ANALISIS KUALITAS AIR BERSIH DI DESA FATUFIA KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

GAMBARAN KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SERTA KONDISI FISIK SUMUR GALI DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

Repository.Unimus.ac.id

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency

BAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan itu sendiri tapi lebih kesehatan masyarakat yang terpapar dengan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMMARY RINY ANGRIANI ANTULA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA KEMA III KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

PEMETAAN KOSENTRASI LIMBAH MINYAK PADA AIR TANAH DI DAERAH KELURAHAN TALANG MANDI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

HAMBATAN DALAM UPAYA MENGELOLA SANITASI LINGKUNGAN PEMUKIMAN NELAYAN DI NAGARI PULAU RAJO INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS SUMBER AIR BERSIH DI DESA KAYUWATU KECAMATAN KAKAS Gabriela J. Mantik*, Jootje M. L. Umbo*, Woodford B. S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Kualitas Air, Pamsimas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

STUDI KADAR MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR GALI DI DESA KARANGNUNGGAL KECAMATAN KARANGNUNGGAL KABUPATEN TASIKMALAYA. Andik Setiyono 1

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DI LINGKUNGAN III KELURAHAN MANEMBO-NEMBO TENGAH KECAMATAN MATUARI KOTA BITUNG TAHUN 2015

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

KUALITAS AIRTANAH DI AREA PETERNAKAN SAPI DESA LIMPAKUWUS KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

*Keperluan korespondensi,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS AIR BERSIH DI DESA FATUFIA KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI FADLIA YAHYA JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2015 0

1 ABSTRAK Fadlia Yahya, 2015. Analisis Kualitas Air Bersih Di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako. Pembimbing (I) H. Abduh H. Harun dan Pembimbing (II) Ade Nanang Sarikin. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya masyarakat Desa Fatufia yang kesulitan mendapatkan sumber air bersih untuk pergunakan sebagai air minum sehingga guna memenuhi kebutuhan air sehari-hari, masyarakat mengunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Jenis penelitian adalah kualitatif melalui pendekatan deskritif. Populasi sumur gali masyarakat di desa Fatufia berjumlah 150 sumur dan sampel berjumlah 5 sumur, untuk melengkapi data hasil penelitian maka masyarakat yang menggunakan air sumur gali ikut pula diwancarari dalam hal ini berjumlah 5 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji laboratorium di peroleh kandungan logam berat Fe dan Pb ternyata tidak lampaui ambang batas kualitas air minum yang telah ditetapkan dalam Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010. Sehingga secara keseluruhan air sumur gali penduduk pada setiap dusun di Desa Fatufia masih memenuhi persyaratan air minum secara kimia dan memberikan indikasi bahwa air sumur gali memenuhi standar untuk digunakan sebagai sumber air minum. Kata Kunci : Kualitas Air Bersih

2 ABSTRACT Fadlia Yahya, 2015. Analysis of Water Quality in Fatufia Village, Bahodopi sub-district, Morowali regency. Script. Geography Education Program Department of Education Social Sciences University Of Tadulako. Supervisor (I) H. Abduh H. Harun, (II) Ade Nanang Sarikin. The backgroud of this research is the difficulties of getting clean water for daily watery activities felt by a number of people in Fatufia village. Hence, they use wells as the source of clean water. The tye of this research is qualitative through descriptive approach. The wells peopulation are 159 and the samples were 5. To complete the data, 5 people were gathered to be interviewed. The sampling technique was purposive sampling. The reserach result done in the laboratory indicate that the content of Fe and Pb do not exceed the quality of clean water assigned in Permenkes RU No.492/MENKES/PER/IB\V/2010. Thus, the wells made by people in Fatufia village has meet the requirements of drinking water chemically and giving indication that water in the wells are good to be the source of drinking water. Keywords: Water Quality

