"INSECT POLITICS" By Anju Based on a Short Story "RANDEVU" Draft 2 Black Screen FADE IN: INT. RESTORAN - NIGHT Satu pasangan hendak menikmati hidangan makan malam yang disajikan di atas meja bundar. Di sebuah restoran dengan cahaya temaram dan meja yang berhiaskan lilin-lilin serta bunga mawar segar. Banyu, pria, 29. Eve, wanita, 26. Mereka saling berhadapan namun mata mereka tak bertemu. Banyu berpenampilan serba rapi dengan kemeja hitam lengan panjang, Eve menggunakan gaun malam berwarna merah tanpa lengan. Hidangan pun telah tersimpan di atas meja mereka. Namun belum ada yang melahap makanannya. Sejenak hanya ada hening yang rikuh, meski sebenarnya ini adalah hari perayaan anniversary ke-5 bagi mereka. (Outer Reality) Banyu duduk dengan begitu tegap, matanya mengarah ke depan, menatap Eve BANYU (Inner Reality) Nietzche sempat bertutur bahwa kita membutuhkan chaos untuk melahirkan bintang yang menari. Bintang yang menari itu ada, di depanku. Wanita sinting! (Outer Reality) - Eve mulai memakan hidangan di depannya dengan terburu-buru, lahap, tanpa manner BANYU (Inner Reality) Coba lihat cara dia mela hap makanannya. (MORE)
2. (CONT'D) Sudah kubilang, wanita ini chaos. Entah mengapa aku masih bersamanya. (Outer Reality) Eve berhenti mengunyah, menyimpan sendok dan garpu di atas piringnya. Dia mulai menatap wajah Banyu Bagi ku, Banyu adal ah pria yang telah berkali-kali mati. Sekarang aku tak membutuhkannya lagi. Mati raganya pun aku tak khawatir. Aku sebe nar nya mati bosan pada wani ta ini. Bosan pada cara nya tertawa ketika dia membaca pesan dari telepon genggamnya. (Inner Reality) - Eve membaca pesan pendek dari telepon genggamnya dan tertawa kecil. Bosan pada wangi parfum yang biasa dia gunakan (Inner Reality) ECU.- Eve mengoleskan parfum pada jari dari botol parfumnya Bosan pada gambar di lengan kanannnya (Inner Reality)ECU.- terlihat sebuah tato di lengan kanan Eve Bosan pada bibir merahnya yang seringkali membuat orang gemas ECU.- Bibir Eve dengan lipstik berwarna merah tersenyum dengan perlahan. Terutama jika dia menggigitnya
3. (Inner Reality) ECU.- Eve menggigit kecil bibirnya (Outer Reality) Banyu mulai memotong tuna di atas piringnya dengan perlahan, teratur, dan mengunyahnya dengan hati-hati sedangkan Eve mengunyah makanannya dengan lahap. Mereka menikmati makan malam dalam diam (Inner Reality) - Eve berhenti mengunyah lalu menghela nafas yang dalam Kami memang bukan pasangan yang saling melengkapi. Segala intimasi sudah menjadi layu dan pudar. (Inner Reality) - Banyu pun berhenti mengunyah makanannya. Aku pernah melihat dia beberapa kali dia m-diam bermasturbasi tanpaku. Atau mungkin dia pernah melakukan hal-hal seperti itu dengan pria lain. Aku tak begitu peduli. Memang, aku tak pernah lagi tertarik pada pria ini. Lagipula dia itu terlalu teratur untukku. Lihat saja baga ima na dia duduk dengan terlalu tegap (Inner Reality)- Banyu duduk dengan begitu tegap Bernafas dengan terlalu teratur
4. (Inner Reality) ECU.- Dada Banyu terlihat naik turun dengan perlahan, bernafas dengan teratur. Kemanapun selalu memakai kemeja dengan lipatan yang terlalu rapi (Inner Reality) ECU. - Lipatan kemeja Banyu yang lurus rapi Rambut yang terlalu rapi (Inner Reality)ECU.- Rambut Banyu yang rapi Kuku -kuku yang terlalu bersih. (Inner Reality)ECU.- Kuku pada jemari Banyu yang bersih Begitulah. Pria ini tak waras. (Outer Reality) Mereka berdua kembali terlihat menikmati makan malamnya. Aku sebenarnya heran mengapa banyak pria yang jatuh hati padanya. Priapria menyedihkan di luar sana. Aku sama sekali tak heran jika tak ada orang yang ingin dekat dengannya. Banyu adalah rangkuman dari segala hal yang menyedihkan. Orang aneh, mereka bilang.
5. Ah, Wanita ini benar-benar menghilangkan selera makanku. Dasar Kacau! Dasar kaku! Jalang! Asing! Gila! Absurd! (Inner Reality)- Keduanya membuang muka ke arah samping dengan arah yang berlawanan (Outer Reality) Banyu mengangkat gelas dan meneguk air putih di dalamnya, begitupula Eve. Harus aku akui bahwa hidup saat ini jauh lebih baik tanpa Eve. Namun ini adalah anniversary bagi kami. Selayaknya malam di tahun-tahun yang lalu, aku harus memberinya sebuah hadiah. (Outer Reality) bersungguh-sungguh Banyu tersenyum dan wajahnya tampak (MORE)
(CONT'D) 6. Eve, aku yakin kali ini aku akan memberikan hadiah anniversary paling manis dan tak terlupakan. Banyu, aku pun sebenarnya memiliki hadiah yang tak akan mungkin kau lupakan. (Inner Reality) - Wajah Eve sedikit tersenyum licik. Namun sebelumnya, biar kuberitahu satu hal, bahwa mamalia betina tak akan keberatan jika harus bertingkah seperti serangga betina. (Inner Reality)- Banyu mengangkat pisau yang dia genggam, terlihat mengancam, seakan ingin melukai Eve dengan pisau itu. (Inner Reality)- Eve bergerak ke depan dengan cepat, garpu di tangan kanannya, menusuk nadi leher banyu dengan agresif (Inner Reality) Visual Effect - Garpu tersebut menusuk leher Banyu, merobek urat nadi milik pria itu. (Inner Reality)- Terdengar suara Banyu berteriak kesakitan ( Inner Reality) ECU. - Mata Banyu yang tampak menahan sakit (Inner Reality) ECU. - Kaki Banyu yang terlihat menggelepar
7. BLACK SCREEN (Outer Reality) - wajah Eve tampak berusaha untuk riang Eve (Outer Reality) Bagaimana makanannya? Suka? Banyu (Outer Reality) Enak (Outer Reality) - Dia menjawab dengan rikuh, lalu dia pun tersenyum Banyu (Outer Reality) Selamat hari jadi, Eve Eve (Outer Reality) Selamat hari jadi, Banyu (Outer Reality) Bibir kedua orang itu menyunggingkan sebuah senyum, namun mata mereka tak memperlihatkan senyuman itu FADE TO BLACK. THE END