BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007. p. 89). Salah satu perubahan fisiologis pada trimester III adalah peningkatan berat badan dan rahim telah berkembang. Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan menurunkan semangat ibu hamil untuk melakukan hubungan seksual (Kurnia, 2009, p. 190). Hubungan seksual selama kehamilan masih menjadi hal yang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menyetujui dan melakukanya, namun ada juga yang menghindari sama sekali. Bagi yang melakukannya berpendapat kalau wanita hamil juga berhak mendapat kepuasan dari hubungan seks. Bagi mereka yang menghindari hubungan seks selama hamil, disebabkan karena 1
2 kekhawatiran bahwa seks selama hamil akan menyebabkan keguguran (Irianto, 2010, p. 35). Keinginan untuk melakukan hubungan seksual waktu hamil berbeda dari wanita satu dengan wanita yang lain. Pada sebagian wanita keinginan itu bertambah, sementara pada wanita lain berkurang. Pada pasangan yang sehat boleh meneruskan hubungan seksual mereka sampai enam bulan pertama kehamilan. Apabila rahim sudah membesar, hubungan seks dapat dilakukan dengan memiringkan badan ke satu sisi untuk menghindari tekanan ke atas perut ibu (Hardinge, 2002, p. 26). Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik pria maupun perempuan. Pengetahuan seksual yang benar dapat memimpin seseorang melakukan hubungan seksual yang benar dan bertanggung jawab dan dapat membantu membuat keputusan pribadi yang penting tentang seksualitas. Sebaliknya, pengetahuan yang salah dapat mengakibatkan persepsi yang salah tentang seksualitas sehingga akan menimbulkan seksual yang salah dengan segala akibatnya (Prawirohardjo, 2005, p. 65). Menurut Boyke dalam Maulana (2009, p. 103), sebetulnya dorongan seks atau libido pada pasangan suami istri dimulai dari otak. Pada masa kehamilan muda, gairah suami dapat meningkat drastis karena pada saat itu istri mengalami perubahan fisik. Jika otak berpikir positif, hubungan seks saat hamil dapat dinikmati bersama suami. Namun jika otak berpikir negatif, hubungan seks saat hamil tidak akan membuat pasangan senang.
3 Hasil penelitian Pratiwi (2009) tentang tingkat kecemasan ibu hamil dalam berhubungan seksual dengan populasi 20 diperoleh hasil kecemasan ringan yaitu ada 14 orang (70%) dari total responden. Berikutnya kecemasan sedang 6 orang (30%) dan kecemasan berat 0. Pada umumnya tidak ada responden yang mendapatkan informasi tentang hubungan seksual. Pengetahuan ibu tentang posisi yang aman saat berhubungan seksual dan kapan ibu dilarang untuk berhubungan seksual dapat mengurangi kecemasan yang ibu alami. Menurut Stoppard (2011, p.13) beberapa pasangan akan mengalami penurunan kenikmatan dan gairah seksual 21% yang tidak mengalami kenikmatan sebelum kehamilan. Persentasi wanita yang tidak mengalami kenikmatan seksual ini meningkat menjadi 41% pada minggu ke 12 kehamilan dan 59% memasuki bulan kehamilan. Demikian pula pada minggu ke 12 kehamilan, kira kira satu dari 10 pasangan sama sekali tidak melakukan hubungan seksual, memasuki bulan kesembilan sepertinganya menjadi pantang seksual. Tetapi ada juga wanita yang dapat melakukan hubungan seksual selama kehamilan tanpa ada masalah Hubungan seksual saat hamil dihindari bila pernah mengalami keguguran atau kelahiran prematur. Hubungan seksual juga harus dihindari bila terjadi pendarahan tanpa diketahui sebabnya dan setelah ketuban pecah. Aktivitas seksual saat hamil masih bisa dilakukan tetapi juga harus memperhatikan aspek kenyamanan dari ibu hamil (Lees, 2003, p.94).
4 Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan April 2011 diperoleh jumlah ibu hamil di BPS Lejar Supendah sebanyak 42 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan beberapa ibu hamil tidak melakukan hubungan seksual saat hamil karena takut akan membahayakan janinnya. Posisi suami meletakkan berat badannya di bagian perut ibu sehingga dapat membahayakan bayi dalam kandungan karena bayi tertekan. Ibu hamil di BPS Lejar Supendah malu bertanya kepada bidan setempat apakah hubungan seksual selama masa kehamilan diperbolehkan atau tidak, sehingga dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama masa kehamilan. Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III dengan Frekuensi Melakukan Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, perumusan masalahnya adalah Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III dengan frekuensi melakukan hubungan seksual selama kehamilan di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III dengan frekuensi melakukan hubungan seksual selama kehamilan di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang. b. Mendeskripsikan frekuensi melakukan hubungan seksual selama kehamilan di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang. c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III dengan frekuensi melakukan hubungan seksual selama kehamilan di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Mengaplikasikan teori yang diperoleh yaitu dengan mengidentifikasi dan menganalisa suatu permasalahan di lapangan serta memperluas penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual selama hamil. 2. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk menambah kepustakaan dan sebagai referensi bagi penelitian tentang hubungan seksual selama hamil.
6 3. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan yang diharapkan berguna dalam memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan seksual selama hamil. 4. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang hubungan seksual selama hamil.
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang kejadian hubungan seksual selama kehamialn antara lain : No Judul, nama, tahun Sasaran Variabel yang diteliti Metode Hasil 1 Listiowati (2008) dengan judul Persepsi Suami Istri Tentang Hubungan Seksual Selama Hamil Di Desa Lembeyan Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan. pasangan suami istri yang hamil multi maupun premi di Desa Lembeyan Kabupaten Magetan sebanyak 40 responden yang meliputi 20 istri 20 Persepsi tentang hubungan seksual Deskriptif Suami didapatkan hasil (55%) berpersepsi negative, (45%) berpersepsi positif dan pada istri (70%) berpersepsi negative sedangkan (30%) berpersepsi positif. 2 Pratiwi (2009) dengan judul Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Berhubungan Seksual Pada Trimester III Di BPS Ny. Sari Nurindah Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Tahun 2009 suami. ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di BPS Ny. Sari Nurindah pada tanggal 15 Juni 20 Juni 2009 Kecemasan ibu menghadapi hubungan seksual Deskriptif Hasil penelitian kecemasan ringan ada 14 orang (70%), kecemasan sedang 6 orang (30%), dan tidak ditemukan kecemasan berat maupun panik. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap penelitian Listyowat adalah variabel penelitian ini adalah yaitu persepsi hubungan seksual kehamilan. Sedangkan penelitian Pratiwi (2009) adalah variabel penelitian yaitu kecemasan dalam berhubungan seksual.
8