BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terutama untuk level supervisor pada divisi sales. regional manager dan tiga sebagai supervisor.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

RENCANA AKSI AREA PERUBAHAN 6 PENGUATAN SDM APARATUR

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB VIII PENUTUP. dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Menyusun system remunerasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah melakukan penilaian kinerja (Performance Appraisal). Melalui

GUBERNUR JAWA TENGAH

PANDUAN MUTASI ATAU ROTASI TENAGA PERAWAT BAB I PENDAHULUAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2010

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM Aparatur

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian prestasi kerja, agar proses manajemen berjalan dengan baik.

LOGO TIP FTP - UB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengembangan karir karyawan pada dasarnya berorientasi pada

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur merupakan elemen terpenting bagi instansi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

REVIEW JOB DESCRIPTION DAN PEMBUATAN RANCANGAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DI PT. X

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013; 3. Peraturan Peme

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Seleksi Pegawai. Lembaga Penegak Hukum. Promosi.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. di dalam memilih pekerjaan, apakah di kantor-kantor pemerintah atau di instansi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

BAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi:

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKA BKN Nomor 1 Tahun 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Uraian Jabatan. Penyusunan. Pedoman

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi yaitu memaksimalkan laba. Tenaga kerja memberi sumbangan

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

BUPATI LAHAT PERATURAN BUPATI LAHAT NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PERBAIKAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI NEGERI KEDEPUTIAN SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

Manajemen Sumber Daya Manusia

2017, No II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara sebagai

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

VISI : TERCIPTANYA MANAJEMEN APARATUR PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN YANG PROFESIONAL BERBASIS E-PERSON

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Program Pengembangan Karir Widyaiswara. dan dibina oleh kepala lembaga diklat yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sebuah organisasi sumber daya manusia merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

Pengertian manajemen kinerja dan prinsip manajemen kinerja

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BAB V : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

PANDUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KUISIONER. Ya Tidak Keterangan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa kesimpulan yang merupakan inti dari seluruh pembahasan. Kemudian berdasarkan kesimpulan itu pula, penulis mencoba mengemukakan beberapa saran sebagai penunjang pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan X dalam hal pengembangan karier karyawannya, terutama untuk level supervisor pada divisi sales. Subjek penelitian ini berjumlah 4 (empat) orang, satu berposisi sebagai regional manager dan tiga sebagai supervisor. 5.1 Kesimpulan 1.1.1. Kesimpulan Subjek A Menurut subjek A perihal pengembangan karier karyawan di perusahaan X masih perlu banyak pengembangan dalam segala hal, khususnya dalam mengembangkan karyawan itu sendiri dan pengarahan yang diberikan oleh perusahaan, hingga mencapai pada harapan setiap karyawan dan perusahaan. 1.1.2. Kesimpulan Subjek B Subjek B dalam memberikan kesimpulannya mengambarkan kalaupengembangan karier karyawan pada perusahaan X harus dilakukan secara transparansi dan perusahaan harus memberikan informasi yang sejelasnya kepada setiap karyawan yang mempunyai kesempatan. 83

1.1.3. Kesimpulan Subjek C Dalam memberikan kesimpulannya subjek C mengatakan, perusahaan diharuskan memberikan kesempatan yang sama untuk semua karyawan, dan proses pengembangan karier karyawan harus dijalankan sesuai dengan yang sudah ada, hanya belum maksimal dijalankan. 1.1.4. Kesimpulan Subjek D Subjek D memberikan pendapat perihal kesimpulannya adalah peran perusahaan dalam memberikan pelatihan motivasi karyawan yang memberikan keyakinan dan kepercayaan diri kepada setiap karyawan agar jika ada kesempatan yang diberikan perusahaan setiap karyawan sudah siap, baik dari kemampuan maupun dalam kepercayaan dirinya. 1.2. Kesimpulan Keseluruhan 1. Sistem pengembangan karier karyawan di perusahaan X terbagi ke dalam 3 (tiga) bagian, yakni: a. Perencanaan karier. Perencanaan karier di perusahaan X sudah ada namun untuk dapat dikatakan sudah ideal sepertinya belum terlaksana. Selanjutnya terkait dengan kesempatan seorang karyawan untuk mengetahui peluang promosi (kepangkatan dan jabatan), rotasi dan pendidikan secara transparan atau kurang transparan. b. Manajemen karier. Rangkaian proses rekrutmen di perusahaan X mengikuti 3 (tiga) buah rangkaian proses, yaitu proses rekrutmen, seleksi dan penempatan. Dan untuk kriteria karyawan, pihak perusahaan X meminta agar seluruh karyawan memahami nilai-nilai 84

