent) dan kompeten. Cermat secara profesional tidak berarti tidak akan terjadi kekeliruan. Auditor Internal harus menerapkan kecermatan profesionalnya dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Luasnya cakupan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan penugasan; Kompleksitas, materialitas, atau signifikansi yang relatif dari permasalahan, yang prosedur penugasan asurans akan dilaksanakan terhadapnya; Kecukupan dan efektivitas proses tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian; Peluang terjadinya kesalahan fatal, kecurangan, atau ketidakpatuhan; dan Biaya penugasan asurans dalam kaitannya dengan potensi manfaat. Dalam menerapkan kecermatan profesional, auditor internal harus mempertimbangkan penggunaan sarana audit berbantuan teknologi dan teknik analisis data lainnya. Auditor Internal harus waspada terhadap risiko signifikan yang dapat mempengaruhi tujuan, operasi, atau sumber daya. Namun, prosedur asurans saja, sekalipun telah dilaksanakan dengan menggunakan kecermatan profesional, tidak menjamin bahwa seluruh risiko signifikan dapat teridentifikasi. Auditor Internal harus menerapkan kecermatan profesional dalam melaksanakan penugasan konsultansi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Kebutuhan dan harapan klien, mencakup sifat, saat, dan komunikasi hasil penugasan; Kompleksitas relatif dan luasnya cakupan pekerjaan yang diperlukan

19 untuk mencapai tujuan penugasan; dan Biaya penugasan konsultansi dalam hubungannya dengan potensi manfaat. 4. Pengembangan Profesional Berkelanjutan Auditor Internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan. Program Asurans dan Peningkatan Kualitas Kepala Audit Internal harus mengembangkan dan memelihara program asuransi dan peningkatan kualitas yang mencakup seluruh aspek aktivitas audit internal. Interpretasi: Asurans kualitas (quality assurance) dan program peningkatan kualitas dirancang untuk memungkinkan dilakukannya evaluasi kesesuaian aktivitas audit internal terhadap Definisi Audit Internal, dan Standar, dan evaluasi penerapan Kode Etik oleh auditor internal. Program tersebut juga menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas audit internal serta mengidentifikasi peluang peningkatannya. Persyaratan Program Asurans dan Peningkatan Kualitas Program asurans dan peningkatan kualitas harus mencakup baik penilaian Internal maupun eksternal. Penilaian Internal Penilaian Internal harus mencakup Pemantauan berkelanjutan atas kinerja aktivitas audit internal; dan Penilaian berkala secara self-assessment atau oleh pihak lain dalam organisasi yang memiliki pengetahuan memadai tentang standar dan praktik audit internal. Interpretasi: Pemantauan berkelanjutan merupakan bagian tidak terpisahkan dari supervisi, kajian, dan pengukuran aktivitas audit internal berkelanjutan. Pemantauan berkelanjutan tercakup dalam praktik dan kebijakan rutin dalam mengelola aktivitas audit internal dan dalam penggunaan proses, alat, dan informasi yang dipertimbangkan penting dalam mengevaluasi kepatuhan terhadap Definisi Audit

20 Internal, Kode Etik, dan Standar. Penilaian berkala dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap Definisi Audit Internal, Kode Etik, dan Standar. Pengetahuan memadai tentang standar dan praktik audit internal mensyaratkan paling tidak adanya kepemilikan pemahaman menyeluruh atas Kerangka Praktik Profesional Internasional (International Professional Practices Framework). 6. Integritas Aturan perilaku berkenaan dengan prinsip integritas harus melakukan pekerjaannya dengan jujur, sungguh-sungguh, dan bertanggung jawab. Karyawan perusahaan harus mematuhi hukum dan memberikan penjelasan sesuai dengan yang diharapkan oleh ketentuan hukum dan profesi. Karyawan perusahaan dilarang, secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal. Karyawan perusahaan harus menghormati dan memberikan dukungan kepada tujuan organisasi yang sah dan etis. Indikator integritas menurut Sukrisno (2004), indikator perilaku integritas adalah sebagai berikut: a) Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik. 1) Mengikuti kode etik profesi. 2) Jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya. 3) Meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan tidak melanggar kode etik.