3 I. PENDAHULUAN Air memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Manusia dari semula telah menyadari pentingnya air bagi dia dan bagi lingkunganya. Kebutuhan akan air bersih semakin dirasakan seiring semakin majunya aktifitas manusia yang banyak membutuhkan air untuk keperluan hidup, sementara air yang tersedia dirasakan semakin berkurang, disamping disebabkan oleh sumber-sumber air yang ada banyak mengalami pengotoran sebagai akibat dari aktifitas manusia itu sendiri juga disebabkan oleh pengaruh perubahan iklim yang mengakibatkan sirkulasi air tidak sesuai perkiraan manusia sebelumnya. Total kebutuhan air baku di Indonesia mencapai 175 juta m 3 /tahun. sementara itu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) sejak tahun 2011 telah membangun infrastruktur air baku yang menyalurkan sejumlah 5.011 liter/detik yang tersebar di 27 provinsi. Dari jumlah total kebutuhan air baku, 6,4 juta m 3 /tahun merupakan kebutuhan domestik, 141 juta m 3 /tahun untuk kebutuhan pertanian, dan 27,7 juta m 3 /tahun untuk kebutuhan industri (Syafputri, 2012). Provinsi Jawa, Bali dan Papua merupakan daerah yang kekurangan air baku, sementara daerah Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Kalimantan merupakan daerah yang surplus akan air baku. Secara umum, lebih dari 50% kebutuhan air dipenuhi dari air tanah. Adapun sumber air baku untuk perkotaan pada umumnya berasal dari air tanah, air permukaan yang diolah dan mata air. Sedangkan untuk daerah perdesaan umumnya berasal dari mata air, air tanah, dan air permukiman (Syafputri, 2012). Sampai dengan tahun 2000, tingkat pelayanan air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sebagai instansi pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelayanan umum di bidang air minum, secara nasional baru mencapai 39 % penduduk di kawasan perkotaan dan 8 % penduduk di kawasan pedesaan, sedangkan target tingkat pelayanan yang diharapkan pada tahun tersebut adalah 80 % untuk perkotaan dan 60 % untuk pedesaan. Dengan demikian masih cukup banyak masyarakat di Indonesia yang belum mendapatkan pelayanan air minum (Saparuddin, 2005:199). Kondisi topografi Sulawesi Tengah yang sebagian besar pegunungan dan perbukitan, sehingga penyebaran penduduk juga tidak merata seiring dengan lokasi-lokasi pemukiman yang banyak memilih lokasi pada daerah-daerah pendataran disamping juga dekat dengan sumber air, adanya perubahan iklim dan perubahan turunnya hujan tidak merata maka banyak

4 sumber-sumber air tidak aktif lagi sebagaimana sebelumnya sehingga masyarakat yang sudah bermukim disuatu lokasi yang sewaktu-waktu kesulitan untuk memperoleh air, timbul masalah karena kurangnya cadangan air yang dapat dimanfaatkan, sementara cadangan air yang ada tidak dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat, karena terdapatnya masyarakat dengan mudah dan murah mendapatkan air sementara masyarakat lainnya kesulitan dan tingginya biaya untuk mendapatkan air minum (Saparuddin, 2005:200). Pengadaan air minum telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Morowali melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun usaha ini belum maksimal hasilnya, karena masih dijumpai warga desa/kelurahan yang kesulitan untuk mendapatkan air minum. Masyarakat Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi merupakan salah satu desa yang kesulitan untuk mendapatkan sumber air bersih untuk digunakan sebagai air minum. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat mengunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Sasuai uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui kualitas air bersih untuk digunakan sebagai air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No.492/MENKES/PER/1V/2010 tentang persyaratan kualitas air minum dengan menitik beratkan pada persyaratan kimia yakni kandungan logam berat besi (Fe) dan timbal (Pb) pada air sumur gali masyarakat di wilayah Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali dengan mengangkat judul Analisis Kualitas Air Bersih di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian tentang analisis kualitas air bersih di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas air bersih di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali? 1.2 Tujuan Penelitian. Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat Fe dan Pb pada air masyarakat di wilayah Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali.

