Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di zona khatulistiwa hal tersebut menyebabkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Opak Serang (Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 81 Tahun 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan Penelitian 1.3 Batasan Masalah

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

I. PENDAHULUAAN. A. Latar Belakang. Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

BAB I. merupakan bagian dari program Nawacita maka dibutuhkan modernisasi irigasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Mojokerto, Gresik dan Kodya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. DAS Lamong

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODOLOGI III-1

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Wilayah BPSDA Pemali Comal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. menjadi landasan dalam menyusun pertanyaan penelitian, serta tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

I. PENDAHULUAN. Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk dengan Kebutuhan Air

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan jumlah air didalam tanah (Suharjono, 1994).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SISTEM MANAJEMEN DATA PUSKESMAS DALAM MENUNJANG SISTEM INFORMASI DINAS KESEHATAN KOTA PEKALONGAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEFt. W t. 2. Nilai maksimum deficit ratio DEF. max. 3. Nilai maksimum deficit. v = max. 3 t BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN dan DAERAH STUDI

Kata kunci : Kebutuhan Irigasi, Kebutuhan Non Irigasi, keandalan waduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira.

BAB III METODOLOGI MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA PENENTUAN LOKASI EMBUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi penyebaran penyakit demam berdarah dengue yang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan irigasi, baik secara operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. merata pada tingkat harga yang terjangkau masyarakat. Sehubungan dengan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per


BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah

KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR

REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta jika ditinjau dari sudut geografis, memiliki sebagian wilayah yang dilewati oleh aliran sungai besar, yang tergabung dalam kesatuan Wilayah Sungai Progo, Sungai Opak, dan Sungai Oyo, dengan anak-anak sungainya. Sungai-sungai tersebut mempunyai potensi sumber daya air pemukaan, yang selama ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan juga di Kota Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Kulon Progo masih mengandalkan sumber air permukaan dari Waduk Sermo, yang merupakan bendungan dari Sungai Bogowonto di Pegunungan Menoreh. Sedangkan pada wilayah Kabupaten Gunung Kidul, selain memanfaatkan sumber daya air permukaan dari Sungai Oyo dengan anak-anak sungainya, wilayah tersebut juga memanfaatkan sumber daya air bawah tanah untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Untuk menghubungkan antara Sungai Progo dengan Sungai Opak digunakan Saluran Induk Mataram, yang juga berfungsi memberikan suplesi air, sebagai saluran air tambahan menuju sungai-sungai yang dilewatinya. Secara geografis, Waduk Sermo terletak kurang lebih 7 km di sebelah barat Kota Wates, dan 36 km di sebelah barat Kota Yogyakarta. Waduk Sermo sangat dibutuhkan untuk Daerah Irigasi Wilayah Sungai Progo, Sungai Opak, Sungai Oyo, dan anak-anak sungai yang lain, melalui suplesi Saluran Induk Sermo Barat dan Saluran Induk Sermo Timur. Selain itu, Waduk Sermo juga sangat dibutuhkan untuk kebutuhan masyarakat di sekitarnya, seperti kebutuhan irigasi air baku, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan sentra industri, dan kebutuhan lainnya di kabupaten Kulon Progo. Kendala yang dihadapi pada Waduk Sermo sekarang ini, yaitu daya tampung dari Waduk Sermo semakin menurun, akibat laju sedimentasi yang cukup 1

2 tinggi. Selain itu, kebutuhan air bagi masyarakat setempat untuk berbagai kepentingan, seperti irigasi air baku, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan industri, dan kebutuhan lainnya semakin meningkat. Sementara itu, kebutuhan air untuk tiap pintu air dan jalur irigasi di Daerah Irigasi Waduk Sermo juga belum dikelola secara optimal, karena masih menggunakan sistem pembagian debit output dari Waduk Sermo secara manual ke semua jalur irigasi. Akibatnya, beberapa daerah irigasi ada yang kelebihan air, sedangkan daerah irigasi lainnya ada yang kekurangan air. Untuk mengatasi kendala di atas, maka diperlukan sistem pengaturan irigasi yang dapat memberikan nilai yang optimal. Nilai yang optimal merupakan nilai distribusi release irigasi yang sesuai dengan kebutuhan air dan ketersediaan air waduk. Pada saat kebutuhan air tinggi, nilai distribusi release irigasi juga harus berbanding lurus, sehingga kebutuhan air dapat tercukupi. Sebaliknya, pada saat kebutuhan air rendah, maka nilai distribusi release irigasi juga harus seminimal mungkin, sehingga sesuai dengan kebutuhan air. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian mengenai optimalisasi pengaturan irigasi Waduk Sermo di Kulon Progo, berdasarkan kebutuhan air dan ketersediaan air waduk. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana mewujudkan suatu sistem yang dapat digunakan sebagai pedoman, dalam pengaturan irigasi Waduk Sermo di Kulon Progo, berdasarkan kebutuhan air dan ketersediaan air waduk, agar mencapai nilai yang optimal. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem yang dapat digunakan sebagai pedoman, dalam pengaturan irigasi Waduk Sermo di Kulon Progo, berdasarkan kebutuhan air dan ketersediaan air waduk, agar mencapai nilai yang optimal, sesuai kebutuhan dan prioritas pengairan.

3 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menyediakan sistem yang dapat digunakan sebagai pedoman, dalam mengatur irigasi di Waduk Sermo, berdasarkan kebutuhan dan prioritas pengairan. 2. Membantu petugas di Waduk Sermo dalam mengatur dan mengolah sistem irigasi waduk secara cepat dan tepat. 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada beberapa hal, yaitu: 1. Penelitian hanya difokuskan khusus untuk optimalisasi pengaturan pintu air dan jalur irigasi di Daerah Irigasi Waduk Sermo, berdasarkan prioritas dan kebutuhan pengairan. 2. Data input yang diolah berupa data debit input, data debit curah hujan, data debit penguapan, dan data debit output berupa data kebutuhan air yang sudah diolah dari petugas di Waduk Sermo dan Dinas PU. 3. Data output yang dihasilkan berupa data release air, sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing pintu air dan jalur irigasi. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Literatur Pada tahap ini, penulis membaca dan mempelajari dari buku-buku pustaka, makalah, jurnal, penelitian-penelitian, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan optimalisasi irigasi waduk, untuk digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian dan pengembangan sistem. 2. Pengumpulan Data Pada tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data dan wawancara dengan petugas di Waduk Sermo dan Dinas PU. Kemudian penulis mempelajari data yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti,

4 yaitu data debit input, data debit curah hujan, data debit penguapan, dan data debit output berupa data kebutuhan air 3. Analisis Data dan Rancangan Sistem Pada tahap ini, penulis menganalisis data apa saja yang dibutuhkan, untuk diolah ke dalam sistem yang akan dibuat. Selanjutnya, penulis membuat analisis kelemahan sistem lama, analisis kebutuhan sistem, rancangan proses, rancangan database, dan rancangan antarmuka sistem. 4. Implementasi dan Pengujian Sistem Pada tahap ini, hasil dari analisis dan perancangan sistem akan diwujudkan dalam pembangunan sistem. Tahapan ini sekaligus menjadi tahapan pengujian serta perbaikan sistem bila diperlukan. Penulis dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dari sistem yang telah dirancang dan diimplementasikan. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka, yaitu penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi penjelasan mengenai analisis kelemahan sistem lama, analisis kebutuhan sistem, rancangan proses, rancangan database, dan rancangan antarmuka sistem.

5 BAB V BAB VI BAB VII IMPLEMENTASI Bab ini berisi implementasi sistem, yaitu pembuatan sistem yang diwujudkan dalam bentuk program. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil dari implementasi, yaitu pengujian sistem, perhitungan simulasi optimalisasi, perbandingan dengan sistem lama, serta keunggulan dan kelemahan sistem. PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.