BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN NILAI ULET PESERTA DIDIK SMA DI SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATERI REGULA FALSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN DENGAN SPSS 15 Oleh : Hendry PENDAHULUAN

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

III. METODOLOGI PENELITIAN

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini berlokasi di Universitas

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

Analisis Faktor-Faktor Penentu Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kota Manado Menggunakan Analisis Faktor

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Tujuan penelitian kuasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Mahasiswa KSR-PMI Universitas

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN PADA KONTRAK LUMP SUM (Studi Kasus: Proyek Apartment And Soho Ciputra World)

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini di mulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pelayanan Jaminan Kesehatan Bali Mandara

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG

III. METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan ritel yaitu Indomaret

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SUMATIF FISIKA MENGGUNAKAN METODE SELF DAN FEEDBACK REVISION

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

Penerapan Analisa Faktor dalam Membentuk Faktor Laten yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi,

Nurkhasanah Universitas Muhammadiyah Purworejo

Bab 4 ANALISIS FAKTOR DENGAN SPSS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di sebuah distro yaitu Distro Inspired Soekarno Hatta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey, sedangkan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI DINAS PU. BINA MARGA KABUPATEN SUMENEP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ketawanggede Malang. Pemilihan

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Pendidikan Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu tes, pengukuran dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung. 1 Tes juga merupakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku dari peserta tes. 2 Oleh karena itu tes itu sendiri dapat diukur untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang ada dalam tes tersebut. Pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal. Dasar-dasar pengembangan tes tersebut dibangun atas model-model matematika yang secara berkesinambungan dan terus teruji kelayakannya melalui ilmu psikometri. 3 Gronlond & Linn yang dikutip Kusaeri, mendefinisikan penilaian sebagai sesuatu proses yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan sebarapa jauh seseorang atau sekelompok siswa mecapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Jadi, penilaian adalah suatu prosedur sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. 4 Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran dan pengujian inilah yang dalam dunia pendidikan dikenal dengan tes. 5 Hasil 1 S. Eko putro Widoyoko, evaluasi program pembelajaran, (Pustaka Belajar, 2009), 1. 2 Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), 6. 3 Kusaeri,Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 15. 4 Ibid, halaman 17. 5 Anas Sudijiono, pengantar evaluasi pendidikan, (Raja grafindo Persada, 1995), 5. 8

9 yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feedback). 6 Tujuan evaluasi untuk menetukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. 7 untuk itu tes yang digunakan untuk evaluasi atau Ujian Sekolah dapat dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang terkandung dalam tes tersebut. B. Analisis Butir Soal Analisis butir soal pada tes tulis merupakan kegiatan penting dalam pengembangan tes agar diperoleh soal yang bermutu. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya tentang kemampuan siswa. 8 Manfaat analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya: (1) dapat membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang digunaka relevan, (2) relevan bagi penyusunan tes informal, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat memperbaiki tes, (5) menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan. 9 Thomas Butt yang dikutip Sumardyono memaparkan sudut pandang klasifikasi soal atau masalah sebagai berikut: 10 1. Tipe soal ingatan (recognition) Tipe ini biasanya meminta kepada siswa untuk mengenali atau menyebutkan fakta-fakta matematika, definisi, atau pernyataan suatu teorema/dalil. Bentuk soal yang dipakai biasanya bentuk soal benar-salah, pilihan ganda, mengisi yang kosong, atau dengan format menjodohkan. 2. Tipe soal prosedural atau algoritma (algorithmic) Tipe ini menghendaki penyelesaian berupa sebuah prosedur langkah demi langkah, dan seringkali berupa 6 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) 2. 7 Ibid, halaman 6. 8 Kusaeri,Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 102. 9 Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), 164. 10 Sumardyono, Pengertian Dasar Problem Solving, 2011, (online) (http://erlisilitonga.files.wordpress.com/2011/12/pengertiandasarproblemsolving_smd.pdf, diakses 23-01-2015)

10 algoritma hitung. Pada soal tipe ini, umumnya siswa hanya memasukkan angka atau bilangan ke dalam rumus, teorema, atau algoritma. 3. Tipe soal terapan (application) Soal aplikasi memuat penggunaan algoritma dalam konteks yang sedikit berbeda. Soal-soal cerita tradisional umumnya termasuk kategori soal aplikasi, dimana penyelesaiannya memuat: (a) merumuskan masalah ke dalam model matematika, dan (b) memanipulasi simbolsimbol berdasarkan satu atau beberapa algoritma. Pada soal tipe ini umumnya siswa mudah mengenal rumus atau teorema yang harus dipergunakan. Satu-satunya keterampilan baru yang harus mereka kuasai adalah bagaimana memahami konteks masalah untuk merumuskannya secara matematis. 4. Tipe soal terbuka (open search) Berbeda dengan tiga tipe soal sebelumnya, maka pada tipe soal terbuka ini strategi pemecahan masalah tidak tampak pada soal. Soal-soal tipe ini umumnya membutuhkan kemampuan melihat pola dan membuat dugaan. Termasuk pada tipe soal ini adalah soal-soal matematika yang berkaitan dengan teka-teki dan permainan. 5. Tipe soal situasi (situation) Salah satu langkah krusial dalam tipe ini adalah mengidentifikasi masalah dalam situasi tersebut sehingga penyelesaian dapat dikembangkan untuk situasi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan dalam soal ini antara lain: Berikan masukan atau pendapat kamu!, Bagaimana seharusnya?, Apa yang mesti dilakukan?. Dalam matematika, umumnya soal-soal tipe ini berkenaan dengan kegiatan mandiri atau soal proyek, di mana siswa dituntut untuk melakukan suatu percobaan, penggalian atau pengumpulan data, pemanfaatan sumber belajar baik berupa buku, media, maupun ahli (expert). Analisis butir soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis untuk menemukan faktor-faktor yang terkandung dalam soal dengan menggunakan tipe soal terapan. Soal terapan adalah soal mengenai aplikasi konsep matematika