5 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa terutama penulis sebagai informasi tentang kandungan logam berat Fe dan Pb pada air sumur gali masyarakat di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali dan (2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengenai kandungan logam berat Fe dan Pb pada air sumur gali masyarakat di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. II. METODE PENILITAN 2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskritif. Pendekatan deskriptif merupakan penlitian yang berpola menggambarkan apa yang ada di lapangan dan mengupayakan penggambaran data (Sudjarwo 2001:51). P ada penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penlitian dilapangann (Sugiyono 2009:3). 2.2.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi ini didasarkan pertimbangan bahwa desa ini secara umum masyarakatnya masih mempertahankan penggunaan air bersih yang bersumber dari sumur gali.

6 2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Poplasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah sumur gali masyarakat yang tersebar di empat dusun di Desa Fatufia yang berjumlah 150 sumur. 2.3.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur gali yang digunakan oleh masyarakat desa Fatufia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel purposif (purposive sampling). Adapun pertimbangan peneliti menggunakan teknik tersebut : (1) Jumlah sumur gali masyarakat di setiap dusun berbeda dan (2) Sumur yang terpilih dianggap sudah mewakili keseluruhan jumlah sumur yang berada di tiap dusun. Sehingga diperoleh sampel yang mewakili tiap dusun sebagai berikut: Dusun I 1 sumur, Dusun II 1 sumur, Dusun III 1 sumur dan Dusun IV 2 sumur. 2.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1) Data primer yang dikumpulkan yaitu: Sampel air yang diperoleh dari sumur gali masyarakat; Hasil uji laboratorium kandungan Fe dan Pb pada sumur gali masyarakat; Hasil wawancara dengan pemilik sumur gali; dan Gambar/foto lokasi penelitian. 2) Data sekunder yang dikumpulkan yaitu: Dokumen-dokumen yang memuat tentang keadaan geografis Desa Fatufia; Dokumen-dokumen yang memuat tentang keadaan demografi Desa Fatufia; dan Peta Administrasi Desa Fatufia. 2.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan adalah (1) Uji Laboratorium, untuk analisis kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung di lokasi ( in situ) dan cara pengawetan yang dilakukan di Laboratorium, terutama untuk sifat-sifat air yang dapat bertahan lama dalam kondisi yang sudah diawetkan. Uji laboratorium dilakukan untuk melihat kandungan Fe dan Pb air sumur gali masyarakat. (2) Wawancara akan dilakukan terhadap masyarakat Desa Fatufia yang selama ini menggunakan air sumur gali yang menjadi sampel penelitian. (3) Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik sumur gali masyarakat di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. (4) Dokumentasi ini bertujuan untuk memberikan penguatan pada data primer sehingga data yang ada benar-benar akurat dalam hal ini mencatat dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di Kantor Desa Fatufia.

7 2.6 Teknik Analisis Data Penelitian ini menganalisis data yang telah diperoleh secara deskriptif kualitatif, dimana data kualitas air sumur gali hasil analisis di laboratorium dibandingkan dengan Permenkes RI No.492/MENKES/PER/1V/2010 tentang persyaratan kualitas air minum (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1), kemudian dilakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Analisis data hasil wawancara dalam penelitian ini digunakan flow model yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sugiono, 2009:91-101). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Hasil Uji Laboratorium 3.1.1.1 Besi (Fe) Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa semua sampel air yang diuji baik sampel air yang di ambil pada saat cuaca cerah maupun pada saat hujan memiliki kandungan Fe berada dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan. Berdasarkan persyaratan kualitas air minum Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010, total kandungan Fe maksimum yang diperbolehkan ada dalam air sebesar 0,3 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa air sumur gali penduduk masih memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan air minum secara kimia dan memberikan indikasi bahwa air sumur gali memenuhi standar untuk digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7. Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kandungan Fe Sampel Air Sumur Gali Pada Saat Cuaca Cerah di Desa Fatufia Tahun 2015 Kode Sampel D 1 Standar Fe Menurut Permenkes RI No.492/MENKES/PER/1V/2010 (mg/l) 0,3 Hasil Analisa (mg/l) 0,047 D 2 0,070 D 3 0,058 D 4 (1) 0,093 D 4 (2) 0,116 Ket.