dan budaya perusahaan (perusahaan). Nilai-nilai perusahaan X yang wajib dimiliki oleh setiap pegawai adalah: integritas, keadilan, komitmen, disiplin, dan motivasi. c. Pengembangan karier. Pola karier yang sekarang ini masih belum berjalan sesuai dengan ideal yang ditetapkan perusahaan, artinya masih belum memberikan kesempatan yang sama bagi semua karyawan. 2. Gambaran Proses Pengembangan Karier Karyawan Di Perusahaan X Proses pengembangan karier di perusahaan X untuk level supervisor pada divisi sales mengikuti tahapan-tahapan: a. Assessment Merupakan alat untuk mengukur dan mengetahui potensi seseorang untuk Job Sprecification dari jabatan yang dijabat saat ini maupun untuk jenjang jabatan selanjutnya. b. Intervention Merupakan proses pengembangan karyawan berdasarkan assessment yang dibandingkan dengan Job Specification dan Job Description yang telah dibuat sebelumnya. Pemilihan metode intervensi ini merupkan hasil diskusi antara unit SDM (HR & GA), atasan langsung dan pihak-pihak yang berkepentingan. 85

c. Hasil/Result Berdasarkan penilaian pegawai (KPI, target penjualan dan kompetensi), maka karier pegawai di perusahaan X mermiliki 3 (tiga) alternatif kemungkinan: promosi, mutasi/rotasi, dan demosi. 1.3. Saran 1.3.1. Saran Internal Perusahaan 1. Bagian kepegawaian perusahaan X perlu menyusun rencana pengembangan karier yang sistematis dan komprehensif terutama difokuskan pada hal-hal sebagai berikut : a. Memberikan informasi pengembangan karier secara transparan, obyektif dan berkelanjutan kepada semua karyawan. b. Peningkatan penyelenggaraan pelatihan keterampilan teknis terutama berkaitan dengan keahlian yang menjurus pada baik jabatan struktural maupun fungsional. Hal ini untuk memberikan rangsangan bagi karyawan untuk memilih pengembangan kariernya. c. Penyusunan rencana strategis untuk pengembangan karier yang terintegrasi melalui jabatan struktural dan fungsional. d. Perumusan kebutuhan pelatihan yang terkait dengan pengembangan sistem manajemen kepagawaian dengan menggunakan komputerisasi dan penyediaan database yang selalu up to date. 2. Pelaksanaan peraturan berkaitan dengan pengembangan karier hendaknya bersifat obyektif dan transparan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan 86

motivasi karyawan untuk mengembangkan kariernya demi tercapainya tujuan perusahaan. 1.3.2. Saran Akademis 1. Penelitian perencanaan dan pengembangan karier kedepan perlu memperhatikan aspek perencanaan karier individual secara mendalam, dimana individu mempunyai peran yang lebih kuat dibanding aspek perusahaan dalam pengembangan karier. Selanjutnya aspek pimpinan cenderung berpengaruh terhadap pengembangan karier disamping aspek individu dan perusahaan. 2. Pola pembinaan karier yang baik adalah dengan cara memberikan kesempatan yang sama kepada semua karyawan dalam rangka pengembangan potensi masing-masing karyawan untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan melalui sistem pangkat, sistem diklat, sistem karier dan sistem prestasi kerja. Strategi implementasi pola perencanaan dan pengembangan karier karyawan di lingkungan perusahaan X divisi sales ini dapat dijadikan bahan referensi/kajian dalam melakukan penelitian lanjutan serta diharapkan dapat pula dijadikan masukan bagi pengelola sumber daya manusia perusahaan sebagai pemegang kebijakan. 87