21 b) Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (value) dan keyakinannya. 1) Melakukan tindakan yang konsisten denga nilai dan keyakinan. 2) Berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan memyakiti kolega atau teman dekat. 3) Bertindak berdasarkan nilai (value) meskipun sulit untuk melakukan itu. a) Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan. b) Berterus terang walaupun dapat merusak hubungan baik. 4) Bertindak berdasarkan nilai (value) walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar. a) Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan. b) Bersedia untuk mundur atau menarik produk/jasa karena praktek bisnis yang tidak etis. Menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan demi menegakkan nilai (value).

22 7. Jenis-jenis Audit Menurut Sukrisno Agus (2012) Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas: a. Audit operasional Audit operasional adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional organisasi tertentu yang bertujuan mengevaluasi efesiensi serta efektivitas prosedur serta metode tersebut. Pada saat suatu audit operasional selesai dilaksanakan, manajemen akan mengharapkan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. b. Audit Kepatuhan. Tujuan audit kepatuhan adalah menetukan apakah klien (auditee) telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat otoritasi yang lebih tinggi. Audit kepatuhan pada perusahaan pribadi (tidak menjual sahamnya di bursa saham) dapat mencakup pula penentuan apakah staf akuntansi telah mematuhi peraturan-peraturan yang disusun oelh pengawasn (controller) perusahaan, meninjau tingkat upah apakah telah mematuhi aturan upah minimum, atau menguji kontrak perjanjian dengan pihak bank dan pihak kreditur lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan itu telah mamatuhi persayaratan-persyaratan hukum yang telah ada.

23 c. Audit atas laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diuji) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. umumnya, kriteria tersebut adalah pernyataan standar akuntansi keuangan, walaupun merupakan hal yang umum untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan yang dibuat dengan metode kas atau metode akuntasi lainnya yang cocok untuik organisasi tersebut. Laporan keuangan sering kali mencakup neraca, laba rugi, serta laporan arus kas, termasuk pula catatan atas laporan keuangan. 8. Penanggulangan Risiko Manajemen Menurut Abdullah (2014) manajemen adalah keseluruhan aktivitas yang berkenaan dengan melaksanakan pekerjaan organisasi melalui fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan dengan bantuan sumberdaya organisasi (man, money, material, mechine, and method) secara efisien dan efektif. Secara efisien dan efektif ini maksudnya dalam melaksanakan pekerjaan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi itu harus dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi pemborosan. Setiap pemborosan yang terjadi dalam penggunaan sumberdaya organisasi sekecil apapun berarti suatu kerugian. Dan kalau sudah terjadi kerugian itu berarti tidak efektif, karena salah satu indikator efektif itu adalah tidak terjadi pemborosan yang berdampak pada kerugian. Dan kerugian adalah sesuatu yang harus dihindari dalam aktivitas organisasi, lebih-lebih organisasi bisnis.

24 Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wedman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Selain itu, risiko juga sering disebut dengan bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam investasi, risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Menurut Idroes (2011) Secara umum manajemen risiko merupakan serangkaian proses yamg diawali dengan proses identifikasi, pengukuran, monitoring, dan kontroling terhadap risiko risiko portofolio. Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, mementukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelapoan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi / perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan

25 merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin / mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko. Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas: mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi, mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut, mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko, selanjutnya menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko, mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat. Seorang manajer risiko pada hakekatnya harus menjawab pertanyaan : Risiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Bagaimana dampak risiko-risiko tersebut terhadap bisnis perusahaan. Risiko-risiko mana yang dapat dihindari, yang dapat ditangani sendiri dan yang mana yang harus dipindahkan kepada perusahaan asuransi. Metode mana yang paling cocok dan efisien untuk menghadapinya serta bagaimana hasil pelaksanaan strategi penanggulangan risiko yang telah direncanakan. Jadi, Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan / pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta

26 tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,teknologi, manusia, organisasi dan politik. Disisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi). Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi risiko operasional, risiko hazard, risiko finansial, dan risiko strategik. Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management). Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi. Upaya upaya penanggulangan risiko harus selalu dilakukan secara terus menerus, sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Indikator risiko manajemen menurut Djojosoedarso (2012). Indikator tersebut sebagai berikut: 1. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. 2. Melakukan retensi, artinya membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menaggulanginya. 3. Melakukan pengendalian

27 4. Mengalihkan atau memindahkan risiko kepada pihak lain. 9. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian mengenai pengaruh integritas dan peran fungsi internal auditing terhadap risiko operasional, terdapat beberapa tidak konsistenan dalam penelitian terdahulu. Diantaranya adalah penelitian Menurut Watson, (2012) Integritas berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan risiko operasional manajemen. Sedangkan menurut laviada (2012) peran fungsi internal auditor berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan risiko operasional manajemen. Sedangkan Menurut Mohamud and Salad, (2013) internal auditor berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan resiko operasional manajemen. Sedangkan Arwina Karmudiandri, (2014) Peranan auditor internal berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen. Sedangkan Tony Heryana dan Dede Andri, (2012) Auditor internal berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen. Sedangkan Fajar Yogas Pratama, (2012) Peranan auditor internal berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen.

