turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

dokumen-dokumen yang mirip
bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

HUBUNGAN INTERNASIONAL

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN. Aksi penyelundupan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

oleh Albania dan Kroasia pada Proses Montenegro sebagai kandidat negara anggota NATO terbilang dinamis dan signifikan jika dibandingkan dengan n

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Geostrategi Indonesia

Administrasi bagi Pembangunan: Pembangunan di Berbagai Bidang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

Ketahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan

Teokrasi, Monarki, Demokrasi. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke

AMANAT TERTULIS PRESIDEN RI PADA PERINGATAN HARI BELA NEGARA Sabtu, 19 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan internasional itu mengacu terhadap hubungan yang terjadi antar

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan tersebut. Secara internal atau domestik, kebijakan tersebut menimbulkan protes dari masyarakat dan pihak-pihak oposisi. Pihak oposisi mengklaim bahwa terdapat berbagai situasi di Montenegro yang mengharuskan pemerintah mengkaji ulang kebijakan yang diambil. Adanya dominasi partai yang dipimpin oleh Milo Djukanovic tidak sejalan dengan ide-ide demokrasi yang dijunjung Montenegro. Dengan integrasi kedalam NATO, akan menandakan ketergantungan Montenegro terhadap AS sebagai aktor penting aliansi. Sedangkan secara eksternal terdapat negara-negara Eropa dan AS yang mendukung kebijakan Montenegro serta Rusia yang memberikan kecaman. Kecaman yang datang dari Rusia turut menimbulkan perdebatan dikarenakan Rusia merupakan aktor penting untuk wilayah Eropa Timur. Konstelasi keamanan di Eropa Timur dibentuk berdasarkan tatanan sosial-budaya, ekonomi, politik yang kompleks sehingga berpengaruh terhadap keamanan di wilayah ini. Wilayah Eropa Timur diistilahkan tidak hanya berdasarkan tata geografis wilayahnya, yakni berada pada bagain paling timur di Eropa, namun penekanan terhadap ide-ide komunis yang berkembang hingga akhir Perang Dingin. Aktor-aktor keamanan di wilayah Eropa Timur yakni Uni Eropa, NATO, AS, dan Rusia. Masing-masing aktor tersebut memiliki pengaruh yang 103

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, politik, keamanan, sosial dan budaya. Hal ini juga berlaku bagi Rusia, sebagai oposisi dari ketiga aktor tersebut, namun bertentangan dengan ide demokrasi. AS memiliki strategi politik dan keamanan tersendiri terhadap wilayah ini. Strategi AS tersebut dilancarkan melalui NATO dengan menempatkan basis-basis militernya bersama dengan militer aliansi NATO. Sementara itu Rusia muncul dengan strategi yang lebih agresif, yakni doktrin-doktrin militer dan intervensi (aneksasi dan hybrid warfare). Rusia selalu menekankan wilayah Eropa Timur sebagai sphere of influence nya, walaupun kejayaan Uni Soviet telah lama pudar dari wilayah ini. Kemudian merinci kepada wilayah Balkan Barat yang juga komponen penting bagi Eropa Timur, memiliki dinamika keamanan yang kompleks. Wilayah ini memiliki tantangan kemanan yakni aktor-aktor yang berpengaruh di wilayah Eropa Timur secara keseluruhan serta kejahatan terorganisir (terorisme, perdagangan obat-obat terlarang, perdagangan manusia, penyelundupan senjata ilegal dan korupsi). Dengan kapasitas pertahanan negara-negara di wilayah Balkan Barat yang dapat dikatakan kecil, kejahatan terorganisis merupakan ancaman bagi keamanan nasional tiap-tiap negara di wilayah ini. Demokrasi sebagai identitas Montenegro datang dari keberagaman etnis dan agama di Montenegro. Ini berbeda dengan pengalaman sejarah pada masa FRY dalam konstitusi komunis dan pemimpin yang otoriter. Montenegro mengarahkan kebijakan luar negerinya terhadap integrasi Euro Atlantis sejak masa sebelum kemerdekaan. Namun fokus Montenegro terhadap integrasi Euro Atlantis 104

mulai berjalan dari masa kemerdekaannya yakni tahun 2006 hingga pada masa ini. Kebijakan Montenegro untuk bergabung dalam NATO sejalan dengan keinginan untuk menjadi bagian Uni Eropa. NATO yang menerima keinginan Montenegro untuk bergabung kedalam aliansi didukung oleh kepentingan misi perluasan dan kepentingan untuk membendung pengaruh Rusia. Selain itu, posisi geografis Montenegro menjadi perhitungan besar bagi NATO beserta aliansi. Proses aksesi Montenegro kedalam NATO telah dilalui oleh Montenegro diantaranya, Pratnership for Peace, Mmembership Action Plan, Individual Partnership Action Plan, hingga pembahasan aksesi. Proses tersebut dijalankan oleh Montenegro walaupun menghadapi berbagai tantangan yakni dari oposisi dari masyarakat dan Rusia. Analisa terhadap kebijakan bergabungnya Montenegro dalam keanggotaan NATO memberikan penjelasan bahwa kebijakan Montenegro tersebut didukung oleh faktor-faktor perilaku negara dalam mengambil suatu kebijakan. Montenegro mengambil kebijakan bergabung dengan NATO untuk mencapai tujuan nasionalnya yakni mengembangkan sistem pertahanan yang terintegrasi dan memiliki kemampuan bertahan serta menjaga kemerdekaan, kedaulatan dan teitorial nasionalnya. Dengan menggunakan model analisa state behaviour oleh Paul R. Viotti dan Mark V.Kauppi, kebijakan Montenegro dinilai dari faktor-faktor yang saling terkait dan memberikan pengaruh terhadap kebijakan tersebut. Faktor-faktor yang mendorong negara mengambil suatu kebijakan ialah tujuan, kepentingan, ancaman, peluang, dan kemampuan. Tujuan Montenegro mengambil kebijakan bergabung dalam NATO ialah untuk defence. Tujuan tersebut dibagi dalam tiga bentuk. Pertama ialah dalam 105

jangka pendek, yakni Montenegro memiliki tujuan mengembangkan sistem pertahanan yang terintegrasi. Kedua ialah dalam jangka menengah, dimana Montenegro bertujuan memiliki kemampuan bertahan (defend). Kemudian yang ketiga ialah dalam jangka panjang, yakni Montenegro bertujuan menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan teritorial nasional. Sejalan dengan tujuan tersebut, Montenegro menilai bergabung kedalam NATO akan berkontribusi bagi kepentingan nasional. Dalam analisa ini, Kepentingan nasional Montenegro dilihat dalam empat hal. Pertama, kepentingan survival, yakni bagi Montenegro ialah keamanan bersama serta perlindungan intengritas dan kedaulatan. Kepentingan yang kedua, economic vitality and prosperity ialah perekonomian pasar. Selanjutnya ialah kepentingan core value, yakni membangun lingkungan berdasarkan demokrasi, hukum dan peraturan, menghargai HAM dan kebebasan. Faktor ancaman bagi Montenegro terkait kebijakan bergabung dengan NATO datang dari luar negara, yakni ketidakstabilan di Timur-Tengah dan wilayah-wilayah lainnya. Namun ancaman langsung bagi Montenegro yang telah berkembang sebelumnya ialah kejahatan terorganisir serta Rusia. Kejahatan terorganisir telah menjadi bentuk ancaman yang dihadapi oleh negara-negara di wilayah Balkan Barat termasuk Montenegro. Bentuk pelaku kejahatan ini ialah Violent Non-State Actors yakni, ancaman-ancaman asimetri seperti terorisme, penyelundupan narkotika dan senjata, migrasi ilegal, perdagangan manusia dan lainnya. Kemudian Rusia sebagai sebuah negara lawan menjadi ancaman bagi Montenegro tergait dengan sikap agresif Rusia di wilayah Eropa Timur dan pertentangan Rusia terhadap negara-negara Barat yang dianggap sebagai aliansi oleh Montenegro. 106

Berbanding terbalik dengan ancaman yang dimiliki, Montenegro juga memiliki peluang yang dapat mendukung untuk bergabung dengan NATO. Peluang tersebut ialah kerjasama Montenegro dengan negara-negara Euro-Atlantis. Montenegro sangat memprioritaskan kerjasama dengan Uni Eropa, NATO dan AS. Telah banyak kerjasama yang dilakukan oleh Montenegro dengan negara-negara yang menjadi aliansi aktor-aktor penting tersebut, seperti menerima bantuan dan hubungan diplomatis. Sehingga bagi Montenegro, hubungan bilateral dan multilateral yang pernah dilakukan menguntungkan Montenegro untuk dapat diakui dalam intengrasi menuju NATO. Peluang selanjutnya ialah kontribusi Montenegro dalam beberapa Organisasi Internasional, yakni Uni Eropa, NATO, dan PBB. Terkait kebijakan menjadi anggota NATO, Montenegro berkomitmen penuh dalam misi NATO di Afganisthan. Montenegro melihat kontribusi tersebut sebagai upaya pengakuan dari NATO. Faktor selanjutnya yang menjadi pertimbangan bagi Montenegro untuk mengambil kebijakan bergabung dengan NATO ialah faktor kemampuan. Analisa kemampuan Montenegro untuk bergabung dengan NATO dilihat dari, pertama kemampuan politik, yakni sistem politik Montenegro ialah sistem demokrasi. Sistem demokrasi merupakan ide yang sangat dipertimbangkan oleh aliansi NATO. Kedua, ialah kemampuan sosial dan budaya, dimana Montenegro memiliki keberagaman etnis dan keagamaan. Kemampuan masyarakat yang hidup dalam keberagaman tersebut menjadi nilai tambah bagi Montenegro. Selanjutnya ialah kemampuan geografi dan ekonomi Montenegro, dimana wilayah Montenegro yang geografis berkontribusi bagi pertumbuhan pariwisata. Hal tersebut sangat penting bagi perekonomian Montenegro. Sumber daya alam berupa agrikultural juga 107

memperkuat kemampuan ekonomi Montenegro. Terahir ialah kemampuan militer yang tentunya harus dimiliki terkait keanggotaan NATO. Montenegro memiliki prioritas terkait anggaran militer dan pertahanan dalam menjaga kedaulatan dan kebutuhan untuk berkontribusi dalam misi perdamaian oleh organisasi-organisasi internasional terutama NATO. Perilaku Montenegro terkait kebijakan untuk bergabung dengan NATO dirumuskan sesuai dengan tujuan dan kepentingan nasional. Bagi Montenegro, NATO akan membantu Montenegro untuk meningkatkan keamanan dalam menghadapi ancaman-ancaman yang dapat muncul di masa depan. Untuk itu Montenegro mengerahkan segala kemampuan dan peluang yang dimiliki negaranya untuk mewujudkan cita-cita nasional tersebut. 5.2 Saran Penelitian ini membahas hal-hal yang menyebabkan atau alasan mengapa Montenegro mengambil kebijakan luar negeri untuk bergabung dalam keanggotaan NATO menggunakan konsep state behaviour. Dengan batasan penelitian dari tahun 2006 hingga 2016, penelitian ini dibahasan dari awal diputuskannya kebijakan tersebut hingga Montenegro berhasil diundang dalam pembahasan aksesi oleh Montenegro. Jika terdapat ketertarikan dalam meneliti pembahasan ini, disarankan untuk mengkaji dampak dari bergabungnya Montenegro dalam keanggotaan NATO dengan menggunakan rangkaian konsep kajian kebijakan luar negeri. 108