KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Gedung Kementerian Agama Lantai. 17. Jalan M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat Telepon/Faksimili : (021) 3920663, 3920668 Website: balitbangdiklat.kemenag.go.id SURAT EDARAN KEPALA BADAN LlTBANG DAN DIKLAT NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LlNGKUNGAN BADAN LlTBANG DAN DIKLAT A. Umum KEMENTERIAN AGAMA Aspek penting dalam Pembangunan Reformasi Birokasi dan Zona Integritas adalah penguatan akuntabilitas. Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi secara khusus mengatur terkait akuntabilitas ini dan disusun dalam suatu sistem yang disebut SAKIP. Menurut Peraturan Presiden RI No 29 Tahun 2014, SAKIP adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan rangkaian sistematis dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP meliputi 5 (lima) dimensi yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Nilai SAKIP Kementerian Agama pada tahun 2016 adalah 68,14 dan meningkat dari tahun 2015 yaitu 62,01. Pada tingkat Eselon I, yaitu hasil evaluasi dan penilaian Inspektorat Jenderal, nilai SAKIP Badan Litbang dan Diklat tahun 2016 juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 71.68 dibandingkan tahun 2015 pada kisaran nilai 54.47. Untuk mendukung peningkatan nilai SAKIP Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2017 dan selanjutnya maka diperlukan regulasi internal dan rencana kerja yang terukur guna meningkatkan pengelolaan SAKIP Badan Litbang dan Diklat baik pada satuan kerja pusat atau daerah. Selain itu adanya perubahan regulasi PMA 42 tahun 2016 di mana distribusi pengelolaan SAKIP berada di beberapa bagian/bidang. Oleh karena itu maka regulasi ini akan mengatur tugas dan fungsi implementasi SAKIP Badan Litbang dan Diklat serta sebagai petunjuk teknis satuan kerja mengimplementasikan SAKIP. B. Maksud dan Tujuan 1. Memberikan kejelasan tugas dan fungsi satuan kerja terkait pengelolaan SAKIP. 2. Memberikan petunjuk pengelolaan SAKIP pada satuan kerja.
-2- C. Ruang Lingkup Ruang lingkup surat edaran meliputi pentingnya implementasi SAKIP di lingkungan Badan Litbang dan Diklat guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi dalam pencapaian visi dan misi Badan Litbang dan Diklat serta peningkatan nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Agama. D. Dasar Hukum 1. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2010 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi 2010-2025; 2. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Kementerian PAN RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Lapora Kinerja Instansi Pemerintah 4. KMA No. 702 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Lapora Kinerja Pada Kementerian Agama E. Sehubungan dengan pentingnya pembangunan SAKIP Badan Litbang dan Diklat dalam rangka mempercepat implementasi Reformasi Birokrasi, maka perlu disampaikan: 1. SAKI P meliputi 5 (lima) aspek penting yaitu perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja; 2. Setiap Satuan Kerja di lingkungan Badan Litbang dan Diklat harus mengimplementasikan SAKIP; 3. Sekretaris Badan Litbang dan Diklat berperan sebagai penanggungjawab implementasi SAKIP yang ada di Badan Litbang dan Diklat yang didukung oleh Kepala Bagian Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi serta Kepala Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Hukum, dan ditunjang oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran, Kepala Sub Bagian Evaluasi Program dan Pelaporan serta Kepala Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana. 4. Koordinator pengelola SAKIP pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) adalah Kepala Bagian Tata Usaha sedangkan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Our'an, Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