11 ke dalam masalah sehari-hari. Hal ini karena pemecahan masalah merupakan aktivitas yang membantu siswa untuk dapat mengetahui dan menyadari hubungan berbagai konsep dalam matematika dan juga aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga soal terapan dapat digunakan sebagai acuan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Analisis statistika yang digunakan untuk menganalisis butir soal dalam penelitian ini adalah analisis faktor, sehingga dapat diketahui: 1. Aspek aspek apa saja yang diukur oleh setiap butir soal 2. Berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu 3. Faktor-faktor apa yang diukue oleh suatu butir soal Produk analisis faktor ini dapat menganalisis dan mempertimbangkan apakah suatu tes betul-betul mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang hendak diukur oleh tes yang bersangkutan. Dalam penilaian hasil belajar sering digunakan skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan indikator dari variabel yang diukur sesuai dengan apa yang terungkap dalam kontruksi teoritisnya. C. Analisis Faktor Analisis faktor adalah sebuah metode statistic yang biasa dipergunakan, dalam pengembangan alat ukur, untuk menganalisis hubungan diantara banyak sekali variabel. Dengan analisis faktor tersebut dapat diketahui kemampuan atau traits apa yang di ukur oleh setiap butir soal tersebut bermuatan faktor atau traits tertentu. Selain itu juga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang diukur oleh sejumlah butir soal atau oleh seluruh butir soal. 11 Pengertian ini bersifat terpendam dan abstrak sehingga berkaitan dengan banyak indikator perilaku empiris yang menuntut adanya uji analisis seperti analisis faktor. Analisis faktor merupakan kumpulan prosedur matematik yang komplek guna menganalisis adanya saling 11 Midjijo, Tes Hasil Belajar,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 41

12 hubungan diantara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan tersebut dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. Sebuah faktor adalah kombinasi aitem-aitem tes yang diyakini sebagai suatu kumpulan. Aitemaitem yang berhubungan membentuk sebagian dari konstrak dan dikelompokkan bersama, aitem-aitem yang tidak berhubungan tidak membentuk bagian dari konstrak dan harus dikeluarkan dari kelompoknya. 12 Analisis faktor juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu himpunan variabel amatan. Analisis faktor sering digunakan pada reduksi data untuk mengidentifikasi sejumlah kecil faktor yang menerangkan beberapa faktor yang mempunyai kemiripan karakter. Tujuan reduksi data adalah untuk mengeliminasi variabel independen yang saling berkorelasi sehingga akan diperoleh jumlah variabel yang lebih sedikit dan tidak berkorelasi. Variabelvariabel yang saling berkorelasi mempunyai kesamaan/kemiripan karakter dengan variabel lainnya sehingga dapat dijadikan satu faktor. Tujuan penggunaan analisis faktor adalah meringkas saling hubungan antar variabel-variabel yang ada, tetapi dengan arti yang tepat, sebagai suatu penolong dalam membuat sejumlah pengertian. Metode tersebut dilakukan dengan bantuan komputer untuk menilai apakah butir-butir yang beragam dalam suatu survei memiliki kebersamaan dalam suatu faktor. Melalui analisis faktor dapat melihat apakah spesifikasi konstruk yang dikembangkan secara teoritik telah sesuai dengan konsep konstruk yang mendasarinya setelah dilakukan ujicoba di lapangan. Jadi secara esensial, analisis faktor adalah suatu teknik analisa penyaring untuk menganalisis saling hubungan di antara butir-butir instrumen, Dalam mengembangkan suatu tes yang sifatnya psikologis, maka analisis faktor sangat relevan untuk menguji kesahihan konstruk. Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis butirbutir instrumen yang terdapat dalam sejumlah faktor tertentu. 12 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas Edisi 4 (Yogyakarta : Pustaka Belajar), 121

