Daftar Isi. Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.

1. Latar Belakang I /1-17

AUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN

Implementasi e-procurement Pada Satuan Kerja Pemerintah/ Pemerintah Daerah

14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL

2012, No BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT EVALUASI PENGADUAN TERHADAP PENGADAAN BARANG DAN JASA

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL. 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila :

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DASAR NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal

TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA

SURAT EDARAN NOMOR : 03/SE/IJ/2006

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

- 1 - TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA KERJASAMA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. APBN/APBD pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Presiden RI (Perpres)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2012 TENTANG

PERAN, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK KONSULTAN PADA SAAT TERJADI WANPRESTASI OLEH

8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL

TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA DAN CATATAN PENTING UNTUK MENGHINDARINYA

PENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

Bersatu Mengawal Pengadaan Yang Bebas Korupsi

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2018 TENTANG PEMBARUAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Akselerasi Penyerapan Anggaran terkait Keppres 80/2003

Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

POKJA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PENGAIRAN DINAS PEKERJAAN UMUM UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN TAHUN ANGGARAN 2011

Mewujudkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana Secara Tertib, Transparan Dan Akuntabel

Disampaikan oleh: Ika Gunawan, SST, Ak, ME

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

POKJA VIII ULP KABUPATEN BALANGAN 2013

2. Para Kepala Biro; 3. Kepala Pusjianbang; 4. Para Kepala Kantor\Mlayah Kementerian Hukum dan HAM. 1. Umum

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA ACARA PENJELASAN Nomor : KN.01.01/I.02/1214/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

RISALAH DOKUMEN PEMILIHAN DOKUMEN PEMILIHAN

LAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG

TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

Kebijakan Pengendalian Internal Satuan Pengawasan Internal Universitas Brawijaya (SPI-UB)

Bagian Kedua Maksud Pasal 4

1 / 8

Sosialisasi Peraturan Presiden No. 8 Th Tentang Perubahan Keempat Keputusan Presiden No. 80 Th. 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penelitian...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

KEMENTERIAN AGAMA PANITIA PENGADAAN BARANG/ JAS MADRASAH ALIYAH NEGERI GENTEN Jl. KH Wakhid Hasyim No. 06 Genteng ( ) BANYUWANGI

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

KEBIJAKAN DAN PENYIAPAN LELANG AWAL TA.2017

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

STUDI PENJELAJAHAN TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI INTERNET DI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat daerah/institusi Lainnya

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

Teknik Penyusunan Program Kerja Audit (PKA)

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh:

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR: TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERAN BPKP DALAM PENANGANAN KASUS BERINDIKASI KORUPSI INSTANSI PEMERINTAH

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Transkripsi:

Daftar Isi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI 1

PEDOMAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Surat Kepala BPKP No.S-506/K/D1/2007 Tanggal,30 April 2007 2

Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan peruntukan pedoman Sistematika pedoman 3

LATAR BELAKANG Untuk meningkatkan efektivitas dan keseragaman dalam pelaksanaan pengawasan /audit PBJ 4

TUJUAN DAN PERUNTUKAN PEDOMAN Tujuan : Untuk meningkatkan efektivitas hasil audit PBJ Peruntukan Pedoman: 1.Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 2.SPI BI/BHMN/BUMN/BUMD/Badan Usaha lainnya 5

Sistematika Pedoman BAB I : Pendahuluan BAB II : Umum BAB III : Persiapan Audit BAB IV : Pelaksanaan Audit BAB V : Pelaporan Hasil Audit BABVI : Pemantauan TL Hasil Audit Lampiran 6

Jenis dan lingkup audit Tujuan dan sasaran audit Standar audit Tahapan audit Metodologi audit BAB II U M U M Output dan outcome yang diharapkan 7