-3-5. Aspek perencanaan kinerja berkaitan dengan Rencana Strategis, Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja. Sesuai dengan tugas dan fungsi dalam PMA 42 tahun 2016, maka pemenuhan, kualitas dan pemanfaatan aspek ini sepenuhnya berada dalam koordinasi Kepala Bagian Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, yang ditunjang secara khusus oleh Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran; 6. Rencana Strategis Badan Litbang dan Diklat 2015-2019 harus segera direvisi dan disesuaikan dengan tugas dan fungsi organisasi sesuai dengan perubahan PMA 42 tahun 2016; 7. Setiap satuan kerja tidak perlu membuat Renstra sendiri akan tetapi cukup menginduk kepada Renstra Badan Litbang dan Diklat; 8. Perjanjian kinerja di lingkungan kerja Badan Litbang dan Diklat perlu disusun berjenjang dari tingkat Eselon I hingga Eselon V dan diturunkan menjadi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Jabatan Fungsional Tertentu dan Jabatan Pelaksana; 9. Indikator Kinerja Utama pada Kepala Badan Litbang dan Diklat bernilai outcome, indikator kinerja utama pada tingkat Eselon II bernilai outcome dan atau output. Indikator kinerja Eselon III dapat bernilai output atau outcome yang berada pada cakupan tingkatnya. Indikator kinerja pada Eselon IV bernilai output kegiatan. Indikator kinerja pada Eselon V bernilai output kegiatan. Sedangkan pada level individu/jabatan pelaksana, indikator kinerja bernilai proses atau input. 10. Bagian Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi memfasilitasi penyusunan Perjanjian Kinerja baik satuan kerja pusat atau daerah. 11. Perjanjian kinerja Kepala Badan Litbang dan Diklat harus disusun dan ditandatangani paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kalender setelah DIPA Badan Litbang dan Diklat diterima. Perjanjian Kinerja Eselon II di lingkungan Badan Litbang dan Diklat perlu disusun dan ditandatangani paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah DIPA Badan Litbang dan Diklat diterima. Perjanjian Kinerja Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Qur'an perlu disusun dan ditandatangani paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterima Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Qur'an. Perjanjian Kinerja Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan perlu disusun dan ditandatangani paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kalender setelah diterima Kepala Balai Litbang Agama atau Balai Diklat Keagamaan. 12. Penandatanganan perjanjian kinerja tingkat Eselon II terhadap Eselon I dan Eselon III Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan dilakukan dalam satu waktu yang dikoordinasikan oleh Bagian Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi. 13. Rencana kinerja tahunan atau RKT perlu disusun sebagai penjabaran dari dokumen Rencana Strategis Badan Litbang dan Diklat.
-4-14. Penandatanganan perjanjian kinerja Eselon III dan Eselon IV pad a lingkungan Sekretariat dibawah koordinasi Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi. Penandatanganan perjanjian kinerja Eselon III dan Eselon IV pad a Puslitbang dibawah koordinasi Sub Bagian Tata Usaha. Penandatanganan perjanjian kinerja Eselon III dan Eselon IV pada Pusdiklat dibawah koordinasi Bagian Tata Usaha Pusdiklat. Penandatanganan perjanjian kinerja Eselon IV dan Eselon V pada Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan berada dibawah tanggung jawab dan koordinasi Sub Bagian Tata Usaha masing-masing satuan kerja tersebut. Penandatanganan perjanjian kinerja Eselon III dan Eselon IV pada satuan kerja Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Qur'an berada dalam koordinasi Sub Bagian Tata Usaha Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Qur'an. Selanjutnya semua dokumen perjanjian kinerja satuan kerja pusat dan daerah wajib disampaikan kepada Sekretariat Badan Litbang dan Diklat dan didokumentasikan pada Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran. 15. Aspek pengukuran kinerja berkaitan dengan penjelasan dan pengukuran setiap indikator kinerja serta mekanisme pengumpulan data kinerja. Aspek ini sepenuhnya berada dalam tanggungjawab dan koordinasi Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana. Setiap indikator kinerja yang dijelaskan dalam Renstra dan Perjanjian Kinerja perlu didefinisikan dan dibuat pengukurannya serta mekanisme pengumpulannya. Untuk mendukung hal tersebut maka perlu dibuat manual book pengukuran indikator kinerja serta SOP pengumpulan data kinerja. 16. Selanjutnya pengukuran kinerja akan diukur berbasis aplikasi. 