8 Tabel 4.7 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kandungan Fe Sampel Air Sumur Gali Pada Saat Hujan di Desa Fatufia Tahun 2015 Kode Sampel Standar Fe Menurut Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010 (mg/l) Hasil Analisa (mg/l) HD 1 0,128 HD 2 0,128 HD 3 0,151 0,3 HD 4 (1) 0,186 HD 4 (2) 0,174 3.1.1.2 Timbal (Pb) Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel air yang diuji baik sampel air yang di ambil pada saat cuaca cerah maupun pada saat hujan memiliki kandungan Pb berada dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan. Berdasarkan persyaratan kualitas air minum Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010, total kandungan Pb maksimum yang diperbolehkan ada dalam air sebesar 0,01 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa air sumur gali penduduk masih memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan air minum secara kimia dan memberikan indikasi bahwa air sumur gali memenuhi standar untuk digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 dan tabel 4.9. Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kandungan Pb Sampel Air Sumur Gali Pada Saat Cuaca Cerah di Desa Fatufia Tahun 2015 Kode Sampel D 1 Standar Pb Menurut Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010 (mg/l) 0,01 Hasil Analisa (mg/l) 0,0025 D 2 0,0025 D 3 0,0030 D 4 (1) 0,0039 D 4 (2) 0,0039 Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kandungan Pb Sampel Air Sumur Gali Pada Saat Hujan di Desa Fatufia Tahun 2015 Kode Sampel HD 1 Standar Pb Menurut Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010 (mg/l) 0,01 Hasil Analisa (mg/l) 0,0034 HD 2 0,0030 HD 3 0,0039 HD 4 (1) 0,0049 Ket. Ket. Ket.

9 HD 4 (2) 0,0049 3.1.2 Hasil Wawancara Pada bagian ini menguraikan hasil wawancara dari masing-masing variabel yang diajukan dalam bentuk item-item pertanyaan yang terdapat dalam instrumen. Berikut ini akan dibuat tabel hasil wawancara tentang pemanfaatan dan penggunaan air sumur gali dari masing-masing pertanyaan dapat dilihat dari tabel berikut: Tanggapan masyarakat mengenai lama penggunaan sumur gali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Lama Penggunaan Sumur Gali No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 1. Sudah berapa lama Bapak/ Ibu menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih? Q 1 : 5 tahun Q 2 : 10 tahun Q 3 : 2 tahun Q 4 : 2 tahun Q 5 : 7 tahun Masyarakat telah menggunakan sumur telah menggunakan sumur gali selama 2-10 tahun. Tabel 4.10 menunjukkan pernyataan mengenai lama penggunaan sumur gali oleh masayarakat Desa Fatufia dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan masyarakat telah menggunakan sumur gali selama kurun waktu kurang lebih 2-10 tahun. Tanggapan masyarakat mengenai alasan menggunaan sumur gali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Alasan Menggunaan Sumur Gali No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 2. Apa alasan Bapak/Ibu menggunakan air sumur gali sebagai sumber air bersih? Q 1 : Tidak terdapat sumber air bersih yang lain/pdam. Masyarakat menggunakan Q 2 : Tidak terdapat mata air dan tidak terdapat cukup dana untuk memakai air yang berasal dari pemipaan. Q 3 : Tidak terdapat sumber air yang berasal dari PDAM. Q 4 : Tidak adanya sumber air yang dapat digunakan. Q 5 : Tidak adanya sumber air bersih yang lain. sumur gali dikarenakan tidak terdapatnya sumber air bersih selain sumur gali, disamping itu tidak terdapat cukup dana untuk menggunakan sumber air bersih yang berasal dari pemipaan. Tabel 4.11 menunjukkan pernyataan mengenai alasan masayarakat Desa Fatufia menggunaan sumur gali dapat dilihat bahwa, secara umum masyarakat memilih menggunakan sumur gali bukan karena biaya membangun sumur relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan pemipaan, hal ini lebih dikarenakan tidak terdapat

