BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pelayanan dan hiburan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. telah ditarik kesimpulan mengenai beberapa hal yang dijadikan fokus. penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi bagaimana strategi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN. Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Konsep Public Relations

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB VI PENUTUP. tahun Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan

DAFTAR INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUBLIK BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM HUMAS PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi cukup bisa didapat melalui gadget yang notabene semua masyarakat

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dengan competitor lainnya agar dapat menarik perhatian dan minat masyarakat.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

BAB V PENUTUP. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan. dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Tempat-tempat wisata di kota ini selalu ramai dikunjungi wisatawan

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMAT ISIAN PROFIL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini peranan media salah satunya ialah memenuhi informasi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

GARIS BESAR HALUAN KERJA(GBHK) IKATAN MAHASISWA KULON PROGO Wates, Kulon Progo, DI. Yogyakarta 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PENUTUP. dibawah Sekretaris Wilayah belum berdiri secara state of being dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi. mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.

BAB III METODE PENELITIAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan penelitian maka berikut adalah simpulan dan saran, antara lain :

BAB 2 KONSEP DASAR CORPORATE EVENT

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

Kuesioner Variabel Independen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang semakin pesat dewasa ini tentunya tidak luput

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 205/P/SK/HT/2007

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK BALAI BESAR KULIT, KARET DAN PLASTIK TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai

Ingatlah, Bahwa Kechilafan Satu Orang Sahaja. Tjukup Sudah MenJebabkan Keruntuhan Negara. - dr. Roebiono Kertopati, Bapak Persandian RI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

PROGRAM PASCASARJANA MERANCANG ANGGARAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Strategi Komunikasi Pemasaran SMP Nurul Gina. Abidin dilakukan melalui beberapa aspek, antara lain:

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Sebuah museum adalah tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan hiburan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sebagai sebuah lembaga yang yang bertugas melayani kepentingan publik dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, sebuah museum harus memiliki pengelolaan yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, ilmu pengetahuan, serta kebudayaan. Pengelolaan yang tepat ini berarti museum harus mampu menyelaraskan pelaksanaan kinerjanya sehari-hari dengan tujuan museum sebagai bentuk pelayanan publik agar museum mampu memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi masyarakat. Untuk menyelaraskan pelaksanaan kinerja museum dengan tujuan museum dan meningkatkan pelayanan publik, museum memerlukan strategi promosi untuk menarik minat masyarakat agar mau mengunjungi museum. Strategi promosi yang efektif akan dapat membantu museum dalam mencapai tujuannya. Promosi yang dilakukan oleh museum berperan sangat penting dalam menarik pengunjung agar mau mengadakan kunjungan ke museum, baik sebagai kunjungan pertama ataupun kunjungan yang berulang. Museum Sandi merupakan salah satu museum yang menerapkan strategi promosi dalam pengelolaannya. Museum Sandi dalam kurun waktu 2014-2015 menerapkan strategi promosi yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan 80

81 promosional baik yang bersifat aktif maupun pasif. Kebanyakan dari kegiatan tersebut di atas tertuang dan tertulis dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) tahunan dari Museum Sandi. Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka jawaban dari permasalahan yang sebelumnya telah diangkat adalah: 1. Strategi promosi yang diterapkan oleh Museum Sandi pada tahun 2014-2015 dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni promosi aktif dan promosi pasif. Promosi aktif menempatkan museum sebagai penggerak utama yang beraksi dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan kepada khalayak ramai. Promosi pasif menempatkan entitas lain sebagai penggerak utama, museum hanya turut serta dan memanfaatkan momen yang ada sebagai sarana mempromosikan museum sandi kepada orang lain. Perencanaan kegiatan-kegiatan promosi ini secara umum dilakukan dengan tahapan berikut: a. Persiapan Pada tahap persiapan, Museum Sandi menyusun rencana tahunan yang dituangkan dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Museum Sandi juga menentukan tujuan dan isi pesan secara umum yang akan disampaikan kepada masyarakat luas. Namun, Museum Sandi belum melakukan persiapan dengan efektif karena Museum Sandi masih merupakan sebuah satuan kerja dari Lembaga Sandi Negara sehingga belum memiliki struktur organisasi yang

82 independen. Persiapan juga belum mencakup identifikasi target audiens dan pemilihan bauran dan media promosi. b. Perencanaan dan Pelaksanaan Museum Sandi menuangkan rencana tahunannya dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat tiap tahunnya. Sedangkan perencanaan operasional dilakukan beberapa bulan sebelum kegiatan dilakukan. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan-kegiatan promosi yang diagendakan dalam kurun waktu lama ataupun yang bersifat rutin. Sedangkan kegiatan promosi yang insidental (peliputan oleh media massa, upacara komunitas) tidak dilakukan perencanaan. c. Evaluasi Pada tahap ini, Museum Sandi melakukan evaluasi pada akhir kegiatan dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang dibuat oleh koordinator satuan kerja Museum Sandi sebagai bentuk tanggung jawab kepada Lembaga Sandi Negara. 2. Strategi promosi yang diterapkan oleh Museum Sandi pada tahun 2014-2015 memiliki peran dan fungsi terhadap keberadaan museum sebagai alat komunikasi antara museum sebagai perwakilan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dengan masyarakat. Strategi promosi Museum Sandi dilaksanakan untuk mencapai visi museum sebagai Media Sosialisasi dan Pembelajaran Persandian Bagi Generasi Muda. Sebagai kelompok/satuan kerja di dalam subbagian Informasi dan Media di