17. Evaluasi kinerja berkaitan dengan menilai kemampuan dalam melakukan evaluasi mandiri terhadap penerapan manajemen kinerja (Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja). 18. Evaluasi Renstra perlu dilakukan setahun sekali sebagai bentuk pencapaian visi dan misi organisasi Badan Litbang dan Diklat yang tercantum dalam Renstra. Evaluasi ini sepenuhnya berada dalam koordinasi Sub Bagian Evaluasi Program dan Pelaporan; 19. Evaluasi perjanjian kinerja perlu dilakukan secara berjenjang setiap triwulan baik satuan kerja pusat atau daerah. Evaluasi perjanjian kinerja Eselon II, Eselon III Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan harus dilaporkanl dipresentasikan setiap triwulan diminggu pertama kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat yang dikoordinasikan dan dijadwalkan oleh Sub Bagian Evaluasi Program dan Pelaporan; 20. Evaluasi perjanjian kinerja Eselon IV oleh Eselon III dan Eselon III oleh Eselon II pada lingkungan Sekretariat berada dalam koordinasi Bagian Organisasi, Kepegawaian, Dan Hukum. Pada wilayah kerja Puslitbang, evaluasi perjanjian kinerja Eselon III dan Eselon IV dikoordinasikan oleh
-5- Sub Bagian Tata Usaha Puslitbang. Pad a wilayah kerja Pusdiklat evaluasi perjanjian kinerja Eselon III dan Eselon IV berada dalam koordinasi Bagian Tata Usaha Pusdiklat. Evaluasi perjanjian kinerja Eselon V dan Eselon IV oleh Eselon III Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan berada dalam koordinasi Sub Bagian Tata Usaha masing-masing Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan. Evaluasi perjanjian kinerja Eselon III dan IV pada Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Our'an berada dalam koordinasi Sub Bagian Tata Usaha Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Our'an. Semua dokumen hasil evaluasi perjanjian kinerja selanjutnya dilaporkan pada Sekretariat Badan Litbang dan Diklat dan didokumentasikan oleh Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana; 21. Pelaporan Kinerja atau Laporan Kinerja (LKj) berkaitan pelaporan perjanjian kinerja. Pelaporan kinerja perlu disusun dan disampaikan setiap triwulanan dan tahunan; 22. Pelaporan kinerja triwulanan perlu dibuat oleh satuan kerja yang telah dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja satuan kerja dalam mencapai tujuan/sasaran strategis Badan Litbang dan Diklat. Laporan kinerja perlu disusun ditingkat Eselon I Badan Litbang dan Diklat, Eselon II yaitu Sekretariat, Puslitbang, Pusdiklat dan Lajnah Pentashihan Mushaf AI - Our'an, Eselon III Satuan Kerja yaitu Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan. Laporan kinerja menjelaskan keberhasilanl kegagalan, upaya mencapainya, tantangan/hambatan, dan strategi ke depan. 23. Pelaporan kinerja triwulanan Eselon II, Eselon III Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan dilaporkan kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat dan dikoordinasikan oleh Sub Bagian Evaluasi Program dan Pelaporan. 24. Pelaporan kinerja triwulanan Eselon I yaitu Kepala Badan Litbang dan Diklat terhadap Menteri Agama dikoordinasikan oleh Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana. 25. Setiap satuan kerja tingkat Eselon II, Eselon III Balai Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan wajib menyusun pelaporan kinerja tahunan (LKj) dan dikoordinasikan oleh Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana. Laporan kinerja tahunan menggambarkan isi perjanjian kinerja atau indikator kinerja lainnya yang relevan yang menggambarkan kinerja organisasi. Oleh karena itu maka Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana wajib memfasilitasi standarisasi penyusunan laporan kinerja tahunan. 26. Laporan kinerja tahunan tingkat Eselon I Badan Litbang dan Diklat disusun dan dikoordinasikan oleh Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana dan dilaporkan kepada Menteri Agama.
-6-27. Capaian kinerja menggambarkan tingkat pencapaian target kinerja, tingkat keandalan informasi kinerja, tingkat pencapaian kinerja dibandingkan dengan Eselon I lainnya. 28. Renstra, Perkin, RKT, Pelaporan kinerja (LKj) tahunan wajib dipublikasikan kepada masyarakat melalui website paling lambat 2 minggu setelah penetapannya.