10 sumber air bersih selain sumur gali, disamping itu membutuhkan biaya yang relatif lebih banyak jika harus menggunakan sumber air bersih yang berasal dari pemipaan. Tanggapan masyarakat mengenai pemanfaatan air sumur gali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Pemanfaatan Air Sumur Gali No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 3. Digunakan untuk keperluan apa saja air sumur gali Bapak/Ibu? Q 1 : Mandi dan mencuci pakaian. Q 2 : Mandi dan mencuci. Q 3 : Mandi dan mencuci. Q 4 : Mandi serta mencuci pakaian dan mrncuci bahan makanan/ masakan. Q 5 : Mandi dan mencuci. Air sumur gali manyarakat sebagian besar digunakan untuk keperluan sehari-hari diantaranya untuk mandi serta mencuci pakaian dan mencuci bahan makanan/masakan. Tabel 4.12 menunjukkan pernyataan mengenai pemanfaatan air sumur gali oleh masayarakat Desa Fatufia dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan masyarakat menggunakan air sumur gali mereka hanya untuk keperluan sehari-hari diantaranya untuk keperluan mandi serta mencuci pakaian dan mencuci bahan makanan/masakan. Tanggapan masyarakat mengenai pengolahan air sumur gali sebelum dijadikan air minum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Pengolahan Air Sumur Gali Sebelum Dijadikan Air Minum No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 4. Jika air sumur gali Bapak/Ibu digunakan sebagai air minum, bagaimana proses pengolahan air tersebut sebelum Bapak/Ibu konsumsi? Q 1 : Tidak diadakan pengolahan karena untuk air minum menggunakan air galon. Q 2 : Tidak digunkan sebagai air minum, untuk minum menggunakan air galon. Q 3 : Menggunakan air galon sebagai air minum. Q 4 : Lebih memilih menggunkan air galon sebagai air minum. Q 5 : Pengolahan tidak dilakukan kanera sehari-hari menggunkan air galon sebagai air minum. Untuk kebutuhan air minum sehari-hari, mayarakat menggunkan air galon sebagai sumber air minum mereka. Tabel 4.13 menunjukkan pernyataan mengenai pengolahan air sumur gali sebelum dijadikan air minum oleh masayarakat Desa Fatufia dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan sebelum mengkonsumsi air umur gali sebagai air minum tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu karena sejak awal masyarakat tidak menggunakan air sumur gali mereka sebagai air minum, karena masyarakat memilih menggunakan air galon sebagai sumber air minum.

11 Tanggapan mengenai penyakit yang diderita selama menggunakan air sumur gali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Penyakit yang Diderita No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 5. Apakah Bapak/Ibu pernah menderita penyakit selama menggunakan air sumur gali? Jika ya, penyakit apa? Q 1 : Ya, sering gatal-gatal Q 2 : Tidak pernah. Q 3 : Ya, gatal-gatal. Q 4 : Belum pernah. Q 5 : Tidak terkena penyakit. Sebagian masyatakat pernah menderita penyakit seperti gatal-gatal. Namun, ada pula beberapa masyarakat yang mengatakan belum pernah menderita penyakit. Tabel 4.14 menunjukkan pernyataan mengenai penyakit yang diderita selama menggunakan air sumur gali dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan terdapat beberapa masyarakat yang mengatakan sering menderita penyakit gatal-gatal selama menggunkan air sumur gali mereka, namun terdapat pula beberapa masayarakat yang mengasumsikan bahwa mereka tidak pernah menderita penyakit selama menggunakan air smur gali. Tanggapan mengenai air sumur gali yang berbau, berwarna dan berasa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15 Air Sumur Gali yang Berbau, Berwarna dan Berasa No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 6. Apakah air sumur gali yang Bapak/Ibu gunakan berwarna, berbau dan berasa? Q 1 : Ya, berwarna, berbau dan berasa. Q 2 : Tidak berwarna dan berbau namun berasa. Q 3 : Ya, berwarna, berbau dan berasa payau. Q 4 : Ya, berwarna, berbau dan berasa. Q 5 : Tidak berwarna dan berbau namun berasa. Sebagian besar sumur masyarakat berwarna, berbau dan berasa. Namun, ada pula yang tidak berwarna dan berbau namun berasa payau. Tabel 4.15 menunjukkan pernyataan mengenai air sumur gali yang berbau, berwarna dan berasa dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan terdapat beberapa sumur yang memiliki air berwarna, berbau dan berasa namun ada pula beberapa sumur yang memiliki air tidak berbau dan berwarna namun air sumur tersebut berasa payau. Tanggapan mengenai pengaruh industri pertambangan terhadap banyaknya air sumur dapat dilihat pada tabel berikut:

12 Tabel 4.16 Pengaruh Industri Pertambangan Terhadap Banyaknya Air Sumur No. Item Pertanyaan Jawaban Kesimpulan 7. Apakah keberadaan industri pertambangan memberi pengaruh pada banyaknya air sumur gali Bapak/Ibu? Q 1 : Ya, berpengaruh dimana jumlah air berkurang. Q 2 : Tidak berpengaruh. Q 3 : Untuk saat ini belum berpengaruh. Q 4 : Berpengaruh, dimana sumber air (mata air) pengunungan sudah tidak ada. Q 5 : Ya, jumlah air sumur berkurang. Keberadaan industri pertambangan memberi pengaruh terhadap banyaknya air sumur gali, dimana beberapa masyarakat mengasumsikan jumlah air sumur mereka berkurang, disamping itu keberadaan industri pertambangan menyebabkan hilangnya mata air pengunungan. Serta ada pula beberapa masyarakat yang mengasumsikan bahwa keberadaan industri pertambangan tidak memberi pengaruh. Tabel 4.16 menunjukkan pernyataan mengenai pengaruh industri pertambangan terhadap banyaknya air sumur dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan keberadaan industri pertambangan memberi pengaruh terhadap banyaknya air sumur gali, dimana beberapa masyarakat mengasumsikan jumlah air sumur mereka berkurang, disamping itu keberadaan industri pertambangan menyebabkan hilangnya mata air pengunungan. Serta ada pula beberapa masyarakat yang mengasumsikan bahwa keberadaan industri pertambangan tidak memberikan pengaruh. 3.1.3 Konstruksi Sumur Gali Penilaian konstruksi bangunan sumur gali dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap sembilan item pengamatan. Setiap item pengamatan mempunyai skor 1, sehingga rentang skor: 0 9. Berdasarkan rentang skor, bangunan sumur gali diklasifikasikan dalam dua kategori; buruk (skor 0 4) dan baik (skor 5 9). Dari sembilan item penilaian, terdapat 1 sumur yang memiliki sumber pencemar berupa jamban < 10 m, 2 sumur memiliki sumber pencemar berupa berupa kotoran hewan/kandang ternak < 10 m, 1 sumur tidak memiliki tinggi sumur minimal 80 cm dari lantai, 3 sumur memiliki bibir sumur yang tidak diberi penutup, 3 sumur memiliki lantai sumur yang tidak miring, 3 sumur memiliki Lantai sumur yang tidak > 1 m, 3 sumur memiliki saluran pembuangan air limbah yang tidak kedap air, serta keseluruhan sumur yang berjumlah 5 buah memiliki bibir sumur yang kedap air dan memiliki dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan lantai atau tanah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan sumur yang berjumlah 5 buah sumur, memiliki konstruksi baik atau 100 % baik.