13 Butir-butir yang memiliki unsur kebersamaan (common factor) digabung menjadi suatu faktor baru. 13 Dalam analisis faktor dikenal dua macam prosedur yang dilandasi oleh dasar fikiran yang agak berbeda yaitu pendekatan eksploratori (exploratory factor analysis) dan pendekatan konfirmatori (confirmatory factor analysis). 14 Pendekatan eksploratori digunakan untuk melihat berapa banyak faktor yang dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan di antara seperangkat indikator dengan cara mengamati besarnya muatan faktor. Pendekatan konfirmatori digunakan untuk menguji apakah jumlah faktor yang diperoleh secara empiris sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun secara teoritik atau menguji hipotesis-hipotesis mengenai eksistensi konstruk. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis faktor eksploratori. Ada empat langkah penting didalam analisis faktor yaitu: (1) solusi awal (initial solution), (2) ekstraksi (extracting the factors), (3) rotasi (rotating the factors), dan (4) memberi nama faktor (naming the factors). 15 Dalam melakukan analisis faktor, peneliti menggunakan bantuan software Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 16 dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Solusi Awal (Initial Solution) Solusi awal dilakukan untuk menguji kelayakan analisis, yaitu untuk melihat terpenuhinya asumsi sebagai syarat dapat dilakukan analisis faktor. Kriteria untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisis faktor ditentukan oleh dua hal yaitu harga koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Bartlett s Sphericity test. Uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) diperlukan untuk melihat kecukupan sampel yang dianalisis (sampling adequacy). Nilai KMO ini diperoleh dengan 13 Yusrizal, Pengujian Validitas Konstruk Dengan Menggunakan Analisis Faktor, JURNAL TABULARASA PPS UNIMED, 5:1, (Juni 2008), 73. 14 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas Edisi 4 (Yogyakarta : Pustaka Belajar),123 15 Ocal, M. E., Oral, E. L., Erdis, E., dan Vural, G, Industry Financial Ratios-Application of Factor Analysis in Turkish Construction Industry, (Journal of Building and Environment, 42, 2007), 387

14 membandingkan besarnya koefisien korelasi terobservasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah rumus KMO yang rumuskan oleh Marija J. Norusis: 16 KMO= P P i=1 P 2 j=1 r ij P 2 j=1 r ij P P i=1 i=1 + j=1 a ij Dimana : i : 1, 2, 3,, p dan j = 1, 2, 3,, p Rij : koefisien korelasi terobservasi antara variabel I dan j aij : koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j Menurut Subhash Sharma, tabel KMO ditunjukkan sebagai berikut: 17 Tabel 2.1 Kaiser-Meyer-Olkin 2 Ukuran KMO 0. 90 0. 80 0. 70 0. 60 0. 50 Dibawah 0.50 Rekomendasi Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Ditolak Dengan demikian, jika nilai KMO kurang dari 0,50 maka analisis faktor tidak sesuai untuk variabel-variabel tersebut. Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel. Jika variabel X1, X2,,Xp independen (bersifat saling bebas), maka matriks korelasi antar variabel sama dengan matriks identitas. Uji Bartlett memiliki 16 Zaenal Fanani, Analisis Faktor, (http://www.scribd.com/doc/45659380/analisis-faktor ), 4. 17 Ibid, halaman 5

15 keakuratan (signifikansi) yang tinggi p < 0,00000, memberi implikasi bahwa matriks korelasi cocok untuk analisis faktor. Hasil uji Bartlett merupakan hasil uji atas hipotesis: H o : Matriks korelasi = matriks indentitas H i : Matriks korelasi matriks identitas Penolakan terhadap Ho dilakukan dengan dua cara : 1) Nilai uji Bartlett > tabel chi-square 2) Nilai signifikansi < taraf signifikansi 5% Uji Bartlett dirumuskan oleh Marija J. Norusis sebagai berikut: 18 Bartletss Test=-ln R n-1-2p+5 6 Dimana : R : nilai determinan N : jumlah data P : jumlah item/ butir/ variabel Jika H o ditolak maka analisis multivariat layak untuk digunakan terutama analisis faktor. b. Ekstraksi (extracting the factors) Proses ekstraksi dilakukan untuk mendapatkan lebih sedikit faktor (eigenvalues factor) dari sejumlah variabel dan sumbangan faktor terhadap keseluruhan variabel (total variance explained). Terdapat beberapa metode untuk melakukan ekstraksi. Dalam penelitian ini menggunakan salah satu metode yaitu analisis komponen utam (principal component analysis). c. Rotasi (rotating the factors) Rotasi adalah proses memutar sumbu mendekati koordinat titik-titik variabel. Proses ekstraksi hanya menentukan jumlah faktor yang meringkas keseluruhan variabel, namun belum menentukan distribusi variabel variabel ke dalam faktor-faktor yang meringkasnya. Rotasi melakukan proses yang belum dilakukan oleh prosedur ektraksi dengan menarik butir-butir kedalam faktor-faktor terdekat. 18 Zaenal Fanani, Analisis Faktor, (http://www.scribd.com/doc/45659380/analisis-faktor), hal. 5

16 d. Nama faktor (naming the factors) Langkah terakhir adalah menamai (labeling) faktor yang terbentuk dari proses ekstraksi dan rotasi. Nama diberikan berdasarkan kesamaan ciri variabel/item yang menjadi muatan faktor.