BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014 dan mempublikasikan laporan tahunannya serta laporan keuangan di website Bursa Efek Indonesia (BEI). Kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel adalah perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility Populasi awal yang diperoleh berjumlah 49 perusahaan, namun setelah diseleksi berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka diperoleh sampel akhir sebanyak 25 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. B. Uji Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Berikut hasil analisis statistik deskriptif secara umum dari data yang digunakan: 49
50 Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Tahun 2012-2014 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSR 75,13,35,2278,03875 ROA 75,00,32,0817,05742 SIZE 75 21,42 30,78 26,7129 3,00833 KSP 75,05,64,3141,18893 Valid N (listwise) 75 Dari table 4.1 diatas menunjukan bahwa jumlah data yang dianalisis adalah sebanyak 75. Berdasarkan table tersebut diketahui bahwa: 1. CSR merupakan variabel dependen Corporate Social Responsibility, yang memiliki nilai minimum sebesar 0.13 terdapat pada PT Roda Vivatex Tbk tahun 2012 dan PT Duta Anggada Realty Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai maksimumnya sebesar 0.35 terdapat pada PT Alam Sutera Reality Tbk pada tahun 2012,2013 dan 2014. Rata-rata nilai Corporate Social Responsibility dari 75 data adalah 0.2278 dengan standar deviasi sebesar 0.03875. 2. ROA merupakan variabel Independen Profitabilitas, yang memiliki nilai minimum sebesar 0.00 terdapat pada PT Megapolitan Development Tbk pada tahun 2012, PT Gading Development Tbk pada tahun 2012 dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 0.32 terdapat pada PT Dadayanasa Arthatama Tbk pada tahun 2013. Rata-rata nilai
51 Profitabilitas dari 75 data adalah 0.0817 dengan standar deviasi sebesar 0.05742. 3. SIZE merupakan variabel independen Ukuran perusahaan, yang memiliki nilai minimum sebesar 21.42 terdapat pada PT Metropolitan land Tbk pada tahun 2012, sedangkan maksimumnya 30.78 terdapat pada PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2014. Rata-rata nilai Ukuran Perusahaan dari 75 data adalah 26.7129 dengan standar deviasi sebesar 3.00833. 4. KSP merupakan variabel independen Kepemilikan Saham Publik, yang memiliki nilai minimum sebesar 0.05 terdapat pada PT Cowell Development Tbk pada tahun 2012, sedangkan maksimumnya 0.64 terdapat pada PT Moderland Realty Tbk pada tahun 2014. Rata-rata nilai Kepemilikan Saham Publik dari 75 data adalah 0.3141 dengan standar deviasi sebesar 0.18893. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis, sebagai berikut : H 0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal
52 Pengambilan keputusan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut : a. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka data berdistribusi normal b. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 75 Normal Parameters a,b Mean,0000000 Std. Deviation,03658576 Absolute,088 Most Extreme Differences Positive,088 Negative -,062 Kolmogorov-Smirnov Z,758 Asymp. Sig. (2-tailed),613 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: output SPSS 21 Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov berdasarkan tabel 4.2 adalah 0,758 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,613 lebih besar dari 0.05. hal ini berarti H 0 tidak ditolak yang berarti data berdistribusi normal. Selain uji statistik, cara lain untuk melihat normalitas adalah dengan analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Serta dengan melihat normal probability plot yang
53 membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Berikut hasil output analisis grafik Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram berbentuk simetris tidak melenceng kekanan atau kekiri yang berarti terdistribusi secara normal.
54 Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hal ini konsisten dengan uji statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov. Model 2. Uji Multikolonieritas Uji multikoloieritas menunjukan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolonieritas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai Tolerance lebih kecil dari 0.10. Berikut ini hasil uji multikolonieritas dari data yang digunakan: Unstandardized Coefficients Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Tolerance dan VIF Coefficients a Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF (Constant),239,040 6,007,000 1 ROA -,051,076 -,075 -,666,507,983 1,018 SIZE -,001,002 -,086 -,727,469,900 1,111 KSP,071,024,347 2,920,005,887 1,128 a. Dependent Variable: CSR Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
55 Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui keadaan dimana seluruh faktor gangguan terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dalam penelitian ini mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari grafik Scatterplot: Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
56 Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi CSR berdasarkan masukan variabel independen ROA, SIZE dan KSP. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi antara variabel dan untuk pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Nilai DW yang didapat dari hasil SPSS akan dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai signifikansi 5%. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat seperti berikut: Model Summary b Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,330 a,109,071,03735,540 a. Predictors: (Constant), KSP, ROA, SIZE b. Dependent Variable: CSR Nilai DW 0.540, nilai ini jika dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 75 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k = 3), maka di table Durbin-Watson akan didapatkan nilai batas atas (du) sebesar 1.709 dan batas bawah (dl) sebesar 1.543. Oleh karena nilai DW 0.540 lebih kecil dari nilai dl dan lebih besar dari 0, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
57 autokorelasi positif atau dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. D. Uji Hipotesis 1. Uji koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukan dengan nilai Adjusted R 2 dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi (R 2 ). Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,330 a,109,071,0373507 a. Predictors: (Constant), KSP, ROA, SIZE b. Dependent Variable: CSR Nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0.071 atau dapat disimpulkan bahwa perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh variabel independen adalah sebesar 7.1%, sedangkan sisanya 92.9% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