Jenis dan lingkup audit Jenis audit; Termasuk dalam audit dengan tujuan tertentu (lihat;pasal 4 ayat 4 UU No.15 tahun 2004) Lingkup Audit; Seluruh kegiatan pengadaan PBJ sesuai dengan Pasal 7 ayat 1 Kepres 80 Tahun 2003 8

Perencanaan Keuangan ASPEK-ASPEK YANG DIAUDIT Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan Kewajaran harga Ketepatan kuantitas Ketepatan kualitas Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan hasil pelaksanaan kegiatan 9

TUJUAN DAN SASARAN AUDIT Untuk meyakinkan bahwa pengadaan BJ dilakukan secara efisien,efektif,terbuka dan bersaing,transparan,adil/tidak diskriminatif dan akuntabel 10

TUJUAN SPESIFIK Meyakinkan; 1.PBJ dilakukan sesuai dengan kebutuhan, baik segi jumlah, kualitas dan waktu 2.Prosedur PBJ yang digariskan terpenuhi 3.kuantitas,kualitas dan harga B/J sesuai dengan kontrak diserahterimakan tepat waktu 11

lanjutan 4.Barang yang diperoleh telah ditempatkan di lokasi yang tepat, dipertanggungjawabkan benar, dimanfaatkan sesuai tujuan penggunaan 5.Jasa yang diperoleh telah dimanfaatkan sesuai tujuan 12

Mengidentifikasi; 1.Penyimpangan dalam PBJ 2.Kelemahan SPI atas PBJ 13

SASARAN AUDIT Anggaran belanja barang/jasa termasuk belanja modal satuan kerja instansi pemerintah,bi/bhmn/bumn/bumd dan Badan usaha lainnya 14

STANDAR AUDIT Mengacu kepada Standar Audit APIP (Kpts.Kepala BPKP No.-Kep-378/k/1996 tanggal 31 mei 1996) 1.Standar Umum 2.Standar Koordinasi dan kendali mutu 3.Standar Pelaksanaan 4.Standar Pelaporan 5.Standar Tindak lanjut 15

TAHAPAN AUDIT Persiapan Audit Pelaksanaan Audit Pelaporan hasil Audit Pemantauan tindak lanjut hasil Audit 16

Desk Audit Field Audit Benchmarking Penggunaan Tenaga Ahli Audit Investigatif METODOLOGI AUDIT 17

OUTPUT DAN OUTCOME YANG DIHARAPKAN OUTPUT; Laporan hasil audit PBJ OUTCOME; Dimanfaatkannya LHA untuk pengambilan keputusan. 18

Tujuan persiapan audit BAB III PERSIAPAN AUDIT Tahapan persiapan audit Audit program persiapan audit 19

TUJUAN PERSIAPAN AUDIT Untuk mendapatkan informasi umum mengenai kegiatan PBJ yang akan diaudit Agar auditor memperoleh pemahaman secara umum dan menyeluruh mengenai kegiatan PBJ yang akan diaudit Untuk memudahkan melakukan langkahlangkah audit selanjutnya 20

TAHAPAN PERSIAPAN AUDIT Pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan auditan Pengumpulan informasi umum Pengujian pendahuluan Menyusun ikhtisar hasil persiapan audit 21

AUDIT PROGRAM PERSIAPAN AUDIT Mencakup ; 1.langkah kerja 2.waktu 3.tempat 4.pihak-pihak yang akan ditemui/dimintai keterangan 5.informasi lainnya 22

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT Tujuan pelaksanaan audit Tahapan pelaksanaan audit Audit program pelaksanaan audit 23

TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT Untuk memperoleh pembuktian mengenai kondisi pelaksanaan pengadaan BJ apakah telah sesuai dengan kriteria pengadaan yang efektif,efisien dan ekonomis 24

TAHAPAN PELAKSANAAN AUDIT Pengujian sistem pengendalian intern proses PBJ Pengujian lanjutan atas pelaksanaan PBJ Penyusunan ikhtisar hasil pelaksanaan audit Pembahasan hasil pelaksanaan audit 25