28 Tabel 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU No Penulis Variabel Hasil 1 Watson, (2012) Variabel Dependen : Penanggulangan Risiko Manajemen Variabel Idependen : Integritas internal auditor Integritas internal auditor mempengaruhi secara signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen 2 laviada (2012) Variabel Dependen : Penanggulangan Risiko Manajemen Variabel Idependen : Peran fungsi internal auditor 3 Mohamud and Salad, (2013) 4 Arwina Karmudiandri (2014) 5 Tony Heryana dan Dede Andri (2012) Variabel Dependen : Penanggulangan Risiko Manajemen Variabel Idependen : Internal auditor Variabel Dependen : Penanggulangan Risiko Manajemen Variabel Idependen: Peranan auditor internal Variabel Dependen : Penanggulangan Risiko Manajemen Variabel Idependen: Peranan auditor internal Peran Fungsi internal auditor mempengaruhi secara signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen Internal auditor mempengaruhi secara signifikan penanggulangan risiko manajemen Peranan auditor internal berpengaruh tidak signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen Auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen

29 6 Fajar Yogas Pratama (2012) Variabel Dependen : Penanggulangan Risiko Manajemen Variabel Idependen: Peranan auditor internal Peranan auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap penanggulangan risiko manajemen B. Rerangka Pemikiran Variabel Independen Variabel Dependen Integritas Internal Audit H1 H2 Resiko Manajemen Peran fungsi Internal Auditor Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Berdasarkan uraian mengenai variabel dependen dan independen sebelumnya, maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah integritas, peran fungsi dari internal auditor.

30 Sedangkan variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu penanggulangan resiko manajemen. Pengaruh integritas dan peran fungsi auditor tersebut terhadap penanggulangan resiko manajemen dalam badan usaha koperasi yang terdaftar pada kementerian koperasi dan UKM dapat digambarkan seperti gambar diatas. C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Pengaruh integritas terhadap penanggulangan resiko manajemen. Menurut Stephanie F. Watson, (2012) menyatakan bahwa pengaruh variabel integritas dimanipulasi tiga level pada risiko yang dinilai penipuan. Tes ini mengungkapkan bahwa manipulasi berhasil mempengaruhi rata-rata risiko fraud dinilai untuk dua dari tiga ukuran risiko fraud. menunjukkan bahwa directionality diharapkan (lebih rendah integritas, semakin tinggi risiko fraud) hanya diamati ketika membandingkan tingkat rendah integritas ke tingkat lain. Itu adalah ketika membandingkan tingkat menengah ke tingkat integritas yang tinggi, yang diharapkan efek tidak ditemukan. Dari sudut pandang praktis, risiko auditor dinilai dari fraud manajemen rata-rata lebih dari 10% lebih tinggi ketika integritas rendah dibandingkan dengan integritas-tingkat lainnya. H1: Integritas berpengaruh terhadap penanggulangan risiko manajemen. b. Pengaruh peran fungsi internal auditor terhadap penaggulangan resiko manajemen.

31 Menurut Isse Abdikadir Mohamud and Mahad Dahir Salad, (2013) menyatakan bahwa di Somalia, ada hubungan negatif lemah antara audit internal dan penanggulangan risiko manajemen, yang berarti efektifitas pemeriksaan disemua bidang dapat meningkatkan risiko manajemen akan berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan bahwa perusahaan tidak dapat mengelola risiko karena manajemen risiko dimulai sebagai identifikasi apa yang dapat menyebabkan kerugian bagi organisasi. Pengelolaan risiko pada perusahaan sangat penting untuk mencegah terjadinya kecurangan pada lini manejer maupun karyawan. H2: Peran fungsi internal auditor berpengaruh terhadap penanggulangan resiko manajemen.