83 bawah Bagian Humas dan Kerjasama Lemsaneg, visi misi dan tujuan Museum Sandi memiliki peran dan fungsi sebagai penghubung dan jembatan komunikasi Lemsaneg kepada masyarakat khususnya generasi muda, baik untuk mempromosikan persandian Indonesia, meningkatkan citra persandian di mata masyarakat, maupun sebagai media pembelajaran tentang ilmu persandian. 3. Untuk menjawab permasalahan ini, langkah yang perlu dilakukan oleh Museum Sandi selanjutnya mengenai strategi promosi dengan melihat pada hasil evaluasi tahun 2014-2015 akan disampaikan dalam subbab 4.2. 4.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis komparatif antara standar strategi promosi dengan strategi promosi yang diterapkan oleh Museum Sandi, maka penulis dapat merekomendasikan beberapa saran mengenai langkah yang dapat dilakukan oleh Museum Sandi untuk meningkatkan kualitas strategi promosi museumnya. Berikut adalah beberapa rekomendasi tersebut: 1. Penyusunan Struktur Organisasi Salah satu aspek penting dalam pengelolaan atau management adalah menentukan struktur organisasi. Struktur yang terbentuk dengan jelas akan membentuk garis komunikasi yang teratur antar staf museum. Struktur organisasi akan menjadi peta yang menjabarkan sistem yang

84 terjalin dalam pengelolaan museum dan dalam sistem tersebut akan ada bidang-bidang khusus yang memiliki target masing-masing, sehingga para staf pun akan dapat memahami peran mereka masing-masing dalam menggerakkan organisasi. Struktur organisasi museum biasanya memuat tiga komponen dasar administrasi, kurasi, dan operasi. Agar promosi museum dapat berjalan secara maksimal, museum memerlukan struktur organisasi yang di dalamnya terdapat bidang khusus yang mengelola masalah promosi. Karena promosi merupakan salah satu bauran dari pemasaran yang lebih luas, bidang ini dapat saja bekerja di dalam bidang pemasaran atau bidang administrasi. 2. Identifikasi Target Audiens Setelah menentukan target audiens seperti yang dikemukakan pada visi misi museum, alangkah baiknya apabila pengelola dapat melakukan identifikasi dan analisis secara formal terhadap masyarakat yang menjadi target audiens. Pengelola perlu untuk melakukan identifikasi dan analisis target audiens yang lebih dari sekedar menentukan target dan mendata informasi pengunjung dalam buku tamu. Identifikasi audiens yang terbatas pada pendataan buku tamu hanya memberikan informasi mengenai masyarakat yang datang berkunjung ke museum, sehingga hal ini masih belum dapat memberikan identifikasi mengenai masyarakat di luar yang menjadi target promosi. Dalam merencanakan sebuah strategi promosi yang efektif, pengelola memerlukan informasi mengenai berbagai kelompok masyarakat di luar pengunjung. Informasi

85 ini akan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan isi pesan. Penentuan target audiens ini diperlukan karena setiap kalangan masyakarat dan bahkan setiap individu memiliki keinginan dan ketertarikan yang berbeda-beda. 3. Pemilihan dan Analisis Bauran dan Media Promosi Dalam pemilihan dan analisis bauran dan media promosi, pengelola akan menentukan kombinasi metode terbaik dalam menyampaikan pesan promosi kepada publik sesuai budget yang telah ditentukan. Penentuan kombinasi bauran promosi harus dilakukan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tiap-tiap bauran sehingga dapat ditemukan kombinasi yang sesuai budget dan cocok dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan bauran dan media promosi yang dapat digunakan yaitu pengelola melakukan analisis mengenai bauran dan media promosi sesuai pertimbangan target audiens, isi pesan, dan biaya, untuk mengetahui kapasitas dari masingmasing pilihan. 4. Pengawasan dan Evaluasi Pengawasan kegiatan promosi dilakukan dengan melihat keberhasilan promosi yang dilihat dari peningkatan kunjungan. Hasil promosi yang dilakukan juga akan dinilai keberhasilannya dalam mencapai tujuan promosi yang telah ditentukan. Promosi yang telah berjalan juga harus dievaluasi agar aspek yang kurang efektif dapat segera disesuaikan. Hasil evaluasi ini juga dapat menambah informasi

86 dalam pelaksanaan promosi di masa yang akan datang. Evaluasi harus memiliki sebuah kriteria penilaian agar kelebihan dan kelemahan kegiatan dapat dilihat. Agar hasil pengawasan dan evaluasi ini dapat menyediakan informasi yang cukup dan bermanfaat bagi pelaksanaan promosi di masa yang akan datang, maka pengelola perlu untuk melakukan pengawasan yang sistematis dan terdokumentasi (bisa dalam bentuk dokumen pengawasan dan evaluasi kegiatan). Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi ini sebaiknya mencakup: pengawasan terhadap peningkatan kunjungan, pencapaian tujuan, jalannya kegiatan, kriteria atau tolok ukur evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi.