BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Sebuah museum adalah tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan hiburan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sebagai sebuah lembaga yang yang bertugas melayani kepentingan publik dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, sebuah museum harus memiliki pengelolaan yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, ilmu pengetahuan, serta kebudayaan. Pengelolaan yang tepat ini berarti museum harus mampu menyelaraskan pelaksanaan kinerjanya sehari-hari dengan tujuan museum sebagai bentuk pelayanan publik agar museum mampu memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi masyarakat. Untuk menyelaraskan pelaksanaan kinerja museum dengan tujuan museum dan meningkatkan pelayanan publik, museum memerlukan strategi promosi untuk menarik minat masyarakat agar mau mengunjungi museum. Strategi promosi yang efektif akan dapat membantu museum dalam mencapai tujuannya. Promosi yang dilakukan oleh museum berperan sangat penting dalam menarik pengunjung agar mau mengadakan kunjungan ke museum, baik sebagai kunjungan pertama ataupun kunjungan yang berulang. Museum Sandi merupakan salah satu museum yang menerapkan strategi promosi dalam pengelolaannya. Museum Sandi dalam kurun waktu 2014-2015 menerapkan strategi promosi yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan 80
81 promosional baik yang bersifat aktif maupun pasif. Kebanyakan dari kegiatan tersebut di atas tertuang dan tertulis dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) tahunan dari Museum Sandi. Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka jawaban dari permasalahan yang sebelumnya telah diangkat adalah: 1. Strategi promosi yang diterapkan oleh Museum Sandi pada tahun 2014-2015 dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni promosi aktif dan promosi pasif. Promosi aktif menempatkan museum sebagai penggerak utama yang beraksi dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan kepada khalayak ramai. Promosi pasif menempatkan entitas lain sebagai penggerak utama, museum hanya turut serta dan memanfaatkan momen yang ada sebagai sarana mempromosikan museum sandi kepada orang lain. Perencanaan kegiatan-kegiatan promosi ini secara umum dilakukan dengan tahapan berikut: a. Persiapan Pada tahap persiapan, Museum Sandi menyusun rencana tahunan yang dituangkan dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Museum Sandi juga menentukan tujuan dan isi pesan secara umum yang akan disampaikan kepada masyarakat luas. Namun, Museum Sandi belum melakukan persiapan dengan efektif karena Museum Sandi masih merupakan sebuah satuan kerja dari Lembaga Sandi Negara sehingga belum memiliki struktur organisasi yang
82 independen. Persiapan juga belum mencakup identifikasi target audiens dan pemilihan bauran dan media promosi. b. Perencanaan dan Pelaksanaan Museum Sandi menuangkan rencana tahunannya dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat tiap tahunnya. Sedangkan perencanaan operasional dilakukan beberapa bulan sebelum kegiatan dilakukan. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan-kegiatan promosi yang diagendakan dalam kurun waktu lama ataupun yang bersifat rutin. Sedangkan kegiatan promosi yang insidental (peliputan oleh media massa, upacara komunitas) tidak dilakukan perencanaan. c. Evaluasi Pada tahap ini, Museum Sandi melakukan evaluasi pada akhir kegiatan dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang dibuat oleh koordinator satuan kerja Museum Sandi sebagai bentuk tanggung jawab kepada Lembaga Sandi Negara. 2. Strategi promosi yang diterapkan oleh Museum Sandi pada tahun 2014-2015 memiliki peran dan fungsi terhadap keberadaan museum sebagai alat komunikasi antara museum sebagai perwakilan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dengan masyarakat. Strategi promosi Museum Sandi dilaksanakan untuk mencapai visi museum sebagai Media Sosialisasi dan Pembelajaran Persandian Bagi Generasi Muda. Sebagai kelompok/satuan kerja di dalam subbagian Informasi dan Media di