58 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan (F) pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil uji F: Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression,012 3,004 2,884,042 b 1 Residual,099 71,001 Total,111 74 a. Dependent Variable: CSR b. Predictors: (Constant), KSP, ROA, SIZE Berdasarkan table 4.6 diatas, nilai F test sebesar 2.884 dan signifikan pada 0.042. Nilai signifikan sebesar 0.042 jika dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0.05 (5%) adalah lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen ROA, SIZE dan KSP secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen CSR. 3. Uji statistik t (Uji Parameter Individual) Uji signifikansi parameter individual (t) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel
59 dependen secara parsial. Brikut hasil perhitungan uji t dalam penelitian ini: Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),239,040 6,007,000 1 ROA -,051,076 -,075 -,666,507,983 1,018 SIZE -,001,002 -,086 -,727,469,900 1,111 KSP,071,024,347 2,920,005,887 1,128 a. Dependent Variable: CSR Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dari kedua variabel independen yang dimasukan ke dalam model regresi variabel ROA dan SIZE tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari profitabilitas signifikansi untuk ROA 0.507 dan SIZE 0.469 dan keduanya jauh diatas 0.05. sedangkan KSP signifikan pada 0.05. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CSR dipengaruhi oleh KSP. 4. Uji Regresi Linear Berganda Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Saham Publik terhadap Corporate Social Responsibility digunakan regresi linear berganda. Dengan menggunakan tabel 4.7 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
60 Menjadi : CSR = 0.239 0.051ROA 0.001SIZE + 0.071KSP + e Dapat disimpulkan bahwa jika variabel independen dianggap konstant, maka rata-rata CSR adalah sebesar 0.239 pada koefisien regresi variabel ROA menunjukan tanda negatif didepan koefisien, hal ini berarti variabel memiliki pengaruh negatif terhadap CSR. Koefisien regresi ROA sebesar 0.051 menyatakan bahwa setiap profitabilitas mengalami peningkatan sebanyak 1 poin akan menurunkan CSR sebesar 0.051. perhitungan ini diasumsikan variabel lain tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Pada koefisien regresi variabel SIZE menunjukan tanda negatif didepan koefisien, hal ini berarti variabel memiliki pengaruh negatif terhadap CSR. Koefisien regresi SIZE sebesar 0.001 menyatakan bahwa setiap profitabilitas mengalami peningkatan sebanyak 1 poin akan menurunkan CSR sebesar 0.001. perhitungan ini diasumsikan variabel lain tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Pada koefisien regresi variabel KSP menunjukan tanda positif didepan koefisien, hal ini berarti variabel CSR memiliki pengaruh positif terhadap Corporate Social Responsibility. Koefisien regresi KSP sebesar 0.071 menyatakan bahwa setiap Kepemilikan Saham Publik mengalami peningkatan sebanyak 1 poin akan meningkatkan CSR sebesar 0.071. perhitungan ini diasumsikan variabel lain tidak mengalami peningkatan atau penurunan.
61 E. Pembahasan Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Keterangan H 1 Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responcibility H 2 Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility H 3 Kepemilikan Saham publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility Sumber: Data diolahdengan SPSS 21 Dari table diatas secara keseluruhan regresi diatas maka dapat diberikan pembahasan sebagai berikut: 1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Corporate Social Responsibility Berdasarkan hasil penelitian pengujian statistic dalam penelitian ini menunjukkan Profitabilitas yang di proksi dengan ROA menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan nilai t sebesar -0.666 pada tingkat signifikan 0.507 > 0.05, yang artinya H 1 ditolak. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya Profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Anggraini (2006), Reverte (2009), dan Aulia & Kartawijaya (2011) dalam Agatha (2012) yang menyatakan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil penelitian ini tidak mampu mendukung teori bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan melakukan pengungkapan CSR lebih banyak. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak melakukan
62 aktivitas sosial karena perusahaan lebih berorientasi pada laba semata. Manajemen lebih tertarik untuk memfokuskan pengungkapan informasi keuangan saja dan menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan seperti CSR (Sembiring, 2005). 2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Berdasarkan hasil penelitian pengujian statistic dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan yang di proksi dengan SIZE menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan nilai t sebesar -0.727 pada tingkat signifikan 0.469 > 0.05, yang artinya H 2 ditolak. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, dengan demikian pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak terkait dengan besar dan kecilnya ukuran dari perusahaan yang tercermin dalam total aktiva suatu perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung Robert (1992), Davey (1982) dan Anggraini (2006) dalam Heni (2013). Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Marzully (2012) yang menemukan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR yang menyatakan bahwa hal ini dapat diintrepretasikan bahwa semakin banyak jumlah asset maka akan semakin banyak pengungkapan CSR yang akan dilakukan oleh perusahaan.
63 3. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik terhadap Corporate Social Responsibility Berdasarkan hasil penelitian pengujian statistic dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan nilai t sebesar 2.920 pada tingkat signifikan 0.005, yang artinya H 3 diterima. Hal ini berarti bahwa telah menarik pihak investor agar menanamkan saham di perusahaan dan untuk meningkatkan image perusahaan dimata investor, semakin banyak investor menanamkan modal maka semakin banyak pula laba yang akan diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori Hasibuan (2001) dalam Marzully (2012) yang menyatakan bahwa rasio Kepemilikan Saham Publik yang tinggi di prediksikan perusahaan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat sekitar.