AUDIT PROGRAM PELAKSANAAN AUDIT Diarahkan untuk menguji aspek-aspek pelaksanaan PBJ antara lain : -Perencanaan -Ketaatan prosedur pelaksanaan PBJ pada peraturan per-uu yang berlaku -Kewajaran harga -Ketepatan kuantitas -Ketepatan kualitas -Ketepatan waktu -Pemanfaatan -Indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK) 26

PENYIMPANGAN DALAM PROSES PBJ 1. Perencanaan pengadaan 2. Pembentukan panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan 3. Penyusunan dan pengesahan HPS 4. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia BJ 27

Lanjutan 1 5. Pengumuman pelelangan/seleksi/pengadaan 6. Prakualifikasi/Pascakualifikasi penyedia BJ 7. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan penyedia BJ 8. Penjelasan(Aanwijzing) 28

Lanjutan 2 9. Pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran 10. Evaluasi penawaran 11. Pengumuman pemenang 12. Sanggahan peserta lelang 13. Penunjukan pemenang lelang 14. Penandatanganan kontrak 29

Lanjutan 3 15. Pelaksanaan kontrak/penyerahan BJ 16. Pembayaran dan pelaporan 17. Potensi penyimpangan dalam pemanfaatan 30

1. PERENCANAAN PENGADAAN Penggelembungan anggaran Rencana pengadaan yang diarahkan Pengumuman tidak terbuka Paket direkayasa Memecah pengadaan untuk menghindari pelelangan Memecah paket yang merupakan kesatuan konstruksi 31

Lanjutan 1 Menyatukan beberapa kegiatan yang tersebar dengan mengabaikan efisiensi Menggabungkan paket pekerjaan yang seharusnya dapat dilakukan pengusaha kecil Rencana pembelian tidak sesuai kebutuhan Jadwal waktu tidak realistis 32

Lanjutan 2 Pemilihan metode pengadaan tidak tepat Pemilihan metode evaluasi tidak tepat Direncanakan swakelola tetapi dilaksanakan kontraktual Jadwal waktu pendaftaran dan pengambilan dokumen berbeda Biaya pendukung pengadaan tidak tersedia 33

2. PEMBENTUKAN PANITIA/PEJABAT/UNIT LAYANAN PENGADAAN Tidak memiliki sertifikat keahlian PBJ atau bukti keikut sertaan dalam pelatihan PBJ Tertutup/tidak transparan Tidak memiliki integritas Memihak pada kelompok tertentu Tidak independen Perangkapan jabatan 34

HPS tidak ada 3. PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN HPS HPS tidak ditandatangani seluruh panitia HPS tidak disahkan PPK Harga B/J dalam HPS mengarah pada merk tertentu Nilai estimasi sulit diperoleh Mark up dalam HPS Harga dasar tidak standar Estimasi harga tidak sesuai aturan Referensi harga HPS fiktif Penambahan item biaya yang tidak diperkenankan 35

4. PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN PEMILIHAN PBJ Dokumen pemilihan tidak disahkan PPK Persyaratan teknis mengada-ada Kriteria evaluasi tidak ada Spesifikasi teknis mengarah pada kelompok tertentu Penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu Dokumen lelang tidak standar Dokumen lelang tidak lengkap 36

5. PENGUMUMAN PELELANGAN/SELEKSI/ PENGADAAN Tidak diumumkan Diumumkan tapi tidak dimedia yang ditetapkan Pendaftaran/pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli Pengumuman lelang pada hari libur Pengumuman lelang palsu Materi pengumuman membingungkan Jangka waktu pengumuman singkat Pengumuman lelang tidak lengkap 37

6. PRAKUALIFIKASI/PASCA KUALIFIKASI PENYEDIA B/J Tidak memenuhi syarat kualifikasi tetapi diluluskan Dokumen kualifikasi dipalsukan Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik Evaluasi panitia tidak sesuai kriteria Metode pelelangan tidak tepat Kriteria evaluasi tidak ada/tidak jelas Melakukan prakualifikasi massal 38

7. PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN PENYEDIA BJ Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama Waktu pendistribusian terbatas Penyebarluasan dokumen cacat Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari Pendaftaran dan pengambilan dokumen dinyatakan tidak boleh diwakilkan Pendaftaran/pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli 39

8. PENJELASAN(AANWIJZING) Penjelasan terbatas pada kelompok tertentu Informasi terbatas Tidak ada partisipasi masyarakat Penjelasan kontroversial Tidak ada dokumentasi rapat penjelasan BA penjelasan tidak disebarkan ke peserta Perubahan penting tidak dituangkan dalam dokumen pemilihan 40

9. PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN Tempat penyerahan dokumen direlokasi Batas akhir pemasukan dokumen diundur atau dimajukan tanpa ada adendum dalam dokumen pemilihan Penyimpanan dokumen penawaran tidak aman Dokumen yang terlambat masih diterima Penyerahan dokumen fiktif Dokumen penawaran tidak lengkap Pembukaan dokumen penawaran hari libur Pembukaan dokumen penawaran ditunda tanpa alasan yang jelas 41

Kriteria evaluasi cacat 10. EVALUASI PENAWARAN Tempat evaluasi tersembunyi Peserta lelang menurun secara mencolok Dokumen penawaran diganti Surat penawaran palsu 42

11. PENGUMUMAN PEMENANG Pemenang tidak diumumkan Pengumuman pemenang tidak diberitahu ke seluruh peserta lelang Pengumuman terbatas Pengumuman tersembunyi Tanggal pengumuman ditunda-tunda Tidak sesuai kaidah atau tidak ada masukan dari masyarakat 43

12. SANGGAHAN PESERTA LELANG Surat sanggahan tidak ditanggapi Jawaban sanggahan ditunda-tunda Tidak seluruh sanggahan ditanggapi Substansi sanggahan tidak ditanggapi Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan proses lelang diatur 44

13. PENUNJUKAN PEMENANG LELANG Surat penunjukan tidak lengkap Surat penunjukan ditunda pengeluarannya Surat penunjukan dikeluarkan terburuburu Surat penunjukan tidak sah Tanggal kontrak mendahului tanggal penunjukan 45

14. PENANDATANGANAN KONTRAK Adanya kejanggalan kontrak Penandatanganan kontrak kolusif Penandatanganan konrak ditunda dengan sengaja Panandatanganan kontrak tertutup Penandatanganan kontrak tidak sah Kontrak di atas Rp 50 juta tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dari tanggal kontrak 46

15. PELAKSANAAN KONTRAK/PENYERAHAN B/J Volume pekerjaan yang diserahkan tidak sesuai kontrak Kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dalam kontrak Kualitas pekerjaan rendah Penyerahan terlambat Perintah perubahan volume dalam rangka KKN Kriteria penerimaan barang bias Jaminan pasca jual palsu Data lapangan dipalsukan 47

16. PEMBAYARAN DAN PELAPORAN Pembayaran tidak sesuai kemajuan fisik Pembayaran fiktif Pajak/PNBP kurang dipungut/disetor Pelaporan tidak dilaksanakan Pelaporan tidak sesuai keadaan Pelaporan tidak lengkap Pelaporan tidak sesuai peraturan Tidak dibuat BA pembayaran 48

17. POTENSI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN Kuantitas barang yang diterima tidak sesuai kebutuhan Kualitas barang yang diterima tidak sesuai kebutuhan Penyerahan barang dilokasi yang tidak tepat B/J belum/tidak dapat dimanfaatkan 49

BAB V PELAPORAN HASIL AUDIT 1. Tujuan pelaporan hasil audit 2. Materi pokok laporan hasil audit 3. Format laporan hasil audit 4. Distribusi laporan hasil audit 50

1. TUJUAN LAPORAN AUDIT Memberikan informasi objektif pada pihak terkait Menyajikan hasil penilaian atas kondisi pelaksanaan pengadaan B/J Menyajikan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan,perencanaan,pelaksanaan,pengen dalian 51

3. MATERI POKOK LAPORAN HASIL AUDIT A. Dasar audit B. Tujuan audit C. Ruang lingkup audit D. Data pengenal E. Uraian hasil audit F. Uraian temuan hasil audit G. Hal-hal penting lainnya yang perlu diperhatikan 52

A. DASAR AUDIT Peraturan atau ketentuan yang mendasari dilakukan audit 53

B. TUJUAN AUDIT LIHAT BAB II DI ATAS 54

C. RUANG LINGKUP AUDIT Tahun anggaran Periode audit Luas pengujian 55

D. DATA PENGENAL LIHAT LAMPIRAN III 56

E. URAIAN HASIL AUDIT Memuat; 1.realisasi keuangan 2.pencapaian target penyelesaian kegiatan 3.pemenuhan kewajiban pajak/pnbp 4.hasil pengujian proses pengadaan 57

F. URAIAN TEMUAN HASIL AUDIT Harus memenuhi atribut; 1.judul 2.kondisi 3.kriteria 4.penyebab 5.akibat 6.komentar penanggung jawab kegiatan 58

LANJUTAN 7.tanggapan auditor atas komentar tersebut 8.rekomendasi perbaikan 9.tindak lanjut jika sudah ada 59

TEMUAN YANG DAPAT DITERUSKAN KEPADA USERS Material Berdasarkan fakta,bukti cukup,relevan dan kompeten Dikembangkan secara objektif 60

KLASSIFIKASI TEMUAN Kode 01;kejadian yang merugikan keuangan negara Kode 02;kewajiban penyetoran kepada negara,bi/bhmn/bumn/bumd/bul Kode 03;pelanggaran peraturan perundangundangan Kode 04;pelanggaran prosedur/tatakerja yang berlaku khusus bagi organisasi ybs Kode 05;penyimpangan ketentuan pelaksanaan anggaran 61

Lanjutan Kode 06;hambatan terhadap kelancaran proyek Kode 07;hambatan terhadap kelancaran tugas/fungsi Kode 08;kelemahan administrasi Kode 09;ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat Kode 10;temuan audit lainnya 62

G. HAL-HAL PENTING LAINNYA YANG PERLU DIPERHATIKAN Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada users namun tidak dimasukkan dalam temuan audit 63

3. FORMAT LAPORAN HASIL AUDIT LIHAT LAMPIRAN III 64

4. DISTRIBUSI LAPORAN HASIL AUDIT Disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku diorganisasi masing-masing Sesuai pasal 48 keppres 80/2003(Perpres 8/2006)tembusan laporan disampaikan ke BPKP Penyampaian selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal laporan 65

BAB VI PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL AUDIT TUJUAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN PEMANTAUAN HASIL AUDIT 66

TUJUAN PEMANTAUAN TL HASIL AUDIT Untuk mendorong percepatan pelaksanaan serta ketepatan pelaksanaan TL sesuai rekomendasi 67

PELAKSANAAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT Sebelum penyampaian laporan diterbitkan surat penegasan Satu bulan setelah laporan terbit tidak ada TL,dibuat surat penegasan kedua Dua bulan setelah penegasan kedua tidak ada TL,dibuat penegasan ketiga,tembusan keatasan auditan ybs 68

Dalam hal rekomendasi tidak ditindak lanjuti,dilakukan pembahasan dengan pimpinan auditan sebab-sebab tidak dilakukan TL Setelah penegasan ketiga,untuk rekomendasi yang mengandung potensi kerugian negara tidak ada TL,maka perlu dipertimbangkan untuk audit investigatif 69

70