13 3.2 Pembahasan Air sangat dibutuhkan oleh manusia, khususnya sebagai air minum. Namun air juga dapat menimbulkan berbagai penyakit bagi pemakainya. Standar kualitas air minum diperlukan oleh manusia sebagai pencegahan risiko terhadap kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian air tersebut. Hasil penelitian kualitas air bersih yang tersebar di empat dusun di Desa Fatufia dengan menggunakan dua selang waktu berbeda yakni pada saat cuaca cerah dan pada saat hujan dengan berpatokan persyaratan kualitas kualitas air minum Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010, menunjukkan bahwa kandungan Fe dan Pb pada air sumur gali masyarakat di Desa Fatufia masih berada dibawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh Departem Kesehatan Republik Indonesia. Sehingga masyarakat dapat menggunakan air sumur gali mereka sebagai sumber air minum. Namun hal ini tidak serta merta membuat masyarakat bebas dari ancaman penyakit yang berasal dari air yang mengandung kandungan Fe dan Pb. Mengingat bahwa selama melaksanakan penelitian, peneliti menemukan hampir sebagian besar masyarakat menggunakan air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan seharihari seperti mandi dan mencuci namun tidak digunakan sebagai sumber air minum maupun untuk keperluan memasak. Dikarenakan sebagian besar air sumur gali masyarakat ada yang berwarna, berasa dan berbau, maka masyarakat memilih menggunakan air galon sebagai sumber air minum tanpa memasaknya terlebih dahulu dan untuk keperluan memasak. Akan tetapi selama ini belum pernah dilakukan pengujian terhadap kandungan air galon yang di konsumsi oleh masyarakat sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap kandungan air galon tersebut. Berikut adalah hasil wawancara kepada salah satu responden mengenai konsisi air sumur gali, adalah Bpk. Salim Abdullah (35 tahun) peneliti di rumahnya, beliau menuturkan bahwa : Sekertaris Desa Fatufia saat ditemui oleh Sudah hampir 10 tahun saya menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih hal ini dikarenakan tidak terdapatnya sumber mata air yang bisa digunakan sebagai sumber air bersih disamping itu jika harus menggunakan air yang berasal dari pemipaan dana yang harus dikeluarkan cukup banyak. Namun, kami sekeluarga hanya menggunkan air sumur ini untuk keperluan mandi dan mencuci saja, untuk minum dan memasak kami menggunkan air galon sebab air sumur kami jika diminum airnya agak berasa. Menurutnya sumur gali merupakan satu-satunya alternatif yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya hal ini dikarenakan tidak terdapatnya mata air yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan membutuhkan banyak biaya untuk

14 pemipaan, dan karena air sumurnya agak berasa maka ia memilih menggunakan air galon untuk minum dan memasak, air dari sumur yang ia miliki hanya digunakan untuk mandi dan memcuci saja. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1) Hasil penelitian berdasarkan uji laboratorium di peroleh kandungan logam berat Fe dalam sumur gali masyarakat di setiap dusun di Desa Fatufia pada pengambilan sampel saat cuaca cerah berada dibawah ambang batas maksimum berdasarkan standar persyaratan kualitas air minum Permenkes RI No.492/MENKES/PER/1V/2010 (Fe = 0,3 mg/l) yakni Dusun 1 = 0,047 mg/l, Dusun 2 = 0,070 mg/l, Dusun 3 = 0,058 mg/l, Dusun 4 (1) = 0,093 mg/l dan Dusun 4 (2) = 0,116 mg/l. 2) Kandungan logam berat Fe pada pengambilan sampel air sumur gali masyarakat di setiap dusun di Desa Fatufia pada saat hujan berada dibawah ambang batas maksimum berdasarkan standar persyaratan kualitas air minum Permenkes RI No.492/MENKES/PER/1V/2010 (Fe = 0,3 mg/l) yakni Dusun 1 = 0,128 mg/l, Dusun 2 = 0,128 mg/l, Dusun 3 = 0,151 mg/l, Dusun 4 (1) = 0,186 mg/l dan Dusun 4 (2) = 0,174 mg/l. 3) Kandungan logam berat Pb pada air sumur gali masyarakat di setiap dusun di Desa Fatufia pada pengambilan sampel saat cuaca cerah masih berada dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan berdasarkan persyaratan kualitas air minum Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010 (0,01 mg/l) yakni Dusun 1 = 0,0025 mg/l, Dusun 2 = 0,0025 mg/l, Dusun 3 = 0,0030 mg/l, Dusun 4 (1) = 0,0039 mg/l dan Dusun 4 (2) = 0,0039 mg/l. 4) Pengambilan sampel saat Hujan, kandungan logam berat Pb pada air sumur gali masyarakat di setiap dusun di Desa Fatufia masih berada dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan berdasarkan persyaratan kualitas air minum Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/1V/2010 (0,01 mg/l) yakni Dusun 1 = 0,0034 mg/l, Dusun 2 = 0,0030 mg/l, Dusun 3 = 0,0039 mg/l, Dusun 4 (1) = 0,0049 mg/l dan Dusun 4 (2) = 0,0049 mg/l. 5) Setiap responden telah menggunakan sumur gali sekitar kurun waktu 2-10 tahun, dimana mereka memilih menggunakan sumur gali dikarenakan tidak terdapatnya

15 sumber air yang lain seperti PDAM serta dibutuhkan biaya yang banyak jika harus menggunakan sumber air bersih yang berasal dari pemipaan. Air sumur gali mereka gunakan untuk keperluan mandi serta mencuci pakaian dan mencuci bahan makanan/masakan, dan karena hampir semua air sumur mereka berbau, berasa dan berwana untuk minum mereka selama ini memilih mengonsumsi air galon. Selama menggunkan air sumur gali ada beberapa responden menderita gatal-gatal. 6) Keseluruhan sumur yang menjadi sampel penelitian memiliki konstruksi baik atau 100 % baik. 7) Secara keseluruhan air sumur gali penduduk pada setiap dusun di Desa Fatufia masih 4.1 Saran memenuhi persyaratan air minum secara kimia dan memberikan indikasi bahwa air sumur gali memenuhi standar untuk digunakan sebagai sumber air minum. 1) Bagi masyarakat jangan mengkonsumsi air galon tanpa memasaknya terlebih dahulu karena selama ini belum dilakukan pengujian terhadap parameter fisik, kimia dan biologis air tersebut, sehingga tidak menutup kemungkinan didalam air galon tersebut banyak terkandung senyawa-senyawa maupun bakteri-bakteri yang dapat memberi pengaruh buruk bagi kesehatan. 2) Bagi pemerintah, sebaiknya menyediakan sarana PDAM, sehingga guna memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat tidak harus bergantung pada sumur gali. 3) Bagi para peneliti yang memiliki ketertarikan yang sama diharapkan melakukan penelitian kembali di Desa Fatufia. Dikarenakan atas pertimbangan waktu, jarak dan biaya peneliti hanya mengambil 5 sampel dari 150 populasi sehingga perlu adanya penelitian lanjutan guna mencapai hasil penelitian yang valid. V. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Saparuddin. (2005). Rintisan Menuju Kemandirian Air Minum Masyarakat Desa Di Sulawesi Tengah. Dalam Jurnal SMARTek [Online], Vol. 3 (terbitan), 10 Ha laman. Tersedia: http://jurnal.untad.ac.id [1 September 2015]. Saputra, Lyond. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara Publiser. Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta. Syafputri, Ella. (2012). Kebutuhan Air Baku Indonesia Mencapai 175 Juta m 3 /Tahun [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/303193 /kebutuhan-air-bakuindonesia-mencapai-175-juta-m3tahun.html [31 Agustus 2015 ].