83 bawah Bagian Humas dan Kerjasama Lemsaneg, visi misi dan tujuan Museum Sandi memiliki peran dan fungsi sebagai penghubung dan jembatan komunikasi Lemsaneg kepada masyarakat khususnya generasi muda, baik untuk mempromosikan persandian Indonesia, meningkatkan citra persandian di mata masyarakat, maupun sebagai media pembelajaran tentang ilmu persandian. 3. Untuk menjawab permasalahan ini, langkah yang perlu dilakukan oleh Museum Sandi selanjutnya mengenai strategi promosi dengan melihat pada hasil evaluasi tahun 2014-2015 akan disampaikan dalam subbab 4.2. 4.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis komparatif antara standar strategi promosi dengan strategi promosi yang diterapkan oleh Museum Sandi, maka penulis dapat merekomendasikan beberapa saran mengenai langkah yang dapat dilakukan oleh Museum Sandi untuk meningkatkan kualitas strategi promosi museumnya. Berikut adalah beberapa rekomendasi tersebut: 1. Penyusunan Struktur Organisasi Salah satu aspek penting dalam pengelolaan atau management adalah menentukan struktur organisasi. Struktur yang terbentuk dengan jelas akan membentuk garis komunikasi yang teratur antar staf museum. Struktur organisasi akan menjadi peta yang menjabarkan sistem yang
84 terjalin dalam pengelolaan museum dan dalam sistem tersebut akan ada bidang-bidang khusus yang memiliki target masing-masing, sehingga para staf pun akan dapat memahami peran mereka masing-masing dalam menggerakkan organisasi. Struktur organisasi museum biasanya memuat tiga komponen dasar administrasi, kurasi, dan operasi. Agar promosi museum dapat berjalan secara maksimal, museum memerlukan struktur organisasi yang di dalamnya terdapat bidang khusus yang mengelola masalah promosi. Karena promosi merupakan salah satu bauran dari pemasaran yang lebih luas, bidang ini dapat saja bekerja di dalam bidang pemasaran atau bidang administrasi. 2. Identifikasi Target Audiens Setelah menentukan target audiens seperti yang dikemukakan pada visi misi museum, alangkah baiknya apabila pengelola dapat melakukan identifikasi dan analisis secara formal terhadap masyarakat yang menjadi target audiens. Pengelola perlu untuk melakukan identifikasi dan analisis target audiens yang lebih dari sekedar menentukan target dan mendata informasi pengunjung dalam buku tamu. Identifikasi audiens yang terbatas pada pendataan buku tamu hanya memberikan informasi mengenai masyarakat yang datang berkunjung ke museum, sehingga hal ini masih belum dapat memberikan identifikasi mengenai masyarakat di luar yang menjadi target promosi. Dalam merencanakan sebuah strategi promosi yang efektif, pengelola memerlukan informasi mengenai berbagai kelompok masyarakat di luar pengunjung. Informasi
85 ini akan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan isi pesan. Penentuan target audiens ini diperlukan karena setiap kalangan masyakarat dan bahkan setiap individu memiliki keinginan dan ketertarikan yang berbeda-beda. 3. Pemilihan dan Analisis Bauran dan Media Promosi Dalam pemilihan dan analisis bauran dan media promosi, pengelola akan menentukan kombinasi metode terbaik dalam menyampaikan pesan promosi kepada publik sesuai budget yang telah ditentukan. Penentuan kombinasi bauran promosi harus dilakukan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tiap-tiap bauran sehingga dapat ditemukan kombinasi yang sesuai budget dan cocok dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan bauran dan media promosi yang dapat digunakan yaitu pengelola melakukan analisis mengenai bauran dan media promosi sesuai pertimbangan target audiens, isi pesan, dan biaya, untuk mengetahui kapasitas dari masingmasing pilihan. 4. Pengawasan dan Evaluasi Pengawasan kegiatan promosi dilakukan dengan melihat keberhasilan promosi yang dilihat dari peningkatan kunjungan. Hasil promosi yang dilakukan juga akan dinilai keberhasilannya dalam mencapai tujuan promosi yang telah ditentukan. Promosi yang telah berjalan juga harus dievaluasi agar aspek yang kurang efektif dapat segera disesuaikan. Hasil evaluasi ini juga dapat menambah informasi
86 dalam pelaksanaan promosi di masa yang akan datang. Evaluasi harus memiliki sebuah kriteria penilaian agar kelebihan dan kelemahan kegiatan dapat dilihat. Agar hasil pengawasan dan evaluasi ini dapat menyediakan informasi yang cukup dan bermanfaat bagi pelaksanaan promosi di masa yang akan datang, maka pengelola perlu untuk melakukan pengawasan yang sistematis dan terdokumentasi (bisa dalam bentuk dokumen pengawasan dan evaluasi kegiatan). Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan terdokumentasi ini sebaiknya mencakup: pengawasan terhadap peningkatan kunjungan, pencapaian tujuan, jalannya kegiatan, kriteria atau tolok ukur evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi.